Hubungan antara Kadar Creatine Kinase-MB dengan Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut Selama Perawatan di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar

dokumen-dokumen yang mirip
Correlation between Serum Transaminase and Mortality and Length of Hospitalization in Myocardial Infarction Patients

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit

HUBUNGAN ANTARA LUAS INFARK MIOKARD BERDASARKAN HASIL EKG DENGAN KADAR TROPONIN T PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT STEMI DAN NON STEMI DI RSUP H

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

Informed Consent Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Omar Luthfi, FK UI, Universitas Indonesia

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.

BAB III METODE PENELITIAN

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015:

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

KADAR oxldl PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL CONTROLLED AND UNCONTROLLED TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

HUBUNGAN ANTARA KADAR TROPONIN DENGAN KEJADIAN MAJOR ADVERSE CARDIOVASCULAR EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSI JEMURSARI SURABAYA

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

PERBEDAAN PROFIL LIPID PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DAN PENYAKIT JANTUNG NON INFARK MIOKARD AKUT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark

BAB IV METODE PENELITIAN

GAMBARAN HEMATOLOGI RUTIN, TES FUNGSI HATI, DAN TES FUNGSI GINJAL PADA PASIEN PREEKLAMPSIA, EKLAMPSIA, DAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RS

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

SKRIPSI. Oleh : Ratna Murti Ariyani

Peri-procedural myocardial injury pada multi vessel disease: Hubungan dengan skor SYNTAX.

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

EFEK REMOTE ISCHEMIC PRECONDITIONING TERHADAP KADAR CKMB TIKUS WISTAR PASCA INFARK MIOKARD YANG DIINDUKSI ISOPROTERENOL LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. banyak dengan manifestasi klinis yang paling sering, dan merupakan penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID

Transkripsi:

Hubungan antara kadar creatine kinase-mb dengan... (Liong Boy Kurniawan 1,2 *, Uleng Bahrun 1,2, Darmawaty ER 1,3, Mansyur Arif 1,2.) Hubungan antara Kadar Creatine Kinase-MB dengan Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut Selama Perawatan di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar CORRELATION BETWEEN ADMISSION Creatine Kinase-MB LEVEL WITH THE IN-HOSPITAL MORTALITY OF ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION PATIENTS IN Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL, MAKASSAR Liong Boy Kurniawan 1,2 *, Uleng Bahrun 1,2, Darmawaty ER 1,3, Mansyur Arif 1,2 1 Departemen Ilmu Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan km.10 Makasar, Sulawesi Selatan 90245, Indonesia 2 RS. Universitas Hasanuddin- Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan km.11 Pintu II UNHAS Tamanlarea Makasar Sulawesi Selatan 90245 3 RS. Labuang Baji, Makassar Indonesia Jl. Dr. Sam Ratulangi No.81 Kota Makasar Sulawesi Selatan 90132, Indonesia *E-mail:liongboykurniawan@yahoo.com Submitted : 2-9 -2014, Revised 1 : 7-10-2014, Revised 2 : 28-10-2014, Accepted : 10-11-2014 Abstract Increase of CK-MB level is associated with myocardial infarction size and severity. The aim of this study is to evaluate the correlation between the admission CK-MB level of acute myocardial patients and the in-hospital mortality. Secondary data of 60 acute myocardial infarction patients hospitalized in Intensive Cardiac Care Unit of Dr.Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar from June 2010 to July 2011 were taken. Admission CK-MB levels between the period of 3 hours to 1 week after onset were then analyzed. The mean of admission CK-MB level in the in-hospital survived and non survived acute myocardial infarction patients were 89.52+121.59 U/l and 202.88+192.75 U/l respectively (Mann Whitney Test, p=0.005). There were significant mortality rate difference among all CK-MB quartiles with mortality rate 13.3%, 6.7%, 40% and 46.7 % in 1st, 2nd, 3rd, and 4th quartile respectively (Chi Square Test, p=0.031) but the odds ratio of mortality between quartiles were not different.. There was significant difference of admission CK-MB levels in the in-hospital survived and non survived acute myocardial infarction. Keywords : CK-MB, myocardial infarction, mortality Abstrak Peningkatan kadar CK-MB pada infark miokard akut menunjukkan luas dan parahnya penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kadar CK-MB pada pasien infark miokard akut saat masuk rumah sakit dan mortalitas pasien selama perawatan di rumah sakit.. Data sekunder diambil dari rekam medis 60 pasien infark miokard akut yang dirawat di Unit Perawatan Jantung Intensif Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar periode Juli 2010 hingga Juni 2011. Kadar CK-MB diperoleh saat masuk rumah sakit antara 3 jam hingga 1 minggu setelah onset. Rerata kadar CK-MB pada penderita infark miokard akut yang survive dan meninggal selama perawatan adalah 89,52+121,59 U/l dan 202,88+192,75U/l (Uji Mann Whitney, p=0,005). Ditemukan perbedaan tingkat mortalitas yang bermakna antar kuartil CK-MB masing-masing 13,3%, 6,7%, 40% dan 46,7% pada kuartil 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut ( Uji Chi Square, p=0,031) tetapi risiko mortalitas antar kuartil tidak berbeda bermakna. Ditemukan perbedaan bermakna kadar CK-MB pada pasien yang survive maupun yang meninggal selama perawatan. Kata kunci : CK-MB, infark miokard, mortalitas 125

Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 43, No. 2, Juni 2015 : 125-130 PENDAHULUAN Infark miokard akut merupakan suatu penyakit yang diagnosisnya ditegakkan berdasarkan gejala klinis nyeri dada yang khas, peningkatan penanda jantung dan perubahan pola elektrokardiogram. Peningkatan penanda spesifik jantung yang ditemukan pada infark miokard akut antara lain isoenzim MB dari kreatinin kinase (CK-MB) dan troponin T maupun I. Isoenzim CK-MB terdapat dengan konsentrasi yang cukup tinggi pada sel otot jantung. 1-4 Sejumlah penanda lain telah diusulkan sebagai penanda kerusakan otot jantung tetapi CK-MB dan troponin T dan I masih merupakan tes yang digunakan secara luas. 5 Sejumlah penelitian telah melaporkan peran penanda laboratorium rutin seperti kadar ureum, kreatinin serta SGOT sebagai prediktor mortalitas pada infark miokard akut selama perawatan di rumah sakit. 6,7 Tes CK-MB selain digunakan untuk tes diagnostik, juga dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada penyakit kardiovaskular. 8,9 Hal ini memberi gambaran bahwa peningkatan kadar CK-MB menunjukkan luas dan beratnya infark pada otot jantung. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi kadar CK-MB saat masuk rumah sakit pada pasien infark miokard yang survived maupun meninggal selama perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar CK- MB pada pasien yang survived maupun meninggal selama perawatan dan menilai risiko mortalitas berdasarkan kuartil CK-MB. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan mengambil data sekunder dari rekam medis 60 pasien infark miokard akut yang dirawat di Unit Perawatan Jantung Intensif Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar periode Juli 2010 hingga Juni 2011. Kadar CK-MB yang diteliti adalah kadar CK-MB yang diperiksa saat pasien baru masuk rumah sakit. Mortalitas pasien selama perawatan dihubungkan dengan kadar CK-MB saat pasien masuk rumah sakit. Kadar CK-MB juga dibagi menurut kuartil dan risiko mortalitas antar kuartil. Kriteria inklusi adalah semua data rekam medis pasien yang dirawat dengan diagnosis infark miokard akut sedangkan kriteria eksklusinya adalah data rekam medis yang tidak memiliki data CK-MB saat masuk rumah sakit maupun yang masuk rumah sakit kurang 3 jam (kadar CK-MB belum meningkat) dan lebih 1 minggu (kadar CK-MB telah menurun) setelah onset. Selama periode tersebut sebanyak 146 pasien dirawat dengan diagnosis infark miokard, 76 di antaranya memiliki data kadar CK-MB saat masuk rumah sakit kemudian sebanyak 16 pasien diekslusi dari penelitian yang terdiri dari 8 pasien pulang paksa selama perawatan, 7 pasien masuk kurang dari 3 jam setelah onset serangan dan 1 pasien setelah 1 minggu dari onset serangan, sehingga diperoleh 60 sampel pasien infark miokard akut. Uji statistik dilakukan dengan Mann Whitney dan Chi-Square menggunakan SPSS versi 21. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan ijin dari Bagian Pendidikan dan Latihan (Diklat) RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk memperoleh akses terhadap data rekam medis pasien. HASIL Sampel sebanyak 60 orang terdiri dari 43 laki-laki (71,7%) dan 17 perempuan (28,3%). Sebanyak 16 (26,7%) pasien meninggal dan 44 (73,3%) pasien yang survive selama perawatan (Tabel 1). Dengan Uji Mann Whitney ditemukan perbedaan yang bermakna kadar CK-MB waktu masuk rumah sakit pada pasien infark miokard akut yang survive dan yang meninggal selama perawatan di rumah sakit (Tabel 2 dan Gambar 1). Demikian pula terdapat perbedaan yang bermakna dengan Uji Chi Square antar kuartil kadar CK-MB pada pasien infark miokard akut yang survive dan meninggal selama perawatan (Tabel 3). Dengan uji regresi logistik ditemukan bahwa pasien pada kuartil 4 CK-MB memiliki risiko mortalitas selama perawatan di rumah sakit sebesar 5,69 kali dan pasien pada kuartil 3 memiliki risiko mortalitas 4,33 kali dibandingkan kuartil 1 tetapi dengan IK 95% masing-masing 0,94-34,46 dan 0,71-26,53 sehingga tidak bermakna (Tabel 4). 126

