BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang spesifik. Proses pendidikan itulah yang nanti dinilai sebagai salah satu. titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dalam era globalisasi, pendidikan pun dituntut untuk

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan hubungan yang tidak linier antar pendidikan dengan lapangan

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kemajuan suatu bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan berbagai peristiwa. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat dan lingkungan, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Sudah menjadi kepentingan dan kebutuhan bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia ini. Apalagi di era globalisasi ini, pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang selalu diusahakan peningkatannya sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam buku yang berjudul Landasan Pendidikan menurut (Syaripudin, 2007:21) Pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan manusia yang bersifat multi dimensi. Dalam arti sempit, pendidikan hanyalah berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa atau mahasiswa pada suatu lembaga. Pendidikan terbentuk dalam bentuk pengajaran yang terstruktur dan bersifat formal. Lamanya pendidikan untuk setiap individu bervariasi. Sedangkan dalam arti luas pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun, dan dimana pun individu itu berada. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1). Definisi Pendidikan secara umum lainnya adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003:16). Kualitas pendidikan di negara kita ini masih sangat memprihatinkan dan jauh dari harapan. Padahal pendidikan mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap segala bidang kehidupan

2 dan perkembangan manusia. Pendidikan sangat menentukan model manusia yang dihasilkannya. Sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yakni (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional1 (Mulyasa, 2008:3). Hanya melalui pendidikan manusia dapat terbebas dari belenggu kebodohan yang berkepanjangan. Melalui pendidikan juga akan terlahir sumber daya manusia yang akan mempunyai prestasi yang membanggakan negara Indonesia ini. Diharapkan dengan sumber daya manusia yang berkualitas mampu membuat suatu negara menjadi besar, kuat, dan bermartabat yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran, kesejahteraan, dan kemajuan di segala bidang. Menurut Tilaar dalam Mulyasa (2001) terdapat enam masalah pokok sistem pendidikan nasional, yaitu: 1. Menurunnya akhlak dan moral peserta didik 2. Pemerataan kesempatan belajar 3. Masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan 4. Status kelembagaan 5. Manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional 6. Sumber daya yang belum profesional Melihat hal tersebut, perlu sekali dilakukan penataan pada sistem pendidikan secara menyeluryuh terutama pada kualitas pendidikan yang sangat menjamin sekali pada kesejahteraan. Dengan demikian, dalam pendidikan sangat mengedepankan kreativitas pada setiap manusia agar dapat tumbuh rasa kemadirian dan rasa kewirausahaan pada dirinya. Masih menurut Soekidjo Notoatmodjo, mengungkapkan tiga tujuan pendidikan, diantaranya: 1. Menanamkan pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep 2. Mengubah sikap dan persepsi 3. Menanamkan tingkah laku / kebiasaan yang baru Pendidikan formal berlangsung dari yang terendah PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta melalui mutu pendidikan yang diperoleh di sekolah. Sekolah Dasar

3 memegang peranan yang sangat penting dalam suatu institusi. Dikatakan penting karena Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar yang formal bagi anak. Di lembaga ini anak pertama kali mengenal berbagai keterampilan dasar seperti menulu, membaca, dan menghitung. Pendidikan tidak lepas dari belajar, mengajar dan pembelajaran. Belajar merupakan perubahan perilaku dimana perubahan perilaku itu dilakukan secara sadar dan bersifat menetap. Mengajar berarti menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara-cara tertentu sehingga ilmu -ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Sedangkan pembelajaran merupakan proses transaksional antara guru dengan siswanya sebagai timbal balik dalam belajar. Untuk menghasilkan calon guru yang profesional sebelum praktik belajar mengajar di sekolah calon guru perlu di latih mengembangkan keterampilan dasar mengajar dengan di berikan kesempatan mengembangkan gaya mengajarnya sendiri dan mengurangi atau menghilangkan kesalahankesalahan yang paling mencolok. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku, kedua bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran yang meliputi beberapa aspek diantaranya aspek kognitif, efektif dan otorik. Kondisi pembelajaran tersebut merupakan pencapaian tujuan yang diharapkan oleh seorang guru, maka dari itu guru harus menciptakan kondisi dan situasi yang memngkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran tersebut.

