BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah. Survei Lapangan: melalui organisasi dan narasumber terkait
|
|
- Adi Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Literatur Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah Survei Lapangan: melalui organisasi dan narasumber terkait Tinjauan Pustaka: melalui media buku dan internet 2.2 Data Penyelengara Gambar Tentang Samsara Samsara adalah organisasi nirlaba (LSM) yang berkomitmen membantu dan menyediakan program pemulihan pasca aborsi bagi mereka yang menderita akibat trauma aborsi. Menjadi sumber informasi dan komunikasi bagi para perempuan dan pasangan yang mengalami aborsi. Tujuan Memberi program pemulihan pasca aborsi yang profesional bagi mereka yang menderita akibat konsekuensi aborsi. Memberikan pendidikan terhadap masyarakat mengenai efek dan resiko aborsi (kampanye, diskusi, publikasi dan pelatihan).
2 4 Target Target utama adalah para perempuan yang mengalami gangguan psikologis (depresi) akibat aborsi. Target sekunder adalah masyarakat secara umum, terutama perempuan dan pasangan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD) Definisi Aborsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin, melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
3 5 Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: 1. Spontaneous abortion (Aborsi Spontan / Alamiah): gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab sebab alami, seperti kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma 2. Induced abortion atau Procured abortion (Aborsi Buatan / Sengaja): pengguguran kandungan yang disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dokter, bidan atau dukun beranak). 3 macam kategori Induced abortion adalah Eugenic abortion: pengguguran terhadap janin yang cacat. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan lain. Therapeutic abortion 3. Therapeutic abortion (Aborsi Medis): pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan. Dengan pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa gesa. Jenis Aborsi Aborsi yang berlangsung tanpa tindakan (Abortus Spontanea), yaitu: Abortus Imminens, Abortus Insipiens, Abortus Iinkompletus dan Abortus Kompletus. Aborsi yang sengaja dibuat (Abortus Provokatus), yaitu: menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu. Dibedakan menjadi:
4 6 1. Abortus Provokatus Medisinalis / Artificialis / Therapeuticus. Dimaksud dengan indikasi medik adalah menyelamatkan nyawa ibu. 2. Abortus Provokatus Kriminalis. Aborsi yang sengaja dilakukan dengan tanpa adanya indikasi medik (ilegal) Statistik Aborsi Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi sangat sering terjadi tanpa dilaporkan, kecuali jika terjadi komplikasi sehingga perlu perawatan di rumah sakit. Terdapat sekitar 2 juta kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia dan terus meningkat tiap tahunnya. Jumlah kasus aborsi yang terjadi pada remaja (SMU) Indonesia berusia tahun saat ini adalah sebanyak 24%, sedangkan pada usia tahun menjadi presentase terbesar dikarenakan tidak adanya suatu pencegahan sejak usia dini dalam hal ini adalah pendidikan seksualitas terutama informasi bahaya aborsi (Samsara Abortion Recovery, September 2008). Usia Jumlah Persen tahun % tahun % tahun % tahun %
5 7 Di Indonesia, jumlah kasus aborsi lebih besar dibandingkan negara barat, karena didalam adat timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib dan sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga Resiko Aborsi Resiko kesehatan dan keselamatan fisik Kematian mendadak karena pendarahan hebat Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan Rahim yang sobek (Uterine Perforation) Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations): menyebabkan cacat pada anak berikutnya Kanker payudara (ketidakseimbangan hormon estrogen) Kanker indung telur (Ovarian Cancer) Kanker leher rahim (Cervical Cancer) Kanker hati (Liver Cancer) Kelainan placenta (Placenta Previa): menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan. Tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
6 8 Resiko kesehatan mental Dampak tersebut dikenal sebagai Post Abortion Syndrome (The Post Abortion Review, 1994). Kehilangan harga diri (82%) Berteriak teriak histeris (51%) Mimpi buruk berkali kali mengenai bayi (63%) Ingin melakukan bunuh diri (28%) Menggunakan obat obat terlarang (41%) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) Perasaan bersalah selama bertahun tahun Agama Dan Aborsi Di Indonesia, agama membantu mempengaruhi terbentuknya pendapat publik. Sebagian dari agama setuju bila aborsi dilakukan karena membahayakan nyawa perempuan. Nyawa sang ibu lebih penting dibanding nyawa bayi yang dikandungnya, karena sang ibu diperlukan untuk merawat anak anak yang lain dan juga keluarganya. Pada hakikatnyaa tidak ada agama di dunia ini yang mengijinkan kita mengambil nyawa orang lain apalagi nyawa anak kita sendiri yang merupakan anugerah dari Nya.
