KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN ALASAN PEMAAF DAN PEMBENAR TIDAK DAPAT DILAKSANAKANNYA SUATU PRESTASI OLEH DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI ELEKTRONIK, MESIN, DAN FURNITURE ( STUDI PADA UD. KARMA RAHAYU MANDIRI KLUNGKUNG )

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017. TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DALAM PERJANJIAN SEWA-BELI KENDARAAN BERMOTOR 1 Oleh : Febrian Valentino Musak 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

Penerapan Klausula Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

PERJANJIAN SEWA BELI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi Komparatif Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor di Beberapa Perusahaan Finance Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II LANDASAN TEORI

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

TANGGUNGJAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN WARALABA YANG BERLAKU DI ALFAMART. Naskah Publikasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

KEPUTUSAN MENTERI PERDAGANGAN DAN KOPERASI Nomor : 34/KP/II/80

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

Transkripsi:

1 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM SEWA BELI BARANG ELEKTRONIK PADA PT. BINTANG BERLIAN MULTI SARANA DI KECAMATAN MERLUNG KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) MAYANG EKA PUTRI B10013068 Pembimbing: Hj. Faizah B, S.H., M.H. Firya Oktaviarni, S.H., M.H. JAMBI 2017 i

3

SEWA BELI BARANG ELEKTRONIK PADA PT. BINTANG BERLIAN MULTI SARANA DI KECAMATAN MERLUNG KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Oleh : Mayang Eka Putri (B10013068) 4 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan perjanjian sewa beli di PT. Bintang Berlian Multi Sarana Jambi dan wanprestasi dalam perjanjian sewa beli di PT. Bintang Berlian Multi Sarana Jambi serta upaya penyelesaiannya. Jenis penelitian ini adalah Yuridis Empiris, dimana tipe penelitian dilakukan dengan cara mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi pada kenyataannya dalam masyarakat dengan kata lain, penelitian dilakukan langsung terhadap keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat diketahui bahwa masih banyak terdapat konsumen yang melakukan wanprestasi dalam melunasi angsuran sewa beli. Banyak konsumen yang tidak mengetahui sanksi yang dikenakan apabila konsumen melakukan wanprestasi pada perjanjian sewa beli. Maka dari itu sangatlah penting konsumen membaca isi perjanjian sewa beliterlebih dahulu sebelum menandatangani perjanjian tersebut dan konsumen perlu juga mengintropeksi diri tentang kemampuan finansial untuk melakukan sewa beli. Kata Kunci : Sewa beli, Perjanjian.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii LEMBAR PERSETUJUAN... iv LEMBAR PENGESAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 9 C. Tujuan Penelitian... 9 D. Manfaat Penelitian... 10 E. Kerangka Konseptual... 10 F. Metode Penelitian... 11 G. Sistematika Penulisan... 15 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN SEWA BELI A. Pegertian Perjanjian... 17 B. Syarat Sahnya Perjanjian... 19 C. Asas-asas Hukum Perjanjian... 22 D. Jenis-jenis Perjanjian... 25 ix

5 E. Pengertian Dan Dasar Hukum Perjanjian Sewa Beli... 27 F. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Menurut Perjanjian Sewa Beli Barang Elektronik Pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana Di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat... 30 G. Berakhirnya Suatu Perjanjian... 35 BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Barang Elektronik Pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana Di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat... 40 B. Upaya Penyelesaian Wanprestasi Dalam Sewa Beli Barang Elektronik Pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana Di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat... 56 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 62 B. Saran... 63 DAFTAR PUSTAKA... 64 LAMPIRAN v

