BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TEORI TINDAK TUTUR

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

2015 ANALISIS KONTRASTIF TINDAK TUTUR UCAPAN SELAMAT DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelian sekaligus memuaskan konsumen. Kepuasan akan tercapai dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS URUTAN STRATEGI PENOLAKAN DALAM BAHASA JEPANG OLEH PEMELAJAR BAHASA JEPANG TINGKAT III S1 FIB UI: STUDI MENGENAI TRANSFER PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

III. METODE PENELITIAN. M. Nazir (1999:51) mengartikan metode penelitian adalah:

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pasar dapat memberitahu kita mengenai kualitas dan pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya air dan udara yang menjadi salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

BAB V PENUTUP. bentuk tuturan, strategi kritik yang digunakan, dan hubungan penggunaan strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah kuantitatif, karena jenis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa selalu digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak dikenal adanya kata serapan (gairaigo). Banyaknya pemakaian

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat berkomunikasi menggunakan bahasa, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung (Chaer dan Agustina, 2004: 14). Pada saat melakukan interaksi sosial ini, seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar bahasa, seperti melakukan seleksi terhadap bunyi, konstruksi bahasa dan pilihan kosakata dari bahasa yang akan dipergunakan yang disesuaikan menurut pertimbangan dengan siapa ia berbicara, di mana percakapan terjadi, situasi tempat terjadinya percakapan dan lain-lain (ibid.) Tujuannya tidak lain adalah untuk membina hubungan sosial yang baik di dalam masyarakat. Bagi seseorang yang mempelajari bahasa asing, untuk dapat melakukan komunikasi yang tepat dan wajar dalam suatu bahasa diperlukan lebih dari sekedar menguasai struktur gramatikal bahasa yang sedang dipelajarinya (Smith. 1987: 1). Dalam melakukan komunikasi dengan bahasa apapun, peserta tutur perlu mempelajari kapan, dengan siapa dan bagaimana pemakaian suatu ujaran yang tepat yang biasa digunakan dalam suatu bahasa. Misalnya saat mengucapkan pertanyaan, permintaan, penolakan, permintaan maaf dsb (ibid.). Bukan saja disebabkan oleh karakteristik gramatikal yang terdapat pada tiap bahasa, tetapi

2 juga adanya pengaruh nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalam bahasa tersebut. Hal ini tentunya juga perlu diperhatikan oleh pemelajar bahasa asing. Bukan tidak mungkin dapat terjadi kesalahpahaman di antara penutur asli dengan pemelajar yang bukan penutur asli yang menggunakan bahasa yang sama tetapi tidak dapat menyampaikan pesan yang sama dalam berkomunikasi (Yamagashira. 2001: 260). Kesalahpahaman seperti ini tentunya dapat menghambat hubungan sosial yang terjalin antara penutur asli dan bukan penutur asli tersebut. Seperti pada ungkapan penolakan. Pada saat mengungkapkan penolakan, terdapat berbagai macam strategi yang dipakai oleh penutur untuk menyampaikannya kepada mitra bicara. Selain dengan penolakan yang diungkapkan dengan lugas dan langsung seperti penggunaan kata tidak ada juga yang mengungkapkannya secara tidak langsung dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. Pada umumnya, penutur menggunakan strategi penolakan secara tidak langsung untuk menjaga perasaan mitra bicaranya dan untuk menghindari kesan tidak sopan dan kasar karena telah melakukan penolakan. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah bagaimana penolakan tersebut disampaikan di dalam tuturan dapat bervariasi menurut budaya dan bahasa masing-masing. Dengan kata lain, pemelajar bahasa asing mungkin telah mampu melakukan tuturan yang sama dengan penutur asli bahasa tersebut, akan tetapi pemilihan strategi yang dipakai mungkin dapat berbeda. Kesalahpahaman biasanya terjadi di antara penutur asli dengan pemelajar bahasa yang menggunakan bahasa yang sama tetapi tidak dapat menyampaikan pesan yang sama dalam berkomunikasi. Sebagian besar terjadi akibat pengaruh pemakaian kaidah bahasa pertama ke dalam bahasa target yang dilakukan oleh pemelajar bahasa asing. Banyak ahli linguistik yang percaya bahwa bahasa pertama dan budaya yang dimiliki pemelajar bahasa asing berpengaruh dalam memproduksi dan berkomunikasi dengan bahasa asing yang dipelari. Pengaruh tersebut diyakini mempunyai dampak yang positif dan negatif. Seperti pada hasil penelitian mengenai adanya transfer negatif (negative transfer) yang terdapat pada strategi penolakan bahasa Inggris yang dilakukan orang Jepang yang mempelajari bahasa tersebut sebagai pengaruh dari persepsi pemelajar mengenai status hubungan