7 Hukum Dan Aborsi Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal sebagai Abortus Provocatus Criminalis. Yang menerima hukuman adalah: Ibu yang melakukan aborsi. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi. Orang orang yang mendukung terlaksananya aborsi. Aborsi menurut Kitab Undang Undang Hukum Pidana adalah tindakan kriminal di Indonesia. Pasal Pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 229, 341, 342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Dengan ketentuan bahwa pengeluaran hasil konsepsi: 1. Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38 40 minggu). 2. Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu). Dari segi medikolegal maka istilah aborsi keguguran, dan kelahiran premature mempunyai arti yang sama dan menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang cukup.
8 Solusi Solusi untuk Wanita Jika anda sedang memikirkan untuk melakukan aborsi, tenangkan pikiran anda. Melakukan aborsi akan menimbulkan masalah masalah baru yang bahkan lebih besar lagi bagi anda. Ada beberapa pihak yang dapat diminta bantuannya dalam menangani masalah aborsi, yaitu: Keluarga dekat atau anggota keluarga lain Saudara seiman Organisasi pelayanan masyarakat Gereja (gereja Katolik) Orang lain yang bersedia membantu secara pribadi Solusi untuk Bayi Apapun alasan, latar belakang, agama, sosial, dan ekonomi anda aborsi bukanlah jalan keluar yang bijak. Setiap bayi yang akan dilahirkan telah dipersiapkan oleh Tuhan dengan segala sesuatunya untuk dia. Jika anda benar benar tidak menginginkan anak tersebut, carilah orang orang dekat yang bersedia untuk menerimanya sebagai anak angkat. Khususnya, adalah: Anda yang mempertimbangkan untuk melakukan aborsi. Anda yang tahu akan rekan yang ingin melakukan aborsi. Anda yang ingin membimbing seseorang yang akan melakukan aborsi. Anda yang ingin mengadopsi anak dari wanita yang merencanakan aborsi.
9 Siswi SMU Jakarta dan Aborsi Jakarta. Saya adalah siswi berusia 18 tahun yang duduk di kelas 3 SMU pada salah satu sekolah swasta Jakarta. Saat ini sudah tidak bersekolah lagi, tinggal bersama dengan ibu dan kedua kakak saya (Ayah saya sudah lama meninggal). Bagaimana perasaan saya waktu itu? Sangat bingung, kacau dan sedih. Pertama kali mengetahui bahwa saya hamil saat usia kandungan 2,5 minggu. Tidak ada yang tahu saya hamil, baik itu keluarga teman, guru bahkan pacar saya. Semua berjalan seperti biasa - biasa saja, pulang pergi sekolah normal seperti biasa. Saat memberitahukan hal ini pada pacar saya, dia menjanjikan akan bertanggung jawab tetapi nyatanya dia menghilang sampai sekarang. Bingung dengan keadaan saat itu, saya terus berusaha menghubungi dan mencari pacar saya baik di sekolah maupun di rumahnya. Tidak ada hasil dari semua usaha itu, tergoda untuk aborsipun tidak bisa saya sangkal lagi. Mencoba mencari berbagai informasi tentang dukun dan tempat aborsi. Sampai teman saya mencurigai yang saya kerjakan karena selalu berhubungan dengan hal hal aborsi. Akhirnya saya curhat ke teman dekat saya, dia cuma bilang bahwa saya harus jujur pada diri sendiri dan bicara langsung ke orang tua saya atau juga ke orang tua pacar saya. Dia selalu mengingatkan saya untuk tidak memikirkan jalan aborsi. Dua bulan berjalan dengan kondisi yang sama dan saya tahu bahwa kenyataan tidak bisa ditutupi lagi. Dengan keberanian yang ada, saya bicara pada ibu. Kaget
10 12 sekali saat ibu mendengar hal itu, tanpa hentinya menanggis dan memeluk saya (dapat saya rasakan bahwa ibu saya merasa malu dan gagal menjadi ibu yang baik). Berbagai usaha dilakukan ibu saya. Mulai dari membantu mencari pacar saya, menolak ide saya untuk aborsi hingga berbohong pada sekolah bahwa saya tidak dapat sekolah sementara karena sakit (saya sepeti ikuta merasakan malu yang dirasakan ibu saya). Saat bulan keempat kehamilan saya, dengan keadaan yang sudah tidak dapat disembunyikan lagi pada orang lain. Mulai banyak orang membicarakan tentang keluarga saya, tidak dapat dibayangkan betapa hancurnya hati ibu dan kedua kakak saya dengan semua itu. Tetapi mereka masih mau mencintai dan menerima saya serta tidak memperdulikan mereka. Dari pihak sekolah, mereka