6 Daftar Tabel Halaman Tabel 1. Daftar Responden Konsumen Pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana Di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016... 45 Tabel 2. Hak Dan Kewajiban Konsumen Dan Pihak PT. Bintang Berlian Multi Sarana Di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat... 47 Tabel 3. Kwajiban Responden Konsumen Yang Menunggak Di Bawah 3 Bulan Tahun 2016... 56 Tabe 4. Besar Tunggakan Responden Yang Barang Sewa Belinya Ditarik Oleh Pihak PT. Bintang Berlian Multi Sarana Tahun 2015... 59 vi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia akan selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, untuk memenuhi semua kebutuhan hidup adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Ini dikarenakan tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama untuk menyediakan dana demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Salah satu alasannya adalah orang tersebut tidak memiliki penghasilan yang besar tetapi ingin memenuhi kebutuhannya. Sebagai jalan keluar bagi masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi tidak memiliki dana yang memadai, maka Pada saat ini bisa di antisipasi dengan adanya sumber dana yang disediakan oleh lembaga pembiayaan yaitu pembiayaan konsumen. Maka masyarakat tidak akan pernah terlepas dari berbagai macam perjanjian dari penyandang dana 1. Akibat dari perjanjian akan lahirlah perikatan, yang artinya para pihak menjadi terikat dengan perjanjian tersebut. Perikatan diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (yang selanjutnya ditulis KUHPerdata). Buku III KUHPerdata bersifat terbuka yang maksudnya perjanjian dapat di lakukan oleh siapa saja asal tidak bertentangan dengan undang-undang 2. Macam-macam perjanjian yang ada di dalam perundang-undangan yaitu : perjanjian sewa menyewa, perjanjian jual beli, perjanjian pemberian kuasa, dan lain-lain. 1 https://eprints.uns.ac.id/10375/1/81242207200912241.pdf/ pelaksanaan perjanjian beli sewa barangelektronik, diaksestanggal 2 Desember 2016, pukul 19.17 2 Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, Cet. XI, 1987, Hal.13 1

2 Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, disebutkan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini, timbulah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut perikatan yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak.perjanjian adalah sumber perikatan. Dengan demikian dalam suatu perikatan (verbintenis) terkandung unsur-unsur sebagai berikut, yaitu : 1. Adanya hubungan hukum 2. Kekayaan 3. Pihak-pihak 4. prestasi 3 Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, yang mencabut Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan dan juga mencabut Peraturan Perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksana Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 yang tidak bertentangan pada Peraturan Presiden tersebut. Pada Pasal 1 Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2009 (yang selanjutnya ditulis Perpres No. 9 Tahun 2009) menjelaskan Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Kemudian pada Pasal 3 Perpres No. 9 Tahun 2009 menetapkan kegiatan Perusahaan Pembiayaan meliputi : a.sewa guna usaha; b.anjak piutang; c.usaha 3 Mariam Darus Badrulzaman, K.U.H Perdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Alumni, 1983, hal.1

3 kartu kredit; dan d.pembiayaan konsumen. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Pembiayaan Konsumen adalah perjanjian penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran. Di samping perjanjian Pembiayaan dana secara angsuran dikenal juga perjanjian sewa beli. 4 Salah satu perjanjian pembiayaan di dalam masyarakat sebagaimana Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor: 34/KP/II/80 yang selanjutnya ditulis S.K. Menperdagkop No.34/KP/II/80 Tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli (hire purchase), Jual Beli dengan Angsuran, dan Sewa (renting). Sewa beli (hire purchase) menurut Pasal 1 butir (a) S.K. Kemperdagkop No.34/KP/II/80 : adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati bersama yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah sejumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual. Menurut Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata telah memberikan kebebasan berkontrak pada setiap orang untuk membuat suatu perjanjian. Hal ini erat kaitannya dengan asas kebebasan berkontrak dalam membuat suatu perjanjian. Dari Pasal tersebut maka perkembangannya timbulah perjanjian-perjanjian dalam masyarakat yang tidak diatur dalam KUHPerdata, seperti perjanjian sewa beli. Perjanjian sewa beli merupakan campuran antara perjanjian sewa menyewa 4 Mariam Darus Badruszaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni Bandung, 1994, hal. 3

