ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

Analisis Faktor Individu dan Lingkungan terhadap Keluhan Syndrome pada Karyawan Bagian Central Control Room PT. X Jepara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

Afrini Nurul Afifah. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INDIVIDU TERHADAP KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK SKRINING GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga TUGAS AKHIR

Rifa Nurafifah Syabaniah AMIK BSI Sukabumi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA OPERATOR KOMPUTER PT. BANK KALBAR KANTOR PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis,

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014

IDENTIFIKASI INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER BERBASIS COMPUTER VISION SYNDROME PADA UNIT REFINERY CENTRAL CONTROL ROOM

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

Pencahayaan, Jarak Monitor, dan Paparan Monitor sebagai Faktor Keluhan Subjektif Computer Vision Syndrome (CVS)

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PENCAHAYAAN DAN MASA KERJA BERDASARKAN WAKTU KERJA TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PENGRAJIN SULAMAN KERAWANG UKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X Kota Semarang

ABSTRAK INSIDENSI ASTHENOPIA PADA PEKERJA KOMPUTER DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, BANDUNG TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

vi Universitas Kristen Maranatha

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Nyoman Siska Ananda 1, I Made Krisna Dinata 2

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

Pertemuan 03 ERGONOMIK

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL DAN KOMPUTER TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL DAN KOMPUTER TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KURIPAN-PURWODADI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN LAMANYA WAKTU PENGGUNAANTABLET COMPUTERDENGAN KELUHAN PENGLIHATANPADA ANAK SEKOLAH DI SMP Kr. EBEN HEAZER 2 MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Anatomi Mata (Sumber: Netter ed.5)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

COMPUTER VISION SYNDROME PADA PEGAWAI PENGGUNA KOMPUTER DI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK MAKASSAR

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SCREEN PADA MONITOR KOMPUTER UNTUK MENGURANGI KELELAHAN MATA PEKERJA CALL CENTRE DI PT INDOSAT NSR TAHUN 2008 TESIS.

ANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI BANK X KOTA BANGKO

PERSETUJUAN. Skripsi dengan judul: Hubungan Durasi Penggunaan Layar Monitor dengan Sindroma Mata Lelah pada Karyawan Bank Sinarmas Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG Hikmatyar Rabbi Al Mujaddidi E2A008061 Peminatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT Computer Vision Syndrome (CVS) is the complexity of the eye and vision problems related to computer use. Computer Vision Syndrome (CVS) has symptoms include eyestrain, headaches, blurred vision, dry and irritated eyes, neck and backpain, light sensitivity and double vision. As the majority of workers spend more time on the computer, the problem of eye fatigue is being considered. The purpose of this study was to analyze factors of the symptoms of CVS (Computer Vision Syndrome) which is in working layout editor in the CV. "X" Tembalang Semarang. This research uses qualitative research, with cross sectional design. Methods of research using descriptive method of research subjects of the working population in the layout editor in the printingtembalang Semarang. Then the subjects taken by 4 people by using purposive sampling method. Analysis of the data using content analysis. Based on the results of the study, the factors that influence the occurrence of CVS workers in CV layout editor. "X" Tembalang Semarang among others, all respondents had no knowledge of CVS, the lack of supervision is done printing owners, all the respondents experienced sleep deprivation and the use of CRT monitors. In addition, lighting levels >700 lux on the morning shift and <300 lux on the night shift. Reflection of the lack of eye blink and eye-level condition of monitor position, also affects the occurrence ofcvs. However, based on research results of all respondents did not have eye abnormalities. From this study it can be concluded that all respondents have symptoms of CVS from the computer factors, environment, duration of work and individual factors except for oculation factor. Key words : Computer Vision Syndrome, layout editor

