BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas

BAB V PEMBAHASAN. A. Famili serangga malam yang ditemukan di Kawasan Pinggiran Hutan. Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

KERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kawasan Arboretum Nyaru Menteng. Adapun deskripsinya sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Identifikasi Serangga Pada Perkebunan Apel Semiorganik dan Anorganik Desa Poncokusumo Kabupaten Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

Tabel 3 Bobot badan, bobot lambung, dan beberapa ukuran tubuh dan diameter lambung cicak

Lampiran 1 FOTO LAHAN PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

BAB V PEMBAHASAN. diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan

KEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR

IDENTIFIKASI FAMILI SERANGGA DAN DOMINANSINYA PADA TANAMAN TEBU TOLERAN KEKERINGAN DI PG DJATIROTO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik

BAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gadungan dan perkebunan kopi Mangli Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BAB IV PEMBAHASAN. semi organik dan anorganik di Desa Bumiaji Kota Batu didapatkan hasil:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar. Mariatul Qiptiyah ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa lokasi penelitian di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri adalah sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perkebunan apel semi organik dan anorganik di Desa Poncokusumo Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Iklim Kabupaten Rokan Hilir

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea)

Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

STUDI KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN JERUK ORGANIK DAN ANORGANIK DI KOTA BATU SKRIPSI. Oleh: ABU NAIM NIM

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Arthropoda Tanah pada Perkebunan Teh PTPN XII Bantaran Blitar.

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

BAB VI PEMBAHASAN. Pencuplikan sampel dilakukan pada tanggal Juli 2014 di empat lokasi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: ( Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

JENIS DAN POPULASI SERANGGA DI AREAL TANAMAN NENAS (Ananas Comosus (L.) Merr.) KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Transkripsi:

63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng. Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng merupakan kawasan hutan yang masih terjaga tingkat alamiahnya dikarenakan hutan tersebut dikondisikan sebagai salah satu hutan lindung serta sebagai kawasan konservasi alami hutan, sehingga tingkat keanekaragaman varietas tumbuhan tergolong tinggi. Kawasan Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng terletak di sebelah Timur jalan raya Tjilik Riwut Km 28 dari Palangka Raya menuju Kabupaten Katingan. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kotamadya Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Secara geografis terletak pada 113 30-113 45 BT dan 1 45-2 00 LS. Keadaan topografi bervariasi mulai dari dataran rendah yang landai, bergelombang hingga berbukit dengan kelerengan 2% - 45%, dengan ketinggian tempat 25 170 meter dari permukaan laut. Jenis tanah terdiri dari jenis organosol, humus alluvial dan regosol dari batuan induk alluvial dengan fisiografi daratan serta kondisi drainase tergenang sehingga masuk dalam kategori tanah berawa dan bergambut dengan ketebalan gambut 1-2 m. Kondisi air tanah memiliki tingkat keasaman 3,3 s/d 5,8. Secara 63

64 geologi kawasan ini dideskripsikan tersusun atas Batuan, iklim dalam kawasan ini termasuk ke dalam tipe A yang memiliki curah hujan tahunan sebesar 2.122 mm/tahun, dengan kelembaban 70 80% dan suhu antara 21 C - 33 C. 61 B. Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan menggunakan metode trapping diketahui bahwa jumlah famili serangga malam secara keseluruhan di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Kota Palangka Raya adalah sebanyak 16 famili ditemukan pada waktu jam berbeda yaitu pukul 18.00-20.00 WIB dan pukul 21.00-23.00 WIB dengan jumlah keseluruhan 1.176 individu yang terdiri dari famili Gryllidae, Arcididae, Tettigoniidae, Pyralidae, Chyrsomelidae, Carabidae, Elateridae, Culicidae, Cecidomyiidae, Tipulidae, Reduviidae, Sphecidae, Formicidae, Ichneumonidae, Cercopidae, dan Termitidae 1. Identifikasi Serangga Deskripsi dan pecandraan dari masing masing famili serangga malam yang ditemukan di Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya dengan menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Borror et al (1997), dan Lilies (1991) adalah sebagai berikut: 61 BKSDA KALTENG Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah dalam http://bksdakalteng.dephut.go.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=8& Itemid=54 (online 25 September 2014)

