I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi. 1 Demokrasi sebagai dasar hidup

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. . Hukum Tata Negara Darurat, Jakarta: Rajawali Press, 2008.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sila keempat Pancasila, yaitu. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

Pengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem Demokrasi, kata tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERNYATAAN POLITIK RAPAT KERJA NASIONAL 2007 PERSATUAN TUNANETRA INDONESIA

MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Pendidikan Kewarganegaraan

Materi Bahasan. n Pengertian HAM. n Generasi HAM. n Konsepsi Non-Barat. n Perdebatan Internasional tentang HAM.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Kompetensi. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. hukum dengan HTSdP.

ANGGOTA KELOMPOK DANI YUNIARTA (O ) AGUSTINO ZULFA ( ) SURYA TRIYO ATMOJO ( ) PUJI RAHMAT PRATAMA ( )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hak Asasi Manusia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas yang tidak menyadari dengan potensi yang mereka miliki. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28D ayat (4) disebutkan bahwa salah satu

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai rupa yang

HAM DAN DEMOKRASI DASAR DASAR POLITIK

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XII/2014

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

Perbedaan HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama. Kesempatan yang sama tersebut

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

Partisipasi Penyandang Cacat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

PENGANGKATAN ANAK SEBAGAI USAHA PERLINDUNGAN HAK ANAK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. negara menyatakan kewajibannya untuk menghormati (to respect), melindungi (to

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PENEGAKKAN HUKUM DAN PENYANDANG DISABILITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Civil and Political Rights (Hak-Hak Sipil dan Politik) Herlambang P. Wiratraman 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

PENETAPAN HAKIM TERHADAP PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 1979 (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) SKRIPSI

Program Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

KEWARGANEGARAAN NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

KEYNOTE ADRESS RAFENDI DJAMIN WAKIL INDONESIA UNTUK AICHR

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

Perlindungan Anak Menurut KHA Dan UU No.23 Th.2002

Lidia Febrianti. Pelaksanaan Pengupahan Pekerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INDEKS KEMAJUAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

HAK ASASI MANUSIA.

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Negara hukum, Hak Asasi Manusia, Konstitusi.

Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan

Daftar Pustaka. Al Khanif. Hukum dan Kebebasan Beragama di Indonesia. Yogyakarta: Arifin, Syamsul. Studi Agama Perseptif Sosiologis dan Isu-Isu

INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bukti nyata bahwa Negara dengan sistem demokrasi yang baik itu

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

PENGERTIAN HAM Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu (Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekua

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara demokrasi. 1 Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa rakyat turut membantu memberikan kontribusi dalam menilai kebijakan yang nantinya akan menentukan kehidupan rakyat untuk kedepannya. Singkat kata, demokrasi adalah kekuasaan rakyat atau government by the people. 2 Negara Demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, jika ditinjau dari sudut organisasi berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat. 3 Dewasa ini, demokrasi dan hak asasi manusia menjadi masalah yang sangat menjadi sorotan di dunia. 4 Perumusan konsep hak asasi manusia dalam setiap konstitusi pada tiap-tiap negara demokrasi mau tidak mau dipengaruhi pandangan hidup, pengalaman dan kepentingan masyarakat dari masing- 1 Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa, Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. 2 Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2013. Hlm.105 3 Yulia Netta, mengutip Muhammad Mahfud MD, Tinjauan Substansial Reformasi Hukum, Makalah Pada Semiloka Refleksi Kritis Terhadap Proses Reformasi. (Yogyakarta: 1999). Hlm. 17 4 Prof. Dr. Muladi mengatakan, bahwa permasalahan lingkungan hidup, demokratisasi, dan hak asasi manusia (HAM), merupakan kasus internasional dan menjadi bahan pembicaraan yang paling menonjol selama kurun waktu terakhir ini. Dikutip dari Moch. Faisal Salam, Peradilan Hak Asasi Manusia. Bandung: Penerbit Pustaka. 2005. Hlm. 1