PENDAHULUAN Peran komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambahkan penggunaan internet yang semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam sehari. Layar monitor mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya terpantul dan para pekerja umumnya melihat layar monitor berjam-jam setiap hari, bahkan tanpa cukup berkedip. 1 Durasi waktu penggunaan komputer akan mempengaruhi gejala visual dan muskulosketal yang dialami oleh pengguna. Durasi yang lebih panjang cenderung mengakibatkan keluhan yang dirasakan semakin lama ketika setelah pekerjaan visual display terminal (VDT) selesai. Berqvist and Knave, Sanchez Roman et al. dan Shima et al. melaporkan hasil yang sama. 2-3 Menurut Sheedy, sering dan lamanya seseorang bekerja dengan komputer, dapat mengakibatkan keluhan serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah: (1) kelelahan mata yang merupakan gejala awal, (2) mata terasa kering, (3) mata terasa terbakar, (4) pandangan menjadi kabur, (5) penglihatan ganda, (6) sakit kepala, (7) nyeri pada leher, bahu dan otot punggung. Rangkaian keluhan yang diawali dengan adanya keluhan kelelahan mata tersebut sering disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS). 4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iting Shofwati pada 51 pekerja di Corporate Customer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia tahun 2009 menyatakan bahwa sebanyak 90,2% pekerja mengeluh mengalami kelelahan mata dikarenakan tingkat pencahayaan < 300 lux. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer yaitu; kegiatan komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas sebesar 300 lux, kegiatan komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas 400 500 lux dan tugas memasukan data sebesar 500-700 lux. 5 Berdasarkan observasi awal peneliti pada lingkungan kerja layout editor di dua percetakan (CV. X ) pada akhir bulan April dan Mei 2012, menemukan bahwa hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner computer vision syndrome (CVS) kepada 4 (empat) orang pekerja layout editor menyebutkan semua orang karyawan tersebut mempunyai gejala gejala dari CVS. Untuk percetakan pertama menggunakan monitor jenis CRT. Diketahui pada karyawan

pertama di shift pagi menunjukan gejala gejala CVS seperti mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur, pandangan ganda, sakit leher, bahu, dan punggung. Sedangkan pada karyawan kedua pada shift sore menunjukan gejala gejala CVS seperti, mata kering, mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur, pandangan ganda, sakit leher, bahu, dan punggung. Kedua responden diketahui tidak memiliki kecacatan pada mata. Untuk percetakan kedua menggunakan jenis monitor LCD. Diketahui pada karyawan pertama pada shift pagi menunjukan gejala gejala CVS seperti mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur, sakit leher, bahu, dan punggung. Sedangkan pada karyawan kedua pada shift sore menunjukan gejala gejala CVS seperti, mata kering, mata lelah, sakit kepala, penglihatan ganda, pandangan kabur, sakit leher, bahu, dan punggung. Kedua responden juga diketahui tidak memiliki kecacatan pada mata. Ternyata dari hasil observasi awal tidak ada perbedaan gejala CVS yang signifikan antara karyawan yang menggunakan monitor jenis CRT maupun LCD. MATERI DAN METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian penelitian kualitatif. Yaitu dengan menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian hipotesis dengan pendekatan cross sectional. Metode Penelitiannya adalah metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana yang berlaku, kegiatan-kegiatan dan proses yang sedang berlangsung serta pengaruh dari suatu fenomena. 6 Prosedur pengambilan subjek penelitian menggunakan purposive sampling dan didapatkan pada dua CV. X dengan masing masing memiliki dua orang pekerja bidang layout editor dan terindikasi terkena CVS. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor Individu 1. Pengetahuan tentang Computer Vision Syndrome (CVS Berdasarkan hasil penelitian, hampir semua responden tidak mempunyai pengetahuan tentang Computer Vision Syndrome (CVS). Dengan kurangnya pengetahuan responden terhadap CVS, maka responden tidak aware terhadap kesehatan mata akibat berkomputer dan menghasilkan responden melakukan sikap dan kebiasaan berkomputer yang tidak baik. Dengan pengetahuan yang kurang

responden juga tidak memperhatikan gejala gejala yang reponden alami dan seringkali responden tidak sadari seperti kurangnya reflek berkedip, yang dapat menimbulkan gejala mata kering dan iritasi pada responden. 2. Faktor Okular pada Responden Berdasarkan hasil penelitian semua responden mengaku tidak mempunyai kelainan mata dan merasa mata mereka masih sehat serta normal. Berdasarkan observasi peneliti juga semua responden tidak memakai kacamata maupun lensa kontak. Oleh karena itu menurut peneliti faktor okular pada penelitian ini bukan salah satu penyebab dari kejadian CVS pada responden. 3. Faktor Konstitusi pada Responden Dalam hasil penelitian semua responden sering mengalami kurang tidur dengan variasi sebab. Menurut peneliti, hal itu bisa disimpulkan adanya penambahan durasi menggunakan komputer selain jam bekerja. Durasi waktu penggunaan komputer akan mempengaruhi gejala visual dan muskulosketal yang dialami oleh pengguna. Durasi yang lebih panjang cenderung mengakibatkan keluhan yang dirasakan semakin lama ketika setelah pekerjaan visual display terminal (VDT) selesai. B. Faktor Lingkungan 1. Pencahayaan Ruangan Kerja Responden Tingkat pencahayaan shift sore pada kedua percetakan < 50 lux. Pada tingkat pencahayaan yang kurang dari 300 lux dapat menyebabkan gejala CVS. Pada shift pagi, semua responden mengaku merasa silau pada layar monitor karena intensitas dari sumber cahaya yang terlalu kuat yaitu berasal dari sinar matahari. Diketahui juga menurut data pengukuran peneliti pada percetakan I pencahayaan setempat sebesar >2000 lux yaitu lebih tepatnya sebesar 2853 lux. Hal tersebut bisa dikatakan merupakan faktor terjadinya CVS karena intensitas cahaya yang berlebih. Sesuai dengan Gradjean yang membagi rekomendasi tingkat penerangan pada ruang kerja komputer yaitu minimal sebesar 300 lux dan maksimal sebesar 700 lux. 5