4 Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Kualitas pembelajaran pun sangat ditentukan oleh keprofesionalan guru dalam memberikan atau mentransfer pembelajaran kepada siswa. Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman menuntut ilmu bersama gurunya. Untuk kepentingan sekolah memiliki guru yang professional merupakan kunci keberhasilan proses pembelajaran guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik. Berarti guru bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai landasan kependidikan. Pada hakekatnya dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik apabila guru menguasai keterampilan dasar mengajar. Seperti dalam buku yang berjudul Belajar dan Pembelajaran SD menurut Hernawan, dkk (2007:199) bahwa ada delapan keterampilan dasar mengajar, diantaranya: (1) Keterampilan bertanya; (2) Keterampilan memberikan penguatan (3) keterampilan mengadakan variasi (4) Keterampilan menjelaskan; (5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran; (6) Keterampilan membimbing diskusi; (7) Keterampilan mengelola kelas; dan (8) Keterampilan mengajar kelompok kecil.

5 Oleh karena itu, dalam langkah penguasaan komponen perbuatan mengajar, calon guru perlu berlatih secara persial artinya setiap komponen perbuatan mengajar itu perlu dikuasai melalui latihan secara terpisah-pisah. Salah satu ketrampilan dasar mengajar yang harus di kuasai oleh seorang guru atau pengajar adalah ketrampilan mengadakan variasi. Salah satu komponen belajar mengajar adalah keterampilan-ketarmpilan dasar mengajar termasuk di dalamnya keterampilan mengadakan variasi yang berguna untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan yang dialami siswa dalam kegiatan atau proses pembelajaran dan juga untuk mengatasi kondisi ruangan yang tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan hati peserta didik serta materi yang diajarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki gaya mengajar saja belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi namun, dengan harapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan membawa cakrawala kecerahan bagi para siswa. Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD, maka dalam penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPS harus mulai dari nyata (konkrit) ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari dekat kejauh. Dengan kata lain, mulailah apa yang ada pada atau di sekitar siswa dan yang dikenal, diminati serta diperlukan siswa. Secara psikologis siswa usia SD berada dalam dunia bermain. Hal ini merupakan hal positif dalam kegiatan seorang guru di dalam kelas khusunya pada pembelajaran IPS. Jika beberapa keterampilan tersebut tercapai secara optimal dalam pembelajaran IPS yang diselenggarakan guru adalah pembelajaran IPS yang benar-benar efektif. Tetapi pada kenyataannya pembelajaran di sekolah dasar khususnya pada pembelajaran IPS pada saat ini kurang optimal. Masih saja kegiatan mengajar itu didominasi dengan sistem yang monoton dan menjenuhkan bagi siswa, Kurang memberikan rangsangan untuk siswa di kehidupan sehari-hari. Selain itu pun masih ada yang kurang terampil menggunkan alat peraga sederhana saat pembelajaran IPS berlangsung. penggunaan metode, strategi, dan pendekatan pun masih kurang optimal. Dan sudah menjadi hal yang tak aneh ketika banyak orang yang mengatakan bahwa pembelajaran IPS itu

6 adalah pelajaran yang tidak mengasikkan dan jenuh. Dalam penyampaiaan materi juga, kurangnya guru dalam pemberian variasi mengajar. Penguasaan keseluruh aspek keterampilan dasar mengajar cukup dikuasai oleh guru di SDN Sirnasari apalagi dalam keterampilan mengadakan variasi. Dalam mengajar guru di SDN Sirnasari selalu menggunakan keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajarannya khususnya pembelajaran IPS dikelas tinggi. Tetapi ada salah satu komponen yang jarang digunakan, yaitu komponen variasi dalam media dan alat peraga. Para guru di SDN Sirnasari hanya menggunakan media yang telah tersedia di sekolah saja. Tetapi sesekali mereka juga selalu membuat media dan alat peraga yang variatif guna menunjang dalam pembelajarannya. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan cara memperbaiki cara pembelajaran terhadap siswa khususnya pada pembelajaran IPS. Hal ini menyatakan bahwa guru di sini harus mempunyai pengetahuan dan strategi-strategi pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS yang sangat menyenangkan dan dalam hal pembelajaran juga guru harus memberikan variasi agar pembelajaran IPS tidak menjenuhkan siswa. Karena pembelajaran IPS pada kenyataannya lebih menekankan pada pengalaman-pengalaman belajar yang nyata melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses, kepribadian individu maupun sosial, dan lebih menekankan pada fakta-fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Mengacu pada permasalahan diatas penulis mengambil judul Analisis Tentang Penggunaan Keterampilan Dasar Mengajar Bervariasi dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi dan Analisis Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Masih terdapatnya masalah yaitu, kebiasaan mengajar guru yang hanya menggunakan metode dan strategi yang tidak mengajak siswa untuk aktif.

