BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda kawasan asia yang dimulai pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangkrut, buruknya kinerja perbankan nasional, banyaknya kredit macet, rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 masih

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

Peran Audit Internal : Risk Management Di Perguruan Tinggi. By: Faiz Zamzami, SE, M.Acc, QIA

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Bab I. Pendahuluan. banyaknya lembaga pengawasan yang berbanding terbalik dengan masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, Good Corporate Governance (GCG) sudah lama menjadi suatu masalah yang popular dibicarakan orang. Hal ini antara lain dipicu oleh maraknya kegagalan bisnis yang melanda berbagai perusahaan, bahkan perusahaan besar sekalipun. Sebagai contoh Enron kolaps setelah adanya kecurangan keuangan oleh manajer eksekutifnya. Di Indonesia, istilah ini mulai sering menjadi bahan diskusi, sejak terjadinya krisis pada pertengahan tahun 1997. Krisis ini memberi pelajaran berharga bahwa pembangunan yang dipicu selama ini tidak didukung oleh struktur ekonomi yang kokoh. Hampir semua pengusaha besar kita menggelindingkan roda bisnis dengan manajemen yang acakacakan dan sarat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Krisis yang terjadi di Indonesia menurut para praktisi dan pakar ekonomi salah satunya disebabkan oleh lemahnya atau bahkan tidak adanya Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan di Indonesia, baik itu perusahaan sektor publik maupun perusahaan sektor swasta. Peristiwa Enron juga telah menyentak banyak kalangan dan hal ini telah membuka peluang pemikiran baru perlunya redifinisi tentang apa yang diharapkan 1 Universitas Kristen Maranatha

oleh para pemegang saham dari manajemen dan dewan komisaris. Era baru dalam dunia bisnis dengan distribusi pemilik yang sangat tersebar menghendaki tata kelola yang baik (Good Corporate Governance [GCG]) dari perusahaan dalam setiap aspek kegiatan dan bisnis di dalamnya. Salah satu aspek dari Good Corporate Governance (GCG) ini adalah masalah akuntabilitas dari manajemen dan dewan komisaris dalam menjalankan mandat dari pemegang saham. Good Corporate Governance (GCG) meskipun bukanlah suatu konsep yang baru, tetapi pemahaman atas Good Corporate Governance (GCG) masih banyak yang keliru. Hal ini dikarenakan mereka menaksirkan sesuai kepentingannya. Kalangan bisnis umumnya menafsirkan Good Corporate Gavernance (GCG) sebatas bagaimana perusahaan menaikkan laba, menempatkan manajer dan karyawannya serta mencapai target yang telah ditetapkan, bahkan lebih sempit lagi sebagai masalah pembagian kekuasaan. Kesadaran tentang Good Corporate yang besar juga karena persepsi yang berubah tentang hubungan antara perusahaan dengan stakeholdernya. Tidaklah cukup hanya menilai keberhasilan suatu perusahaan dengan hanya mengkaitkan antara kinerja keuangan historisnya dengan peningkatan dalam menilai pemegang saham saja, tetapi yang terpenting adalah mempertimbangkan seberapa baik Corporate Governance ditetapkan. Satu faktor yang sering dilupakan adalah, bahwa kekuatan konsep Good Governance ini justru terletak pada keaktifan sektor negara, masyarakat dan pasar untuk berinteraksi. 2 Universitas Kristen Maranatha

Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan menaikkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) seperti kreditor, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, serta masyarakat luas. Governance dalam pengertian publik governance adalah mekanisme pengelolaan sumber ekonomi dan sosial melibatkan sektor negara dan sektor non negara dalam suatu usaha kolektif untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Good Governance sebagai suatu proyek sosial, harus melihat kondisi sektor-sektor di luar negara. Dari paparan yang telah dikemukakan sebelumnya terlihat bahwa masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). Proses pemahaman umum mengenai Governance atau tata pemerintahan mulai mengemuka sejak tahun 1990-an, dan mulai semakin bergulir pada tahun 1996, seiring dengan interaksi pemerintah Indonesia dengan negara luar sebagai negara negara pemberian bantuan, baik berupa pinjaman maupun hibah. Kata governance sering dirancukan dengan government. Akibatnya, negara dan pemerintah menjadi korban utama dari seruan kolektif ini, bahwa mereka adalah sasaran nomor satu untuk melakukan perbaikan perbaikan. Manusia merupakan pilar utama dalam membawa organisasi lebih baik atau sebaliknya. Setiap organisasi memerlukan pengendalian internal yang baik agar tujuan organisasi dan kepentingan kepentingan stakeholders dapat tercapai secara 3 Universitas Kristen Maranatha

