The Effect of Turmeric Tamarind Solution on Surface Roughness of Conventional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

BAB I PENDAHULUAN. senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam amino (triptofan dan lisin),

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN Hari 1 Hari 2 Hari 7 Hari. Lama Perendaman

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

Pengaruh Aplikasi CPP ACP terhadap Kekasaran Permukaan Semen Ionomer Kaca Pit dan Fissure sealant setelah Perendaman Coca Cola

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

ABSTRACT. Key words : composite micrihybrid, composite nanofilled, coffee

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

Pengaruh kopi arabika terhadap perubahan warna resin komposit hybrid

BAB 4 METODE PENELITIAN

Pengaruh Aplikasi Pasta CPP-ACP terhadap Kekasaran Permukaan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Perendaman dalam Coca Cola

PENGARUH PELAPISAN BAHAN TAMBAL GLASS IONOMER DENGAN VARNISH DAN COCOA BUTTER TERHADAP DAYA SERAP SALIVA BUATAN SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

3 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon

Corresponding address : Department of Dental Material, Faculty of Dentistry, University of

Kata kunci : obat kumur yang mengandung alkohol, obat kumur non-alkohol, perubahan warna, komposit nanofiller.

BAB 4 METODE PENELITIAN

Soraya D.P. Rezky dkk.: Perendaman semen ionomer kaca konvensional dalam kefir 55

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

Pengaruh Aplikasi Pasta CPP-ACP Terhadap Kekasaran Permukaan Semen Ionomer Kaca Konvensional Setelah Perendaman dalam Coca Cola

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik.

EVALUASI KEKASARAN PERMUKAAN GLASS IONOMER CEMENT (GIC) KONVENSIONAL SETELAH PERENDAMAN DALAM MINUMAN BERKARBONASI

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fungsional gigi dapat menyebabkan migrasi (tipping, rotasi, dan ekstrusi),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

PENGARUH APLIKASI TOOTH MOUSSE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFIL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN BERKARBONASI

UJI KEKERASAN KOMPOSIT TERHADAP RENDAMAN BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA)

ABSTRAK PERBEDAAN KEKERASAN RESIN AKRILIK HEAT CURED SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TABLET PEMBERSIH GIGI TIRUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

BAB 4 METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Kontrol. Perlakuan larutan remineralisasi + Xylitol 20%

4.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Identifikasi variabel Variabel bebas : - Varnis - Bonding agent Variabel terikat :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Lama Pengaplikasian Bahan Bonding

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL II

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kuat. Resin komposit terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks resin dan filler

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANO PADA PERENDAMAN TEH HITAM DAN KOPI

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

PENGARUH SALIVA BUATAN DAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KEKERASAN RESIN KOMPOSIT NANO HYBRID

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

ABSTRAK. Identitas penyusun : Vania Christiani Wiryadi Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Prosedur uji

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

PENGARUH WAKTU POLISHING DAN ASAM SITRAT TERHADAP MICROLEAKAGE PADA TUMPATAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER AKTIVASI LIGHT EMITING DIODE - In Vitro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

The Hardness Difference of Deciduous Tooth Enamel Between Before and After Soaking with Milk, Tea, and Soda

BAB 4 METODE PENELITIAN

Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

Transkripsi:

The Effect of Turmeric Tamarind Solution on Surface Roughness of Conventional Glass Ionomer Cement Ratih Astiningsih, Bambang Irawan, Ali Noerdin Corresponding address : Department of Dental Material, Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430 Indonesia. Phone: +62 21 3151035 Email address : ratihastiningsih@gmail.com 1

