Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata bergerak dari tiga aktor utama, yaitu masyarakat (komunitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NURSIWI KOTA YOGYAKARTA TESIS

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan dan. bagi kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

Rencana Strategis (RENSTRA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

BADAN PUSAT STATISTIK

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Otonomi Daerah melalui Penerapan Good Governance

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan. Ir. GENTUR PRIHANTONO SP. MT PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

Perempuan dan Industri Rumahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

RENCANA PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANTAPAN JARINGAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL TERHADAP PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH: Pembudayaan Literasi Informasi di Kalangan Siswa

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KEBUMEN

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication

Perpustakaan Perguruan Tinggi Berperan dalam Pengembangan Minat Baca Oleh: Drs. Habib, M.M.

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

EKSISTENSI SEKOLAHRUMAH (HOMESCHOOLING) DALAM KHASANAH PENDIDIKAN. Oleh: Wahyudi 1

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi

PEREKONOMIAN INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi

BAB I PENDAHULUAN. Undang dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya. Undang-Undang Dasar

Perpustakaan umum kabupaten/kota

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SAINS (PA) SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO RINGKASAN TESIS

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

Transkripsi:

KEBIJAKAN PEMDA DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BACA MASYARAKAT Oleh Dardjo Sumardjo Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga minat dan budaya baca masyarakat kita belum sebagaimana yang diharapkan. Faktor adat istiadat atau kebiasaan, faktor tingkat kebutuhan, faktor kemiskinan, faktor rendahnya pendidikan dan sebagainya, menjadi salah satu penyebab masih rendahnya minat baca. Jika sejumlah faktor atau penyebab itu dikaitkan dengan Human Development Index (HDI) ternyata tidak pernah ada data konkrit yang menunjukkan adanya korelasi yang erat antara rendahnya peringkat HDI Indonesia yang diukur dari tingkat kemiskinan, kesehatan dan pendidikan dengan kondisi rendahnya minat dan budaya membaca. Tetapi secara logika saja, dapat diasumsikan, jika minat dan budaya baca masyarakat kita sudah terbentuk, maka seharusnya tingkat pendidikan atau pengetahuan di Indonesia juga cukup tinggi Namun kenyataannya adalah, mengapa masyarakat kita masih perlu didorong, dimotivasi dan ditingkatkan minat, kemauan dan kemampuannya dalam hal membaca? Dalam konteks upaya pemberdayaan masyarakat, maka ada dua hal yang dapat menjawab pertanyaan tersebut, yakni : 1. Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca. 2. Perlunya memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca. 1 / 7

Oleh karena itu, minat baca dan budaya baca masyarakat, harus menjadi perhatian dan menuntut tanggungjawab kita bersama. Pemerintah bersama masyarakat dan para pengelola taman taman bacaan masyarakat atau perpustakaan, perlu mengupayakan agar Taman Bacaan Masyarakat (TBM) atau Perpustakaan itu memperoleh perhatian secara proporsional sesuai perannya masing-masing. Konsepsi Pengembangan Budaya Baca Konsepsi atau pola pikir pengembangan budaya baca pada hakekatnya tidak bisa berdin sendiri, karena hal ini akan terkait dengan pengembangan fungsi perpustakaan. Mengapa demikian? Karena perpustakaan sebagai sumber belajar mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung proses belajar - mengajar tidak hanya di lingkungan sekolah saja, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Selain itu, perpustakaan juga sekaligus sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik maupun masyarakat dapat mempertajam dan memperluas kemampuannya dalam membaca, menulis dan berkomunikasi. Salah satu upaya yang merupakan kunci untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia, adalah mengembangkan minat dan budaya baca, karena tingkat kemajuan suatu bangsa juga ditentukan oleh kemampuan bangsa itu untuk mengakomodasi perkembangan pengetahuan dan teknologi yang menjadi ciri dan penentu kemajuan bangsa. Selain itu, bahan bacaan juga merupakan sumber informasi, sehingga kecepatan, kemutakhiran dan penyebarluasan informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pengembangan kehidupan berbangsa yang beradab. Tanpa bacaan yang menarik dan berkualitas, maka akan sulit diharapkan suatu bangsa dapat mengejar ketertinggalan kemajuan dari negara dan bangsa lain yang saat ini tingkat persaingannya semakin kompetitif, dan hanya bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki peluang paling besar untuk memenangkan kompetisi di era global saat ini. Dihadapkan pada kenyataan seperti itulah, maka peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi sangat penting dan strategis. Dalam konteks ini tentu harus ada pemahaman dan kemauan yang tinggi disertai dengan komitmen dari semua pihak, baik Pemerintah maupun 2 / 7