2. Kondisi Implementasi SOP Kerja Berdasarkan data penelitian dan triangulasi kepada pimpinan percetakan tidak terdapat sama sekali SOP yang berisi tata cara berkomputer secara ergonomis. tidak adanya SOP yang diterapkan secara tersurat bisa membuat kurangnya pengetahuan responden tentang berkomputer secara ergonomis. Dan selain itu, bisa membuat responden melakukan sikap dan kebiasaan menggunakan komputer dengan tidak baik. Karena faktor tidak adanya SOP dalam penelitian ini sama dengan faktor kurangnya pengetahuan responden terhadapa CVS dalam kaitannya dengan proses menyebabkan CVS. Karena juga, fungsi SOP disini bisa selain sebagai peraturan juga sebagai penjelasan dan menambah pengetahuan secara detail langkah langkah berkomputer secara ergonomis. Sehingga responden selain tidak adanya pengetahuan tentang CVS, juga tidak adanya SOP bisa membuat responden masih seringkali melakukan sikap atau kebiasaan yang bisa mempengaruhi kejadian CVS. 3. Supervisi dari Pimpinan atau Owner Percetakan Menurut data hasil penelitian semua responden mengakui tidak adanya supervisi dari owner/pimpinan terhadap responden terkait ergonomi berkomputer yang diterapkan percetakan. Faktor kurangnya supervisi dalam penelitian ini hampir sama dengan faktor pengetahuan responden yaitu, faktor penyebab tidak langsung. Dengan pengetahuan yang kurang dari owner, maka owner akan jarang melakukan supervisi pada responden sehingga bisa membuat responden akan melakukan sikap dan kebiasaan yang dapat menimbulkan atau memperparah kejadian CVS pada responden. C. Faktor Durasi Kerja 1. Reflek Kedipan Mata Menurut hasil penelitian semua responden mengaku merasa biasa biasa saja atau merasa normal tentang intensitas kedipan mata saat menatap komputer. Padahal, menurut Sitzman seorang yang sedang menatap komputer mempunyai kebiasaan berkedip lebih sedikit daripada seorang yang normal atau tidak sedang menatap komputer.

Semakin lama durasi kerja, akan semakin jarang frekuensi kedipan mata yang akan menyebabkan mata pekerja merasa kering dan terbakar. 4 2. Jangka Waktu Menatap Komputer Secara Terus Menerus Hampir semua responden mengaku rata rata hanya 1 jam waktu menatap komputer secara terus menerus. Menurut peneliti, semua responden pada penelitian ini terindikasi gejala CVS oleh juga disebabkan faktor jangka waktu menatap komputer secara terus menerus. Karena walaupun diketahui waktu untuk menatap komputer hanya 1 jam, namun hal tersebut merupakan minimal waktu menatap komputer yang dapat menyebabkan gejala CVS. Dengan demikian sebagian besar responden bisa terkena kejadian CVS dengan 1 jam menatap komputer secara terus menerus namun masih berada dalam kategori beban kerja ringan. D. Faktor Komputer 1. Jenis Monitor Tidak ada perbedaan tanggapan dari responden yang memakai jenis monitor CRT maupun LCD. Menurut peneliti responden pada penelitian ini mengalami CVS karena faktor jenis monitor CRT yang digunakan. Tanggapan nyaman dari responden bisa disebabkan ketidaktahuan bahaya kelelahan mata diakibatkan monitor CRT. 2. Layout Kerja Pada percetakan I menurut observasi peneliti sebagai langkah triangulasi, jenis posisi monitor masuk dalam kategori eye level condition yang bisa menyebabkan bertambahnya rasa tidaknya nyaman pada leher dan kepala. Pada percetakan I juga terdapat responden mengeluhkan sinar matahari yang terlalu banyak masuk ruang kerja sehingga menimbulkan pantulan pada layar monitor. Hal tersebut terjadi berdasarkan observasi peneliti letak meja kerja yang dekat dengan kaca pintu sehingga responden merasa silau.