3 dengan mitra bicara (Beebe, Takahashi, & Uliss-Weltz, 1990). Dari hasil penelitian mereka yang membandingkan formula semantik pada urutan strategi, kekerapan muncul, dan juga muatan pada tuturan penolakan dalam bahasa Inggris oleh orang Jepang dan orang Amerika, terbukti bahwa terjadi transfer pragmatik (pragmatic transfer) pada situasi penolakan terhadap permohonan, ajakan dan penawaran dari empat situasi yang diteliti (termasuk situasi penolakan terhadap saran) yang dilakukan oleh orang Jepang sebagai pengaruh dari pemakaian kaidah-kaidah bahasa pertama terhadap bahasa kedua yang dipelajarinya. Tertarik mengenai apakah transfer pragmatik terjadi juga pada urutan strategi penolakan yang digunakan penutur asli bahasa Indonesia yang mempelajari bahasa Jepang, diangkatlah tema ini menjadi tema yang akan dibahas di dalam skripsi ini. Strategi penolakan yang akan diteliti di dalam skripsi ini hanya meliputi urutan strategi yang digunakan di dalam tuturan penolakan pada situasi ajakan yang terjadi di lingkungan universitas. 1.2 Permasalahan Dalam melakukan sebuah penolakan, selain untuk menyampaikan maksud penolakan, penutur juga berusaha menjaga hubungan baik dengan mitra bicara agar tidak rusak. Untuk itu, biasanya penutur memakai strategi tertentu dalam melakukan tuturan penolakan daripada sekedar mengatakan kata tidak saja. Penggunaan strategi dalam tuturan penolakan ini pun dapat berbeda-beda dalam suatu budaya. Permasalahan yang diangkat di dalam skripsi ini terfokus pada urutan strategi penolakan pada tuturan penolakan yang dilakukan oleh pemelajar bahasa Jepang. Dengan membandingkan urutan strategi yang terdapat pada tuturan penolakan yang dilakukan oleh penutur asli bahasa Jepang sebagai bahasa target pemelajar dan penutur asli bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama pemelajar, dapat diketahui urutan strategi yang digunakan ketiga kelompok responden pada situasi ajakan yang dibedakan atas status usia dan hubungan keakraban antara penutur atau penolak dengan mitra bicaranya. Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, pertanyaan penelitian pada skripsi ini meliputi:

4 1. Apakah urutan strategi penolakan yang dilakukan pemelajar terhadap situasi ajakan dengan menggunakan bahasa Jepang serupa dengan urutan strategi yang dilakukan penutur asli bahasa Jepang? 2. Apakah terdapat transfer pragmatik saat pemelajar melakukan tuturan penolakan dalam bahasa Jepang? 1.3 Pembatasan Masalah Sebagai pembatasan masalah, penelitian hanya mencakup urutan strategi penolakan pada tuturan penolakan yang terdapat pada situasi ajakan. Mengenai strategi penolakan pada situasi permohonan, penawaran dan saran tidak akan dibahas dalam skripsi ini. Aspek gramatikal juga tidak dibahas pada skripsi ini. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui urutan strategi penolakan yang dipakai oleh penutur asli bahasa Indonesia, penutur asli bahasa Jepang, dan pemelajar bahasa Jepang melalui formula semantik yang terdapat pada tuturan penolakan terhadap situasi ajakan. Kemudian dapat dilihat apakah terdapat transfer pragmatik yang dilakukan pemelajar dalam melakukan penolakan dengan bahasa Jepang tersebut. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan atau upaya untuk menerangkan suatu fenomena yang terjadi (Ruseffendi. 1994: 4). Metode penelitian memberikan gambaran objektif dan berusaha menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian secara sistematis. 1.5.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Tujuan pendekatan kuantitatif adalah untuk mencari frekuensi dari pemakaian strategi yang terdapat pada tuturan penolakan yang dipengaruhi oleh variabel-variabel tertentu yang relevan dengan masalah yang diangkat dalam