Pemerintah Daerah bersama -sarna dengan masyarakatnya, karena esensi dari otonomi daerah adalah berorientasi pada satu tujuan, yaitu membangun negara Indonesia melalui pemberdayaan daerah secara optimal demi terwujud-nya masyarakat yang adil dan sejahtera. Oleh karena itu, minat dan kebiasaan membaca perlu dipupuk, dibina dan dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pembinaan minat baca seyogyanya memang dimulai dari lingkungan keluarga, karena peranan orangtua sangat menentukan bagi pertumbu-han minat baca anak sejak dini. Bilamana situasi seperti ini dapat dikondisikan secara baik, maka selanjutnya peran dan fungsi perpustakaan dapat dilakukan secara lebih intensif. Dengan begitu, maka kebiasaan membaca sesungguhnya menjadi tanggung-jawab pemerintah dan masyarakat yang didalam pembinaan dan pengem-bangannya melibatkan berbagai pihak terkait, yaitu mulai dari orangtua dalam keluarga, guru, pengarang, penerbit toko buku, pustakawan, organisasi atau praktisi dan juga pihak swasta serta pemerintah, harus secara sinergis mengupayakannya. Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Upaya pengembangan minat baca dan perpustakaan diakomodasikan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP 2005) Bidang Kebudayaan melalui program: (1) pengembangan nilai budaya; dan (2) pengelolaan kekayaan budaya. Pengembangan minat baca dan perpustakaan juga sangat penting dalam mendukung pembangunan Sumber Daya Manusia sehingga Rencana Kerja Pemerintah (RKP 2005) Bidang Sumber Daya Manusia mengakomodasikan program pengembangan dan minat baca tersebut dan Sub Bidang Pendidikan, yaitu Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Sasaran program tersebut adalah : 1. Mendorong tumbuhnya budaya kritis yang berbasis iptek; 2. Mengembangkan minat baca dan budaya baca masyarakat; 3. Meningkatkan layanan perpustakaan mejalui pengembangan system informasi data base; 3 / 7

4. Meningkatkan kualitas layanan melalui peningkatan kapasitas kelem-bagaan, baik secara system maupun manajerial. Pengembangan minat baca dan perpustakaan bagi 200 juta lebih penduduk Indonesia tentu tidak mungkin hanya mengandalkan sebuah program tersebut. Budaya lisan masih berakar kuat dj masyarakat. Kehadiran TV yang 24 jam penuh juga mengurangi minat baca. Akses fisik maupun ekonomi terhadap buku juga mempengaruhi minat baca. Dengan cakupan masalah yang demikian luas, agaknya sulit apabila hanya mengandalkan perpustakaan-perpustakaan di daerah. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan kuat dari semua pihak yang terkait. Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca memang cakupannya sangat luas, karena mencakup aspek individual dalam keluarga, masyarakat, komunitas tertentu sampai dengan unsur pemerintah. Dalam konteks ini, peran pemerintah secara umum adalah menentukan kebijakan dan strategi termasuk mengupayakan penyediaan anggaran. Selanjutnya, pemerintah bersama-sama masyarakat, perseorangan, swasta dan Dunia usaha serta LSM, perlu mengoptimalkan dahulu konsep perpustakaan umum yang ada. Kalau konsep yang ada saja belum dioptimalkan, nampaknya akan sia-sia menyusun konsep konsep yang baru untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Untuk hal itu, diharapkan agar setiap Perpustakaan Umum Kecamatan yang ada hendaknya dapat dikoordinasikan oleh Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota dengan cara membentuk jaringan informasi perpustaka-an yang berbasis teknologi informasi, seperti jaringan internet dan sebagainya. Dengan konsep jaringan Perpustakaan Umum Kecamatan ini, berarti perpustakaan telah memasuki medan kerja yang sebenarnya. Langkah ini sekaligus untuk menjawab masalah rendahnya minat baca masyarakat yang sebagian besar berada di desa- desa yang jauh dari kawasan perkotaan, karena masyarakat di pelosok perdesaan sulit untuk mengakses fungsi perpustakaan yang selama ini relatif hanya berjalan di ibu kota kabupaten/jkota saja. Minat membaca masyarakat harus ditumbuhkan melalui berbagai informasi yang muncul di sekitar kita. Apalagi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, sumber-sumber informasi dengan mudah dapat diperoleh masyarakat melalui berita-berita dari 4 / 7