optimal. Menurut laporan Coruption and fraud in Internasional Aid and Business Projects ( W. Michael Kramer, IIA Internasional Conference, Washington DC, Juni 2002 ) mengemukakan 10 (sepuluh) negara top ten terkorup dan Indonesia menduduki urutan ke empat sebagai most Corrupt Countries. Selain itu menurut riset yang dilakukan oleh Mokinjey dan company tentang praktik Good Corporate Governance di tujuh negara Asia (Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Filipina, Thailand, dan Indonesia) menempatkan Indonesia di posisi terbawah. Hasil hasil survei cukuplah memberikan pertanda bahwa sudah saatnya organisasi dan perusahaan perusahaan di Indonesia di dorong untuk segera memperbaiki kualitas penerapan. Good Corporate Governance di Indonesia seperti the Institute For Corporate Governance (IICG). Good Corporate Governance paling sering diartikan sebagai tata kelola yang baik. Setiap pedoman Corporate Governance biasanya tidak dimaksudkan untuk menerapkan begitu saja pada setiap organisasi atau perusahaan. Kebutuhan masing masing perusahaan akan berbeda dan akan berkembang dari waktu ke waktu. Setiap negara atau perusahaan hendaknya menggunakan prinsip-prinsip yang ada untuk mengembangkan praktek praktek Corporate Governance yang lebih detail sesuai dengan lingkungan masing masing. Ikatan Akuntan Indonesia (2001) menyatakan bahwa audit internal mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Keberadaannya untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan sebagai fungsi yang independen dengan sikap profesional dalam setiap aktivitasnya. Mendorong pihak terkait untuk terus melakukan pengkajian terhadap 4 Universitas Kristen Maranatha

profesi ini. Salah satu peran kunci audit internal yaitu untuk menyediakan informasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian manajemen dan kualitas kinerja perusahaan bagi manajemen. Beberapa masalah yang kemudian timbul berkaitan dengan auditor internal, adalah seberapa efektif keberadaan auditor internal dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan. The Institute of Internal Auditor (IIA) menjawabnya dengan menetapkan kritria dan standar profesi audit internal. Auditor Internal harus mampu menjaga profesionalitasnya adalah dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Penelitian mengenai Good Corporate Governance (GCG) merupakan fenomena yang menarik di tengah perbincangan mengenai peran auditor internal dewasa ini. Sejauh mana auditor internal berperan secara luas baik dalam mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) pada publik maupun pada sektor swasta yang kini sudah menjadi tuntutan masyarakat luas. Warta Pengawasan (2007 : 37) mengatakan bahwa ada fakta yang kurang baik soal posisi penerapan tata kelola perusahaan ( Corporate Governance ) di Indonesia dibandingkan Negara tahun 2005, yang bahkan disbanding dengan tahun 2004 pun terlihat menurun Indonesia menempati peringkat dan skor terendah untuk beberapa unsure penilaian terkait dengan penerapan Good Corporate Governance. Tahun 2004 Indonesia menempati peringkat terbawah dengan skor 40, di tahun 2005 konsisten dengan peringkat terbawah namun dengan skor lebih kecil 37. 5 Universitas Kristen Maranatha

Menyadari pentingnya fungsi audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance (GCG), penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai fungsi audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). Untuk itu penulis akan menuangkannya dalam skripsi dengan judul FUNGSI AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE. ( Studi kasus pada PT. UOB Buana Tbk. ) 1.2 Identifikasi Masalah Salah satu tonggak berlangsungnya Good Corporate Governance (GCG) adalah keberadaan audit internal yang keberadaannya akan sangat mendukung pelaksanaan pemerintahan yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut penulis merumuskan masalah masalah yang diteliti, yaitu : a. Apakah pelaksanaan audit internal pada PT. UOB Buana Tbk. Sudah memadai? b. Apakah Good Corporate Governance (GCG) pada PT. UOB Buana Tbk. sudah dilaksanakan dengan baik? c. Apakah audit internal telah berfungsi dalam mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) pada PT. UOB Buana Tbk.? 6 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah masalah yang diidentifikasikan di atas maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan : a. Untuk mengetahui bahwa pelaksanaan audit internal pada PT. UOB Buana Tbk. sudah memadai. b. Untuk mengetahui bahwa Good Corporate Governance (GCG) pada PT. UOB Buana Tbk. telah dilaksanakan dengan baik. c. Untuk mengetahui bahwa audit internal telah berfungsi dalam mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) pada PT UOB Buana Tbk. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan akuntansi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Bagi Perusahaan Memperluas wawasan manajemen akan perlunya sistem Corporate Governace dan sebagai bahan pertimbangan, dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, jika perlu dapat dipakai untuk mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. 7 Universitas Kristen Maranatha

