REZITA OKTIANA RAHMAWATI J500

dokumen-dokumen yang mirip
REZITA OKTIANA RAHMAWATI J500

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Kata Kunci: Merokok, Kepadatan Hunian, Ventilai, TB Paru

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (0-12 BULAN) (STUDI KASUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2015)

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KASUS PNEUMONIA ANAK USIA 6 BULAN 5 TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Pengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 BAB I NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN NILAI MANTOUX TEST PADA ANAK DENGAN RIWAYAT KONTAK DENGAN ORANG DEWASA SATU HUNIAN YANG MENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI DAN ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada masa bayi, balita maupun remaja (Sidhartani, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ratih Wahyu Susilo, Dwi Astuti, dan Noor Alis Setiyadi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

BAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

Transkripsi:

PERBEDAAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIBANDINGKAN NON ASI EKSKLUSIF DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh : REZITA OKTIANA RAHMAWATI J500 11 0098 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK Perbedaan Kejadian Tuberkulosis Pada Anak Dengan Pemberian ASI Eksklusif Dibandingkan Non ASI Eksklusif Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta Rezita Oktiana Rahmawati 1. Riana Sari 2. Endang Widhiyastuti 1. 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta Latar belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius yang menjadi komitmen global pengendalian oleh Millennium Development Global (MDGs). Faktor-faktor yang menimbulkan risiko tuberkulosis pada anak yaitu kontak tuberkulosis positif pada dewasa terhadap anak, sosial ekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian, keadaan gizi, pendidikan yang rendah. ASI merupakan zat gizi untuk anak saat bayi, memiliki antibodi untuk mencegah berbagai infeksi seperti infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang sebagai penyebab dari tuberkulosis. Tujuan penelitian: Mengetahui perbedaan kejadian tuberkulosis pada anak dengan pemberian ASI eksklusif dibandingkan non ASI eksklusif di BBKPM Surakarta. Metode penelitian: Metode penelitian ini menggunakan metode observational dengan desain case control. Subjek adalah anak usia 1-7 tahun yang didiagnosis TB dan asma. Variabel independen adalah pemberian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Jumlah sampel 50 orang, 25 kasus, 25 kontrol. Sampel kasus adalah pasien TB di Poli Anak BBKPM Surakarta. Sampel kontrol adalah pasien asma di Poli Anak BBKPM Surakarta. Data didapatkan dari wawancara kuesioner. Analisis data menggunakan Ratio Odds (OR). Hasil penelitian: Dari analisis statistik diperoleh nilai OR=2,25 (OR>1) artinya anak dengan ASI eksklusif berisiko 2,25 kali lebih besar terkena tuberkulosis dibandingkan anak dengan non ASI eksklusif tetapi dari nilai Interval Kepercayaan (CI) 95% (0,726-6,976) serta nilai p=0,129 (p<0,005) menunjukkan hasil penelitian yang tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan:. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan ASI eksklusif berisiko 2,25 kali lebih besar terkena tuberkulosis dibandingkan anak dengan non ASI eksklusif, tetapi hasil analisis statistik tidak bermakna karena faktor usia anak, faktor pendapatan orang tua rendah dan faktor kontak TB keluarga bisa memengaruhi kejadian tuberkulosis anak. Kata kunci: ASI eksklusif, non ASI eksklusif, tuberkulosis anak.