memberikan dan menekan saya dengan sebuah surat yang menyatakan bahwa saya mengunduran diri. Dengan berat hati saya menanda tanggani surat penggunduran diri, yang sama sekali bukan keinginan saya (kecewa besar bila sadar bahwa nama baik sekolah ternyata lebih penting). Meskipun demikian masih banyakn dukungan yang diberikan oleh teman sekolah dan saudara meskipun tidak semua dari mereka yang menerima saya. Akan tetapi saya tetap dapat merakan cinta ibu dan kedua orang kakak serta mereka yang mendukung saya untuk tetap berusaha dan melahirkan anak saya, meski dengan berbagai perkataan dari orang orang bahwa hal ini sangat memalukan bagi nama baik keluarga kami.
11 Data Pendukung Kompas.Com Dua Juta Perempuan Indonesia Aborsi Tiap Tahun Kamis, 28 Agustus :37 WIB Terjadi lebih dari 70% kasus aborsi di Asia Tenggara tiap tahunnya Negara masih memandang persoalan aborsi dari aspek moralitas dan agama yang sempit Kurangnya upaya memasukkan masalah kesehatan seksual dalam kurikulum pendidikan serta layanan konseling Liputan6.Com Aborsi, Bisnis Mengubur Aib Minggu, 01 Februari 2009 Data SIGI, 2 juta kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya Aborsi tanpa alasan medis tidak diperbolehkan secara hukum, etika, maupun agama Banyak kasus aborsi ilegal terjadi karena pelakunya ingin mengubur aib Aborsi dengan dukun sangat murah dengan tarif puluhan ribu rupiah Obat obatan peluntur kehamilan dijual bebas di sejumlah pasar obat Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tingkat Aborsi Indonesia Capai 2,3 Juta Kamis, 09 Agustus 2007
12 14 50% Unsaved Abortion yang banyak dilakukan oleh bukan pasangan suami istri termasuk remaja belum menikah Pendidikan seks dianggap tabu dan merupakan produk negara Barat Penting dan perlunya pendidikan seks diberikan kepada masyarakat, khususnya melalui sekolah 2.4 Masalah Kehamilan diluar nikah akibat pergaulan bebas atau dianggap aib yang tidak dapat diterima oleh semua orang. Aborsi (aborsi disengaja atau Unsaved Abortion) merupakan jalan yang paling banyak diambil untuk menghindari aib / gengsi / malu. Dilain sisi masih terdapat solusi lain yang tidak terpikir oleh mereka yang dalam depresi karena tidak adanya dukungan dari pihak pihak terdekat seperti dari pasangan sendiri, keluarga dan sahabat. 2.5 Target Target kampanye Sahabatku Hindarilah Aborsi adalah mereka yang mengalami kehamilan diluar nikah dan mereka yang belum mengalaminya. 2.6 SWOT Kampanye Sosial Sahabatku Hindarilah Aborsi untuk mendukung sikap anti aborsi. Strength: Aborsi dapat membahayakan keselamatan fisik dan mental Aborsi adalah tindakan berdosa dan melangar hukum
13 15 Diadakan dikota dengan tingkat pergaulan bebas yang tinggi (Jakarta dan kota besar Indonesia) Weakness: Aib / gengsi / malu Masih banyak remaja yang tidak mengetahui bahaya dari aborsi Kurangnya sosialisasi mengenai bahaya aborsi dikalangan remaja Opportunities: Banyak pihak yang akan memberi perhatian dan kepedulian Dapat memberi informasi lebih awal pada para remaja Media komunikasi lebih bervariasi Mulai banyak sekolah yang peduli terhadap masalah seksualitas Threat: Banyak pihak yang mendukung praktek aborsi Paradigma lama (hamil diluar nikah adalah aib) masih melekat kuat, sehingga sulit dirubah Masih banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap aborsi
ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG
ABORSI DISUSUN OLEH: NOVIYANTI PUTRI 201207107 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDARLAMPUNG 2014 Jl. Soekarno-Hatta By Pass (depan polinela) Rajabasa BandarLampung Telp.Fax. 0721 784370 Email: akbid.adila@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Aborsi 1. Pengertian aborsi Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah aborsi, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
Lebih terperinciABORSI DALAM PERSFEKTIF HUKUM RIKA LESTARI 1. Anak merupakan generasi penerus keluarga, bahkan anak juga
