BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

MARGARETHA MEI EVITA SARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari pengaruh. Mulyadi (2002) dalam Febriyanti dan Mertha (2014) pendapatnya dengan pertimbangan yang objektif.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

Abstrak. Kata Kunci: audit tenure, audit fee, rotasi auditor, spesialisasi auditor, umur publikasi perusahaan, kualitas audit.

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. maupun didalam negeri, kualitas audit menjadi perhatian publik. Skandal-skandal

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

eksekutif perusahaan tersebut dengan melakukan window dressing / mempercantik laporan keuangan. Atas skandal Satyam, maka akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Earning Response Coefficient merupakan ukuran atas tingkat abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus atau tidaknya suatu

ABSTRAK. Kata Kunci : kualitas audit, auditor switching, ukuran perusahaan, spesialisasi industri KAP, client importance.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Jensen dan Meckling (1976), yang menjelaskan hubungan keagenan

BAB V PENUTUP. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

PENGARUH AUDITOR TENURE, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, membuat pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lewat laporan keuangan kepada pemegang saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Jasa audit atas laporan keuangan atau lebih tepat disebut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan didalam dunia usaha dewasa ini semakin ketat, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan Keuangan merupakan sarana bagi investor untuk menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

Judul : Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Auditor Switching dan Audit Tenure

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN AUDITOR YANG TERJADI PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga kebutuhan masing-masing pihak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS,UKURAN KAP,DAN OPINI AUDIT TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, ada dua bentuk independensi auditor: Independence in fact yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digambarkan sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih Shareholders

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Manajemen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh modal dari

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. 1. Ni Wayan Rustiarini dan Ni Wayan Sugiarti (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AKRUAL KLIEN

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

: Herli Setianti NPM : Nama Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai alat untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

perusahaan yang dikelolanya (Tjun, Marpaung, & Setiawan, 2012). Agar laporan perusahaan yang sesungguhnya (Nindita & Siregar, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kualitas Audit DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi kualitas audit dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut : a. kualitas audit adalah probabilitas nilaianpasar bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut, b. kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material, c. kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor, d. kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 316 menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan dalam audit atas laporan keuangan. Dimana auditor dituntut dapat menemukan salah saji dalam laporan keuangan yang 10

bisa saja merupakan salah satu kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan klien. Oleh karena itu, auditor memiliki peran yang penting dalam mengungkap kecurangan tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Selanjutnya, istilah kualitas audit mempunyai arti yang berbedabeda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan audit. 2.1.2 Masa Perikatan Audit Klien (Audit Tenure) Audit Tenure merupakan Masa Perikatan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan klien terkait jasa audit yang dilakukan oleh audit terhadap perusahaan klien yang telah disepakati bersama atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dengan klien. Audit Tenure itu sendiri dapat berdampak terhadap kualitas audit, dimana kualitas audit itu sendiri ditentukan antara lain oleh independensi auditor. Independensi ini berkaitan dengan masa perikatan audit yang cukup berpengaruh dalam independensi auditor dan mengurangi kualitas audit yang akan diberikan. Di Indonesia permasalahan perikatan ini diatur oleh Peraturan tentang perikatan audit melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik hasil penyempurnaan Keputusan Menteri 11

Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 yang dianggap sudah tidak memadai. Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat pokok - pokok penyempurnaan peraturan mengenai pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan, laporan kegiatan, dan asosiasi profesi akuntan publik. Untuk pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan publik, sebelumnya KAP dapat memberikan jasa audit umum paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut - turut kemudian dirubah menjadi 6 (enam) tahun buku berturut - turut dan untuk seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut - turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. 2.1.3 Ukuran KAP Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang - Undang ini. Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 juga menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, 12

adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang - Undang ini. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia. 2.1.4 Ukuran Perusahaan Klien Perusahaan yang lebih besar memiliki analisis yang lebih tinggi dan persentase kepemilikan institusional yang lebih tinggi (O Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010) Selain itu, perhatian yang lebih besar oleh media ditujukan pada perusahaan besar sehingga perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya dimana hal tersebut menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah. (Fernando et al., 2010). Keadaan tersebut sangat kondusif untuk lebih memperlihatkan pengaruh peran informasi dan pengawasan audit. Oleh karena itu, dampak dari kualitas audit yang lebih tinggi akan lebih besar bagi perusahaan - perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar peningkatan kualitas audit tidak begitu berpengaruh karena mereka 13