5 penelitian ini. Sedangkan tujuan pendekatan kualitatif adalah untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang lebih jelas mengenai data yang dikumpulkan dari responden yang sekaligus merangkap menjadi informan. Alasan penulis menggunakan kedua pendekatan ini agar diperoleh jumlah frekuensi pemakaian strategi penolakan dalam sebuah tuturan penolakan berdasarkan urutan pemakaiannya sekaligus untuk mendapatkan pola atau gambaran umum mengenai strategi yang dipakai untuk melakukan sebuah tuturan penolakan. 1.5.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan suatu bentuk penelitian yang memberikan penjelasan seluruh aspek penelitian. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menganalisis mengapa peristiwa terjadi maupun mencoba menguji suatu teori. Dalam penelitian ini akan dijelaskan apakah terdapat transfer pragmatik pada urutan strategi penolakan yang dilakukan pemelajar bahasa Jepang terhadap situasi ajakan. Berdasarkan manfaatnya, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian murni (basic research). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab keingintahuan penulis mengenai urutan strategi penolakan yang terdapat pada tuturan penolakan oleh pemelajar bahasa Jepang dan membandingkannya dengan urutan strategi penolakan yang terdapat pada tuturan penolakan oleh penutur asli bahasa Jepang dan penutur asli bahasa Indonesia. Berdasarkan dimensi waktu, jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian cross-sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Februari 2008. Berdasarkan teknik pengumpulan data, jenis penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sekaligus mewawancarai responden yang juga sekaligus menjadi informan untuk mendapatkan keterangan lebih detail mengenai data yang diperoleh.

6 1.5.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya seringkali diidentifikasikan sebagai kumpulan unsur yang menjadi objek penelitian (Singarimbun. 1982:3). Populasi target adalah batasan ideal tentang populasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dapat menggambarkan populasinya. Sampel merupakan representasi karakteristik suatu populasi. Perumusan populasi target dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Isi/satuan : Mahasiswa/i FIB UI yang tidak mempelajari bahasa Jepang, mahasiswa/i Program BIPA FIB UI, dan mahasiswa/i Program Studi Jepang tahun ketiga FIB UI. Waktu : 18 22 Februari 2008 Pemilihan populasi didasari oleh tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan data tuturan penolakan dalam bahasa Jepang yang dilakukan penutur asli bahasa Jepang (oleh mahasiswa/i BIPA FIB UI) dan tuturan penolakan dalam bahasa Indonesia yang dilakukan penutur asli bahasa Indonesia (oleh mahasiswa/i FIB UI yang tidak mempelajari bahasa Jepang), untuk dibandingkan dengan tuturan penolakan bahasa Jepang yang dilakukan pemelajar bahasa Jepang (oleh mahasiswa/i Program Studi Jepang FIB UI). Dalam perumusan populasi target penelitian di atas maka ditentukan pula unit analisis dan unit observasinya. Unit analisis adalah bagian dari populasi atau satuan yang diteliti, sedangkan unit observasi adalah bagian dari populasi atau satuan darimana informasi didapatkan. Dalam penelitian ini unit analisis dan unit observasinya sama yaitu mahasiswa/i FIB UI yang tidak mempelajari bahasa Jepang, mahasiswa/i Program BIPA FIB UI, dan mahasiswa/i Program Studi Jepang tahun ketiga FIB UI. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 orang yang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah 11 orang responden penutur asli bahasa Indonesia yang mengisi kuesioner dengan bahasa Indonesia (II). Responden pada kelompok ini adalah mahasiswa/i S1 FIB UI dari beberapa program studi selain program studi Jepang yang berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia. Kisaran umur responden ini antara 20 tahun

