BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. 1993, namun setelah tahun 1993 Posyandu mengalami penurunan fungsi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang strategis serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, tentunya banyak menghadapi masalah kesehatan masyarakat (Rihardi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA. Di Posyandu Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Balita masih tinggi. Angka Kematian Bayi dan Balita yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

183 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan kegiatan imunisasi (Depkes, 2000). Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Berdasarkan survey lainya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena masih banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan dan belum dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari dalam diri dan merupakan pendorong untuk melakukan kegiatan, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu dan merupakan pengaruh dari orang tua atau lingkungan, misalnya seorang ibu membawa balitanya ke posyandu karena ada dorongan dari suami, keluarga, atau orang lain (Purwanto, 1999). Kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung dengan ibunya. Kunjungan ibu dengan membawa balita ke posyandu karena adanya motif tertentu misalnya agar anaknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Untuk itu, motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kesehatan balitanya. Menurut Uphoff (2002) dengan membawa balita ke posyandu maka akan mendapatkan manfaat yaitu anak mendapatkan kesehatan ke arah yang lebih baik, mendapatkan kemudahan pelayanan di satu kesempatan dalam satu tempat sekaligus, dapat menghindari pemborosan waktu, tingkat partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan 1

2 cakupan pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan balita. Posyandu di Indonesia berdiri sejak tahun 1984, dan dalam perkembangannya posyandu tumbuh dengan pesat hingga tahun 1993. Posyandu dapat berkembang pesat disebabkan oleh relatif rendahnya pembiayaan penyelenggaraan namun dapat menjangkau cakupan target yang lebih luas, sehingga posyandu menjadi alternatif pelayanan kesehatan yang harus dipertahankan, dan pada tahun 1999 pemerintah melakukan pembaharuan posyandu (Poerdji, 2002). Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat, termasuk posyandu (Widiastuti, 2006). Jumlah Posyandu di Indonesia pada tahun 1997 sebanyak 240.000 buah, sementara jumlah ibu dan balita yang rutin mengikuti pemantauan dan promosi pertumbuhan mencapai 60-80%. Setelah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, jumlah tersebut menurun menjadi 30-50% (Manuhutu, 2005). Hasil penelitian Ulfah (2002) menunjukkan bahwa pemanfaatan posyandu di propinsi Sumatera Utara hanya sebesar 15,18%. Pada masa Orde Baru, pemanfaatan posyandu balita dengan pelayanan informasi kesehatan ibu dan anak sangat efektif dalam menurunkan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Dalam waktu lima tahun (1985-1990), Angka Kematian Bayi Indonesia turun sebesar 15 poin yaitu 73 per 1000 kelahiran hidup menjadi 58 per 1000 kelahiran hidup. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia juga turut mempengaruhi kegiatan posyandu, dimana peran posyandu dalam menunjang kesehatan

3 masyarakat juga ikut merosot. Demikian juga dengan tingkat kunjungan balita ke posyandu menurun. Munculnya kasus-kasus penyakit polio, gizi buruk, menunjukkan bahwa pemantauan dan promosi pertumbuhan yang dilaksanakan di Posyandu melemah. Survey Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2000 menunjukkan bahwa masih terdapat 23 Kabupaten di Indonesia dengan prevalensi gizi kurang lebih 40% dan ini dapat mengakibatkan kematian pada bayi (Manuhutu, 2005). Tingginya angka kematian balita menunjukkan bahwa belum maksimalnya pemanfaatan posyandu oleh ibu yang mempunyai bayi. Rendahnya pemanfaatan posyandu oleh ibu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah tentang manfaat posyandu, oleh karenanya ibu tidak termotivasi untuk membawa bayi ke posyandu. Selain itu ada anggapan ibu bahwa tidak perlu membawa bayinya ke posyandu jika anak tidak mengalami sakit. Timbulnya motivasi ibu untuk membawa bayinya ke posyandu dipengaruhi oleh adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik (Zulkifli, 2003). Pengamatan penulis di Desa Bangun Tobing dan berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas STM Hilir menunjukkan bahwa kunjungan bayi selama satu semester (Januari Juni 2007) menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka kunjungan bayi. Dari 82 bayi yang ada di Desa Bangun Tobing, kunjungan ke posyandu pada bulan Januari 2007 tercatat sebanyak 56 bayi (68,29%), Februari 2007 sebanyak 42 bayi (51,21%), Maret 2007 sebanyak 53 bayi (64,63%), April 2007 sebanyak 35 bayi (42,68%), Mei 2007 sebanyak 31 bayi (37,80%), dan Juni 2007 sebanyak 28 bayi (34,14%).

4 Dari uraian dan data-data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan motivasi ibu membawa anaknya ke posyandu yaitu mengenai motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu bayi yang berlokasi di Desa Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008. 1.2. Pertanyaan Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu bayi di Desa Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bentuk motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu bayi di Desa Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui motivasi intrinsik ibu terhadap pemanfaatan posyandu bayi di Desa Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008. b. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik ibu terhadap pemanfaatan posyandu bayi di Desa Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008.

5 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Bagi peneliti menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian. 1.4.2. Bagi Instansi pendidikan Bagi instansi pendidikan sebagai bahan informasi di bidang kesehatan bagi instansi terhadap pelaksanaan posyandu dan menambah kepustakaan D-IV Bidan Pendidikan Universitas Sumatera Utara. 1.4.3. Bagi Tempat Penelitian Bagi tempat penelitian sebagai bahan masukan dan informasi tentang posyandu di Desa Bangun Tobing Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008.