2 masing negara di dunia. Pelaksanaan atau perwujudan hak asasi manusia masing-masing negara sangat dipengaruhi sejarah perkembangan masyarakat. 5 Karena pentingnya hak asasi manusia, suda sejak lama dunia internasional mengakui adanya hak asasi manusia dan berusaha memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia. 6 Banyak negara-negara modern juga sudah mengakui dan melindungi hak asasi manusia, salah satunya dengan cara meratifikasi Deklarasi Internasional Hak Asasi Manusia menjadi peraturan tersendiri, baik yang secara langsung dimasukkan dalam konstitusi ataupun yang tidak secara langsung diatur dalam konstitusi. 7 Indonesia sendiri sebagai negara peserta PBB juga turut serta dalam mendukung pengakuan atas hak asasi manusia yang dibuktikan dengan diundangkannya UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 8 5 Ibid., Hlm. 49 6 Puncaknya ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Internasional Hak Asasi Manusia (Declaration of Human Rights) pada Tanggal 10 Desember 1948 yang disahkan melalui Resolusi Majelis Umum PBB 217A (III). Lebih lengkap baca Soetandyo Wignjosoebroto. Hak Asasi Manusia Konsep Dasar Dan Perkembangan Pengertiannya Dari Masa Ke Masa. Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara X. 2005.Hlm. 11 7 The American Bill of Rights merupakan salah satu contoh aturan tentang hak asasi manusia yang dimasukan dalam konstitusi Amerika pada Amandemen keempat Tahun 1791 yang menjamin kebebasan pers dan hak untuk memperoleh perlindungan dari penghukuman yang tak lazim dan dari tindak penggeledahan dan/atau penyitaan yang dilakukan oleh aparat pemerintahan secara tidak sepatutnya. Lebih lengkap baca Soetadyo. Hak Asasi... Ibid., Hlm. 7 sedangkan kebiasaan yang berlaku di masyarakat berupa diskriminasi kerja bagi wanita yang menggunakan busana muslim (hijab) merupakan contoh dari adanya pengaturan hak asasi yang hanya berupa kebiasaan, belum dibakukan dalam sebuah perundang-undangan hanya diatur dalam kebijakan kantor. 8 Rhona K.M. Smith, dkk. (2008). Hukum Hak Asasi Manusia. Knut D. Asplund, dkk. (Eds) Yogyakarta: PUSHAM UII. Hlm. 289

3 Hak asasi manusia itu sendiri menjadi penting bukan karena diatur atau diberikan oleh negara, melainkan karena kesadaran manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai harkat, martabat dan budi pekerti. 9 Pada praktiknya, hak asasi manusia dapat digolongkan dalam 2 (dua) kriteria. Pertama, yaitu hak yang dapat dibatasi (derogable rights) sehingga pelaksanannya boleh ditunda. Hak-hak yang termasuk kategori derogable rights antara lain hak untuk berkumpul, dan hak untuk berbicara. Kedua, hak yang tidak dapat (non-derogable rights) sehingga pelaksanaannya tidak boleh ditunda. Hak-hak yang termasuk ketegori ini antara lain hak untuk hidup, hak untuk tidak dianiaya, hak untuk tidak diperbudak dan diperhambakan, hak untuk tidak dipenjara karena tidak mampu membayar hutang, hak persamaan di depan hukum, hak untuk bebas berfikir dan beragama. 10 Hak politik sendiri muncul karena pemikiran manusia yang menginginkan adanya demokrasi dalam pemerintahan. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan merasa harus terlibat dalam praktek ketatanegaraan, salah satunya dengan diberikan hak untuk memilih sendiri siapa yang akan memimpin mereka. Hak politik mulai berkembang sekitar abad ke-18 di Eropa Barat. Salah satu perwujudan dari hak politik yang dimiliki oleh warga negara adalah dengan melalui pemilu, karena pemilu merupakan bentuk dari perlibatan masyarakat. Hak politik ini diatur oleh konstitusi yang didukung dengan diratifikasinya Konvenan Hak Sipil dan Politik dalam UU Nomor 12 9 Begawa Ragawino, Hukum Tata Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajajaran. Hlm. 56 10 Andrey Sujatmoko, (2005). Tanggung Jawab Negara Atas Pelanggaran HAM Berat: Indonesia, Timor Leste dan lainnya. Jakarta: Grasindo, Hlm. 69-70.