7 sampai dengan 24 tahun. Mahasiswa/i FIB UI dipilih karena merupakan penutur asli bahasa Indonesia. Status responden sebagai mahasiswa juga dijadikan pertimbangan pemilihan karena merupakan bagian dari lingkup universitas Indonesia yang dijadikan latar situasi. Kelompok kedua adalah 11 orang penutur asli bahasa Jepang yang mengisi kuesioner dengan bahasa Jepang. Para responden ini merupakan mahasiswa/i yang berasal dari Jepang yang sedang menempuh kuliah di program BIPA FIB UI. Kisaran umur responden adalah 21 tahun sampai dengan 35 tahun. Mereka dipilih sebagai responden karena selain merupakan penutur asli bahasa Jepang, mereka juga berada di dalam lingkup universitas Indonesia sebagai mahasiswa. Kelompok ketiga merupakan kelompok yang menjadi inti penelitian ini. Responden pada kelompok ini adalah 11 orang mahasiswa/i Program Studi Jepang FIB UI tahun ketiga. Kisaran umur responden adalah 20 sampai dengan 21 tahun. Mahasiswa/i tahun ketiga dipilih karena mereka dianggap mempunyai kemampuan berbahasa Jepang yang secara umum relatif lebih baik daripada mahasiswa/i tahun pertama dan kedua. Dengan pertimbangan bahwa mahasiswa/i tahun ketiga telah mendapatkan mata kuliah linguistik Jepang, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, sehingga pemahaman terhadap bahasa Jepang yang dipelajari dianggap lebih tinggi. Dalam penelitian ini, seluruh populasi yang dijadikan objek penelitian yaitu mahasiswa/i FIB UI yang tidak mempelajari bahasa Jepang, mahasiswa/i Program BIPA FIB UI, dan mahasiswa/i Program Studi Jepang tahun ketiga FIB UI, dijadikan sebagai sampel. Hal ini karena jumlah populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini relatif sedikit. Oleh karena itu, penelitian ini mengumpulkan data dari seluruh anggota populasi atau biasa disebut dengan total sampling. 1.5.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan penulis untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik penelitian. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Teknik pengumpulan data melalui survey dilakukan dengan mengambil sampel

8 dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun. 1982: 3). Data yang dikumpulkan pada saat penelitian meliputi: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan dari responden oleh peneliti. Teknik yang digunakan adalah wawancara berstruktur dengan menggunakan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang ditujukan kepada 33 responden yang menjadi subjek penelitian. Kuesioner yang digunakan adalah discourse completion test (DCT). Kasper dan Dahl menjelaskan mengenai DCT sebagai sebuah sebuah kuesioner tertulis yang menggambarkan beberapa situasi, diikuti dengan beberapa dialog pendek dengan sebuah rumpang kosong yang akan diisi dengan tindak tutur yang sedang dipelajari (Kwon. 2004. 341). Dialog biasanya dimulai dengan sebuah percakapan pembuka yang diikuti dengan sebuah rumpang berisi dialog yang belum selesai. Di dalam rumpang tersebut, responden diminta melengkapi dialog sesuai dengan situasi masing-masing. Rumpang dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya dapat menjawab sesuai dengan tindak tutur yang sedang dipelajari. Di dalam DCT ini, kuesioner berbentuk terbuka sehingga responden dapat bebas menjawab sesuai dengan situasi yang diminta. Selain menggunakan kusioner, penelitian ini juga mengumpulkan data primer melalui wawancara sebagai penunjang data yang telah diperoleh melalui DCT maupun mencatat pernyataan-pernyataan spontan yang dikeluarkan responden saat mengisi DCT. Wawancara dilakukan dengan responden yang sekaligus merangkap sebagai informan. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan oleh pihak lain. Penulis mengumpulkan sejumlah data yang diperoleh dari buku, jurnal, internet, dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang penulisan skripsi, masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sumber data yang digunakan.

9 BAB II Teori Tindak Tutur berisi tentang teori tindak tutur Austin dan beberapa pendapat mengenai transfer pragmatik dan juga strategi penolakan dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. BAB III Analisis Data berisi tentang analisis sumber data yaitu angket yang diambil dari 33 orang responden, terdiri dari 11 orang penutur asli bahasa Jepang, 11 orang penutur asli bahasa Indonesia, dan 11 orang penutur asli bahasa Indonesia yang mempelajari bahasa Jepang. BAB IV Kesimpulan berisi tentang kesimpulan dari analisis yang dilakukan.