ANALISIS REGRESI DAN KORELASI. Oleh : Riandy Syarif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

Korelasi dan Regresi Sederhana. Srava Chrisdes Antoro, M.Si.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2003:58) pengertian objek penelitian sebagai berikut:

Statistik Parametrik

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

ANALISIS REGRESI SEDERHANA

REGRESI LINEAR SEDERHANA

ANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB V ANALISA DAN HASIL

Dimana : a = konstanta b = koefisien regresi Y = Variabel dependen ( variabel tak bebas ) X = Variabel independen ( variabel bebas ) Untuk mencari rum

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI

Regresi Linier Berganda

Contoh Kasus Regresi sederhana

Analisis Korelasi & Regresi

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Mu amalat Indonesia yang berlokasi di Jl.Letjend S Parman no.54 Slipi

III. METODE PENELITIAN. dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Deret Berkala dan Peramalan

Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametrik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) artinya

MODUL REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

STATISTIK PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

ANALISIS REGRESI LINIER

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen (

ANALISA VARIABEL DUMMY INDEPENDEN NON LINEAR DENGAN REGRESI BERGANDA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Kegiatan Ekstrakurikuler BTQ di SMK Muhammadiyah Kesesi

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

KORELASI LINIER BERGANDA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI ORANG TUA PERANTAUAN TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK. A. Analisis Komunikasi Orang Tua Perantauan di Desa Sidokare

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. analisis biaya operasional pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM

Korelasi Linier Berganda

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. ini, peneliti berusaha menemukan data yang berhubungan dengan bentuk-bentuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

SESI 13 STATISTIK BISNIS

STATISTIKA 2 IT

BAB II METODE PENELITIAN

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh biaya total terhadap laba usaha pada PT.

BAB II METODE PENELITIAN. Jenis Metode Penelitian dan Pendekatan

Pendahuluan Istilah Korelasi ditemukan oleh Karl Pearson pada awal tahun Oleh karena itu korelasi dikenal juga dengan sebutan Korelasi Pearson P

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Operasi Terhadap Profitabilitas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penelitian ini akan dilaksanakan selama + 5 (Lima) bulan, mulai dari. pengumpulan data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah Analisis Modal

BAB III METODE PENELITIAN. yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti buku dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

Perangkat Lunak Untuk Pengolah Data. Nur Edy

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya)

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Ma had Sunan Ampel al-ali

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

Transkripsi:

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI Oleh : Riandy Syarif

Salah satu tujuan analisis data adalah untuk memperkirakan/ memperhitungkan besarnya pengaruh kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya Seperti : menaikkan gaji karyawan agar kinerja meningkat, meningkatkan impor daging agar harga daging dalam negeri stabil dll Untuk keperluan evaluasi suatu kebijakan mungkin ingin diketahui besarnya efek secara kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya, dimana untuk keperluan analisis maka kejadian-kejadian ini bisa dinyatakan dalam bentuk variable. Untuk analisis dua kejadian kita gunakan variable yang sederhana yang terdiri dari dua variable yaitu X dan Y.

Analisis Regresi Analisis Korelasi Regresi Linear sederhana Korelasi Linear Sederhana Regresi Berganda Korelasi Berganda

Ada tidaknya pengaruh antar variabel Koefisien Regresi

Koefisien Korelasi Kuat tidaknya hubungan antara variable disebut koefisien korelasi

ANALISIS REGRESI DAN KOEFISIEN LINEAR SEDERHANA

Analisis regresi linier sederhana adalah suatu metode yg digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas/terikat/dependen (Y) dengan variabel bebas (X) Persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) disebut persamaan regresi Hubungan variabel dinyatakan dalam bentuk fungsi, dimana fungsi linear mempunyai bentuk persamaan Y = a + bx

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU PADA PERUSAHAAN SEPATU HOUSE OF MR. PIENK MALANG S K R I P S I O l e h TAUFIQURROHMAN NIM : 02220075 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2008

PENGARUH STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO SKRIPSI Oleh: FITROTUL FAIZAH (06130057) JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP LEVERAGE DENGAN DEBT COVENANT SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Disusun oleh: IRA PRAWITA SARI NIM. C2C309014 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP JUMLAH DANA DEPOSITO BERJANGKA PADA PT.BANK SULSELBAR CABANG UTAMA MAKASSAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Diajukan Oleh: AHMAD BAGAS RESTYONO A211 06 620 Kepada JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Y = a + bx Y = Variable dependen (Tidak bebas) X = Variabel Independen (bebas) a = Intersep, yaitu nilai perkiraan bagi Y pada saat nilai X sama dengan nol b = Slope atau kemiringan garis, yaitu perubahan rata-rata pada Y untuk setiap perubahan X Misalnya Y = 2 + 1,5X maka a = 2 dan b = 1,5 Jika X = 0 maka Y = 2 + 1,5(0) = 2 Artinya setiap pertambahan X sebesar 1 unit berakibat bertambahnya Y sebanyak 1,5 unit

Untuk menentukan nilai a dan b maka dapat digunakan Metode Kuadrat Terkecil

PT. Sintang Jaya melakukan penelitian terhadap pengaruh antara pemupukan terhadap hasil panen untuk lima kali percobaan. Dari hasil pengamatan tentukan nilai a dan b serta persamaan regresinya! Berapa prediksi hasil panen yang diperoleh jika pemupukan dinaikkan menjadi 15 Kg? Variabel Percobaan ke 1 2 3 4 5 Pemupukan/Kg (X) 3 6 9 10 13 Hasil Panen/ Kuintal (Y) 12 23 24 26 28

