FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

dokumen-dokumen yang mirip
DAN KONSENTRASI SAMPEL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB III. Perencanaan Alat

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

TEKNOLOGI SERAT OPTIK

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

PENERIMA OPTIK OPTICAL RECEIVER

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

BAB III PERANCANGAN ALAT

EL317 Sistem Instrumentasi 5-1. (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB IV ANALISIS DATA PENGUKURAN JARAK MENGGUNAKAN INFRA MERAH DAN ULTRASONIK

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN ANALISIS PENGIRIMAN DATA DIGITAL BERBASIS VISIBLE LIGHT COMMUNICATION

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI MASALAH

DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE

Asisten : Robby Hidayat / Tanggal Praktikum :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III METODOLOGI PENULISAN

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA

BAB III PERANCANGAN ALAT

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

Analisis Sensor Pengukuran Konsentrasi Glukosa Prinsip Macrobending Pada Serat Optik Multimode Step-Index

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perkembangan bahan elektronik dan serat optik sudah mendukung. pengukurannya. Pengukuran kelembaban udara sangat penting di berbagai sektor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

TUGAS AKHIR RAHMAT

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD

Implementasi Sensor Fotodioda sebagai Pendeteksi Serapan Sinar Infra Merah pada Kaca

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi literatur. Pengujian daya optik pada sensor serat optik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda, maka cahaya

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK Oleh; Hadziqul Abror NRP. 1109 100 704 Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Ruang Sidang Fisika, 20 Maret 2012

Outline Pendahuluan Tinjauan pustaka Metodologi Penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran

Latar belakang Serat Optik sebagai transmisi data dengan kecepatan tinggi Dengan prinsip rugi daya, serat optik digunakan sebagai sensor - Kelembapan (gejala evanescent pada serat optik yang dikelupas) - Pergeseran dengan OTDR Dengan prinsip macrobending serat optik, digunakan sebagai sensor pergeseran

Permasalahan dan Batasan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana memodelkan Sensor pergeseran Berbasis serat optik berdasarkan prinsip rugi daya akibat lekukan makro. 2. Bagaimana pengaruh banyak lekukan serat optik terhadap rugi daya. 3. Bagaimana karakteristik sensor pergeseran yang dirancang. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini mempelajari pergeseran dua arah dengan memanfaatkan prinsip rugi daya akibat lekukan pada serat optik. 2. Penelitian ini menggunakan sumber cahaya berupa LED Infrared tipe IF-E91 dan detector fototransisitor tipe IF-D92. 3. Serat optik yang dipakai adalah serat optikmultimode tipe FTP-3120-10 buatan autonics.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan perancangan sensor pergeseran berbasis macrobending serat optik. 2. Mempelajari pengaruh jumlah lekukan terhadap rugi daya serta karakteristik sensor yang telah dibuat. 3. Menganalisis karakteristik sensor pergeseran yang telah dibuat.

Tinjauan Pustaka Pergeseran Serat optik Prinsip pemanduan cahaya Rugi daya akibat kelengkungan Sensor dan karakteristiknya LED Fototransistor Minimum system mikrokontroller

pergeseran Perubahan posisi suatu partikel disebut pergeseran (displacement) A B Gambar 2.1 Pergeseran A ke B (2.1) (Halliday, 1995)

Serat optik Serat Optik (optical fiber) merupakan pemandu gelombang dielektrik yang beroperasi pada frekuensi optik Gambar 2.2. Struktur serat optik Berdasarkan moda yang terpandu Single mode Multi mode Serat Optik Berdasarkan Indeks bias Step indeks Graded Indeks (Schott, 2002)

Prinsip pemanduan cahaya Prinsip pemanduan cahaya dalam serat optik berdasarkan pemantulan dalam sempurna (total internal reflection). Sudut yang menentukan terjadinya total internal reflection dinamakan sudut kritis Gambar 2.6. Propagasi gelombang pada serat optik Numerical Apertur (NA): (2.2) (Keiser, 1991)