ABORSI DALAM PERSFEKTIF HUKUM RIKA LESTARI 1 PENDAHULUAN Anak merupakan generasi penerus keluarga, bahkan anak juga sebagai penerus bangsa. Baik hukum maupun masyarakat, membedakan antara anak sah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Setiap orang berhak atas kehidupan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Abortus 2.1.1 Definisi Abortus Abortus (aborsi, abortion) adalah berhentinya kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar kandungan atau sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai moral yang ada di dalam masyarakat kita semakin berkurang. Pergaulan bebas dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup modern sekarang ini menimbulkan dampak yang besar dalam kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menjalankan aktifitasnya,
Lebih terperinciINTERVENSI KELUARGA DALAM PENANGANAN KASUS ABORSI DI KALANGAN REMAJA
A. Contoh Kasus INTERVENSI KELUARGA DALAM PENANGANAN KASUS ABORSI DI KALANGAN REMAJA Polisi Karanganyar Gerebek Mahasiswi Sedang Aborsi Rabu, 13 Desember 2006 20:42 WIB TEMPO Interaktif, Karanganyar:Polres
Lebih terperinciMajalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni 2010 26 PENDAHULUAN Pengertian aborsi menurut hukum adalah tindakan menghentian kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat
Lebih terperinciKalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi
Kalender Doa Oktober 2017 Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi Dengan adanya 56 juta aborsi di seluruh dunia, maka tak terbilang jumlah wanita yang menghadapi penderitaan, rasa bersalah, kemarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masyarakat modern perilaku seks bebas sudah menjadi suatu hal yang wajar. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi yang belum lahir atau orang yang terpidana mati. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada manusia secara alami sejak ia di lahirkan, bahkan jika kepentingannya dikehendaki, walaupun masih dalam kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi (pengguguran kandungan). Maraknya aborsi dapat diketahui dari berita di surat kabar atau
Lebih terperinciPENANGGULANGAN ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA
PENANGGULANGAN ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA Oleh : Angga Indra Nugraha Pembimbing : Ibrahim R. Program Kekhususan: Hukum Pidana, Universitas Udayana Abstract: The rise of
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aborsi adalah pembunuhan janin yang di ketahui oleh masyarakat yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi dibedakan antara aborsi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak diinginkan, meliputi abortus provocatus medicinalis dan abortus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah Aborsi disebut juga dengan istilah Abortus Provocatus. Abortus provocatus adalah pengguguran kandungan yang disengaja, terjadi karena adanya perbuatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut Setiyorini et al. (2015) meneliti aborsi pada siswa SMA mengemukakan bahwa setelah subjek melakukan berbagai upaya untuk melakukan aborsi, dari upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tingkat aborsi tahunan di Asia berkurang antara tahun 1995 dan 2003 dari 33 menjadi 29 aborsi per 1.000 wanita berusia 15 44 tahun. Di Asia Timur, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan periode seseorang bertransformasi dari anak-anak menuju dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri,
Lebih terperinciLEGALITAS TINDAKAN ABORSI BAGI KORBAN PEMERKOSAAN DI INDONESIA. Oleh :
169 LEGALITAS TINDAKAN ABORSI BAGI KORBAN PEMERKOSAAN DI INDONESIA Oleh : Putu Sekarwangi Saraswati, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstract Article 75 of Law No. 36
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL ) BIMBINGAN KLASIKAL
SMK MUHAMMADIYAH 1 SENTOLO RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL ) BIMBINGAN KLASIKAL Tugas Perkembangan 3 : Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Sentolo Kelas/Semester
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang pengguguran kandungan atau aborsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1, aborsi /abor.si/ berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan suami dan istri, karena dengan kehamilan menandakan akan bertambahnya anggota keluarga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membahas permasalahan mengenai aborsi pada korban