65 a. Spesimen 1 a a Gambar 4.1 Gryllidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; kepala berwarna hitam dengan antenna panjang di dekat matanya, kepala dan perut berwarna hitam, memiliki 3 pasang kaki, kaki belakang lebih besar dan kuat dari kaki lainnya. kaki ini digunakan untuk melompat, memiliki sepasang sayap, pangkal sayap berwarna kuning, sayap luar memiliki lekukan-lekukan dengan pola tertentu, sayap dalam tipis dan lebar. sayap ini digunakn untu terbang, Pada ujung perut, terdapat 2 ekor yang berbentuk seperti jarum. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Gryllidae

66 b. Spesimen 2 b b Gambar 4.2 Acrididae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; kepala berwarna hitam dengan antenna pandek di dekat matanya, kepala dan perut berwarna hitam kecoklatan, memiliki 3 pasang kaki, kaki belakang lebih besar dan kuat dari kaki lainnya. kaki ini digunakan untuk melompat, memiliki sepasang sayap, sayap ini digunakn untu terbang. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Acrididae

67 c. Spesimen 3 c Gambar 4.3 Tettigoniidae I c Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh besar, posisi muka miring. Antenna seperti rambut dengan panjang sama atau lebih panjang dari tubuhnya, memiliki 3 pasang kaki.. Warna sayap hijau tetapi ada yang dapat menyamar dengan warna coklat atau seperti karat. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Tettigoniidae I

68 d. Spesimen 4 d d Gambar 4.4 Tettigoniidae II Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; Memiliki ciri-ciri diantaranya tubuh besar dengan muka miring. Antenna seperti rambut dengan panjang sama atau lebih panjang dari tubuhnya, memiliki 3 pasang kaki. Mempunyai sayap. Warna sayap hijau. Tettigonidae ini memiliki ovipositor panjang dan ramping berbentuk seperti pedang. Jenis yang dapat menyanyi memiliki tympana di pangkal tibia kaki depan. Nimpha berwarna hijau. Adapun taksonomi hewan ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Orthoptera : Tettigoniidae II

69 e. Spesimen 5 e e Gambar 4.5 Pyralidae I Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh berukuran sedang, berwarna putih kecoklatan. Memiliki mata, sayap depan sempit, memanjang segitiga, sayap belakang lebar dan bulat terdapat bintik hitam seperti mata pada sayap. Memiliki antenna, memiliki 2 pasang kaki. Palpus labialis biasanya mencuat (menjorok) kedepan seperti moncong, bervariasi dalam kenampakan. Adapun taksonomi serangga ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae I

70 f. Spesimen 6 f f Gambar 4.6 Pyralidae II Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berukuran sedang, berwarna kuning kusam. Memiliki mata,sayap depan sempit, memanjang segitiga, sayap belakang lebar dan bulat terdapat garis gelombang pada sayap, memiliki antenna, memiliki 2 pasang kaki. Palpus labialis biasanya mencuat (menjorok) kedepan seperti moncong, bervariasi dalam kenampakan. Adapun taksonomi serangga ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae II

71 g. Spesimen 7 g g Gambar 4.7 Pyralidae III Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berukuran sedang, berwarna coklat tua dan kusam. Memiliki mata, sayap depan sempit, memanjang segitiga, sayap belakang lebar dan bulat terdapat bintik pada sayap. Memiliki 2 pasang kaki. Palpus labialis biasanya mencuat (menjorok) kedepan seperti moncong, bervariasi dalam kenampakan. Adapun taksonomi serangga ini adalah sebagai berikut: : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae III

72 h. Spesimen 8 h h Gambar 4.8 Chyrsomelidae I Adapun ciri-ciri serangga ini yaitu; tubuh gemuk dan bulat telur berwarna coklat tua kehitaman mengkilap, antenna pendek dan Memiliki sepasang sayap lembut yang terlipat dan dilindungi oleh penutup luar (cangkang) yang keras, memiliki kaki berjumlah 3 pasang, mempunyai bentuk kepala oval, mata oval dan terletak agak kesamping dengan tipe mulut menggigit, dasar abdomen kelihatan menyempit. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : Subklass : Insekta : Coleoptera : Chyrsomelidae I

73 i. Spesimen 9 i i Gambar 4.9 Chyrsomelidae II Adapun ciri-ciri serangga ini yaitu; memiliki tubuh relatif kecil, pendek, agak pendek, gemuk dan berbentuk bulat telur. berwarna merah dan mengkilap. Kepala tidak memanjang menjadi suatu moncong, ujung abdomen tertutup elytra. Antenna pendek, kurang dari setengah panjang tubuh. Memiliki sepasang sayap lembut yang terlipat dan dilindungi oleh penutup luar (cangkang) yang keras, memiliki kaki berjumlah 3 pasang. Tubuhnya yang agak gemuk memiliki tonjolantonjolan di bagian luar (permukaan) tubuhnya menyerupai duri-duri. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : Subklass : Insekta : Coleoptera : Chyrsomelidae II