Abstract The aim of this study was to know the effect of turmeric tamarind solution on surface roughness of conventional glass ionomer cement. This study used 20 specimens were immersed in a turmeric tamarind solution of packaging and not the packaging (each n=10) for 1, 3, 5, and 7 days. Results analyzed by Two-way ANOVA showed between turmeric tamarind solution of packaging and not the packaging had no significant difference (p>0,05), but a significant difference on immersion duration in two groups (p<0,05). The longer of immersion duration in a turmeric tamarind solution affect to increase surface roughness. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamu kunyit asam terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional. Pada penelitian ini digunakan 20 spesimen yang direndam dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan (masing-masing n=10) selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Hasil uji statistik Two-way ANOVA menunjukkan antara jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan menunjukkan terdapat perbedaan tidak bermakna (p>0,05), namun terdapat perbedaan bermakna pada lama waktu perendaman dalam kedua kelompok (p<0,05). Semakin lama waktu perendaman dalam jamu kunyit asam berpengaruh terhadap peningkatan nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional. Keywords: Turmeric tamarind solution, surface roughness, conventional glass ionomer cement 2

PENDAHULUAN Jamu kunyit asam merupakan salah satu minuman tradisional yang sudah populer di Indonesia. Jamu kunyit asam tersedia dalam bentuk kemasan dan bukan kemasan. Dalam hal ini, bentuk kemasan adalah jamu yang telah diolah oleh suatu pabrik seperti jamu kunyit asam merek Sidomuncul dan bukan kemasan merupakan jamu olahan sendiri. Komponen utama dari jamu kunyit asam baik kemasan maupun bukan kemasan, berupa rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan rimpang asam jawa (Tamarindus indica L.). 1 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Balai Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO) kadar keasaman (ph) yang terdapat dalam rimpang kunyit 5,90 dan rimpang asam jawa 1,00. Sedangkan untuk jamu kunyit asam kemasan memiliki ph rendah, yaitu 4,32 dan bukan kemasan 4,50. 2 Semakin lama mengonsumsi minuman dan makanan yang memiliki tingkat keasaman dengan kadar ph rendah, dapat menyebabkan terjadinya erosi pada jaringan keras gigi. Erosi tersebut tidak hanya mempengaruhi gigi saja, namun juga pada material restorasi kedokteran gigi. Paparan asam dengan ph rendah dapat menyebabkan larutnya suatu material restorasi, salah satunya adalah semen ionomer kaca konvensional. Terdapat perubahan dalam komposisi permukaan ketika semen ionomer kaca konvensional berkontak dengan lingkungan asam dalam rongga mulut. 3 Semen ionomer kaca konvensional adalah material kedokteran gigi sebagai material restorasi, bahan perekat, pelapis, lutting agent serta penutup pit dan fisura gigi. Dalam penelitian ini yang digunakan yaitu semen ionomer kaca konvensional Tipe II sebagai material restorasi. 4 Material restorasi ini banyak digunakan karena memiliki sifat yang menguntungkan seperti terdapat ikatan dengan email dan dentin yaitu adhesi yang baik. Selain itu material ini memiliki sifat biokompatibilitas yang cukup baik terhadap struktur gigi, tidak mengiritasi pulpa, memiliki kekuatan tekan yang baik, sifat estetis yang baik serta memiliki sifat yaitu antikariogenik karena dapat melepaskan fluor. 5 3

Dalam prosedur restorasi, salah satu tujuannya yaitu memperoleh permukaan yang halus, tanpa porositas, sehingga estetika lebih baik dan meminimalkan akumulasi plak gigi. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap restorasi gigi adalah ketahanan material restorasi terhadap disolusi dan degradasi. 3 Disolusi dan degradasi pada semen ionomer kaca konvensional terjadi ketika material tersebut terpapar pada lingkungan asam, sehingga dapat memicu permukaan material restorasi terkikis atau terjadi erosi secara kimia. 6 Ketika material tererosi maka akan terjadi peningkatan kekasaran permukaan material restorasi. Peningkatan kekasaran permukaan dari material restorasi dapat menyebabkan akumulasi plak dan sisa makanan, gingivitis, iritasi jaringan, perubahan warna, dan penurunan sifat estetis dari restorasi. 7 Oleh karena itu, untuk menjaga sifat estetis dari material semen ionomer kaca konvensional perlu memperhatikan aspek kekasaran permukaan material restorasi. Maka dalam penelitian ini, dilakukan pengujian mengenai pengaruh jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional berdasarkan lama waktu perendaman yaitu selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari yang diasumsikan lama konsumsi jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan yaitu 4 menit setiap kali konsumsi selama 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. 8 METODE PENELITIAN Spesimen yang digunakan berjumlah 20 spesimen semen ionomer kaca konvensional, 10 spesimen direndam dalam larutan jamu kunyit asam kemasan dan 10 spesimen direndam dalam larutan jamu kunyit asam bukan kemasan. Perendaman berupa tanpa waktu perendaman (awal), lama perendaman selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Spesimen dibuat dari semen ionomer kaca konvensional Fuji IX GC Corp, Japan yang terdiri dari bubuk dan cairan kemudian dimanipulasi sesuai dengan petunjuk pabrik. 4