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas permasalahan mengenai aborsi pada korban pemerkosaan di Indonesia merupakan hal yang sangatlah menarik untuk dibahas karena terdapat dualisme pemahaman
Lebih terperinciPengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aspek Kesehatan, Sosial dan Hukum Aborsi pada Siswa SMU N 6 Yogyakarta
Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aspek Kesehatan, Sosial dan Hukum Aborsi pada Siswa SMU N 6 Yogyakarta The Influence of Elucidation to Adolescent s Knowledge To Health,
Lebih terperinciRESIKO KEHAMILAN USIA MUDA TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK
RESIKO KEHAMILAN USIA MUDA TERHADAP KESEHATAN IBU DAN ANAK MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nurudin Santoso,ST.MT Oleh : Kelas I A Briana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa remajanya dengan hal-hal yang bermanfaat. Akan tetapi banyak remaja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja sebagai calon generasi penerus mempunyai jiwa yang bergejolak, semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi dan dapat memanfatkan masa remajanya dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar...1 Bab 1 Pendahuluan...2 a. Latar Belakang...3 b. Permasalahan...3 c. Tujuan 3
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul PERGAULAN BEBAS yang mana makalah ini disususn
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergaulan bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aborsi saat ini dilakukan bukan hanya untuk menyelamatkan jiwa sang ibu namun dapat dilakukan karna ibu tidak menghendaki kehamilan tersebut. Kehamilan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Yogyakarta adalah Daerah Istimewa yang terletak di tengah pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah Daerah Istimewa yang terletak di tengah pulau Jawa yang terkenal dengan kebudayaan,wisata,dan banyaknya orang yang datang ke Yogya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa tersebut tidak boleh dicabut oleh siapapun termasuk oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Yang Maha Esa memberikan anugerah kepada manusia yaitu sebuah kehidupan yang harus dihormati oleh setiap orang. Kehidupan yang diberikan oleh Tuhan Yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
51 BAB IV ANALISIS DATA Aborsi dalam pemaknaan terminologis adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan
Lebih terperinciBAB III ABORSI DALAM KONTEKS KEDARURATAN MEDIS MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA
BAB III ABORSI DALAM KONTEKS KEDARURATAN MEDIS MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA A. Karakteristik Aborsi 1. Pengertian Aborsi Aborsi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti pengguguran. Aborsi atau
Lebih terperinciPETUN JUK PENGERJAAN
Skala Penelitian Nomor Usia : (diisi peneliti) : Tahun PETUN JUK PENGERJAAN 1. Di bawah ini ada tiga skala, yaitu skala I, II, dan III. 2. Pada skala ini sem ua jawaban adalah benar, saudara diminta untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1997 yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup telah melatarbelakangi
Lebih terperinciAbortus Ditinjau Dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 Oleh : Hj. Khusnul Hitamina
Abortus Ditinjau Dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 Oleh : Hj. Khusnul Hitamina Masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia semakin mencapai tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkosaan merupakan salah satu tindakan kekerasan pada perempuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkosaan merupakan salah satu tindakan kekerasan pada perempuan. Sebenarnya kekerasan terhadap perempuan sudah lama terjadi, namum sebagian masyarakat belum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu melakukan penyaringan terhadap kebudayaan asing yang bersifat liberal. Para remaja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan modernisasi pada saat ini berdampak negatif pada para remaja yang tidak mampu melakukan penyaringan terhadap kebudayaan asing yang bersifat liberal.