memiliki kualitas pengendalian yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil. 2.1.5 Spesialisasi Audit Audit memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, namun juga jenis industri klien. Meskipun mengaudit perusahaan manufaktur prinsipprinsipnya sama dengan mengaudit perusahaan perbankan, namun tentu saja ada perbedaan dalam hal sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistim akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. Hal ini mengharuskan auditor memiliki pengetahuan mengenai karakteristik industri tertentu yang mempengaruhi kualitas audit. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan terhadap spesialisasi auditor (Kusharyanti 2003). Kantor Akuntan Publik yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, risiko audit pada industri tersebut (Fitriany, 2011). Lebih lanjut Fitriany (2011) menyatakan spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor 14

tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi. Krishnan (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih rendah dibandingkan dengan auditor yang non spesialis. Hal ini konsisten dengan penelitian Mehdi Safari (dalam Yuyetta dan Kono, 2013) yang menyatakan bahwa akrual diskresioner klien auditor spesialisasi industri lebih rendah dari akrual diskresioner klien non spesialisasi industri klien. Argumen-argumen ini menunjukkan bahwa spesialisasi auditor lebih memungkinkan untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan dari auditor non spesialis. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualiatas Audit adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Peneltian 1 Febriyanti (2014) Variabel independen yaitu masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP, Variabel dependen yaitu kualitas audit Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. 15

2 Putri (2014) 3 Sinaga (2012) 4 Chariri (2014) 5 Syukma, M (2014) Variabel independen adalah auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan kualitas audit merupakan variabel dependen Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien sebagi independen varibel dan Kualitas Audit sebagai dependen variable Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit Pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi kantor akuntan publik Terhadap kualitas audit Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (2) Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (3) Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian adalah sebagai berikut Audit Tenure tidakberpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit,danspesialisasiauditorberpeng aruh secara signifikan terhadap kualitas auditbegitupula dengan ukuran KAP Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sumber : Data Diolah 16

Penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan kualitas audit menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut Febriyanti (2014), dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP Pada Kualitas Audit, yang menguji pengaruh variabel masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP pada variabel kualitas audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi logistik dengan populasi yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama periode 2009, 2010, 2011, dan 2012, pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, maka terdapat 28 perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel untuk periode 4 tahun penelitian sebanyak 112 perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Menurut Putri (2014), dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Maufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2012), yang menguji pengaruh auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, terhadap kualitas audit yang diukur dengan diskresioner akrual pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. 17

Penelitian ini menggunakan 69 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Variabel independen dari penelitian ini adalah auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan kualitas audit yang diproksikan oleh diskresioner akrual merupakan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik yang diukur dengan variabel dummy, yaitu Big 4 dan Non Big 4, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Menurut Sinaga (2012), dalam penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh Audit Tenure,Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien, terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualitas Audit. Dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan aplikasi SPSS 16, Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2010. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan maka diperoleh sebanyak 200 data perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok 18

atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit sebagai proksi kualitas audit yang diterimanya, yaitu kelompok perusahaan dengan opini audit going concern (OGC) dan perusahaan dengan opini audit non going concern (NOGC). penelitian ini mencoba menguji pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, dan Ukuran Klien, terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (2) Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (3) Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Menurut Chariri (2014), dalam penelitiannya Pengaruh Tenure, Ukuran KAP, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012. sampel sebanyak 193 perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada 2010-2012. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, dan Spesialisasi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit begitu pula dengan ukuran KAP. Menurut Syukma (2014), dalam penelitiannya pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, 19

Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan tahunan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 2012, sampel sebanyak 45 perusahaan dengan 225 data pengamatan. perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan hasil penelitian penelitian yang terdahulu kemungkinan di karenakan perbedaan jumlah sampel perusahaan, uji regersi yang digunakan, dan perusahaan yang diteliti. Febriyanti (2014), meniliti 112 sampel perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 2012.dengan uji regresi logistik sedangkan, Putri (2014), meniliti 69 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. dengan uji regresi linier berganda yang diproksikan dengan diskresioner akrual, sedangkan, Sinaga (2012), meniliti 200 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2010 dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit sebagai proksi kualitas audit yang diterimanya, opini audit going concern (OGC) dan opini audit non going concern (NOGC) dengan uji regresi logistik sedangkan, Chariri (2014), meniliti 193 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 20

pada 2010-2012, dengan uji regresi linier berganda yang diproksikan dengan diskresioner akrual sedangkan, Syukma (2014), meneliti 225 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2008 2012, dengan uji linier berganda 2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan hal yang dikemukan diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit. Berikut ini merupakan gambar kerangka konseptual penelitian ini. Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Audit Tenure (X 1 ) Ukuran KAP (X 2 ) Kualitas Audit (Y) Ukuran Perusahaan Klien (X 3 ) Spesialisasi Audit (X 4 ) 21