2. Bagi Pembaca umumnya dan pada mahasiswa khususnya Dengan hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penulis Untuk mengetahui lebih rinci mengenai fungsi audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance, menambah wawasan pengetahuan, serta untuk dapat memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. 1.5 Rerangka Pemikiran Ahmad Daniri ketua Komite Nasional Kebijakan Governance, mengatakan belum ada definisi yang baku soal Good Corporate Governance ini. Intinya Good Corporate Governance adalah sebuah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada shareholder dan stakeholder. Dengan penjelasan tersebut tentunya Good Corporate Governance dimaksudkan sebagai upaya mengatur kewenangan direktur, manajer, pemegang saham serta mengalokasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan 8 Universitas Kristen Maranatha

(stakeholders) seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumsi, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang dikutip dari Tjager et.al (2003:26) mendefinisikan Corporate Governance sebagai : Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka dengan kata lain sistem yang mengendalikan perusahaan. Peran akuntan perusahaan diperlukan dalam mewujudkan dan meningkatkan Good Corporate Governance, baik peran dari akuntan manajemen maupun auditor internal. Auditor internal bertugas meneliti dan mengevaluasi sistem akuntansi serta menilaisberapa jauh kebijakan dan program kerja manajemen yang dijalankan. Auditor internal merupakan salah satu profesi yang menunjang peningkatan Good Corporate Governance, saat ini telah berkembang menjadi komponen utama dalam meningkatkan pengelolaan perusahaan secara sehat, dikutip dari Tunggal (2005:20). Rumusan atau definisi audit internal ternyata mengalami perubahan yang yang luar biasa besar. Perubahan ini terkait dengan lingkungan yang berubah secara drastis terutama sejak tahun 1990-an. pada awalnya audit internal hanyalah berfungsi sebagai watch dog, kemudian berubah statusnya sebagai konsultasi/jasa konsultasi, dan kini diharapkan fungsi itu meningkat sebagai wahana yang dapat memberi nilai tambah (add value). Definisi baru audit internal tidak hanya merefleksikan perubahan yang telah terjadi dalam profesi, definisi tersebut juga mengarahkan auditor internal menuju 9 Universitas Kristen Maranatha

peran yang lebih luas dan mampu berpengaruh pada masa yang akan datang, dikutip dari Tunggal (2003:3) definisi baru tersebut adalah : Internal audit is an independent, objective assurance and consulting activities designed to add value and improve an organization s operations. It help an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disclipined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process. Definisi di atas dapat diartikan bahwa audit internal adalah aktivitas yang independen, objektif dan aktivitas pemberi keyakinan yang memadai dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiaatan organisasi. Audit internal juga dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya dengan menggunakan pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. Definisi tersebut membawa pada konsekuensi tuntutan peran yang harus dijalankannya. Dalam konteks sosial, peran seseorang harus sesuai dengan identitas dan memiliki norma yang menggambarkan posisi tertentu sesuai dengan spesialisasi koordinasi dan fungsinya. Definisi tersebut mencerminkan peran profesi audit internal sebagai fungsi penilaian yang independen dalam organsasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi. Berdasarkan uraian rerangka pemikiran diatas, penilis dalam penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut : FUNGSI AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE. ( Studi kasus pada PT. UOB Buana Tbk. ) 10 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Nazir (2003:63) adalah sebagai berikut : Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang ini. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta fakta, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Data yang diperoleh dari penelitian ini dikumpulkan, dipelajari, dianalisis, dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. 1.6.1 Teknik Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Yaitu pengumpulan data secara langsung dan mengadakan penelitian terhadap objek yang dilakukan dengan : 11 Universitas Kristen Maranatha

a. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada objek penelitian, dokumen-dokumen yang digunakan, guna mendapatkan gambaran yang sebenarnya. b. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang berwenang atau bagian yang berhubungan langsung dengan masalah tersebut. c. Kuesioner Yaitu membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pimpinan dan personil perusahaan yang dianggap mampu dan berwenang dalam memberikan jawaban yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Yaitu pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari bahan bahan dan membandingkan dengan beberapa sumber kepustakaan, seperti buku literatur, majalah majalah dan lain lain yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti. 12 Universitas Kristen Maranatha

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. UOB Buana Tbk. yang berada di Jalan Jendral Sudirman No. 55A, Bandung. Adapun lamanya penelitian dimulai pada bulan Agustus 2008 sampai dengan selesai. 13 Universitas Kristen Maranatha