74 j. Spesimen 10 j j Gambar 4.10 Carabidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; kepala berwarna hitam dengan antenna seperti benang di dekat matanya, kepala dan perut berwarna hitam, memiliki 3 pasang kaki panjang dan ramping, Tubuh pipih dengan alur-alur membujur pada sayap depan, memiliki 2 pasang sayap. Kepala dan mata hampir selalu lebih sempit Antenna seperti benang. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Coleoptera : Carabidae

75 k. Spesimen 11 k k Gambar 4.11 Elateridae Adapun ciri-ciri serangga ini yaitu; muka kepala tidak mampat, membulat, kenampaknya tidak metalik. Tubuh memanjang, memiliki antena biasanya serrate (kadang-kadang filiform/pectinate), ukuran tubuh sekitar 12-30 mm, memiliki 3 pasang kaki dan memiliki sepasang mata. Ujung belakang pronotum memanjang/runcing ke belakang berbentuk seperti duri. bertubuh keras, bercahaya/mengkilap dan umum dinamakan sebagai ulat kawat/ulat api. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Coleoptera : Elaterida

76 l. Spesimen 12 l l Gambar 4.12 Cucilidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki, memiliki sepasang mata, dan sepasang antena. Satu pasang sayap dan halter menempatkan nyamuk dalam ordo Diptera. Sisik pada sayap dan adanya alat mulut yang panjang seperti jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia Culicidae. warna tubuh coklat kehitaman, sayap panjang, sempit dengan sisik sepanjang vena/ tepi sayap, sedikit rambut-rambut pada antenna. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Diptera : Culicidae

77 m. Spesimen 13 m m Gambar 4.13 Cecidomyiidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki, memiliki sepasang mata, dan sepasang antena. memiliki tubuh ramping dan sangat kecil, mempunyai sayap, vena-vena sayap dan bagian tepi sayap tidak berbulu-bulu. Umumnya berwarna kuning, orange atau merah. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Diptera : Cecidomyiidae

78 n. Spesimen 14 n n Gambar 4.14 Tipulidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki, memiliki sepasang mata, dan sepasang antena. kaki sangat panjang dan ramping, mesonotum dengan celah yang jelas seperti bentuk V. Sebagian besar berukuran 10-25 mm, kecoklatan atau abu-abu, beberapa dengan spotspot yang gelap disayap, seperti nyamuk. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Diptera : Tipulidae

79 o. Spesimen 15 o o Gambar 4.15 Reduviidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh oval, kuat, berwarna hitam atau coklat kepala memanjang dengan bagian belakang mata seperti leher, beberapa jenis abdomen melebar ke arah samping. paruh pendek, kuat, sering dilengkukkan dibawah kepala saat istirahat, memiliki antenna, kaki berjumalah 3 pasang, femur kaki depan tebal. Adapun taksonomi dari fauna ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Hemiptera : Reduviidae

80 p. Spesimen 16 q q Gambar 4.16 Sphecidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berwarna biasanya merah, coklat gelap dan bermata lebar. Ukuran tubuh besar, tidak berambut banyak. Pronotum pendek seperti leher baju, sudut belakangnya tidak dekat dengan tegula. Memiliki antenna. Rahang kuat dan runcing untuk menggigit, kaki depan mempunyai rambut-rambut seperti bentuk sapu. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Sphecidae

81 q. Spesimen 17 r r Gambar 4.17 Formicidae I Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; mempunyai tubuh yang berwarna merah terang dengan bentuk tubuhnya yang agak kecilsedang dan mempunyai sayap. Mata oval dan terdapat disamping, abdomen oval, mempunyai kaki dan antenna. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Formicidae I

82 r. Spesimen 18 s s Gambar 4.18 Formicidae II Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berwarna hitam dengan bentuk tubuhnya sedang dan mempunyai sayap. Mempunyai bentuk kepala oval,antenna sama panjang, mata oval dan terletak agak kesamping dengan tipe mulut menggigit, dasar abdomen kelihatan menyempit. Taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Formicidae II