Hubungan antara kadar creatine kinase-mb dengan... (Liong Boy Kurniawan 1,2 *, Uleng Bahrun 1,2, Darmawaty ER 1,3, Mansyur Arif 1,2.) Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian Variabel n (%) Rerata + SB Median (Min-Max) Jenis Kelamin Laki-laki 43(71,7) Perempuan 17(28,3) Survival Survive 44(73,3) Meninggal 16(26,7) Umur (tahun) 60(100) 57,15+11,85 56,5 (32-88) Perawatan (hari) 60(100) 7,17+4,7 7 (1-32) HDL (mg/dl) 60(100) 38,05+10,14 37,5 (18-66) LDL (mg/dl) 60(100) 141,18+41,48 147 (49-291) Trigliserida (mg/dl) 60(100) 130,83+72,10 112 (47-400) Kolesterol Total (mg/dl) 60(100) 210,75+54,02 217 (125-426) CK-MB (U/l) 60(100) 119,75+150,91 46 (9-680) Keterangan: SB: Simpang Baku Tabel 2. Perbedaan Rerata Umur, Lama Perawatan, Profil Lipid dan Kadar Ck-MB Pasien yang Survive dan Meninggal Variabel Survive Meninggal p Umur (tahun) 57,14+11,99 57,19+11,82 0,899* Perawatan (hari) 8,05+2,40 4,75+7,83 0,324* HDL (mg/dl) 36,50+9,11 42,31+11,86 0,900* LDL (mg/dl) 146,61+40,22 126,25+42,50 0,180* Trigliserida (mg/dl) 135,05+75,70 119,25+61,83 0,316** Kolesterol Total (mg/dl) 217,11+53,33 193,25+53,65 0,261* CK-MB (U/l) 89,52+121,59 202,88+192,75 0,005** Keterangan: *Uji Student T Test (Distribusi normal) **Uji Mann Whitney (Distribusi tidak normal) 127

Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 43, No. 2, Juni 2015 : 125-130 p=0,005 Gambar 1. Perbedaaan Kadar CK-MB Saat Masuk Rumah Sakit pada Penderita Survive dan Meninggal *Uji Mann Whitney Tabel 3. Perbandingan Pasien yang Survive dan Meninggal Berdasarkan Kuartil CK-MB Survive Meninggal p* n(%) n(%) CK-MB Kuartil 1 (9-22,5 U/l) 13(86,7) 2(13,3) CK-MB Kuartil 2 (22,51-46 U/l) 14(93,3) 1(6,7) 0,031 CK-MB Kuartil 3 (46,01-153,25 U/l) 9(60) 6(40) CK-MB Kuartil 4 (153,26-680 U/l) 8(53,3) 7(46,7) Keterangan: *Uji Chi-Square Tabel 4. Risiko Mortalitas Pasien Infark Miokard Selama Perawatan berdasarkan Kuartil CK-MB Mortalitas Survive Meninggal OR(IK 95%) n % n % Kuartil CK-MB 4 8 53,3 7 46,7 5,69 (0,94-34,46) 3 9 60 6 40 4,33 (0,71-26,53) 2 14 93,3 1 6,7 0,46(0,037-5,75) 1 13 86,7 2 13,3 Pembanding Total 44 73,3 16 26,7 128