KESIMPULAN JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 1. Semua responden tidak mempunyai pengetahuan tentang Computer Vision Syndrome baik dari definisinya, gejala, dan cara pencegahannya. 2. Semua responden tidak mempunyai faktor okular atau kelainan mata. 3. Untuk faktor konstitusi, semua responden mengakui kurang tidur dengan waktu tidur dimulai diatas jam 12 malam. 4. Kondisi tingkat pencahayaan pada ruang kerja terdapat tingkat pencahayaan yang kurang dari batas minimal (300 lux), yaitu 33 lux, 41 lux dan 105 lux serta terdapat tingkat pencahayaan yang melebihi dari batas maksimal (700 lux) yaitu 2853 lux. 5. Tidak adanya standard operating prosedure (SOP) yang berlaku yang bisa membuat responden masih seringkali melakukan sikap atau kebiasaan yang mempengaruhi kejadian CVS. 6. Tidak adanya supervisi yang dilakukan oleh owner atau pimpinan percetakan terhadap semua karyawan dalam hal kaitannya dengan ergonomi berkomputer. 7. Semua responden mengaku merasa reflek kedipan mata normal normal saja, hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan responden. 8. Semua responden mempunyai jangka waktu menatap komputer secara terus - menerus adalah 1 jam. Oleh karena itu, berdasarkan kategori durasi kerja, semua responden digolongkan dalam beban kerja ringan (< 2 jam). 9. Semua responden mengaku merasa normal atau biasa biasa saja dalam menggunakan komputer, baik berdasarkan jenis monitor CRT maupun jenis LCD. 10. Semua tanggapan responden mengatakan kurang nyaman terhadap layout kerja yang diterapkan. Berdasarkan observasi peneliti terdapat kesalahan pada layout kerja, terutama dalam hal penempatan layar monitor yang masih sejajar dengan garis mata (eye level condition), tidak menyesuaikan meja kerja dengan sumber cahaya dan ergonomi komputer seperti penyesuaian postur karyawan dengan tinggi kursi dan meja kerja.

SARAN JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 1. Bagi pimpinan percetakan untuk melakukan supervisi atau pengawasan yang kaitannya dalam hal ergonomi komputer. Hal ini bisa mengurang kejadian CVS pada karyawan secara kondisional dan meningkatkan efesien dan efektifitas kerja. Selain itu, untuk percetakan yang masih menggunakan monitor jenis CRT, agar diganti dengan jenis LCD demi kenyamanan dan kesehatan mata pekerja. 2. Bagi responden SYA dan AS pada percetakan I untuk mengganti posisi monitor dari eye level condition ke low condition agar bahu, pungung dan leher tidak cepat lelah serta mata tidak cepat terasa pedas. Dan bagi responden RS dan HR pada percetakan II untuk mengganti kursi yang bisa diatur tinggi pendeknya agar bisa mengurangikebiasaan membungkuk saat bekerja. 3. Bagi peneliti untuk mengkaji lebih dalam tentang faktor faktor terjadinya CVS dari segi aspek lain. Karena penelitian tentang CVS tergolong tema penelitian baru dan belum ditemukan teori baku tentang faktor - faktor terjadinya CVS. DAFTAR PUSTAKA 1. Affandi, S. Edi. Sindrom Penglihatan Komputer. Majalah Kedokteran Indonesia, 55 (3), 2005 2. Talwar R, Kapoor R, Puri K, Bansal K, Singh S. A Study of Visual and Musculoskeletal Health Disorder among Computer Professional in NCR Delhi. Indian Journal of Community Medicine. 2009;34(4)326-328 3. Bhanderi DJ, Choudhary S, Doshi VG. A community based study of asthenopia in computer operators. Indian Journal of Ophtalmology. 2008;56(1):51-55 4. Hanum, Iis Faizah. Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Centre di PT Indosat NSR. Tesis. Medan: USU, 2008 5. Grandjen, 2000. Occupational Ergonomic. 6. Sukardi. Penelitian Kualitatif- Naturalistik dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007