83 s. Spesimen 19 t t Gambar 4.19 Ichneumonidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; berwarna orange, kecoklatan. Mempunyai sayap, panjang tubuh 2-15 mm, antenna sama panjang. memiliki tubuh ramping seperti tetabuhan. Panjang antennanya sama atau melebihi panjang tubuhnya, memiliki kaki yang panjang. Memiliki ovipositor yang panjang dan dapat mencapai 15 mm. bervariasi dalam warna dan bentuk, tetapi umumnya berwarna hitam atau kekuningan. Adapun taksonomi dari fauna ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Hymenoptera : Ichneumonidae

84 t. Spesimen 20 u u Gambar 4.20 Cecopidea Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh seperti katak kecil. Panjang tidak lebih dari 13 mm. Biasanya berwarna abu-abu, hijau muda dan coklat, beberapa jenis mempunyai bagain dengan warna tertentu. Antena kaku seperti rambut. Mempunyai sayap. Tibia belakang dengan 1 atau 2 gerigi yang kuat, tarsi 3 ruas. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insekta : Homoptera : Cercopidae

85 u. Spesimen 21 v v Gambar 4.21 Termitidae Adapun ciri-ciri khusus serangga ini yaitu; tubuh yaitu bertubuh lunak,mempunyai antenna, memiliki dua sayap yaitu sayap depan berupa sayap yang agak mendebal seperti kulit, memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan lansung dengan abdomen yang ukuranya lebih besar. Adapun taksonomi dari serangga ini adalah sebagai berikut : : Insecta : Isoptera : Termitidae

86 2. Distribusi Serangga dalam Perangkap Jebak Pengumpulan serangga menggunakan Perangkap jebak yang disesuaikan dengan serangga yang ingin diperoleh, perangkap jebak yang digunakan yaitu Light Trap (Perangkap cahaya) dengan lima varian warna merah, kuning, hijau, biru, dan putih yang digunakan khusus untuk menjebak seranga-serangga yang aktif pada malam hari. Distribusi serangga malam dalam Perangkap jebak dapat dilihat pada tabel 4.1 4.10. a. Tabel Hasil Pengamatan Seranggan Malam pukul 18.00-20.00 WIB 1) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna merah Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna merah. Tabel 4.1 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Merah No Jumlah 1 Acrididae 8 Orthoptera 2 Tettigonidae 6 3 Lepidoptera Pyralidae 24 4 Chrysomelidae 9 Coleoptera 5 Carabidae 8 6 Culicidae 13 Diptera 7 Tipulidae 7 8 Hemiptera Reduviidae 6 9 Ichneumonidae 9 10 Hymenoptera Sphecidae 11 11 Formicidae 30 12 Homoptera Cercopidae 10 13 Isoptera Termitidae 40 Jumlah 181

87 2) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna kuning Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna kuning. Tabel 4.2 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Kuning No Jumlah 1 Orthoptera Acrididae 9 2 Lepidoptera Pyralidae 43 3 Chrysomelidae 10 4 Coleoptera Carabidae 8 5 Elateridae 12 6 Culicidae 12 7 Diptera Cecidomiyiidae 9 8 Tipulidae 9 9 Hemiptera Reduviidae 7 10 Ichneumonidae 11 11 Hymenoptera Sphecidae 9 12 Formicidae 35 13 Homoptera Cercopidae 5 14 Isoptera Termitidae 25 Jumlah 204 3) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna hijau Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna hijau.

88 Tabel 4.3 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Hijau No Jumlah 1 Orthoptera Tettigoniidae 7 2 Lepidoptera Pyralidae 10 3 Chrysomelidae 8 4 Coleoptera Carabidae 11 5 Elateridae 8 6 Culicidae 9 7 Diptera Cecidomiyiidae 5 8 Tipulidae 7 9 Hemiptera Reduviidae 9 10 Hymenoptera Formicidae 20 Jumlah 94 4) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna biru Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna biru. Tabel 4.4 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Biru No Jumlah 1 Orthoptera Gryllidae 7 2 Chrysomelidae 9 Coleoptera 3 Carabidae 7 4 Culicidae 15 5 Diptera Cecidomiyiidae 12 6 Tipulidae 5 7 Hemiptera Reduviidae 5 8 Ichenumonidae 6 Hymenoptera 9 Formicidae 15 Jumlah 81

89 5) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna putih Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna putih. Tabel 4.5 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Putih No Jumlah 1 Acrididae 15 Orthoptera 2 Tettigoniidae 7 3 Lepidoptera Pyralidae 26 4 Chrysomelidae 9 5 Coleoptera Carabidae 9 6 Elateridae 10 7 Culicidae 10 8 Diptera Cecidomiyiidae 5 9 Tipulidae 5 10 Hemiptera Reduviidae 8 11 Hymenoptera Formicidae 25 12 Homoptera Cercopidae 13 Jumlah 142 b. Tabel Hasil Pengamatan Seranggan Malam pukul 21.00-23.00 WIB 1) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna merah Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna merah.

