Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur sama-sama

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA BERITA ON-LINE: PEMBERITAAN TENTANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, SUSI PUDJIASTUTI.

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

KESANTUNAN BERBAHASA SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH: KAJIAN BERDASARKAN PRAGMATIK

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

KESANTUNAN BERBAHASA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAANGKATAN DENGAN KARYAWAN UNESA. Pembimbing Dra.

BAB I PENDAHULUAN. Selatan, bahasa yang paling sering disebut Hangungmal ( 한국말 ; 韩国말 ), atau

KAJIAN PERILAKU PRAGMATIS TERHADAP TINDAK TUTUR SANTRI TERHADAP KYAI DI PONDOK PESANTREN DI WILAYAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. dan sifat masalahnya, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif,

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode sebagai pedoman untuk memandu peneliti

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Tabel 1 Tindak Tutur Mengkritik dalam Acara Sentilan Sentilun di Metro TV

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII SMPN 1 LIMBUR KABUPATEN BUNGO

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

oleh/by: Shintia Dwi Alika

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pikiran maupun suatu informasi. Bahasa sebagai media penyampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

Prinsip Kerjasama Dan Kesantunan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Saintifik

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNANLEECH DALAM DIALOG FILM MY STUPID BOSSKARYA UPI AVIANTODAN RELEVANSINYATERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS VIII E SMPN 2 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2016/2017

PRINSIP KESANTUNAN DAN KEBERHASILAN KETERAMPILAN BERBICARA

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMK

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik) KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SURAT UNDANGAN RESMI DAN PRIBADI

PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK KOS RIZKY DI DESA DUKUH WALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS BULAN MEI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI KESANTUNAN PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM BERKOMUNIKASI DOSEN DAN MAHASISWA IAIN RADEN INTAN LAMPUNG. MARDIYAH

BAB 2 IHWAL PRAGMATIK: PRINSIP KERJA SAMA, KESOPANAN DAN TINDAK TUTUR. Berbicara mengenai maksud tuturan dalam melakukan tugas dari petugas

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 SUNGAI PINYUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

PELAKSANAAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA MAHASISWA KEPADA DOSEN MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E-ISSN Volume 1, No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

Transkripsi:

PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan bahasa yang formal dan sopan merupakan suatu kewajiban bagi setiap peserta tutur. Pematuhan terhadap prinsip-prinsip tertentu dalam setiap peristiwa tutur sangatlah penting. Tetapi pada kenyataanya, masih ditemukan pelanggaran terhadap prinsip tersebut khususnya prinsip kesopanan. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelanggaran prinsip-prinsip kesopanan pada memo dinas di salah satu perguruan tinggi di Banten. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dengan menggunakan Teori Leech (1983) tentang prinsip-prinsip kesopanan dalam menganalisis data. Data utama dalam penelitian ini yakni memo dinas di salah satu perguruan tinggi di Banten. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pelanggaran maksim kebijaksanaan dan maksim penghargaan. Simpulan dari penelitian ini bahwa peserta tutur disarankan untuk mematuhi kaidah-kaidah dalam berbahasa, khususnya prinsip kesopanan untuk menjaga rasa kebersamaan, keharmonisan, dan kenyamanan antara penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Kata Kunci: memo dinas, pelanggaran prinsip kesopanan. 1 2 Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untirta Pengolah Data di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa KEMENDIKBUD 23

1. Pendahuluan Dalam kegiatan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu butuh berinteraksi dengan sesamanya. Kebutuhan berkomunikasi inilah yang membuat peranan bahasa menjadi sangat penting. Bahasa sangat diperlukan guna menyampaikan pesan, gagasan, ide, dan perasaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Hal ini senada dengan pandapat Wardaugh (1977) yang mengatakan bahwa language is a system of arbitrary vocal symbol used by human communication. Jadi, sangat jelas bahwa bahasa sangat diperlukan manusia untuk menjalin komunikasi dengan manusia yang lain di masyarakat. Bertalian dengan uraian di atas, dalam menjalin komunikasi baik lisan maupun tulisan, peserta tutur dituntut untuk tidak hanya fokus terhadap pesan yang akan disampaikan tetapi juga harus memperhatikan faktor lain dalam berkomunikasi. Faktor yang dimaksud yakni, perasaan mitra tutur. Hal ini senada dengan Wijana (1996) bahwa berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat tekstual, seringkali pula berhubungan dengan persoalan yang bersifat interpersonal. Peserta tutur dalam menyampaikan pesan harus mempertimbangkan bentuk ujaran yang dianggap tidak menyinggung perasaan mitra tutur tanpa mengurangi isi pesan yang akan disampaikan. Oleh karena itu, agar proses komunikasi berjalan dengan baik dan maksimal, peserta tutur dituntut untuk 24