Campuran semen dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari stainless steel berukuran diameter 6 mm dan tebal 3 mm sehingga menghasilkan 20 spesimen kemudian dilapisi silicon oil dan di atasnya diletakkan matriks celluloid yang dilapisi kaca preparat. Diberi beban sebesar 1 kg selama 5 menit. Selanjutnya beban dan kaca preparat diangkat lalu spesimen dikeluarkan dari cetakan. Spesimen dimasukkan dalam tabung plastik berisi akuades dan disimpan di dalam inkubator pada suhu 37 C selama 24 jam. Pengukuran kekasaran permukaan awal menggunakan alat Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-301. Cara pembuatan jamu kunyit asam kemasan maupun bukan kemasan, rimpang kunyit yang telah dibersihkan, dihaluskan, diambil airnya. Air kunyit yang diperoleh kemudian direbus, lalu dicampur dengan rimpang asam jawa, gula jawa serta air. Setelah mendidih diperoleh jamu kunyit asam. Spesimen yang telah disiapkan pada tabung plastik diberi perlakuan berupa perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari, kemudian disimpan dalam inkubator pada suhu 37 C, lalu dikeluarkan dan dibilas dengan air serta dikeringkan. Pergantian larutan setiap 24 jam sekali. Metode analisis data yang digunakan yaitu uji statistik Two-way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Multiple Comparison (LSD) dengan signifikansi α = 0,05 yang diolah dengan menggunakan program SPSS 18.0. HASIL PENELITIAN Hasil nilai rata-rata kekasaran permukaan (Ra) semen ionomer kaca konvensional yang direndam dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional yang direndam dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan meningkat seiring dengan semakin lama waktu perendaman yaitu selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Setelah dilakukan uji statistik Two-way ANOVA dapat dilihat pada 5

tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada kelompok jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan. Sementara itu, terdapat perbedaan bermakna pada kelompok antar waktu lama perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. DISKUSI Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional setelah dilakukan perendaman dalam akuades pada suhu 37 C selama 24 jam dibanding dengan setelah dilakukan perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan menunjukkan peningkatan nilai kekasaran permukaan. Nilai rata-rata kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional setelah dilakukan perendaman dalam akuades pada suhu 37 C selama 24 jam pada kelompok kemasan yaitu sebesar 0,648 µm dan bukan kemasan yaitu sebesar 0,589 µm. Nilai ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Bala (2012) bahwa nilai rata-rata kekasaran permukaan material semen setelah dilakukan perendaman dalam akuades pada suhu 37 C selama 24 jam yaitu sebesar 0,44-0,78 µm. 9 Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jones dalam Tantanuch (2009) bahwa nilai kekasaran permukaan yaitu sebesar 0,5 µm dapat mengubah persepsi lidah dan menyebabkan ketidak nyamanan dalam rongga mulut. 7 Pada penelitian ini tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional setelah direndam dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan pada lama waktu perendaman selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Hal ini disebabkan karena nilai ph yang tidak jauh berbeda pada jamu kunyit asam kemasan yaitu sebesar 4,32 dan bukan kemasan yaitu sebesar 4,50. Kadar ph pada jamu kunyit asam bukan kemasan lebih tinggi dibandingkan kemasan, hal ini dikarenakan dalam komposisi jamu kunyit asam bukan kemasan terdapat kandungan asam sitrat yang hanya 6