ABSTRACT Differences in The Incindence of Tuberculosis in Children with Giving Exclusive Breastfeeding with Non Exclusive Breastfeeding At The BBKPM Surakarta Rezita Oktiana Rahmawati 1. Riana Sari 2. Endang Widhiyastuti 1 1. Medical Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta 2. BBKPM Surakarta Background : Tuberculosis is the infectious disease that became a global commitment by Millennium Development Global (MDGs). Factors that indicates the tuberculosis risk in children is positive tuberculosis contact from adult againts children, low socioeconomic, less income, population density, the state of nutrition, low education. Breastfeeding (ASI) is the nutrient for children when the baby, had antibodies to prevent infections such as Mycobacterium tuberculosis bacterial infection as cause of tuberculosis. Research Goals: Determine the difference in the incindence of tuberculosis in children with giving exclusive breastfeeding with non exclusive breastfeeding at the BBKPM Surakarta. Research Methods: This research using observational method with case control design. Subjects were children aged 1-7 year who diagnosed tuberculosis and asthma. The Independent variabel is giving exclusive breastfeeding and non exclusive breastfeeding. Number of sample is 50 people, 25 cases and 25 controls. Cases samples are the tuberculosis patient in the Pediatric BBKPM Surakarta. Control sampels are the asthma patient in the Pediatric BBKPM Surakarta. Data obtained from interview questionnaire. Analysis of data using Odds Ratio (OR). The Results : Statistic analyse is OR 2,25 (OR>1) means the children on giving exclusive breastfeeding risk 2,25 times more likely contract tuberculosis than in children with non exclusive breastfeeding and CI 95% (0,726-6,976) and p is 0,129 (p<0,005), where not showing significant. Conclusion :. The result showed that the the children on giving exclusive breastfeeding risk 2,25 times more likely contract tuberculosis than in children with non exclusive breastfeeding although statistic analyse was not showing significant because of age factor, low income and adult TB contact were influenced. Keywords : Exclusive breastfeeding, non exclusive breastfeeding, tuberculosis in children

PENDAHULUAN Tuberkulosis bersama dengan infeksi saluran napas akut (ISPA), kanker paru dan penyakit paru kronik yang merupakan 4 dari 10 penyakit penyebab kematian pada tahun 2020. (1) Tuberkulosis, infeksi saluran napas akut dan bronkitis sebagai 3 penyebab utama kematian di Indonesia. (2) Tuberkulosis, malaria dan HIV merupakan penyakit infeksius yang menjadi komitmen global pengendalian oleh Millennium Development Global (MDGs). (2) Angka kejadian tuberkulosis sebesar 2.138.688 di Asia Tenggara dan 318.949 di Indonesia. (2) Prevalensi periode tuberkulosis sebesar 725 kasus per 100.000 penduduk per tahun dan prevalensi suspek tuberkulosis sebesar 2.728 per 100.000 penduduk di Indonesia. (3) Prevalensi tuberkulosis sebesar 106,42 tiap 100.000 penduduk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. (4) Angka kesembuhan dan indikator Case Detection Rate (CDR) di Kota Surakarta sebesar 128,17%. (4) Faktor-faktor yang menunjukkan timbulnya infeksi tuberkulosis pada anak yaitu faktor risiko infeksi dan faktor keparahan infeksi, untuk faktor risiko infeksi tuberkulosis pada anak diantaranya pajanan kontak tuberkulosis positif pada dewasa terhadap anak, kemiskinan, lingkungan yang tidak baik higiene dan sanitasi, daerah endemis serta tempat penampungan yang padat. (5) Faktor keparahan infeksi tuberkulosis pada anak antara lain usia di bawah 5 tahun karena masih belum berkembang sempurna imunitasnya, konversi uji tuberkulin dari negatif ke positif dalam satu tahun terakhir yang menunjukkan adanya infeksi baru, malnutrisi, infeksi HIV yang menyerang imun anak. (5) Faktor lainnya epidemiologi tuberkulosis diantaranya sosial ekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian, pengangguran, pendidikan yang rendah. (5) Air susu ibu (ASI) merupakan zat gizi untuk anak saat bayi, memiliki antibodi untuk mencegah berbagai infeksi seperti infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang sebagai penyebab dari tuberkulosis. (6) Faktor risiko tuberkulosis anak di negara berkembang seperti keadaan gizi, umur pertama anak yang terinfeksi tuberkulosis, infeksi-infeksi tambahan pada anak. (7) Masih terdapat pertanyaan apakah ASI efektif berpengaruh dalam mencegah infeksi tuberkulosis sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang Perbedaan kejadian tuberkulosis