4 dengan perjanjian jual beli. Perjanjian sewa beli ini adalah perjanjian tidak bernama (innominaat) yang dalam Pasal 1319 KUHPerdata telah diberikan landasan yuridis mengenai perjanjian tidak bernama. Selain itu perjanjian sewa beli yang merupakan perjanjian innominaat ini haruslah tunduk pada ketentuan umum KUHPerdata seperti dalam Pasal 1337 KUHPerdata yang memberikan batasan bahwasanya segala bentuk perjanjian diperbolehkan apabila tidak dilarang oleh undang-undang atau berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum 5. Kapan terjadinya perjanjian sewa beli ini tidak ditentukan tegas, namun apabila melihat dari Pasal 1320 KUHPerdata perjanjian sewa beli ini adalah pada saat terjadinya persamaan kehendak antara penjual sewa dan pembeli sewa. Dari sisi perjanjian formal terjadinya perjanjian sewa beli adalah pada saat ditandatanganinya perjanjian sewa beli oleh para pihak 6. Sejak terjadinya perjanjian tersebut maka timbulah hak dan kewajiban dari para pihak, hak penjual sewa adalah menerima uang pokok beserta angsuran setiap bulannya dari pembeli sewa sedangkan kewajiban penjual sewa adalah menyerahkan obyek sewa beli tersebut dan mengurus surat-surat yang berkaitan dengan obyek sewa beli tersebut. Hak pembeli sewa adalah menerima barang yang disewabelikan setelah pelunasan terakhir, sedangkan kewajiban pembeli sewa adalah membayar uang pokok, uang angsuran setiap bulannya dan merawat barang yang disewabelikan tersebut. Maka disini angsuran mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai uang sewa 5 http://www.academia.edu/8244677/makalah-perjanjian-sewa beli-hukum-perikatan, diakses tanggal 2 desember 2016, pukul.19.26 WIB 6 http://lawandheart.blogspot.co.id/2012/03/normal-0-false-false-false.html- tinjauan tentang perjanjian sewa beli, diakses tanggal 4 Desember 2016, pukul 20.13 WIB

5 dan sebagai angsuran harga barang dengan syarat angsuran telah mencapai target harga barang yang diperjanjikan. Apabila angsuran belum mencapai target harga barang maka angsuran hanya berfungsi sebagai uang sewa 7. Di dalam praktek bentuk perjanjian sewa beli dibuat dalam bentuk tertulis dan di bawah tangan, artinya perjanjian hanya ditandatangani oleh para pihak yang mengadakan perjanjian sewa beli saja, yang mana perjanjian dibuat oleh pihak penjual sewa. Pihak penjual sewa biasanya menggunakan perjanjian baku 8. Perjanjian baku yaitu perjanjian yang hampir seluruh klausa-klausa sudah dibakukan oleh pemakainya dan pihak yang lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkannya atau meminta perubahan. Dalam perjanjian baku, syarat-syarat cenderung menguntungkan penjual sewa sebagai pelaku usaha. Klausa eksonerasi adalah klausul yang dicantumkan di dalam suatu perjanjian dengan mana satu pihak menghindarkan diri untuk memenuhi kewajibannya dengan membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas, yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melawan hukum 9. Biasanya pihak pembeli sewa tidak memiliki keberanian untuk mengubah isi dan persyaratan yang ditentukan oleh pembeli sewa karena posisi mereka berada pada pihak yang lemah dari aspek ekonomi. Mereka tidak memiliki uang kontan untuk membayarnya. Isi dan persyaratan perjanjian baru dipersoalkan pada saat pembeli sewa tidak mampu membayar angsuran, bunga dan denda. Lain halnya dengan pembelian yang 7 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hal. 372 8 http://lawandheart.blogspot.co.id/2012/03/normal-0-false-false-false.html- tinjauan tentang perjanjian sewa beli, diakses tanggal 4 Desember 2016, pukul 20.13 WIB 9 Mariam Darus Badrulzaman,Op.cit,.hal 46.