Rugi daya akibat kelengkungan Semakin kecil jari-jari kelengkungan maka nilai indeks bias inti semakin mendekati indeks bias cladding sehingga makin banyak sinar yang terbiaskan keluar dari inti serat. Gambar 2.7. (a). profil indeks bias efektif saat fiber optik lurus (b). profil indeks bias fiber optik saat ada lengkungan. Gambar 2.8. Rugi daya akibat macrobending Gambar 2.9. Rugi daya akibat microbending

Sensor dan karakteristik Sensor adalah piranti yang dapat mendeteksi perubahan besaran fisis menjadi sinyal elektrik. Perubahan besaran fisis (stimulan) tersebut merupakan kuantitas energi yang dideteksi kemudian dikonversi ke dalam sinyal elektrik karakteristik statik sensor meliputi kalibrasi, linieritas, sensitivitas, jangkauan pengukuran, saturasi, dan repeatibility. Gambar 2.10 Linearitas Gambar 2.11 Saturasi

LED Light Emitting Diode (LED) merupakan tipe dioda PN junction yang terbuat dari band gab semikonduktor, yang menghasilkan emisi foton dari proses rekombinasi pasangan elektron-hole. Energi foton yang dipancarkan kira-kira sama dengan energi gab. Cahaya emisi tergantung pada besarnya energi gap. Inframerah memiliki energi gab sebesar 1,35 ev dengan panjang gelombang cahaya emisi sebesar 0,9 mikrometer, sedangkan cahaya tampak memiliki energi gap sebesar 2,25 ev (Omar,1974). Gambar 2.13 (a). Energi band gap pada PN junction tanpa diberi bias (b). terjadinya rekombinasi pasangan hole elektron pada pn junction yang diberi bias maju (2.8)

(Sze.1936) dan (malcom, 1985) Fototransistor Fototransistor merupakan sebuah detektor cahaya yang merupakan kombinasi dari fotodioda dan penguatan transistor. Fototransistor ini merupakan semikonduktor fotokonduktor NPN yang dioperasikan pada tegangan bias mundur. Ketika cahaya mengenai permukaan fotokonduktor, pembawa muatan akan mengalami transisi dari suatu pita energi ke pita energi lainnya, hal ini menyebabkan meningkatnya konduktivitas semikonduktor akibat meningkatnya pembawa muatan. (2.9) Dengan I ph merupakan fotocurrent, h FE adalah gain dari arus common-emitor dan efisiensi kuantum efektif adalah (1+ h FE ) yang nilainya lebih besar daripada basis colektor fotodioda.

Minimum System Mikrokontroller Sistem minimum mikrokotroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Ada beberapa komponen yang dibuat untuk merangkai system ATmega AVR 8535 diantaranya yaitu : IC Mikrokontroler ATmega 8535 1 XTAL 12 Mhz Kapasitor Resistor Tombol reset pushbutton Power supply 5V. Gambar 2.15 Pin ATmega 8535

Metodologi Studi literatur Lekukan fiber LED Fototransistoror Persiapan alat dan bahan Pembuatan elemen sensor 15cmm 15 cm Pembuatan sistem instrumentasi Pembuatan mikrokontroller Pengambilan data Pembahasan dan pembuatan laporan Box pengondisi sinyal Gambar 3.2 Set up alat Gambar 3.1 Blok diagram penelitian

Pembuatan Serat Optik sebagai Elemen Sensor Sistem sensor ini terdiri dari LED sebagai sumber cahaya yang dihubungan dengan salah satu ujung serat optik. Serat optik sebagai pemandu gelombang, serta fototransistor sebagai receiver cahaya yang dihubungkan dengan ujung serat optik lainnya Gambar 3.3 Sistem elemen sensor Pembuatan Catu Daya Catu daya ini sebagai sumber tegangan sensor. catu daya yang dibuat memiliki keluaran +5Volt, +12 Volt, dan -12 Volt. Gambar 3.4 Rangkaian catu daya