90 Tabel 4.6 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Merah No Jumlah 1 Orthoptera Tettigoniidae 10 2 Lepidoptera Pyralidae 15 3 Chrysomelidae 9 4 Coleoptera Carabidae 8 5 Elateridae 6 6 Culicidae 11 Diptera 7 Tipulidae 12 8 Hemiptera Reduviidae 6 9 Hymenoptera Formicidae 17 10 Homoptera Cercopidae 8 Jumlah 102 2) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna kuning Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna kuning. Tabel 4.7 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Kuning No Jumlah 1 Acrididae 13 Orthoptera 2 Tettigoniidae 6 3 Lepidoptera Pyralidae 20 4 Chrysomelidae 11 5 Coleoptera Carabidae 7 6 Elateridae 13 7 Culicidae 6 Diptera 8 Tipulidae 8 9 Hemiptera Reduviidae 9 10 Sphecidae 4 Hymenoptera 11 Formicidae 17 12 Homoptera Cercopidae 7 Jumlah 121

91 3) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna hijau Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna hijau. Tabel 4.8 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Hijau No Jumlah 1 Orthoptera Grylidae 9 2 Lepidoptera Pyralidae 9 3 Chrysomelidae 5 4 Coleoptera Carabidae 6 5 Elateridae 7 6 Diptera Culicidae 9 7 Cecidomyiidae 8 8 Hemiptera Reduviidae 8 9 Ichneumonidae 9 Hymenoptera 10 Formicidae 18 Jumlah 88 4) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna biru Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna biru.

92 Tabel 4.9 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Biru No Jumlah 1 Orthoptera Acridiade 12 3 Coleoptera Elateridae 6 6 Culicidae 10 7 Diptera Cecidomyiidae 4 Tipulidae 6 8 Hemiptera Reduviidae 3 9 Ichneumonidae 4 Hymenoptera 10 Formicidae 15 Homoptera Cercopidae 7 Jumlah 67 5) Tabel hasil pengamatan pada Light Trap warna putih Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari Light Trap warna merah yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga malam yang menyukai warna putih. Tabel 4.10 Tabulasi Data Hasil Pengamatan Light Trap Warna Putih No Jumlah 1 Orthoptera Grylidae 5 2 Lepidoptera Pyralidae 17 3 Carabidae 9 Coleoptera 4 Elateridae 7 5 Culicidae 9 6 Diptera Cecidomyiidae 7 7 Tipulidae 6 8 Hemiptera Reduviidae 8 9 Ichneumonidae 9 Hymenoptera 10 Formicidae 19 Jumlah 96

93 3. Kelimpahan Total Individu Serangga Malam pada Setiap Warna Trap Kelimpahan total individu serangga malam pada setiap warna Perangkap dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Kelimpahan individu serangga malam di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng Palangka Raya pada penangkapan yang berbeda waktu Jumlah Serang Malam yang Tertangkap Jam 18.00-20.00 Jam 21.00-23.00 M K H B P M K H B P Jumlah Orthoptera Gryllidae - - - 7 - - - 9-5 21 Acrididae 8 9 - - 15-13 - 12-57 Tettigoniidae 6-7 - 7 10 6 - - - 36 Lepidoptera Pyralidae 24 43 10-26 15 20 9 17 164 Coleoptera Chyrsomelidae 9 10 8 9 9 9 11 5 - - 70 Carabidae 8 8 11 7 9 8 7 6-9 73 Elateridae - 12 8-10 6 13 7 6 7 69 Diptera Culicidae 13 12 9 15 10 11 6 9 10 9 104 Cecidomyiidae - 9 5 12 5 - - 8 4 7 50 Tipulidae 7 9 7 5 5 12 8-6 6 65 Hemiptera Reduviidae 6 7 9 5 8 6 9 8 3 8 69 Hymenoptera Ichneumonidae 9 11-6 - - - 9 4 9 48 Sphecidae 11 9 - - - - 4 - - - 24 Formicidae 30 35 20 15 25 17 17 18 15 19 211 Homoptera Cercopidae 10 5 - - 13 8 7-7 - 50 Isoptera Termitidae 40 25 - - - - - - - - 65 Total Individu 181 204 94 81 142 102 121 88 67 96 702 474 1.176 Pengambilan jebakan diwaktu yang berbeda sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh, terlihat jelas pada table 4.11 pada pukul 18.00-20.00.30 WIB serangga malam yang terperangkap berjumlah 702 individu. Sedangkan pada pukul 21.00-23.00 WIB serangga malam yang