berasal dari rimpang asam jawa, sedangkan kadar ph dalam jamu kunyit asam kemasan lebih rendah karena adanya penambahan berupa asam sitrat dalam jamu kunyit asam kemasan merek Sidomuncul, karena asam sitrat dapat meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H + ) sehingga ph dalam jamu kunyit asam kemasan merek Sidomuncul lebih rendah dibanding bukan kemasan. 10 Penelitian ini didukung penelitian sebelumnya oleh Fukazawa dalam Zaki (2012) menunjukkan bahwa selama perendaman dalam larutan asam, larutan berpenetrasi ke semen dan matriks gel mengalami penambahan ukuran. Ion hidrogen (H + ) berdifusi ke dalam semen dan bertukar tempat dengan kation logam. Kation logam tersebut akan berdifusi melalui semen. Ketika semen ionomer kaca dan larutan bertemu, maka akan terjadi pelepasan ikatan ion-ion pada semen tersebut ke dalam larutan. Terpaparnya permukaan semen oleh ion H + akan mendisolusi partikel kaca. Oleh karena itu, proses disolusi pada partikel kaca akan menyebabkan terjadinya banyak porus di permukaan semen. 10 Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaki (2012) bahwa pada ph 3,8 akan menyebabkan terjadinya disolusi dan degradasi pada material semen. 10 Hal ini mengakibatkan peningkatan kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional. 13 Pada hasil penelitian ini lama waktu perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari menunjukkan terjadinya peningkatan nilai kekasaran permukaan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gao (1997) bahwa perendaman material semen ionomer kaca konvensional dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya kelarutan partikel filler kaca secara sempurna yang dibuktikan dengan adanya endapan gel silika pada larutan asam yang merupakan sisa dari material semen yang direndam. 11 Menurut Hamouda (2011) terdapat korelasi antara peningkatan kelarutan material restorasi dalam lingkungan asam dengan terjadinya peningkatan kekasaran permukaan. 3 Hal ini juga didukung oleh penelitian yang 7

dilakukan oleh Ghanim (2008) bahwa kelarutan material semen berpengaruh terhadap degradasi dan biokompatibilitas pada permukaan material semen tersebut. 12 Selain itu kelarutan memiliki peranan penting dalam perubahan dimensi semen, kehilangan retensi, perubahan warna dan kerusakan pada kontur margin, serta berpengaruh terhadap sifat mekanik seperti flexural strength dan kekerasan. Oleh karena itu, lama waktu perendaman atau pemaparan dalam larutan asam berpengaruh terhadap peningkatan kekasaran permukaaan material semen. 13 Setelah dilakukan analisis berdasarkan hasil penelitian, semakin rendah ph dan semakin lama perendaman semen ionomer kaca konvensional dalam jamu kunyit asam maka ion-ion hidrogen (H + ) berdifusi ke dalam material semen dan terjadi pelepasan ikatan logam dari semen ionomer kaca konvensional yang menyebabkan proses disolusi dan degradasi sehingga terjadi banyak porus pada permukaan semen. Hal ini dapat dilihat bahwa ph, komposisi asam sitrat, dan lama waktu perendaman dari 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari yang jika diasumsikan 1 tahun hingga 7 tahun konsumsi jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan akan berpengaruh terhadap peningkatan kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miranda (2011) menunjukkan bahwa perubahan nilai kekasaran permukaan, baik pada material restorasi maupun gigi berhubungan langsung dengan ph, komposisi larutan, dan lama waktu perendaman atau pemaparan. 13 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna terhadap nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional setelah dilakukan perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan. Lama waktu perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan selama 1 hari, 3 hari, 5 8

hari, dan 7 hari memberikan pengaruh yang bermakna terhadap nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional. Terjadinya peningkatan nilai kekasaran permukaan semen ionomer kaca konvensional dipengaruhi oleh ph, komposisi dan lama waktu perendaman dalam jamu kunyit asam kemasan maupun bukan kemasan. SARAN Pasien dengan tumpatan semen ionomer kaca konvensional disarankan agar mengurangi frekuensi mengonsumsi jamu kunyit asam kemasan dan bukan kemasan, serta dilakukan kontrol kondisi tumpatan setiap tahun. 9

