BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI TK AISYIYAH 50 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang indah bagi seseorang yang sudah berkeluarga. Jika anak dalam

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kebutuhan dasarnya agar bisa belajar mandiri. Anak bukan. yang berbeda dengan orang dewasa (Mansur, 2009).

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

Fery Budianto * )., ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: VIVI ERLITA ANGGRAINI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dipantau sejak dalam kandungan agar kelainan dapat diketahui lebih awal. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Teori perkembangan anak menurut Freud, Ericson, Kohlberg, Piaget, Gesell dan rekan-rekannya mengatakan bahwa perkembangan berlangsung melalui sejumlah tahapan dan dapat diramalkan (Hurlock, 2010). Salah satu Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan selsel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga sosialisasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan 1

2 intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Depkes, 2005). Salah satu aspek penting pada proses tumbuh kembang adalah perkembangan psikomotor karena merupakan awal dari kecerdasan dan emosi sosialnya. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock, 2010). Salah satu perkembangan motorik anak adalah motorik halus, yaitu kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat (Soetjiningsih, 2010). Motorik halus anak meliputi mampu membuat garis lurus, menyusun menara dari balok, menggunting garis lurus, mewarnai gambar, menggunakan pakaian sendiri, menggambar manusia, melipat kertas, anak bisa menulis, dalam permainan anak bisa menangkap bola dan melemparkan kembali dengan lebih baik. Perkembangan motorik halus yang terlambat berarti tugas perkembangan motorik yang seharusnya sudah terlewati tetapi anak belum mampu melewatinya, sehingga anak mengalami keterlambatan (Depkes, 2005). Penyimpangan perkembangan motorik halus tanpa mendapat penanganan dini dan memadai, kemungkinan besar berakhir dengan kecacatan. Pemantauan perkembangan motorik halus anak dapat dilakukan di

3 pusat pelayanan kesehatan posyandu, program Bina Keluarga Balita (BKB) dan lingkungan keluarga, sehingga peran keluarga terutama ibu sangat penting, karena dengan pemantauan yang baik maka dapat dilakukan deteksi dini pada kelainan perkembangan anak. Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peran ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin untuk memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh dalam aspek fisik, mental dan sosial (Soetjiningsih, 2010). Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan luar individu anak. Anak yang mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dari pada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai tahap-tahap perkembangan (Soetjiningsih, 2010). Stimulasi yang bisa dilakukan pada perkembangan motorik halus, meliputi: anak usia 3-4 tahun, anak diajarkan cara memegang gunting, cara menggunting, berikan anak gambar yang besar untuk latihan menggunting, tempelkan gambar di karton. Anak 4-5 tahun, melengkapi gambar, jika anak sudah bisa menggunakan gunting ajarkan anak menggunting kertas yang dilipat membentuk orang atau rumbai-rumbai. Mengingat peranan ibu sangat penting, maka pengetahuan ibu tentang stimulasi dan perkembangan motorik halus anak sangat diperlukan (Depkes, 2005).

4 Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran) (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang harus diketahui seorang ibu tentang stimulasi meliputi pengertian stimulasi, tujuan stimulasi, waktu pemberian stimulasi, cara pemberian stimulasi, prinsip-prinsip, manfaat stimulasi. Pengetahuan tentang stimulasi dan perkembangan motorik halus anak dapat diperoleh melalaui pendidikan, pengalaman diri sendiri dan pengalaman orang lain, media massa serta lingkungan. PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. Sebagaimana tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 yang menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu: Pertama, jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat; Kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2011 di PAUD Pepaya dan Sakura Dusun Bakulan, jumlah balita yang berumur 3-5 tahun ada 60 anak, yang terdiri dari PAUD Pepaya 30 anak dan PAUD Sakura 30 anak. Setelah dilakukan studi pendahuluan di kedua PAUD tersebut ada

5 sekitar 5 murid yang tampak jelas mengalami keterlambatan dalam motorik halus. Hasil wawancara yang dilakukan pada 5 orang ibu di PAUD Pepaya dan Sakura, menunjukkan bahwa mereka kurang tahu tentang stimulasi. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian di PAUD Pepaya dan Sakura. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Pepaya dan Sakura di desa Bakulan Kulon Kabupaten B B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Pepaya dan Sakura di dusun Baku C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Pepaya dan Sakura di dusun Bakulan Kulon Kabupaten Bantul 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi di PAUD Pepaya dan Sakura di dusun Bakulan Kulon Kabupaten Bantul.