94 terperangkap berjumlah 474 individu dan total keseluruhan serangga malam adalah 1.176 individu. 4. Analisis Komunitas a. Perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) Berikut adalah hasil perhitungan komposisi famili serangga malam yang mendominasi menyukai masing- masing warna cahaya pada waktu pengambilan yang berbeda, yaitu pukul 18.00 20.00 WIB dan pukul 21.00 23.00 WIB : 1) Pada pengambilan pukul 18.00-20.00 WIB serangga malam didominasi oleh famili Formicidae yaitu sebesar 29,5 % yang menyukai warna merah, family Pyarlidae 32,19 % yang menyukai warna kuning, famili Formicidae yaitu sebesar 29,9 % yang menyukai warna hijau, famili Culicidae yaitu sebesar 29,04 % yang menyukai warna biru, famili Pyarlidae yaitu sebesar 31,21 % yang menyukai warna putih. 2) Pada pengambilan pukul 21.00-23.00 WIB serangga malam didominasi famili Formicidae yaitu sebesar 29,71 % yang menyukai warna merah, family Pyarlidae 30,32 % yang menyukai warna kuning, famili Formicidae yaitu sebesar 28,45 % yang menyukai warna hijau, famili Formicidae yaitu sebesar 28,27 % yang menyukai warna biru, famili Pyarlidae yaitu sebesar 30,2 % yang menyukai warna putih.

95 Hasil perhitungan nilai dominasi INP serangga malam dapat di lihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.12 serangga malam dengan INP paling tinggi pukul 18.00-20.00 WIB dan pukul 21.00-23.00 WIB INP Serangga Malam pada Trap Warna Pukul 18.00-20.00 Pukul 21.00-23.00 M K H B P M K H B P Orthoptera Gryllidae - - - 24.43 - - - 18.23-13.5 Acrididae 10.87 12.75 - - 20.24-21.09-23.79 - Tettigoniidae 9.77-28.51-14.61 18.5 11.86 - - - Lepidoptera Pyralidae 22.9 32.19 21.2-31.21 23.4 30.32 18.23-30.2 Coleoptera Chyrsomelidae 11.42 10.46 15.29 21.64 12.79 21.87 15.99 13.7 - - Carabidae 10.87 9.48 17.9 24.43 12.79 16.54 12.68 18.82-21.9 Elateridae - 14.22 15.29-16.72 14.58 21.09 16.0 20.72 15.6 Diptera Culicidae 16.9 11.44 24.49 29.04 13.49 19.48 11.86 22.23 26.69 17.7 Cecidomyiidae 12.75 12.68-6.75-6.75 21.09 17.73 19.8 Tipulidae 13.5 10.0 14.4 16.70 13.20 24.81 16.96-26.60 14.6 Hemiptera Reduviidae 9.77 15.03 20.3 16.70 12.09 14.58 14.33 21.09 16.24 16.7 Hymenoptera Ichneumonidae 11.42 13.73-17.93 - - - 21.09 17.73 21.9 Sphecidae 15.75 12.7 - - - - - - - - Formicidae 29.5 28.3 29.9 23.78 27.28 29.71 24.39 28.45 28.27 28.1 Homoptera Cercopidae 11.98 8.01 - - 18.83 16.54 12.68-22.21 - Isoptera Termitidae 25.33 15.03 - - - - - - - - b. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan dan dengan demikian

96 berhubungan dengan sentral pemikiran ekologi, yaitu tentang keseimbangan suatu sistem. 62 Besaran H < 1.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong rendah, H = 1.5 3.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong sedang dan H > 3.5 menunjukkan keanekaragaman tergolong tinggi. Indeks keanekaragaman serangga malam pada waktu pengambilan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Indeks Keanekaragaman serangga malam pada waktu pengambilan yang berbeda Indeks Keanekaragaman Pukul 18.00-20.00 WIB Pukul 21.00-23.00 WIB Keseluruhan 1.84228 1.3865 3.22877 C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran, dan sarana menunjang materi praktikum yang disusun dan dikembangkan sebagai materi praktikum pada mata kuliah ekologi hewan, khususnya pada materi ekologi serangga. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, karena dengan menggunakan pendekatan ini, mahasiswa mampu memperoleh pendidikan kecakapan hidup. 62 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga. Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 132.