pada anak dengan pemberian ASI eksklusif dibandingkan non asi eksklusif di BBKPM Surakarta Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan kejadian tuberkulosis pada anak dengan pemberian ASI eksklusif dibandingkan ASI eksklusif di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta? Tujuan Penelitian Untuk mengetahuiperbedaan kejadian tuberkulosis pada anak dengan pemberian ASI eksklusif dibandingkan non ASI eksklusif di BBKPM Surakarta. METODE PENELITIAN Penelitian case control analitik observasional dilakukan di BBKPM Surakarta pada bulan Desember 2014 Januari 2015. Subyek penelitian adalah seluruh anak umur 0-7 tahun di Klinik anak BBKPM Surakarta. Kriteria inklusi: 1) Anak umur 0-7 tahun yang didiagnosis dokter sebagai pasien tuberkulosis di Klinik Anak BBKPM Surakarta 2) Anak umur 0-7 tahun yang didiagnosis dokter sebagai pasien asma di Klinik Anak BBKPM Surakarta. Kriteria eksklusi: 1) Anak dengan penyakit kronis seperti HIV dan penyakit keganasan 2) Orang tua atau wali anak yang menolak untuk mengikuti penelitian dan tidak bersedia menandatangani informed consent. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Tuberkulosis anak Tuberkulosis (TB) anak adalah anak yang didiagnosis TB oleh dokter dengan skoring TB anak, yang tercatat dalam catatan rekam medis kode diagnosis A 16.7.Parameter Skoring TB dikatakan anak positif TB bila skor adalah 6 poin. 2. Anak dengan ASI eksklusif dan non ASI eksklusif Anak dengan ASI eksklusif yaitu anak yang diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau makanan lain. Anak non ASI eksklusif adalah

anak yang tetap diberikan ASI dan atau diberi tambahan makanan, seperti bubur, nasi, buah, susu formula, dan sebagainya. 3. Anak dengan asma Anak dengan asma yaitu anak yang didiagnosis asma oleh dokter dan tercatat dalam catatan rekam medis kode diagnosis J45.9. 4. Kepadatan hunian Kepadatan hunian yaitu banyaknya jumlah lebih dari 2 anak usia lebih dari 5 tahun yang tinggal di ruangan tempat tidur dengan luas lantai <8 m 2 dan luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai. Tidak padat penghuni yaitu jumlah kurang dari 2 anak usia lebih dari 5 tahun yang tinggal di ruangan tempat tidur dengan luas lantai >8 m 2 dan luas ventilasi permanen >10% dari luas lantai (8). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang mulai dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2014 sampai 9 Januari 2015 didapatkan data primer sebanyak 50 responden dengan 25 subjek penelitian yang didiagnosis tuberkulosis dan 25 subjek penelitian yang diagnosis asma. Hasil selengkapnya sebagai berikut. Karakteristik Subjek Penelitian Tabel 1. Distribusi subjek berdasarkan umur anak dengan kejadian tuberkulosis Umur TB Asma Total N % N % N % 1 bulan - 4 14 82,4 3 17,6 17 100 tahun 4-7 tahun 11 33,3 22 66,7 33 100 Total 25 100 25 100 50 100 Hasil analisis didapatkan subjek penelitian paling banyak menderita TB dengan usia anak 1 bulan sampai 4 tahun yaitu sebanyak 14 responden (82,4%), sedangkan pada usia 4 tahun sampai 7 tahun sebanyak 11 responden (33,3%).

