Modul ke: SEMINAR MEDIA. 03Ilmu. Presentasi Kelompok. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

dokumen-dokumen yang mirip
MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

BAB IV KETENTUAN DIBOLEHKANNYA ABORSI AKIBAT PERKOSAAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah kehamilan belum mampu

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Aborsi Tidak Aman Jadi Penyebab Kematian Ibu 16 Agustus :58:42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

Aborsi dan Kegagalan Kontrasepsi IUD 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkosaan merupakan salah satu tindakan kekerasan pada perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

APLIKASI FILSAFAT PADA ABORSI

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG MEMBANTU MELAKUKAN TERHADAP TINDAK PIDANA ABORSI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian

Modul ke: SEMINAR MEDIA. 01Ilmu. Presentasi Kelompok. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12

A. Analisis Terhadap Tinjauan Aborsi Menurut PP. Nomor 61 Tahun Menurut ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

Manajemen dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang belum lahir atau orang yang terpidana mati. 1

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. masa remajanya dengan hal-hal yang bermanfaat. Akan tetapi banyak remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membahas permasalahan mengenai aborsi pada korban

Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 307 per kelahiran hidup (KH). Data AKI tahun 2009 sebesar

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

PERILAKU ABORSI PRA NIKAH DI KALANGAN MAHASISWA. Skripsi. Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

Aborsi Dalam Pandangan Medis Prof. dr. Delfi Lutan MSc., SpOG(K)

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah. Survei Lapangan: melalui organisasi dan narasumber terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fisik dan emosi dari ibu setra perubahan sosial dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENANGGULANGAN ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. upaya perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Untuk

ANALISIS FAKTOR KEJADIAN KEMATIAN IBU DI KABUPATEN SERANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja di Indonesia mulai dari usia sekolah hingga perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang

Perempuan dan Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

Misoprostol Cytotec Serly Dan Mifeprestone Mifeprex Obat Terlambat Haid

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehatan. Risiko persalinan

BAB V PENUTUP. dikeluarkannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) 2007,

[INDONESIA-L] MEDIKA - Bila 'Mereka. Bila 'Mereka' Memilih Aborsi. From: Date: Wed Nov :09:00 EST

Transkripsi:

Modul ke: SEMINAR MEDIA Presentasi Kelompok Fakultas 03Ilmu Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Program Studi Broadcasting

Pengaturan Kehamilan DAN KESEHATAN REPRODUKSI Hak Kesehatan Reproduksi Sebagai Bagian dari Hak Individual Perempuan 2

Aspek global Kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan Aborsi Di abad ke-21 ini, dimana peradaban dunia sudah menjunjung tinggi harkat dan hak hidup perempuan, serta kemajuan teknologi kesehatan reproduksi sudah dapat meminimalkan tindakan kekerasan pada Aborsi; Maka seharusnya: Dunia Kedokteran menyediakan akses pelayanan aborsi yang aman, yang memberikan pilihan pada laki-laki dan perempuan dalam merencanakan kehamilan dan jarak antara persalinan satu dengan lainnya. 3

4

Sebab Langsung Kematian Ibu Lain-lain, 12% Kompl masapuepureu m, 8% Emboli Obst, 3% Perdarahan, 30% P. Lama/Macet, 5% Abortus, 5% Infeksi, 12% Eklamsia, 25% 5

Sebab Tidak Langsung Kematian Ibu * Tingkat pendidikan kaum ibu rendah * Tingkat sosial ekonomi (sosek) kaum ibu rendah * Keadaan sosial budaya tidak mendukung * Status gizi ibu hamil rendah (anemia 40%) * Kedudukan dan peranan kaum ibu tidak menguntungkan * Transportasi tidak mendukung 6

Sebab Tidak Langsung Kematian Ibu Sisi Suplay * Jumlah dan penyebaran sarana pelayanan maternal tidak menguntungkan * Kualitas dan efektifitas pelayanan maternal belum memadai * Sistem rujukan maternal belum mantap 7

Kehamilan Tidak Diinginkan Pada saat ini, karena pegaruh pelbagai faktor, jumlah anggota masyarakat dengan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) tampak semakin meningkat Untuk mengatasinya, tersedia beberapa solusi. Salah satu diantaranya pengguguran kandungan (aborsi) 8

ABORSI Aborsi adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan berumur 20 minggu Jika ditinjau dari peristiwa terjadinya, dapat dibedakan atas dua macam : Aborsi Spontan Aborsi buatan 9