6 dilakukan secara tunai (cash), karena dalam hal ini jarang sekali menimbulkan permasalahan, sebab setelah sepakat dengan harga barang yang diinginkan maka pihak penjual akan langsung membuka faktur penjualan atau kwitansi penjualan dan pihak pembelipun langsung membayar saat itu juga secara tunai sesuai dengan harga yang telah disepakati bersama, dan barangpun akan langsung diserahkan. Dengan demikian hubungan hukum dari kedua belah pihak akan berakhir. Kegiatan usaha sewa beli harus memenuhi persyaratan yang telah di atur dalam Pasal 4 S.K. Menperdagkop Nomor 34/KP/II/80 harus mempunyai izin usaha, yaitu: 1. Permohonan izin harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan 2. Permohonan harus menentukan salah satu kegiatan usaha sewa beli (hire purchase), atau jual beli dengan angsuran, atau sewa (renting) sebagai kegiatan usaha 3. Perusahaan berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia 4. Modal perusahaan atau saham seluruhnya dimiliki WNI 5. Direksi/Penanggung jawab perusahaan dan seluruh pengurus perusahaan adalah WNI 6. Modal yang disetor sedikitnya berjumlah Rp.10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) 7. Mempunyai kantor tetap di Indonesia yang beralamat jelas

7 8. Perusahaan mempekerjakan sedikitnya seorang tenaga ahli dibidang usahanya 9. Tidak mempekerjakan tenaga kerja atau tenaga ahli warga Negara asing, kecuali atas rekomendasi Menteri atau pejabat yang ditunjuk olehnya 10. Mempunyai rencana sedikitnya untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun 11. Dalam hal ini diperlukan adanya asuransi, maka penutupannya harus dilakukan pada perusahaan asuransi nasional yang berkedudukan di Indonesia Sewa beli mendapat perhatian dari masyarakat luas, khususnya masyarakat di Merlung, Tanjung Jabung Barat. PT. Bintang Berlian Multi Sarana adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang sewa beli barang elektronik dengan berbagai merek. Barang elektronik beraneka ragam seperti TV, AC, Kulkas, Handphone, Mesin cuci dan lain-lain.yang beroperasi di Jl. Lintas Timur Km.121 Merlung, sejak Tahun 2011. PT. Bintang Berlian Multi Sarana terdapat 3 (tiga) cabang salah satunya yang berada di Kecamatan Merlung, KabupatenTanjung Jabung Barat, yaitu Bhifa Berlian tempat penulis melakukan penelitian. Pada surat perjanjian sewa beli di PT. Bintang Berlian Multi Sarana, berisikan hak dan kewajiban para pihak. Pada Pasal 4.2 perjanjian sewa beli, pihak perusahaan menyerahkan barang setelah adanya pembayaran uang muka, kemudian Pasal 4.3 surat perjanjian sewa beli menyatakan kewajiban konsumen selaku debitor untuk mengangsur secara bertahap melalui kasir showroom atau transfer melalui Bank. Uang angsuran berfungsi sebagai uang sewa, dan jika uang angsuran sudah mencapai target lunas, maka hak milik akan beralih kepada

8 konsumen. Namun dalam prakteknya tidak semua konsumen sebagai nasabah perusahaan tersebut lancar dalam melakukan kewajibannya atau dikenal juga dengan istilah wanprestasi. Wanprestasi adalah seorang debitur yang tidak melakukan prestasi sama sekali atau melakukan prestasi yang keliru atau terlambat melakukan prestasi. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari PT. Bintang Berlian Multi Saranabahwa terdapat konsumen yang wanprestasi dalam sewa beli pada tahun 2016 berjumlah 158 yaitu terdiri dari 90 konsumen yang menunggak angsurannya dan 58 konsumen yang barangnya ditarik oleh pihak PT. Bintang Berlian Multi Sarana. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa banyak konsumen wanprestasi terjadi dalam sewa beli di PT. Bintang Berlian Multi Sarana dikarenakan, konsumen lalai dalam membayar angsuran tiap bulan ataupun objek sewa beli ditarik oleh perusahaan, tanpa memperhitungkan angsuran yang telah dibayar, karena uang angsuran tersebut berfungsi sebagai uang sewa. Banyaknya kasus wanprestasi akan merugikan pihak pengusaha dan pihak konsumen. Si Pembeli sewa lalai atau tidak memenuhi prestasinya kepada kreditur, hal ini juga berakibat kerugian ekonomi pengusaha, dimana pengusaha tidak mendapat keuntungan sebagaimana yang diharapkannya, sedangkan bagi konsumen merasa rugi karena angsuran yang telah dibayar hanya berfungsi sebagai uang sewa saja. Maka oleh sebab itu penulis ingin meneliti pelaksanaan sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan upaya penyelsaian wanprestasi