Tabel 2. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dengan kejadian tuberkulosis Jenis TB Asma Total Kelamin N % N % N % Perempuan 11 44 11 44 22 44 Laki-laki 14 56 14 56 28 56 Total 25 100 25 100 50 100 Dari analisis data didapatkan subjek penelitian yang berjenis kelamin lakilaki pada TB sebanyak 14 responden (56%) dan yang berjenis perempuan sebanyak 11 responden (44%). Analisis Perbedaan Kejadian Tuberkulosis pada anak dengan pemberian ASI eksklusif dibandingkan non ASI eksklusif Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Perbedaan Pemberian ASI Eksklusif dibandingkan Non ASI Eksklusif dengan Kejadian Tuberkulosis Anak TB Asma Total OR Pemberian ASI (95% P N % N % N % CI) ASI Eksklusif 15 60 10 40 25 50 2,250 Non ASI Eksklusif 10 40 15 60 25 50 (0,726-0,129 Total 25 100 25 100 50 100 6,976 Pada penelitian ini diperoleh anak dengan TB sebanyak 15 anak (60%) yang diberi ASI eksklusif dan 10 anak (40%) yang tidak diberi ASI eksklusif. Sedangkan pada anak asma sebanyak 10 anak (40%) yang diberi ASI eksklusif dan 15 anak (60%) yang tidak diberi ASI eksklusif. Hal itu menunjukkan bahwa anak yang ASI eksklusif berisiko terkena tuberkulosis 2,25 kali lebih besar daripada yang mendapatkan non ASI eksklusif dengan nilai OR = 2,250 (OR>1) dengan interval kepercayaan 0,726-6,976. Jadi kejadian tuberkulosis anak yang diberikan ASI eksklusif dibandingkan non ASI eksklusif secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna (p = 0,129).

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis anak TB lebih banyak yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 15 anak (60%) daripada yang tidak diberi ASI eksklusif. Anak TB lebih banyak yang mendapatkan ASI eksklusif dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Banyak faktor yang menyebabkan anak terinfeksi dan menderita TB yaitu faktor pajanan rokok, pendapatan orang tua rendah, kontak TB keluarga, kepadatan hunian. Pada penelitian ini anak yang mendapatkan ASI eksklusif ternyata ibu menderita TB sekarang sehingga dimungkinkan adanya kontak penularan yang lebih intensif saat memberikan ASI.(9) Hal itu menunjukkan bahwa anak yang ASI eksklusif berisiko terkena tuberkulosis 2,25 kali lebih besar daripada yang mendapatkan non ASI eksklusif, tetapi hasil statistik tidak bermakna (OR: 2,25; 95% CI:0,726-6,976; p:0,129). KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan ASI eksklusif berisiko 2,25 kali lebih besar terkena tuberkulosis dibandingkan anak dengan non ASI eksklusif, tetapi hasil analisis statistik tidak bermakna karena faktor usia anak, faktor pendapatan orang tua rendah dan faktor kontak TB keluarga bisa mempengaruhi kejadian tuberkulosis anak. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan kejadian TB anak dengan pemberian ASI ekslusif dibandingkan non ASI eksklusif dengan jumlah sampel yang lebih besar dan sampel kontrol dengan anak normal. 2. Perlu ditambahkan jumlah sampel dan waktu penelitian serta ketelitian dalam memberi pertanyaan kuesioner.

3. Perlu edukasi bagi keluarga untuk peduli pada Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan cara memakai masker, menutupnya saat batuk maupun bersin dan cuci tangan yang bersih. 4. Dokter perlu melakukan skrining TB untuk mencari multifaktorial penyebab TB anak dan memberikan edukasi kepada orang tua pasien anak untuk mengontrol penyakitnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Proyeksi Global dari Harvard dan WHO 2. World Health Statistics (WHS). 2013. Switzerland: WHO pp. 68-80. 3. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan RISKESDAS 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI pp 318-350. 4. Profil Kesehatan Jateng. 2012. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2010. Semarang: Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 5. Kartasasmita, Cissy B. 2009. Epidemiologi Tuberculosis. Bandung: Unpad. 6. Hananto, Wiryo. 2002. Buku Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui Dengan Bahan Makanan Lokal. Jakarta: CV. Sagung Seto. 7. Rohde, Jon E., Baswedan, Samhari. 1997. Proritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica pp 116-328. 8. Shulman, S.T., Phair, J.P., Sommers, H.M., Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Ed. 4 pp. 208. 9. Eidelman, Arthur I., et all. 2012. Executive Summary: Breastfeeding and The Use of Human Milk. America: The American Academy of Pediatrics.