mematuhi beberapa prinsip yang dalam ilmu pragmatik disebut sebagai prinsip kerjasama (cooperative principle) dan prinsip kesopanan (politeness principle). Di dalam penelitian sederhana ini, untuk membatasi cakupan masalah dan pemerolehan hasil analisis yang mendalam, peneliti hanya akan berfokus kepada salah satu prinsip yakni prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan dipilih untuk dibahas dalam tulisan ini, hemat peneliti, karena di dalam proses pertuturan peserta tutur harus mengedapankan untuk menghormati perasaan mitra tutur. Hal ini didukung oleh Nadar (2009) yang mengatakan bahwa penutur menahan sebagian informasi karena taat pada prinsip kesopanan. Lebih lanjut Nadar (2009) mengatakan bahwa pemahaman terhadap prinsip kesopanan sangat penting untuk memahami mengapa prinsip kerjasama tidak sepenuhnya dilaksanakan dalam proses pertuturan. Bertalian dengan uraian di atas, fokus dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pelanggaran prinsip-prinsip kesopanan pada memo dinas di salah satu perguruan tinggi di Banten. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan dan feedback bagi para masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat kampus (baca: akademisi) dalam menyampaikan pesan di memo dinas. 25

2. Landasan Teori Teori yang akan digunakan sebagai pisau analisis dalam mengupas data dalam penelitian ini yakni teori kesopanan dari Leech (1983). Hemat peneliti, untuk membahas kesopanan berbahasa, teori Leech merupakan yang paling komprehensif karena berisi beberapa maksim yang mengatur seseorang ketika bertutur. Lebih lanjut, teori kesopanan Leech (1983) juga dijelaskan oleh para ahli linguistik di antaranya Wijana (1996) dan Azis (2008). Rumusan prinsip kesantunan tersebut adalah sebagai berikut: a. Maksim Kebijaksanaan (tact maxim) Dalam maksim kebijaksanaan setiap peserta pertuturan dituntut untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Pemilihan bentuk tuturan juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Tuturan yang diucapkan secara tidak langsung dianggap lebih sopan dibandingkan dengan tuturan yang diucapkan secara langsung. Memerintah dengan kalimat berita atau kalimat Tanya dipandang lebih sopan dibandingkan dengan kalimat perintah. b. Maksim Kedermawanan (generosity maxim) Dasar dari maksim penerimaan yakni mewajibkan setiap peserta tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan diri sendiri. 26

c. Maksim Penghargaan (approbation maxim) Maksim penghargaan menuntut peserta tuturan untuk meminimalkan celaan, merendahkan, mencaci mitra tutur serta memaksimalkan penghargaan terhadap mitra tutur. d. Maksim Kerendahan Hati (modesty maxim) Maksim kerendahan hati menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. e. Maksim Kecocokan (agreement maxim) Maksim kecocokan menuntut setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka f. Maksim Kesimpatian (sympathy maxim) Maksim kesimpatian mengharuskan peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa antipasti kepada lawan tuturnya. Selain mematuhi maksim-maksim kesopanan di atas, peserta pertuturan juga harus memperhatikan tiga prinsip lain, yakni penghindaran pemakaian kata tabu (taboo), penggunaan eufemisme, yaitu ungkapan penghalus, dan penggunaan pilihan kata honorific (Leech, 1983). 3. Metodologi Penelitian Untuk mencapai sebuah tujuan dari sebuah penelitian dan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, mutlak 27