7 b. Rendahnya kinerja yang dimiliki para guru sehingga loyalitas kerja guru kurang memuaskan. c. Masih rendahnya kemampuan guru dalam memahami keterampilan dasar mengajar. d. Masih rendahnya kemampuan guru dalam mengadakan variasi pada setiap pembelajarannya. 2. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah guru yang mengajar di kelas tinggi di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya selalu menggunakan keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS? 2. Bagaimana cara penggunaan keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kebupaten Tasikmalaya? 3. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam menggunakan keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS di kelas tinggi di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya? C. Tujuan Penelitian Memperhatikan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, maka tujuan dalm penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui digunakan tidaknya keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS di kelas tinggi di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. 2. Mengetahui cara penggunaan keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kebupaten Tasikmalaya. 3. Mengungkap faktor penghambat dalam menggunakan keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS di kelas tinggi di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.

8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat khususnya untuk seorang guru, siswa dan peneliti diantaranya : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan perkembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya motivasi kerja, kepuasan kerja, inovasi dalam pembelajaran, dan prestasi kerja guru, serta sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru a. Memberikan masukan yang positif dan menambahkan pengalaman dalam pembelajaran IPS sehingga guru senantiasa dapat memahami pentingnya mengadakan keterampilan variasi dalam setiap pembelajaran. b. Upaya membenahi diri sejauh mana peningkatan cara mengajar di dalam kelas. c. Supaya lebih dapat memahami keterampilan dasar mengajar dan b. Bagi Siswa memberikan masukan tentang keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran. Menambah pengalaman belajar yang baru, inovatif, variatif, dan menyenangkan yang dapat membuat siswa lebih termotivasi, lebih aktif, dan lebih bersemangat dalam pembelajaran IPS di kelas. c. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas pada saat memahami keterampialan dasar mengajar khususnya pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. d. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru

9 dalam memperbaiki proses pembelajaran dan memecahkan masalah pembelajaran sehingga tercipta situasi pendidikan yang kondusif. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi dalam penelitian ini disusun berdasarkan pokokpokok pikiran yang tercantum disetiap bab. Didalam sikripsi ini terdiri atas 5 bab. Setiap bab berisi tentang pembahasan yang sesuai dengan fokus dari setiap bab. Bab I yaitu Pendahuluan yang di dalamnya terdapat latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian menjelaskan dasar-dasar dilaksanakannya penelitian berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Perumusan masalah penelitian berisi identifikasi masalah yakni mengkaji lebih dalam terkait permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian, rumusan masalah yakni terdiri dari rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Rumusan masalah umum merupakan paparan berdasarkan identifikasi masalah yang dirumuskan secara umum. Rumusan masalah khusus merupakan pengkhususan masalah yang akan diteliti, yakni mengspesifikan permasalahan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan melaksanakan penelitian. Tujuan penelitian berisi hal-hal yang akan dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah. Manfaat penelitian berisi penjelasan tentang manfaat yang akan didapat dari hasil penelitian ini. Baik bagi penulis, maupun bagi pembaca. Struktur organisasi skripsi yakni berisi deskripsi sistematika penulisan laporan penelitian ini. Bab II yaitu Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran.. Di dalamnya berisi kajian terhadap teori-teori bahkan konsep-konsep yang berkaitan dengan bidang kajian penelitian ini. Sumber-sumber pustaka yang dikumpulkan digunakan sebagai landasan proses, dan analisis data hasil penelitian. Kerangka pemikiran merupakan pola berpikir peneliti terkait proses dilakukannya penelitian ini.

10 Bab III yaitu Metode Penelitian, yakni di dalamnya merupakan penjabaran konsep-konsep, alur, dan teknik-teknik yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Diantaranya metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Metode penelitian berisi terkait cara yang dilakukan dalam penelitian seperti halnya penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif berdasarkan pendekatan kualitatif. Lokasi dan subjek penelitian didalamnya menjelaskan terkait hal-hal baik perantara maupun yang menjadi fokus dalam penelitian. Desain penelitian yakni berisi alur penelitian dari mulai perencanaan hingga pelaporan. Definisi operasional variabel merupakan menjabaran definisidefinisi terkait maksud penelitian ini. Instrumen penelitian yakni menjabarkan teknik ataupun alat yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yakni mendeskripsikan cara-cara peneliti dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik analisis data yakni berisi deskripsi cara-cara peneliti dalam menganalisis dan mengolah data yang terkumpul sebagai bahan penulisan bab IV. Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan. Didalam bab ini mendeskripsikan pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Deskripsi hasil analisis data yang terkumpul merupakan sebagai laporan akhir dan jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada perumusan masalah penelitian. Sehingga dari hasil pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan dalam bab V. Bab V yaitu Kesimpulan dan Saran, merupakan rincian kesimpulan dari hasil penelitian. Sehingga dari kesimpulan ini akan diperoleh rekomendasi berupa saran terhadap hal yang menjadi masalah dalam penelitian.