9 dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Atas dasar uraian diatas penulis merasa tertarik untuk menulis skripsi dengan judul Sewa Beli Barang Elektronik Pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana Di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang di bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat? 2. Upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

10 D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini sebagai sumbangsih penulis pada bidang hukum perdata khususnya dalam perjanjian Sewa Beli. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa memberi gambaran dengan jelas serta objektif mengenai pelaksanaan perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat serta upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kelurahan Tanjung Jabung Barat. E. Kerangka Konspetual 1. Sewa Beli Menurut Pasal 1 huruf (a) S.K. Menperdagkop No.34./KP/II/1980, Sewa Beli adalah Jual beli dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual 2. PT (Perseroan Terbatas) Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

11 dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta peraturan pelaksanaannya 10. 3. Barang Elektronik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Barang Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau benda yang menggunakan alat-alat yang dibentuk atau bekerja atas dasar elektronika. Dengan kata lain barang elektronik adalah alat elektronik untuk penggunaan pribadi dan digunakan sehari-hari. Jadi penulis maksudkan dalam judul skripsi ini adalah perjanjian dimana isi perjanjian tersebut berupa sewa beli barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga yang telah disepakati bersama yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas. F. Metode Penelitian: 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana, yang beralamat di Jl. Lintas Timur Km. 121, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Pendekatan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini metode pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan yuridis empiris, yaitu tipe penelitian yang di lakukan 10 M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2015, hal.33

12 dengan cara mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi pada kenyataannya dalam masyarakat dengan kata lain, penelitian dilakukan langsung terhadap keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam masyarakat. 3. Spesifikasi Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini termasuk ke dalam sifat penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran wanprestasi dalam perjanjian sewa beli antara konsumen dengan PT. Bintang Berlian Multi Sarana. 4. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah konsumen yang melakukan wanprestasi pada perjanjian sewa beli di PT. Bintang Berlian Multi Sarana padatahun 2016. Tehnik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling yakni sampel yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah : a. Responden Sedangkan sampel untuk konsumen dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana yaitu sebagai narasumber yang diambil dari pembeli diambil secara purposive sampling,terdapat 148orang yang wanprestasi dalam sewa beli di PT. Bintang Berlian Multi Sarana yang terdiri dari 90 orang konsumen yang angsurannya menunggak dan 58 orang konsumen yang barang nya di tarik. diambil 12 orang konsumen yang

13 bermasalah yang terdiri dari konsumen yang menunggak 6 orang dan konsumen yang barang objek sewa beli di tarik 6 orang pada tahun 2016. b. Informan Penulis juga memperoleh data dari informan yaitu: a) Kepala Cabang PT. Bintang Berlian Multi Sarana b) Manajer Pemasaran PT. Bintang Berlian Multi Sarana c) Karyawan administratif PT. Bintang Berlian Multi Sarana d) Kepala kolektor PT. Bintang Berlian Multi Sarana 5. Pengumpulan Data Adapun sumber data dalam penulisan ini terdiri dari: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan, guna memperoleh data yang diperlukan dengan mempergunakan pedoman wawancara. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan yang terdiri dari: 1) Bahan hukum primer yaitu: a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata b) Peraturan Presiden RI Nomor Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan c) Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No: 34/KP/II/80 Tentang Sewa Beli