diperlukan sebuah metode. Menurut Sudaryanto (1993) metode adalah cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif kualitatif. Pemilihan metode ini dianggap tepat dalam penelitian ini didasarkan kepada sumber data yang akan dianalisis yakni memo dinas dan pengumuman di salah satu perguruan tinggi di Banten yang berwujud data tulis. Hal ini senada dengan Moleong (2005) yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni teknik dokumentasi, yakni dengan membaca dokumen tertulis guna mencari pelanggaran prinsip-prinsip kesopanan dalam memo dinas dan pengumuman pada sebuah perguruan tinggi di Banten. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analisis dan penyajian data menggunakan metode informal (lih. Sudaryanto (1993). 4. Analisis dan Pembahasan Di bagian analisis ini, peneliti akan menyajikan data yang diperoleh dari menyimak memo dinas di salah satu perguruan tinggi di Banten. Data yang akan dibahas dalam bagian ini hanya data bahasa yang melanggar prinsip-prinsip kesopanan di dalam memo dinas tersebut. Seperti yang telah dijelaskan di landasan 28

teori, teori kesopanan dari Leech (1983) yang akan digunakan untuk mengupas data dalam penelitian ini. a. Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan Berikut ini akan disajikan beberapa data dari memo dinas yang penggunaan tuturannya melanggar maksim kebijaksanaan. Data 1. Dosen wajib memberikan berkas soal ke bagian administrasi Kelas Reguler C dalam tenggang waktu 1 Minggu sebelum dilaksanakannya ujian. (langsung diserahkan oleh setiap dosen ke bagian kelas Reguler C tanpa melalui administrasi Prodi termasuk penyerahan berkas hasil ujian) Menurut Leech (1983), tuturan pada data 1 di atas telah melanggar maxim kebijaksaan. Di dalam maksim kebijaksanaan setiap peserta pertuturan dituntut untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Bentuk tuturan pada data 1 berbentuk kalimat perintah dan langsung. Untuk dapat disebut sopan sebaiknya memerintah menggunakan kalimat berita atau kalimat tanya serta menggunakan kalimat tidak langsung (lih. Wijana 1996). Berikut ini contoh tuturan yang dapat digunakan untuk mengganti tuturan pada data 1 agar menjadi tuturan yang sopan. Dimohon bapak/ibu dosen untuk menyerahkan berkas soal ke bagian administrasi Kelas Reguler C satu Minggu sebelum ujian dilaksanakan 29

Penggunaan kata dimohon dan bapak/ibu sebagai kata honorofik, yang sebelumnya tidak digunakan dalam data1, dapat digunakan untuk memperhalus tuturan tersebut sehingga tuturan tersebut dapat dikategorikan ke dalam tuturan yang sopan dan tidak dikategorikan sebagai tuturan yang mengancam muka lawan tutur. Data 2. Para Dosen Pengampu tidak dibenarkan meng-input data ke system hanya sebagian (misal, satu mata kuliah pada jam ke 1), tetapi harus semua mata kuliah yang diampu. Tuturan dalam data 2 di atas dapat dikatakan melanggar maksim kebijaksanaan. Selain bermodus langsung, pemilihan diksi pada data 2 dianggap juga kurang tepat. Penggunaan frase tidak dibenarkan sebaiknya dihindari karena terkesan kurang sopan. Berikut ini adalah alternatif yang dapat digunakan untuk mengubah tuturan dalam data 2 agar terkesan lebih sopan. Bapak/ibu dosen dimohon untuk meng-input semua mata kuliah yang diampu ke sistem Tuturan di data 2, akan terasa lebih sopan dengan menghilangkan beberapa unsur dalam tuturannya yakni menghilangkan diksi yang dianggap kurang tepat dan penambahan kata honorofik. 30