DAFTAR REFERENSI 1. Nur M, Estiasih T, Nurcholis M, Maligan M Jaya. Aneka Produk Olahan Kunyit Asam. Malang: Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian. 2010. p. 1-23. 2. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri. Balai Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor. 2013. 3. Hamouda, M. Ibrahim. Effect of Various Beverages on Hardness, Roughness, and Solubility of Esthetic Restorative Materials. Journal of Esthetic and Restorative Dentistry. 2011; 23(5): 315-22. 4. Anusavice KJ. Phillip s Science of Dental Materials. St Louis: Saunders; 2003. p. 329-43. 5. Mount GJ. An Atlas of Glass-Ionomer Cements.: A Clinician s Guide. London Imagor Publishing Ltd. 1990. p. 213-25. 6. Ab-Ghani, Z. Effect of Remineralization or Demineralization cycles on Mineral Profiles of Fuji IX Fast In Vitro Using Electron Probe Microanalysis. Australian Dental Journal. 2007; 52(4): 276-81. 7. Tanthanuch S, Palanapiradej V. Effect of Thai Wine on Surface Roughness and Corrosion of Various Tooth-Coloured Filling Materials. J Dent Assoc Thai. 2009; 59(2): 100-7. 8. Khatimah H, Aristiana B, Yuliana I, Agustiono P. Pengaruh Lama Perendaman dalam Larutan Kunyit Asam terhadap Perubahan Warna Resin Komposit Hybrid. Insisiva Dental. 2012; 1(2): 69-73. 9. Bala O, et al. Evaluation of Surface Roughness and Hardness of Different Glass Ionomer Cement. 2012. 6: 79-86. 10

10. Zaki Y.I Dalia, et al. Effect of Simulated Gastric Juice on Surface Characteristics of Direct Esthetic Restorations. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 2012; 6(3): 686-94. 11. Gao F, Matsuya S, Ohta M, Zhang J. Erosion Process of Light-cured and Conventional Glass Ionomer Cement in Citrate Buffer Solution. Dental Materials Journal. 1997; 16(2): 170-9. 12. Ghanim M. Ahmed. Water Sorption and Solubility of Different Commercially Available Dental Cements. (An In Vitro Study). University of Babylon. p. 1-10. 13. Miranda, Diogo de Azeved. Effects of Mouthwashes on Knoop Hardness and Surface Roughness of Dental Composites after Different Immersion Time. Braz Oral Res. 2011; 25(2): 168-73. 11

(Halaman 5) Tabel 1. Hasil Nilai Rata-rata Kekasaran Permukaan (Ra) Semen Ionomer Kaca Konvensional Kekasaran Permukaan (Ra) ± SD (µm) Lama Waktu Perendaman Kelompok Jamu Kunyit Asam Kemasan (n = 10) Bukan Kemasan (n = 10) Awal 0,648 ± 0,071 0,589 ± 0,131 1 hari 0,818 ± 0,121 0,855 ± 0,141 3 hari 0,939 ± 0,125 0,925 ± 0,117 5 hari 1,482 ± 0,112 1,306 ± 0,202 7 hari 1,905 ± 0,152 1,757 ± 0,188 (Halaman 5) Gambar 1. Grafik Nilai Rata-rata Kekasaran Permukaan (Ra) Sebelum Perendaman (Awal) dan Perendaman Selama 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari 12

(Halaman 6) Tabel 2. Hasil Uji Statistik Two-way ANOVA Perbedaan Nilai Kekasaran Permukaan (Ra) Semen Ionomer Kaca Konvensional Antar Kelompok Source Type III Df Mean F Sig. Sum of Square Squares Corrected Model 1,890 a 5,378 77,000,000 Intercept 12,665 1 12,665 2580,401,000 Kelompok,011 1,011 2,219,211 LamaPerendaman 1,879 4,470 95,695,000 Error,020 4,005 Total 14,575 10 Corrected Total 1,909 9 a. R Squared =,990 (Adjusted R Squared =,977) Ket: (p<0,05) berbeda bermakna, (p>0,05) berbeda tidak bermakna 13