4 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik). 11 Tahun 2002, sebagai bentuk dukungan bagi hak penyandang cacat, pejabat pemilu dan parlementer internasional mencatat, lebih dari 24 negara menyusun rancangan hak pemilu bagi pemilih penyandang cacat. 12 Sayangnya, belum banyak negara yang membuat perkembangan signifikan dalam mengedepankan hak-hak ini. Contohnya Indonesia pada Pemilu 2004 silam. 13 Tidak semua warga negara dapat memberikan hak pilihnya pada saat pelaksanaan pemilu. Tidak tersalurnya hak pilih ini bisa dikarenakan keengganan dari individu yang bersangkutan untuk ikut berpartisipasi dan menggunakan hak pilihnya, bisa juga karena adanya hambatan, baik hambatan fasilitas yang tersedia maupun keterbatasan fisik dari pemilih itu sendiri, 11 Preambule Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik yang Ditetapkan oleh Revolusi Majelis Umum 2200 A mengatakan bahwa, Mengakui, bahwa sesuai dengan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia, cita-cita manusia yang bebas untuk menikmati kebebasan sipil dan politik dan kebebasan dari ketakutan dan kemiskinan, hanya dapat dicapai apabila diciptakan kondisi di mana setiap orang dapat menikmati hak-hak sipil dan politik dan juga hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (XXI) Tanggal 16 Desember 1966, Paragraf 3. 12 Global Commission on Elections Democracy & Security. (2012). Pendalaman Demokrasi: Strategi Untuk Meningkatkan Integritas Pemilihan Umum di Seluruh Dunia. Terj. Yulia Absari. Kofi Annan Foundation. Hlm. 35. dalam The Bill of Electoral Rights for Citizens with Disabilities, (Stockholm: Internasional IDEA 16 September 2002). 13 Pemilu 2004 masih banyak yang tidak memberikan hak politiknya Berdasarkan data yang diperoleh para relawan yang diterjunkan oleh Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Indonesia (JAMPPI), menyatakan bahwa, dari data yang berhasil dikumpulkan sampai pada tanggal 27 April 2004, yaitu data dari 13.609 TPS, diperoleh fakta sebagai berikut: 6498 TPS (28%) tidak menyediakan surat suara khusus bagi pemilih tunanetra, 2747 TPS (20,1%) bilik suara diakses pemilih penyandang cacat, 1973 TPS (14%) kotak suara tidak mudah dicapai bagi pemilih penyandang cacat, 1383 TPS (10,4%) penyandang cacat tidak bisa memilih sendiri pendampingnya untuk mencoblos. Lebih lengkap baca Uning Pratimaratri. Jaminan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat. Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep & Implikasinya Dalam Perspektif Hukum & Masyarakat. H. Muladi Ed. Bandung: Refika Aditama. 2007. Hlm. 261-262

5 sebagai contoh adalah pemilih yang memiliki keterbatasan fungsi tubuh atau yang selanjutnya akan disebut sebagai penyandang disabilitas. 14 Penyandang disabilitas di seluruh dunia berjumlah sekitar 15% 15. Golongan ini mendapat kendala dalam berpartisipasi di setiap proses pemilu, mulai dari kesulitan secara fisik untuk mengakses TPS hingga adanya diskriminasi langsung dan penelantaran. BPS mencatat, di Indonesia pada tahun 2011 dapat 24 juta penduduk Indonesia merupakan penyandang disabilitas dan sebanyak 11.377 penduduk di kota Bandar Lampung merupakan penyandang disabilitas, dimana sekitar 9.412 penduduk merupakan penyandang disabilitas dewasa dan sekitar 1.656 penduduk merupakan penyandang disabilitas anak-anak. 16 Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana implementasi pemenuhan hak politik bagi lebih kurang 9.412 penduduk penyandang disabilitas khususnya di kota Bandar Lampung sehubungan dengan jaminan hak politik dalam memberikan suara pada saat pelaksanaan pemilu. Karena meskipun jumlahnya tidak banyak, sebagai warga negara memiliki hak yang sama dan hak itu tidak dapat dikurangi dengan sewenang-wenang apalagi dihilangkan sama sekali. Hal inilah yang menarik minat peneliti untuk membahas permasalahan mengenai Pemenuhan Hak Politik Penyandang Disabilitas di Kota Bandar Lampung (Disabilitas Tuna Netra). 14 UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, di dalam Pasal 1 Ayat (1) memuat: Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari: a). Penyandang cacat fisik; b). Penyandang cacat mental; c). Penyandang cacat fisik dan mental. 15 Kofi Annan Foundation. Ibid., Hlm. 35 dalam Organisai Kesehatan Dunia dan Bank Dunia, World Report on Disability (Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia, 2011). 16 Data diperoleh pada 7 Mei 2014 dari Badan Pusat Statistik http://database.kemsos.go.id/

6 B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian 2.1 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengaturan Hak Politik Penyandang Disabilitas dalam Peraturan Perundang-Undangan? 2. Bagaimana Implementasi dan Pemenuhan Hak Politik Penyandang Disabilitas khususnya di Kota Bandar Lampung? 2.2 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penulisan skripsi ini dikhususkan pada bidang Ilmu Hukum utamanya Hukum Tata Negara dengan mengkaji peratuan dan undangundang yang ada kemudian diambil kesimpulan yang didapat dari penelitian lapangan. 3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 3.1 Tujuan Penelitian Untuk menguraikan bagaimana pemenuhan hak politik pemilih penyandang disabilitas yang berada di kota Bandar Lampung. 3.2 Kegunaan Penelitan 3.2.1 Kegunaan Teoritis 1. Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Hukum Tata Negara yang berkaitan dengan pelaksanaan pemilu; 2. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian sejenis pada masa mendatang; 3. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemilih penyandang disabilitas sehingga dapat memberikan hak pilihnya dengan baik.

7 3.2.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang Ilmu Hukum Tata Negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan pemilu di Kota Bandar Lampung; 2. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi tentang apa dan bagaimana cara berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilu bagi penyandang disabilitas.