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
58 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN RELASINYA DALAM MEMBINA KEUTUHAN RUMAH TANGGA A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN. : Remaja Putri SMK Negeri 3 Pematang Siantar. : Ruang Aula SMK Negeri 3 Pematang Siantar
Lampiran 1. SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Sasaran : Aborsi : Remaja Putri SMK Negeri 3 Pematang Siantar Hari/Tanggal : Selasa/5-5-2015 Waktu Tempat Pembicara : 60 Menit : Ruang Aula SMK Negeri 3 Pematang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota metropolitan seperti Surabaya dengan segala rutinitasnya, mulai dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian menghimpit dan membuat perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang ada di sekitarmya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, bahkan juga faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah pembangunan kesehatan di Indonesia mempunyai delapan tujuan, dimana dua diantaranya adalah untuk menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya manusia hampir selalu terjadi hubungan hukum. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya manusia hampir selalu terjadi hubungan hukum. Hal ini disebabkan pada dasarnya manusia mempunyai hasrat untuk hidup teratur, akan tetapi keteraturan
Lebih terperinciModul ke: SEMINAR MEDIA. 03Ilmu. Presentasi Kelompok. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: SEMINAR MEDIA Presentasi Kelompok Fakultas 03Ilmu Komunikasi Christina Arsi Lestari, M.Ikom Program Studi Broadcasting Pengaturan Kehamilan DAN KESEHATAN REPRODUKSI Hak Kesehatan Reproduksi Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis seperti yang terjadi di Amerika. Akan tetapi gambaran pelaku aborsi di Amerika dapat dipertimbangkan.
Lebih terperinciPERBUATAN ABORSI DALAM ASPEK HUKUM PIDANA DAN KESEHATAN
PERBUATAN ABORSI DALAM ASPEK HUKUM PIDANA DAN KESEHATAN Oleh : Bastianto Nugroho. SH., M.Hum 1, Vivin Indrianita, SST., M.Psi 2, Agung Putri Harsa Satya Nugraha, SST., M.P.H 3 Abstrak Aborsi atau lazim
Lebih terperinciJangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di
A. Latar Belakang Masalah Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan embrio dari masyarakat oleh karena itu tujuan dari kehidupan dalam keluarga adalah untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup di dalam masyarakat
Lebih terperinciPENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI
PENGECUALIAN LARANGAN ABORSI BAGI KORBAN PERKOSAAN SEBAGAI JAMINAN HAK-HAK REPRODUKSI Oleh : Putu Mas Ayu Cendana Wangi Sagung Putri M.E. Purwani Program Kekhususan Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)
Lebih terperinciPENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RESIKO TINDAKAN ABORSI TERHADAP KESEHATAN DAN HUKUM
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RESIKO TINDAKAN ABORSI TERHADAP KESEHATAN DAN HUKUM The Knowledge Of Adolescent Girls About The Risk Of Abortion Action To Health And Legal Siti Maesaroh 1), Ani Nur Fauziah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERILAKU 2.1.1 Dasar Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan
Lebih terperinciAni Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Persoalan nikah bukanlah persoalan baru yang diperbincangkan publik, tetapi merupakan persoalan klasik yang telah dikaji sejak lama.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Bagian
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Bagian pertama akan dibahas mengenai perilaku aborsi yang mencakup pengertian aborsi, macam-macam aborsi, faktor-faktor
Lebih terperinciMenurut World Health Organization (WHO) kesehatan reproduksi adalah keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit
Lebih terperinciPerdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan
BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka kematian ibu dari tahun
Lebih terperinciBAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
52 BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN A. Penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Dalam pembukaan Undang-undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang diseluruh dunia dan juga di negara berkembang seperti Indonesia. Kehamilan pada remaja disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibicarakan di tingkat individu maupun menjadi isu nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan tidak dikehendaki dan perilaku aborsi dikalangan remaja bukan saja merupakan masalah medis melainkan juga telah menjadi masalah sosial yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada saat hamil, seorang wanita merasakan proses menjadi wanita sesungguhnya yaitu bisa memberi keturunan.