Aborsi Buatan Alasan Medis: Dilakukan untuk keselamatan jiwa ibu: hamil di luar kandungan, kelaianan jantung berat, kelaianan jiwa berat, komplikasi kehamilan(gestosis), infeksi, perdarahan. Dilakukan atas indikasi janin/mudigah dengan kelainan kromosom, genetika Alasan non Medis: Dilakukan bukan untuk keselamatan jiwa ibu: kegagalan kontrasepsi, korban perkosaan, riwayat kehamilan berisiko, dan psikososial termasuk alasan sosioekonomi. 10

Aspek Hukum Nasional KUHP Pidana: Aborsi ilegal, baik untuk alasan medis maupun alasan non medis:pasal 347 ayat 1&2, pasal 348 ayat 1&2, pasal 349 UU No 23/1992: Aborsi legal, hanya untuk alasan medis (pasal 15). Tetapi masih ditemukan kerancuan pada pengertian tindakan medis tertentu untuk menyelamatkan jiwa janin (penjelasan pasal 15) 11

Aborsi di Indonesia Masalah serius: 2, 3 juta/tahun Alasan utama Kehamilan tidak diinginkan, karena alasan kesehatan gagal kontrasepsi Hamil diluar rencana Korban perkosaan Psikososial 12

Aborsi di Indonesia Status perkawinan Menikah (91%) Belum menikah (9%) Umur < 20 th (15%) 20-29 th (51%) 30 th (34%) 13

Aborsi di Indonesia Pelaksanaan Kota: dokter (24-57%), bidan/perawat (16-28%), dukun (19-25%), sendiri (18-24%) Desa: dokter (13-26%), bidan/perawat (18-26%), dukun (31-47%), sendiri (17-22%) 14

DAMPAK ABORSI Dampak aborsi yang bersifat ilegal Pengawasan dan pemantauan sulit mempengaruhi standardisasi dan mutu Objek pemerasan mempengaruhi biaya Biaya tinggi memberatkan pasien mempengaruhi waktu memperoleh pertolongan Mendorong penggunaan tenaga tradisional/non profesional Dampak aborsi yang dilakukan oleh tenaga non profesional Pengawasan dan pemantauan sulit Tidak sesuai dengan kaedah kedokteran komplikasi dan kematian tinggi 15

Kontribusi Aborsi Keduanya berpengaruh pada tingginya AKI Kontribusi aborsi terhadap AKI Data resmi (SKRT 2001): 5% Tetapi jika diketahui: Angka aborsi cukup tinggi (2,3 juta/th) Banyak kasus aborsi yang tidak dilaporkan (terkait dengan status yang ilegal) Banyak dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun atau diri sendiri): sekitar 20% atau 460.000/th Jika kematian karena aborsi oleh tenaga tidak profesional diperkirakan hanya 2% maka jumlah ibu meninggal setahun sebanyak 9.200 orang Jika diketahui jumlah ibu meninggal karena peristiwa maternal setahun sebanyak 18.300 orang, maka berarti kontribusi aborsi terhadap AKI Indonesia adalah tinggi yakni sekitar 50% 16

Alur Pelayanan Pemulihan Haid (PH) Alasan Upaya klien sebelum ke Klinik Konseling Pra dan Skrining Medis Pelayanan IH diterima/ditunda/ ditolak Aman Tidak Aman Diterima Ditunda Ditolak Konseling pasca IH Kontrasepsi Pelayanan Tindak Lanjut Pelayanan Pasca Tindakan Dirujuk 17

Penutup Sekitar 90% dari negara-negara di dunia sudah mempunyai kebijakan untuk membolehkan tindakan ABORSI dengan tujuan menyelamatkan nyawa perempuan (FCI, 1999:18) Namun, kerancuan antara pemahaman awam tentang ABORSI dan definisi kedokteran ABORSI menyebabkan terjadinya stigmatisasi di masyarakat. Akibatnya, masih sangat tinggi presentase perempuan yang melakukan ABORSI TIDAK AMAN (mulai dari jamu peluntur, ramuan ragi-nanas, sampai dipijat atau dimasukkan benda asing ke mulut rahim untuk merangsang kontraksi, infeksi dan perdarahan). Diperlukan adanya perundang-undangan yang memberikan opsi untuk pertolongan aborsi atas indikasi kesehatan perempuan sebagai hak reproduksi, hak individual dan hak untuk hidup. 18

METODA ABORSI Obat-obatan Antiprogestin (pil RU 486) Prostaglandin Oksitosin Larutan garam hipertonik Tindakan medik Kuret tajam Kuret isap Laminaria Operasi laparotomi/laparoskopi 19

Daftar Pustaka Azwar, S. (2000). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju. Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja. Rajawali Pers Raja Grafindo Persada. http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/17/aborsi-dan-pergaulan-bebas-remajayang-mengkwatirkan-355587.html

Terima Kasih Christina Arsi Lestari, M.Ikom