Perancangan Mikrokontroller (Minimum Sistem ATmega 8535) Gambar 3.6 Rangkaian skematik mikrokontroler Pembuatan Software program mikrokontroller dengan menggunakan Codevision AVR

Metode Pengujian Metode pengujian sensor ini adalah sebagai berikut: 1. Karakterisasi lekukan, pengukuran tegangan untuk jumlah lekukan satu sampai tiga lekukan dengan jarak antar lekukan 5 cm. 2. Pengambilan data dilakukan pada range sudut 30 0 sampai 150 0. Percobaan dilakukan setiap perubahan 10 0 dan diulang sebanyak lima kali. 3. Pemilihan lekukan terbaik untuk sensor. pengambilan data dilakukan untuk pergeseran maju (dengan ditarik) dan mundur (dengan dilepas). Metode Analisa Metode analisa dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh sudut terhadap tegangan keluaran (terhadap rugi daya). 2. Membandingkan tegangan keluaran untuk satu lekukan, dua lekukan, dan tiga lekukan, seberapa efek dari penambahan lekukan dan apa hubungannya. 3. Karakterisasi sensor yang meliputi sensitifitas, linieritas, jangkauan pengukuran, akurasi dan presisi (untuk jarak), dan sebagainya.

Hasil dan Pembahasan Penelitian ini terdiri dari studi rugi daya dengan variasi sudut lekukan dan jumlah lekukan, serta pengaplikasiannya dalam sensor pergeseran Cahaya sumber berasal dari LED Dipandu oleh serat optik Adanya variasi sudut lekukan, terjadi perbedaan intensitas pada fototransistor Cahaya diterima fototransistor Intensitas cahaya dikonversi ke hambatan kemudian tegangan Pengondisi sinyal Tampilan LCD Mikrokontroller (ADC) Gambar 4.1. Blok diagram prinsip dasar sensor

Studi Rugi Daya pada Satu Lekukan 4820 4810 4800 y = 0.6557x + 4715 R² = 0.9765 4790 Tegangan (mv) 4780 4770 4760 4750 4740 4730 4720 0 50 100 150 Sudut (derajat) Series1 Linear (Series1) Gambar 4.2.Grafik hasil percobaan untuk satu lekukan - kenaikan tegangan rata-rata untuk setiap kenaikkan sudut 10 0 pada rentang sudut 30 0-180 0 sebesar 6 mv. - kenaikkan tegangan tertinggi pada sudut 60 0, dengan delta tegangan 14 mv. - Jangkauan pengukuranya adalah 77,4 mv yaitu dari 4729m V sampai 4806,4 mv - Gradien garis menunjukkan nilai 0,655 mv/derajat

Studi Rugi Daya pada Dua Lekukan 4820 4800 y = 0.8052x + 4684.8 R² = 0.8673 4780 Tegangan (mv) 4760 4740 4720 4700 4680 0 50 100 150 Sudut (derajat) Series1 Linear (Series1) Gambar 4.3. Grafik percobaan untuk dua lekukan - Jangkauan pengukuran sebesar 100,4 mv. (yaitu dari 4790,6 mv sampai 4690,2 mv ) - Kenaikan tegangan rata-rata per 10 0 adalah 8,37 mv - Kenaikan tegangan tertinggi terjadi pada saat sudut 50 0 dengan kenaikan sebesar 18 mv. - --- - Persamaan yang diperoleh dengan regresi linerar adalah y=0,805x+4684 mv. - Gradien 0,805 mv/derajat

Studi Rugi Daya pada Tiga Lekukan 4900 4800 4700 y = 3.6697x + 4237.4 R² = 0.7255 Tegangan (mv) 4600 4500 4400 4300 4200 4100 4000 0 50 100 150 200 Sudut (derajat) Series1 Linear (Series1) Gambar 4.4.Grafik hasil percobaan untuk tiga lekukan -Kenaikkan tegangan rata-rata per 10 0 adalah sebesar 50 mv - Kenaikkan tertinggi terjadi pada sudut 40 0. Jangkauan pengukuran sebesar 0,607V. -Persamaan grafik dengan pendekatan regresi linear y=3,669x+4237 mv -Nilai kedekatan nilai percobaan terhadap referensi (R 2 ) sebesar 0,725. - Semakin tidak linear