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG MEMBANTU MELAKUKAN TERHADAP TINDAK PIDANA ABORSI DI INDONESIA
BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG MEMBANTU MELAKUKAN TERHADAP TINDAK PIDANA ABORSI DI INDONESIA A. Pembantuan Dalam Aturan Hukum Pidana 1. Doktrin Pembantuan dalam Hukum Pidana Dalam pembantuan akan terlibat
Lebih terperinciAborsi Tidak Aman Jadi Penyebab Kematian Ibu 16 Agustus :58:42
Aborsi Tidak Aman Jadi Penyebab Kematian Ibu 16 Agustus 2004 11:58:42 Setiap tahun, 307 ibu mati dari 100.000 kelahiran hidup. Dari jumlah itu, 11 persen di antaranya meninggal karena aborsi tidak aman.
Lebih terperinciABORSI DAN RESIKONYA BAGI PEREMPUAN (Dalam Pandangan Hukum Islam) Moh. Saifullah * Abstrak
ABORSI DAN RESIKONYA BAGI PEREMPUAN (Dalam Pandangan Hukum Islam) Moh. Saifullah * Abstrak Membicarakan aborsi sebenarnya membicarakan perempuan. Hal ini dapat dibenarkan karena perempuan dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material 1. Maka jika dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Tuhan menciptakan setiap manusia berpasangpasangan, Tuhan yang mempertemukan dan menyatukan dua insan agar dapat berbagi suka dan duka dalam kehidupannya.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. bkkbn.go.id (diakses pada tanggal 13 Maret 2013) 2. metrotvnews.com (diakses pada tanggal 1 Maret 2013)
53 DAFTAR PUSTAKA 1. bkkbn.go.id (diakses pada tanggal 13 Maret 2013) 2. metrotvnews.com (diakses pada tanggal 1 Maret 2013) 3. indramayukab.bps.go.id (diakses pada tanggal 30 Juni 2014) 4. Sulaiman, Sastrawinata.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berarti pengguguran kandungan karena kesengajaan. Abortus Provocatus merupakan salah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abortus provocatus yang dikenal di Indonesia dengan istilah aborsi berasal dari bahasa latin yang berarti pengguguran kandungan karena kesengajaan. Abortus Provocatus
Lebih terperinciBab III Sistem Kesehatan
Bab III Sistem Kesehatan Sistem Kesehatan Bagaimana mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik? Apabila Anda membutuhkan pelayanan rumah sakit Berjuang untuk perubahan 45 Ketika petugas kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Atau buah kehamilan belum mampu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aborsi masih menjadi salah satu masalah yang cukup serius untuk diteliti, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Abortus itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi
Lebih terperinciABORSI PELANGGARAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
ABORSI PELANGGARAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA Ditulis oleh : Nama : Oktavianus Istiyanto NIM : 11.11.4714 Kelompok : C Prog. Studi : S1 Jurusan : Teknologi Informasi Dosen : Tahajudin Sudibyo, Drs SEKOLAH
Lebih terperinciBAB IV KETENTUAN DIBOLEHKANNYA ABORSI AKIBAT PERKOSAAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
BAB IV KETENTUAN DIBOLEHKANNYA ABORSI AKIBAT PERKOSAAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI A. Hukum Aborsi Akibat Perkosaan Aborsi akibat perkosaan merupakan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tubektomi dapat berupa pengikatan dan pemotongan, dapat juga Tubektomi untuk wanita disebut juga sebagai oklusi tuba atau sterilisasi. Indung telur akan menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,
10 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa. Masa remaja yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang pula perkembangan remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet yang dengan mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami proses perkembangan secara bertahap, dan salah satu periode perkembangan yang harus dijalani manusia adalah masa remaja. Masa remaja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerkosaan sebagai suatu tindakan yang didasari banyak hal dan pemerkosa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal tahun 1960 tumbuh kesadaran terhadap tindakan pemerkosaan sebagai suatu tindakan yang didasari banyak hal dan pemerkosa itu tidaklah sama dalam hal latar