televisi dan radio, atau antar mereka sendiri melalui jaringan telepon, dan sebagainya. Tetapi sumber-sumber informasi lainnya tetap diperlukan, seperti dari buku, majalah, surat kabar dan berbagai informasi media cetak lainnya. Informasi yang terdokumentasikan dan dapat disajikan dalam fungsi pelayanan perpustakaan, harus menjadi strategi utama dalam meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Dalam kaitan minat membaca di perpustakaan inilah, perpustakaan di Indonesia seharusnya dapat menjadi wahana bagi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan sumber bacaan untuk pembelajar-an seumur hidup. Meskipun demikian, janganlah perpustakaan dijadikan seperti lembaga pendidikan formal lainnya. Berikanlah kesempatan yang luas bagi para pemakai jasa perpustakaan untuk menentukan sendiri cara, tahapan, dan kecepatan belajar secara mandiri maupun terstruktur. Atas dasar hal itu, Departemen Dalam Negeri akan mendorong dan mengadvokasi PEMDA untuk melakukan beberapa hal, sebagai berikut : 1. Pemerintah Daerah sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya, akan didorong untuk mampu menjamin hak masyarakat dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan melalui layanan perpustakaan; 2. Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota akan dikondisi-kan untuk mendorong keberlangsungan penyelenggaraan Perpustaka-an Daerah sebagai wadah penyedia akses informasi dan ilmu pengetahuan; 3. Pemerintah Propinsi akan didorong agar memiliki dan memfungsikan Perpustakaan Daerah Propinsi yang pada gilirannya dapat melakukan fungsi pembinaan terhadap tumbuh dan berkembangnya Perpustaka-an Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peran pembinaan yang dimungkinkan; 4. Melalui fungsi Perpustakaan Daerah Kabupaten/Kota, perlu didorong tumbuhnya Perpustakaan 5 / 7

Umum Kecamatan yang dibina langsung oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam spirit otonomi yang bertanggung jawab; 5. Selanjutnya melalui fungsi Perpustakaan Umum Kecamatan, akan didorong tumbuh dan berkembangnya Perpustakaan Desa, Perpustakaan sekolah dan berbagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing daerah untuk mendorong minat baca masyarakat pedesaan; 6. Pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama perlu mendorong optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya perpustakaan sebagai agen pembaharuan; 7. Memanfaatkan perkembangan don kemajuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi dalam meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Penutup Dari beberapa hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor kuncinya berada pada berjalannya Perpustakaan Umum Kecamatan yang akan melahirkan beberapa dampak positif. Pertama, memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi. Kemudahan mengakses informasi berarti kemudahan dalam membuka pintu kemajuan pengetahuan masyarakat. Apalagi dalam era milenium ketiga saat ini, informasi telah menjadi sesuatu yang sangat penting sehingga abad ini disebut juga dengan abad informasi. Kedua, dapat merangsang tumbuh berkembangnya Perpus-takaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Karena dengan desentralisasi pembinaan Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa oleh Perpus-takaan Umum Kecamatan, akan memotong rentang kendali yang terlalu panjang. Koordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan setempat untuk pembinaan Perpustakaan Sekolah dan koordinasi dengan Kantor Kecamatan setempat untuk pembinaan Perpustakaan Desa menjadi relatif lebih mudah dilakukan. Dengan mekanisme seperti ini, maka 6 / 7

akan memperjelas instansi pembina Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa. Ketiga, meningkatkan minat baca masyarakat, karena dengan tersedianya sumber bacaan yang memadai di level masyarakat akan lebih men]amin dan memberi peluang atau kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi maupun sumber-sumber pengetahuan yang diperlukan. Melalui ketiga faktor kunci berjalannya Perpustakaan Umum Kecamatan, termasuk Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa, maka setiap warga masyarakat pada hakekatnya dapat memanfaatkan fungsi perpustakaan tanpa adanya eksklusivisme berdasarkan tingkat dan jenis pengetahuannya. Dengan pemanfaatan perpustakaan oleh semua anggota masyarakat inilah diharapkan dapat terjadi kegiatan berbagai pengetahuan, yang selanjutnya dapat membentuk modal sosial untuk mengangkat beban nasional secara bersama. Perpustakaan, dengan demikian, berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memastikan keutuhan bangsa Indonesia melalui integrasi pengetahuan bersama yang tidak mengenal diskriminasi. Sesuai dengan hakekat dan esensinya, perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi, diharapkan dapat terus eksis dan bahkan berkembang baik di dalam mutu maupun dalam jumlahnya dimasa-masa yang akan datang. Tuntutan kebutuhan informasi akan semakin meningkat dan bervariasi sejalan dengan semakin meningkat dan kompleksnya permasalahan kehidupan dan pembangunan bangsa dan negara, baik pada tataran lokal, nasional, regional maupun internasional, yang menuntut kualitas intelektual yang semakin tinggi. Hal ini menjadi relevan dengan kebutuhan untuk menjaga, bahkan meningkatkan martabat dan kehormatan bangsa, yang seyogyanya dalam segala karya dan pernyataan baik individual sebagai warga negara maupun bersama-sama sebagai bangsa, dapat mencerminkan kualitas intelektual yang tinggi sebagai hasil dari pendayagunaan informasi. 7 / 7