Data 3. Jika butir 5 diabaikan, maka pembayaran hanya untuk yang diinput saja, tetapi sisa mata kuliah lainnya tidak akan mendapatkan pembayaran (hangus, tidak ada lagi disimpan untuk mendapatkan pembayaran pada periode berikut) Tuturan yang digunakan dalam data 3 di atas diyakini bertentangan dengan maksim kebijaksanaan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa, di dalam maksim kebijaksanaan setiap peserta pertuturan dituntut untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Tuturan dalam data 3 dapat dikatakan merugikan orang lain dalam hal ini dosen. Butir 5 yang dimaksud dalam tuturan data 3 tersebut yakni, Para Dosen Pengampu tidak dibenarkan meng-input data ke system hanya sebagian (misal, satu mata kuliah pada jam ke 1), tetapi harus semua mata kuliah yang diampu. Sebaiknya dihindari penggunaan kata hangus dan diganti dengan kata ditunda karena honor mengajar sudah merupakan hak bagi dosen yang sudah mengajar mata kuliah yang diampu. Oleh karena itu, disarankan untuk mematuhi maksim kebijaksanaan dalam membuat tuturan sehingga tercipta suatu komunikasi yang nyaman dan tidak adanya pihak yang rugi atau merasa terancam mukanya (lih. Levinson 1983). b. Pelanggaran Maksim Penghargaan Dalil yang terdapat dalam maksim penghargaan menyatakan bahwa setiap peserta tutur dituntut memiminalkan celaan untuk 31

orang lain dan memaksimalkan pujian pada orang lain. Berikut ini akan disajikan contoh tuturan yang digunakan pada memo dinas yang melanggar maksim penghargaan. Data 4. Adanya kompromi antara dosen dengan mahasiswa tentang penentuan jam pelaksanaan kuliah, yang mungkin idenya berasal dari dosen yang bersangkutan. Tuturan pada data 4 di atas dapat dikatakan melanggar maksim penghargaan. Tuturan dalam data 4 tersebut sangat tidak sesuai dengan maksim penghargaan yang menunutut peserta tutur untuk meminimalkan celaan dan memaksimalkan pujian. Penggunaan kata mungkin pada Data 4 menunjukkan perasaan negatif penutur terhadap lawan tutur, yakni dosen. Tuturan tersebut lebih bersifat tuduhan sepihak kepada dosen, karena penutur juga tidak yakin dalam hal ini tidak memiliki bukti sehingga digunakan kata mungkin yang dalam tuturan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai tuduhan. Oleh karena itu, sebaiknya kalimat yang mungkin idenya berasal dari dosen yang bersangkutan dihilangkan dari tuturan tersebut agar membuat tuturan tersebut terkesan lebih sopan. Contoh lain dari pelanggaran maksim penghargaan adalah pada data 5 di bawah ini yang penggunaan tuturannya sama dengan data 4 di atas. 32

Data 5. Masih adanya dosen yang sangat terlambat menyerahkan berkas hasil ujian, karena mungkin lupa/sibuk/ atau melalui administrasi Prodi. Untuk memperhalus tuturan pada data 5 sebaiknya dihilangkan kata sangat dan kalimat karena mungkin lupa/sibuk/ atau melalui administrasi Prodi Dari penggunaan tuturan pada memo dinas yang menjadi data pada penelitian ini, hanya ditemukan pelanggaran terhadap 2 tipe maksim kesopanan, yakni pelanggaran maksim kebijaksanaan dan pelanggaran maksim penghargaan. Dari keenam prinsip kesopanan hanya kedua maksim ini yang berpusat pada orang lain (other centered maxim). Oleh karena itu, hanya kedua tipe maksim ini yang dilanggar kerena tipe memo dinas yang merupakan komunikasi satu arah. 5. Simpulan Kegiatan bertutur tidak hanya diartikan sebagai proses sekedar menyampaikan pesan tetapi juga harus mempertimbangkan faktor interpersonal yakni perasaan lawan tutur. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tuturan dalam memo dinas di salah satu perguruan tinggi di Banten melanggar maksim kebijaksanaan dan maksim penghargaan. Hal ini sebaiknya dihindari terlebih lagi memo dinas termasuk ke dalam ranah formal. Penutur sebaiknya mempertimbangkan aspek-aspek lain, yakni prinsip kesopanan, selain berfokus kepada 33

penyampaian pesan sehingga tuturan yang akan disampaikan tidak akan menyinggung atau melukai perasaan mitra tutur. 6. Daftar Pustaka Azis, E. Aminudin. 2008. Horizon Baru Teori Kesantunan Berbahasa: Membingkai yang Terserak, Menggugat yang semu, Menuju Universalisme yang Hakiki. Dipresentasikan dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Linguistik pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 21 Oktober 2008. Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. Levinson, Stephen. 1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Wardhaugh, Ronald. 1977. Introduction to Linguistics. New York: McGraw-Hill Book Company. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi. 34