6 b. Diketahuinya tingkat perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Pepaya dan Sakura di dusun Bakulan Kulon Kabupaten Bantul. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu keperawatan Hasil penelitian bermanfaat untuk menambah ilmu kesehatan, terutama kesehatan anak yang berkaitan dengan stimulasi dan motorik halus anak usia 3-5 tahun. 2. Bagi Responden atau orang tua Hasil penelitian ini berguna untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang perkembangan anak serta dapat meningkatkan pengawasan yang berkaitan dengan perkembangan anak. 3. Bagi Guru di PAUD papaya dan sakura Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dan informasi yang berkaitan dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi data pendukung pada penelitian berikutnya tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang perkembangan anak yaitu: 1. Ariyana, 2009 dengan judul Hubungan Pengetahuan lbu Tentang perkembangan Anak Dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik

7 Halus Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 7. Pengambilan sampel dengan sampling jenuh, jenis penelitian ini adalah diskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Berdasar uji statistik menggunakan chi square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan motorik kasar dengan nilai p=0,038 < 0,05 dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan motorik halus dengan nilai p=0,002 < 0,05. Para ibu hendaknya untuk selalu memantau perkembangan anaknya yaitu dengan cara melatih anaknya dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan usianya agar terhindar dari perkembangan yang terlambat dan tercapai perkembangan lebih baik atau normal. Perbedaan dengan penelitian peneliti terletak pada cara pengambilan sample, peneliti menggunakan purposive sampling. Selain itu, Ariyana melihat pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan motorik kasar dan halus, sedangkan peneliti melihat tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dan motorik halus anak. 2. Rakhmanita, 2010 dengan judul Perbedaan antara Perkembangan Motorik Halus Anak usia Pra Sekolah di Kelompok Bermain dengan tidak di Kelompok Bermain di desa Ambokembang kecamatan kedungwuni kabupaten pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode total sampling, jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan rancangan deskriptif komparasi denagn pendekatan cross sectional. Berdasarkan uji statistik dipero

8 motorik halus anak usia pra sekolah pada kelompok bermain mempunyai perbedaan yang signifikan dengan anak tidak pada kelompok bermain di desa ambokembang. Berdasarkan hasil tersebut orangtua lebih memperhatikan perkembangan motorik anak dari usia dini dan perlu pembelajaran dari awal usia dini. Perbedaan dengan penelitian peneliti terletak pada cara pengambilan sample, peneliti menggunakan purposive sampling. Selain itu, Rakhmanita melihat perbedaan motorik halus anak, sedangkan peneliti melihat tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dan motorik halus anak. 3. Pradana (2007), meneliti tentang hubungan antara pola asuh orang tua terhadap tingkat perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun di desa Malangjiwan wilayah kerja puskesmas Colomadu 1 Kabupaten Karanganyar. Pengambilan sample dengan menggunakan cluster random sampling, penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan metode survey dengan desain penelitian cross sectional, observasi dan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (signifikan) antara pola asuh terhadap tingkat perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun pada tingkat signifikan 5%. Hasil ini menunjukkkan bahwa pola asuh orang tua diterapkan akan mempengaruhi tingkat perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun. Perbedaan dengan peneliti terletak pada variable independen dan depende, pengambilan sampel. Pradana meneliti pola asuh orang tua dan tingkat perkembangan

9 sosial anak usia 1-3 tahun, pengambilan sampel dengan cara cluster random sampling sedangkan peneliti meneliti tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan motorik halus anak usia 3-5 tahun.