BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC SEBAGAI PENENTU JUMLAH KONSUMSI KALORI PENDERITA DIABETES MELITUS

Diabetes Mellitus Type II

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit diabetes mellitus ditetapkan oleh PBB sebagai penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

Aplikasi Diagnosa Penyakit Kulit dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Khudan Mubarok Ka09

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC SEBAGAI PENENTU JUMLAH KONSUMSI KALORI PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB III METODE PENELITIAN

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

Definisi Diabetes Melitus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

METODE PENELITIAN. n =

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO

BAB V IMPLEMENTASI 5.1. Pembangunan Data Warehouse Modul Registrasi

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi

Transkripsi:

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM 4.1. Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini digunakan untuk memasukkan data pasien dan melakukan prediksi terhadap penyakit diabetes serta anjuran terapinya. Perangkat lunak ini dikembangkan dengan menggunakan metode pemrograman prosedural, dapat dijalankan oleh server pada lingkungan sistem operasi Microsoft Windows 95/98/NT/2000/XP dan dibangun dengan menggunakan Oracle Form Developer 6i. Pengguna sistem dapat berupa pengguna yang memiliki tingkat otorisasi khusus dalam hal ini adalah dokter, namun sistem dapat juga digunakan oleh praktisi kesehatan lainnya seperti perawat, edukator diabetes maupun masyarakat umum. Dokter dibantu dalam pengambilan keputusan mendiagnosa penyakit diabetes dan menentukan terapi obat maupun terapi gizi yang harus dilakukan pasien, sedangkan masyarakat umum dapat melakukan diagnosa sendiri dengan tujuan untuk kewaspadaan dini dan segera mencari pertolongan ke dokter bila sistem menyimpulkan sakit diabetes. Dari hasil analisis kebutuhan maka dikembangkan model seperti ditunjukkan dalam Gambar 13. Pengguna Modul Diagnosa & Terapi Antarmuka pengguna Evaluasi model klasifikasi Model klasifikasi Basis pengetahuan seleksi, pembersihan Data warehouse 47

Basis data Gambar 13 Model aplikasi diabetes 4.2. Antarmuka Pemakai Antarmuka pemakai dikembangkan dengan menggunakan modus grafik dan berbasis client/server. Pemakai berinteraksi dengan perangkat lunak melalui antarmuka form builder. Aplikasi menerima masukan dari pemakai melalui perintah yang diketikkan melalui papan ketik (keyboard) atau diklik pada tikusan (mouse). Keluaran dari perangkat lunak dapat dilihat pemakai dengan menggunakan monitor secara langsung. Adapun fungsi-fungsi yang dimiliki oleh aplikasi ini adalah: 1. Memasukkan dan menampilkan informasi pasien. Informasi pasien yang ditampilkan nantinya dapat digunakan untuk prediksi penyakit diabetes dan terapinya. 2. Mengubah informasi pasien. Informasi pasien dapat diubah sewaktu-waktu oleh pengguna 3. Melakukan prediksi diagnosa penyakit. Hasil prediksi diagnosa berupa kemungkinan diagnosa penyakit yang diderita pasien. Aturan yang digunakan untuk melakukan prediksi diagnosa penyakit diambil dari hasil model klasifikasi yang dibuat menggunakan algoritme CPAR. 4. Memberikan anjuran terapi. Hasil anjuran terapi berupa anjuran yang perlu dilakukan oleh pasien didasarkan atas hasil diagnosa penyakitnya. 4.3. Basis Pengetahuan Sistem yang dikembangkan dirancang untuk memprediksi penyakit diabetes dan anjuran terapi obat serta terapi gizi. Prediksi yang berkaitan dengan diagnosa penyakit dibuat berdasar implementasi algoritme CPAR dan diperkuat oleh pendapat pakar, sedangkan anjuran terapi obat dan terapi gizi dibuat berdasar pendapat pakar. Basis pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan kaidah aturan IF THEN. Pada penelitian ini terdapat 3 klasifikasi diagnosa yang digunakan yaitu pasien positif diabetes, negatif diabetes, dan beresiko diabetes. 48

4.4 Modul Diagnosa dan Terapi Penentuan diagnosa penyakit diabetes di rumah sakit dilakukan melalui beberapa tahap. Pada saat pasien masuk rumah sakit pertama kali yang dilakukan dokter adalah pemeriksaan klinis baik melalui wawancara maupun pemeriksaan fisik. Kesimpulan awal pemeriksaan klinis menuntun dokter untuk menetapkan jenis pemeriksaan pendukung seperti pemeriksaan laboratorium. Kriteria penentuan diagnosa diabetes menurut pakar harus didasarkan atas pemeriksaan laboratorium dan tidak dapat ditetapkan hanya atas dasar adanya glukosaria saja. Penentuan berapa kadar glukosa darah dan kadar pemeriksaan laboratorium lainnya yang berakibat timbulnya penyakit diabetes diambil dari hasil algoritme klasifikasi, sedangkan data penunjang lainnya diambil dari masukan yang disediakan dalam program aplikasi. Diagnosis klinis pada diabetes sering didahului dengan gejala-gejala seperti bertambahnya rasa haus dan jumlah volume urin, penurunan berat badan. Keluhan lain yang mungkin dirasakan pasien adalah rasa lemah, rasa kesemutan, penglihatan kabur dan pada kasus yang lebih berat sampai koma. Pasien yang teridentifikasi mempunyai gejala khas diabetes dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis definitif. Pemeriksaan laboratorium perlu juga dilakukan pada kelompok dengan salah satu risiko diabetes. Salah satu faktor resiko penyebab diabetes adalah orang yang obesitas. Obesitas adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya kelebihan lemak dalam tubuh sehingga bertambahnya berat badan. Ukuran untuk menentukan seseorang mempunyai berat badan lebih digunakan indeks masa tubuh (IMT). Nilai IMT dihitung berdasarkan formula berikut : IMT = Berat _ badan(kg) [ Tinggi _ badan(m) ] 2 IMT normal wanita = 18.5 23.5 kg/m 2 49

IMT normal pria = 22.5 25 kg/m 2 Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT Klasifikasi IMT Wanita (kg/m 2 ) IMT Pria (kg/m 2 ) Berat badan kurang < 16.65 < 20.25 Berat badan normal 16.65 25.85 20.25-27.5 Berat badan lebih 15.86 28.2 27.6 30 Berat badan gemuk > 28.2 > 30 Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal. Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Salah satu cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan obesitas adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 30 kalori / Kg berat badan ideal. Adapun perhitungan kalori yang digunakan adalah : Kalori basal: Laki-laki: BBI (kg) 30 Kal Perempuan: BBI (kg) 25 Kal Koreksi Umur 40-59th : - 5 % Kal Basal 60-69 th : - 10% Kal Basal > 70 th : - 20% Kal Basal Aktifitas Istirahat : + 10% Kal Basal Ringan: + 20% Kal Basal Sedang: + 30% Kal Basal 50

Berat:+40-50% Kal Basal Berat badan Gemuk: - 20% Kal Basal Lebih : - 10% Kal Basal Kurang: + 20% Stress metabolik: + 10-30% Hamil trimester I&II: + 300 Kal Hamil trimester III : + 500 Kal 51