Rugi Daya dalam db -Semakin kecil sudut lekukan, maka rugi daya semakin besar - Semakin banyak jumlah lekukan, maka rugi daya semakin besar db=20 log V2/V1 dengan: V2= tegangan ketika ada lekukan V1 = tegangan ketika lurus Grafik 4.4 Perbandingan rugi daya dengan variasi sudut lekukan dan jumlah lekukan

Kalibrasi sensor Alat ukur panjang yang dipakai sebagai kalibrator adalah penggaris. Kalibrasi sensor dilakukan dengan cara menggeser bidang geser dengan pergeseran setiap 0,5 cm dari pergeseran 0 3,5 cm. Ketika bidang geser tidak ada pergeseran, yakni berimpit dengan bidang yang diam, maka disebut titik nol dan pada saat ini besar tegangan keluaran sensor dicatat. Kemudian bidang geser digeser setiap kenaikan 0,5 cm. Kemudian tegangan keluaran sensor dicatat. 4 3.5 y = 1.9133x 3-15.422x 2 + 42.6x - 40.239 R² = 0.9936 3 Pergeseran (cm) 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 Tegangan (Volt) Gambar 4.6 Kalibrasi Sensor

Pengujian Tarik Sensor Pergeseran (cm) 3.5 3 2.5 2 1.5 1 Uji Tarik y = 2.1181x 3-17.263x 2 + 48.041x - 45.508 R² = 0.9999 - jangkauan pengukuran pergeserandari sebesar 3 cm - Jangkauan tegangan yang terbaca sensor adalah 1,021 Volt - Error Relatif terhadap referensi adalah 3,18%. 0.5 0 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 Tegangan (Volt) Gambar 4.9 Grafik hasil percobaan sensor pada saat ditarik

Pengujian Lepas Sensor Pergeseran (cm) 3.5 3 2.5 2 1.5 1 Uji Lepas y = 1.7864x 3-14.157x 2 + 38.41x - 35.631 R² = 1 - Jangkauan pengukuran tegangan adalah 1,035 Volt - Jangkauan pergeseran yang dapat dideteksi sensor adalah 3 cm - Error relatif sebesar 6,29% 0.5 0 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 Tegangan (Volt) ambar 4.10 Grafik hasil percobaan sensor pada saat lepas

Komparasi saat uji tarik dan lepas 3.5 3 2.5 Pergeseran (cm) 2 1.5 1 0.5 tarik Lepas 0 2.5 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 Tegangan (Volt) Gambar 4.11 Grafik komparasi untuk uji tarik dan lepas Prinsip yang ditujukkan dari gambar 4.10 dan 4.11 adalah semakin panjang pergeresan, maka sudut lekukan semakin besar, sehingga rugi daya akibat lekukan semakin lebih kecil. Sehingga intensitas yang diterima fototransistor semakin besar, sehingga resistansi semakin kecil.

Kesimpulan Dari percobaan studi rugi daya pada serat optik dengan variasi sudut lekukan dan banyak lekukan didapatkan kesimpulan bahwa semakin banyak lekukan maka semakin besar rugi daya pada serat optik; serta semakin kecil sudut lekukan maka semakin besar rugi daya pada serat optik. Sensor pergeseran yang dibuat memiliki jangkauan pengukuran pergeseran sebesar 3 cm dengan jangkauan pengukuran tegangan 1,021 Volt. Grafik sensor yang diperoleh mendekati persamaan polynomial orde-3. Nilai error relatif sebesar 3,18% untuk uji tarik dan 6,29 % untuk uji lepas.