Lebih terperinciFEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak
FEBRUARI 2016 Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak Setiap hari sekitar 41.000 anak perempuan di seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun menikah - itu berarti setahun ada 15 juta anak perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Memiliki anak adalah dambaan sebagian besar pasangan suami istri. Anak sebagai buah cinta pasangan suami-istri, kelahirannya dinantikan. Dalam usaha untuk
Lebih terperinciRELEVANSI Skm gatra
SURAT KETERANGAN DOKTER DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL FK USU RELEVANSI Skm gatra SURAT KETERANGAN DOKTER Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat
Lebih terperinciABORTUS PROVOCATUS DAN HUKUM SYAFRUDDIN, SH, MH. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
ABORTUS PROVOCATUS DAN HUKUM SYAFRUDDIN, SH, MH Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan : Pengertian Abortus (aborsi). Di kalangan ahli kedokteran dikenal dua macam abortus (keguguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
Lebih terperinciAborsi pada Kehamilan akibat perkosaan: Ketentuan perundangundangan dan Fikih Islam
PIT PDFI, Balikpapan 9-10 September 2015 Aborsi pada Kehamilan akibat perkosaan: Ketentuan perundangundangan dan Fikih Islam Budi Sampurna amanat UU 36/2009 Frasa kesehatan reproduksi muncul di pasal 48
Lebih terperinciMakalah Aborsi Lengkap
Makalah Aborsi Lengkap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aborsi adalah kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan atau disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Jumlah minggu kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seksual yang berisiko di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang
Lebih terperinciKalender Doa Proyek Hana Agustus 2014 Berdoa Bagi Korban Sunat Pada Bayi Wanita Atau Fistula
Kalender Doa Proyek Hana Agustus 2014 Berdoa Bagi Korban Sunat Pada Bayi Wanita Atau Fistula Tak terhitung banyaknya orang tak berdosa yang dihancurkan oleh budaya sunat pada bayi perempuan dan kerusakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga kadang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga kadang kala kita sendiri belum siap untuk menyikapi perubahan tersebut. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.penginderaan
Lebih terperinciOrgan Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.
Organ Reproduksi Perempuan Organ Reproduksi Bagian Dalam 2. Saluran telur (tuba falopi) 1. Indung telur (ovarium) 3. Rahim (uterus) 4. Leher Rahim (cervix) 5. Liang Kemaluan (vagina) Organ Reproduksi Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah Allah Yang Maha Kuasa yang merupakan calon generasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Anak adalah anugerah Allah Yang Maha Kuasa yang merupakan calon generasi penerus bangsa yang masih dalam masa perkembangan fisik dan mental. Terkadang anak mengalami
Lebih terperinciAborsi dan Kegagalan Kontrasepsi IUD 1
Aborsi dan Kegagalan Kontrasepsi IUD 1 Budi Wahyuni 2 I. Pendahuluan. Belum lama ini di New York telah berlangsung sebuah pertemuan yang diprakarsai oleh PBB untuk mengevaluasi implementasi kesepakatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 190 (1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
No.169, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Reproduksi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5559) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014
Lebih terperinciSKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat
SKRIPSI HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2011 Proposal skripsi Skripsi ini Disusun untuk
Lebih terperinci3 Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 56
BAB II KAJIAN PUSTAKA MENGENAI ABORSI A. Pengertian dan Tatacara Aborsi 1. Pengertian Aborsi Aborsi diserap dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal dari bahasa latin yang berarti pengguguran kandungan
Lebih terperinci