14 2) Bahan hukum sekunder yaitu: Literatur-literatur ataupun bacaan ilmiah yang berkenaan dengan penelitian ini. 3) Bahan hukum tersier: a) Kamus Hukum yang berkaitan dengan penulisan tentang Sewa Beli. b) Kamus Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan penulisan Sewa Beli. 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini di peroleh dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara Pengumpulan data melalui wawancara yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan pedoman pertanyaan untuk menentukan dan membantu memperoleh data yang diperlukan. b. Studi Dokumen Studi dokumen yaitu berupa perjanjian Sewa Beli PT. Bintang Berlian Multi Sarana. 7. Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu suatu pembahasan yang dilakukan dengan cara memadukan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif,

15 yaitu dengan menggambarkan tentang permasalahan yang diteliti serta terdapat kesimpulan yang berupa pernyataan-pernyataan. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini, secara keseluruhan dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN SEWA BELI, pada bab ini penulis akan menguraikan tinjauan umum tentang perjanjian, asasasas hukum perjanjian, jenis-jenis perjanjian, pengertian dan dasar hukum perjanjian sewa beli, hak dan kewajiban dalam perjanjian sewa beli barang elektronik, serta wanprestasi perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. BAB III PEMBAHASAN, dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang: a. Pelaksanaan perjanjian sewa beli barang elektronik Pada PT. Bintang Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat; b. Upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

16 BAB IV PENUTUP, merupakan bab yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya dan berisi saran yang perlu disampaikan sebagai usaha menjawab dan mencari solusi dari masalah yang ada.

17 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan pada bab terdahulu dapat disimpulkan: 1. Pelaksanaan perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat belum terlaksana sebagaimana mestinya. Masih terdapat konsumen yang melakukan wanprestasi dalam melunasi angsuran sewa beli. Terdapat konsumen yang terlambat membayar angsuran sewa beli barang elektronik. Terdapat konsumen yang terlambat membayar angsuran sewa beli barang elektronik. Dan terdapat pula konsumen yang menunggak membayar angsuran 3 (tiga) bulan secara berturut-turut sehingga barang sewa belinya ditarik kembali oleh pihak perusahaan 2. Wanprestasi dalam perjanjian sewa beli barang elektronik pada PT. Bintang Berlian Multi Sarana di kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat 2 (dua) jenis yaitu: a.konsumen terlambat membayar uang angsuran sewa beli barang elektronik b.konsumen menunggak dalam membayar angsuran selama 3 bulan berturut-turut (objek barang sewa beli ditarik kembali oleh pihak perusahaan). Sedangkan Upaya penyelesaian bagi konsumen yang terlambat membayar angsuran sewa beli yaitu 17

18 dengan membayar denda sebesar 0,5% dari angsuran sewa beli perbulan, ditambah dengan uang administrasi sebesar Rp. 10.000,- ditambah dengan angsuran pokok sewa beli. Setelah konsumen membayar denda, uang administrasi, dan uang angsuran pokok yang tertunggak, maka perjanjian sewa beli dapat dilanjutkan sampai lunas. Sedangkan upaya penyelesaian konsumen yang menunggak hingga 3 (tiga) bulan beruturut-turut yaitu barang sewa belinya ditarik kembali oleh pihak perusahaan, dan uang angsuran yang terlah dibayar konsumen selama ini hanya berfungsi sebagai uang sewa saja, hak milik atas barang tersebut adalah milik perusahaan, maka perjanjian sewa beli pun berakhir. B. Saran 1. Kepada pihak perusahaan: a. sebaiknya juga menyerahkan duplikat atau photo copy surat formulir pengajuan perjanjian sewa beli peru diserahkan kepada konsumen, agar konsumen dapat lebih memhami isi dari perjanjian sewa beli tersebut; b. agar lebih hati-hati dalam menilai kelayakan konsumen untuk disetujui permohonan sewa beli. 2. Kepada masyarakat sebagai konsumen harus lebih berhati-hati dan lebih teliti untuk memahami setiap isi perjanjian sewa beli yang akan ditanda tangani, sebaiknya membaca isi perjanjian sewa beli terlebih dahulu sebelum ditandatangani dan bertanya kepada pihak perusahaan apabila kurang mengerti dengan isi perjanjian sewa beli tersebut. Serta perlu juga untuk intropeksi diri tentang kemampuan untuk melakukan sewa beli.