Hubungan antara kadar creatine kinase-mb dengan... (Liong Boy Kurniawan 1,2 *, Uleng Bahrun 1,2, Darmawaty ER 1,3, Mansyur Arif 1,2.) PEMBAHASAN Berbagai penelitian telah melaporkan peran CK-MB dalam memprediksi mortalitas pada berbagai kejadian kardiovaskular. Pada penelitian ini ditemukan kadar CK-MB saat masuk rumah sakit lebih tinggi secara bermakna pada pasien yang meninggal selama perawatan dibandingkan dengan yang survive. Hal ini sesuai dengan temuan Salarifar, et al 8 yang melaporkan rerata kadar CK-MB lebih rendah pada pasien yang survived dibanding yang meninggal selama perawatan (80,68 vs 101,10 mg/dl). Chin, et al 9 yang melakukan penelitian pada 16.009 pasien infark miokard dengan elevasi segmen ST dan 26.854 pasien tanpa elevasi segmen ST melaporkan bahwa kadar puncak CK-MB berhubungan dengan mortalitas selama perawatan di rumah sakit baik pada pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST maupun tanpa elevasi. Rawoski, et al 10 melaporkan kadar CK- MB merupakan prediktor luas infark jantung (dinilai dengan cardiac magnetic resonance) yang baik pada follow up selama 6 bulan pada pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST yang diterapi dengan primary percutaneous coronary intervention (PCI). Analisis logistik menurut kuartil CK-MB menunjukkan risiko 5,69 kali untuk kuartil 4 dan 4,33 kali untuk kuartil 3, tetapi dengan konfidens interval yang lebar melewati batas 1,0 sehingga tidak bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena besar sampel yang kecil. Keterbatasan dari penelitian ini adalah kadar CK-MB yang dianalisis tidak menunjukkan kadar puncak CK-MB pada masing-masing pasien karena penderita masuk rumah sakit setelah lamanya onset serangan yang berbeda-beda. KESIMPULAN Terdapat perbedaan bermakna kadar CK-MB dengan Uji Mann Whitney pada pasien infark miokard akut yang survive maupun yang meninggal selama perawatan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada staf Rekam Medis RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar yang telah membantu dalam pengumpulan data rekam medis pasien. DAFTAR RUJUKAN 1. Yiadom MY. Acute coronary syndrome clinical presentations and diagnostic approaches in the emergency department. Emerg Med Clin North Am 2011;29(4):689-97. 2. Rosenblat J, Zhang A, Fear T. Biomarkers of myocardial infarction: Past, present and future. UWOMJ 2012;81(1):23-25. 3. Saenger A. A tale of two biomarkers: the use of troponin and CK-MB in contemporary practice. Clin Lab Sci 2010;23(3):134-40. 4. AlGani FA. Significance of total creatine kinase and creatine kinase-mb levels in patients with acute myocardial infarction. Int J Biol Med Res 2011;2(3):762-5. 5. Holchholzer W, Morrow DA, Giugliano RP. Novel biomarkers in cardiovascular disease. Am Heart J 2010;160(4):583-94. 6. Kurniawan LB, Bahrun U, Mangarengi F, Darmawaty ER, Arif M. Blood urea nitrogen as a predictor of mortality in myocardial infarction. Univ Med 2013;32:172-8. 7. Kurniawan LB, Bahrun U, Darmawaty ER. Hubungan kadar transaminase terhadap mortalitas dan lama perawatan pasien infark miokard akut. Jurnal Kedokteran Yarsi 2012;20(1):29-35. 8. Salarifar M, Sadeghian S, Darabyan S, Solaymani A, Amirzadegan AR, Mahmoudian M et al. Factors affecting in-hospital mortality of acute myocardial infarction. Iranian J Publ Health 2009;38(3):97-104. 9. Chin CT, Wang TY, Li S, Wiviott SD, delemos JA, Kontos MC et al. Comparison of the prognostic value of peak creatine kinase-mb and troponin levels among patients with acute myocardial infarction: A report from the acute coronary treatment and intervention outcomes 129

Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 43, No. 2, Juni 2015 : 125-130 network registry-get with the guidelines. Clinical Cardiology 2012;35(7):424-429. 10. Rakowski T, Dziewierz A, Legutko J, Kleczynski P, Czarnek AB, Siudak Z, et al. Creatine kinase-mb assessed in patients with acute myocardial infarction correlates with cardiac magnetic resonance infarct size at 6-month follow up. Hellenic J Cardiol 2014;55:4-8. 130