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit. Variabel dependen adalah Kualitas Audit. 2.3.1. Hubungan antara Audit Tenure dengan Kualitas Audit Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit telah menjadi perdebatan yang dikaitkan dengan indepedensi auditor yang merupakan dasar penting bagi auditor maupun akutansi itu sendiri, ditambah lagi adanya kasus-kasus korporasi yang melibatkan Kantor Akuntan Publik sehingga menimbulkan berkurangnya kepercayaan publik terhadap Kantor Akuntan Publik itu sendiri (Al-Thuneibat et al., 2011). Publik berpendapat bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara auditor dan kliennya tersebut, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Waktu yang cukup lama ini akan menimbulkan rasa kekeluargaan yang berlebihan dapat berakibat pada berkurangnya kualitas laporan keuangan. Tenureyang lama mengakibatkan berkurangnya objektivitas dalam perilaku auditor (Al- Thuneibat et al., 2011). 2.3.2. Hubungan antara Ukuran KAP dengan Kualitas Audit Kasus Enron seperti mematahkan pandangan para peneliti yang menyatakan bahwa KAP yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Namun, perihal ini amatlah jarang terjadi. Dengan 22

demikian, hal ini memberikan kepercayaan diri kembali bahwa ukuran auditor atau ukuran KAP akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Analisis data Al-Thuneibat et al. (2011) mengungkapkan bahwa auditor di KAP besar membangun pengalaman belajar lebih cepat dibanding non-kap besar. Dengan demikian, auditor KAP besar, akan lebih cakap pada awal perikatan audit karena kecepatan dan keahlian mereka yang lebih besar dalam memperoleh pengetahuan yang diwajibkan serta mendapatkan kenalan yang diperlukan. Uraian mengenai ukuran KAP yang telah dijelaskan sebelumnya masih memberikan pertanyaan. Apakah KAP besar benar-benar menunjukkan seberapa tinggi kualitas auditnya, ataukah KAP besar hanya menang atas brand yang diciptakannya. Apakah Enron-Enron yang lain akan bermunculan akibat ketidakkonsistenan kualitas audit pada ukuran KAP. 2.3.3. Hubungan antara Ukuran Perusahaan Klien dengan Kualitas Audit Selain oleh efek audit tenure dan ukuran KAP, kualitas audit penulis juga mengaitkannya dengan ukuran perusahaan Klien. seiring dengan ukuran perusahaan yang terus mengalami peningkatan, disertai kemungkinan bahwa jumlah agensi juga meningkat dan ini mungkin hal ini akan meningkatkan permintaan untuk membedakan pemilihan auditor. Berdasarakan pendapat tersebut, perusahaan besar tentunya terdorong akan 23

lebih memilih menggunakan jasa auditor besar yang independen dan profesional untuk mendapati hasil audit yang berkualitas dan relevan sehingga timbul hubungan yang positif antara kedua belah pihak. Dari sudut pandang Perceived Quality, ketika baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan mereka telah bebas dari salah saji material, bagi perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini menjadi lebih efektif. Outcome yang diperoleh perusahaan kecil ketika output (kepercayaan pengguna laporan keuangan) telah dicapai lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Bagi perusahaan kecil, kepercayaan pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu mempromosikan investasi mereka (Taylor, 2005 dalam Jackson et al., 2008), namun tentu saja membuat perusahaan mereka lebih diperhatikan publik dan investor. Sedangkan, bagi perusahaan besar yang sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya membantu dalam mempromosikan investasi. Sehingga dari sudut pandang Perceived Quality, jasa audit pada perusahaan kecil lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan besar dan tercipta hubungan negatif. 2.3.4. Hubungan antara Spesialisasi Audit dengan Kualitas Audit Owsoho (dalam Fitriany, 2011) menyatakan auditor spesialis memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik bisnis klien dibandingkan dengan auditor non spesialis. Auditor spesialis juga lebih mungkin untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan yang 24

terjadi pada laporan keuangan, sehinggga dapat membantu perusahaan dalam menyediakan informasi laba yang lebih baik. Manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2006 : 51). Sesuai dengan judul penelitian yang diambil maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. 25