Penyelesaian Untuk memudahkan penyelesaian maka dibuat tabel sebagai berikut : X Y X 2 Y 2 XY 3 12 9 144 36 6 23 36 529 138 9 24 81 576 216 10 26 100 676 260 13 28 169 784 364 41 113 395 2.709 1.014

a. Persamaan regresi linear sederhananya adalah Y= 10,3 + 1,5X artinya, setiap penambahan pupuk sebanyak 1 Kg maka akan meningkatkan hasil panen sebesar 1,5 Kuintal b. Jika pupuk digunakan sebanyak 15 Kg (X =15) maka akan memberikan efek hasil panen sebanyak : Y = 10,3 + 1,5(15) = 32,8 kuintal

KORELASI LINIER SEDERHANA

Analisis korelasi pertama kali dikembangkan oleh Karl Pearson pada tahun 1900. tujuan dari analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel. Ahli ekonomi sering menggunakan analisis korelasi untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antar variable, apabila ternyata hasil analisis menunjukan hubungan yang cukup erat, maka analisis dilanjutkan ke analisis regresi sebagai alat untuk meramal (Forecasting). Koefisien korelasi merupakan indeks atau bilangan yg digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variable, sedangkan analisis yang mencakup dua variable X dan Y di sebut analisis Korelasi linear sederhana. Sedangkan yg mencakup lebih dari dua variable disebut analisis korelasi berganda.

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 sampai +1 (-1 KK +1) Jika KK bernilai positif, maka variable berkorelasi positif. Semakin dekat nilai KK ke +1 maka semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya Jika KK bernilai negatif, maka variable berkorelasi negatif. Semakin dekat nilai KK ke -1 maka semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya Jika KK bernilai Nol, maka variable tidak menunjukan korelasi Jika KK bernilai -1 atau +1 maka variable menunjukan korelasi positif atau negative yang sempurna

No Nilai Korelasi Keterangan 1 0 = KK = 0 Tidak ada korelasi 2 0 < KK 0,20 Korelasi sangat rendah/ lemah sekali 3 0,20 < KK 0,40 Korelasi rendah/ lemah tapi pasti 4 0,40 < KK 0,70 Korelasi yang cukup berarti 5 0,70 < KK 0,90 Korelasi yang tinggi/ kuat 6 0,90 < KK < 1,00 Korelasi sangat tinggi/ kuat sekali/ dapat diandalkan 7 1 = KK = 1 Korelasi sempurna

Koefisien Korelasi Pearson (r) Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variable yg datanya berbentuk data interval atau rasio, disimbolkan dengan r dengan rumus : n XY X Y r = (n X 2 ( X) 2 ) (n Y 2 ( Y) 2 ) Nilai (r) terletak antara -1 dan +1 (-1 r +1) dimana : Jika r = +1 maka terjadi korelasi positif sempurna antara variable X dan Y Jika r = -1 maka terjadi korelasi negative sempurna antara variable X dan Y Jika r = 0 maka tidak terdapat korelasi antara variable X dan Y Jika 0 < r < +1 maka terjadi korelasi positif antara variable X dan Y Jika -1 < r < 0 maka terjadi korelasi negative antara varibel X dan Y

Koefisien Determinasi ( ) Koefisien determianasi adalah kemampuan variabel X mempengaruhi variabel Y, semakin besar koefisien determinasi maka semakin baik kemampuan X mempengaruhi YApabila koefisien korelasi dikuadratkan, akan menjadi koefisien determinasi Nilai koefisien determinasi ini terletak antara 0 dan +1. Dalam bentuk rumus, koefisien determinasi dituliskan:

Contoh : Jika diketahui : n = 8 X = 124 X 2 = 1.972 Y = 12.3 Y 2 = 19,33 XY = 194,7 Tentukan besarnya koefisien korelasi Pearson dan koefisien Determinasi serta jelaskan artinya. Penyelesaian : Koefisien Pearson : n XY X Y r = (n X 2 ( X) 2 ) (n Y 2 ( Y) 2 ) r = 8 194,7 124(12,3) (8 1.972 124) 2 (8 19,33 (12,3) 2 = 0,885 Interpretasinya : antara variable X (biaya promosi) dan variable Y (hasil penjualan) terdapat korelasi positif dan kuat, artinya apabila promosi naik maka hasil penjualan juga akan meningkat.

Koefisien Determinasi : R = r 2 100% R = 0,885 2 100% R = 0,7832 100% = 78,32% Interpretasinya : pengaruh variable X (biaya promosi) terhadap variasi (naik-turunnya) variable Y (hasil penjualan) hanya sebesar 78,32%, sisanya sebesar 21,68% berasal dari factor-faktor lain, seperti biaya periklanan, biaya distribusi tetapi tidak dimasukkan dalam persamaan regresinya namun tetap mempengaruhi variable Y

ANALISIS REGRESI BERGANDA

Analisis Regresi berganda merupakan metode yang menunjukan hubungan lebih dari satu variabel X yang akan mempengaruhi variabel Y Persamaan umum Regresi Berganda Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +..+b n X n Persamaan regresi berganda dengan dua variable bebas Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Untuk menentukan nilai a, b1 dan b2 dapat menggunakan cara Metode kuadrat terkecil atau sistem matriks

1. Metode kuadrat Terlecil a = Y b 1 X 1 b 2 X 2 b 1 = ( x 2 2 ( x 1 y) ( x 1 x 2 )( x 2 y) ( x 1 2 )( x 2 2 ) ( x 1 x 2 ) 2 y 2 = Y 2 ny 2 x 1 2 = X 1 2 nx 2 b 2 = ( x 1 2 ( x 2 y) ( x 1 x 2 )( x 1 y) ( x 2 2 )( x 2 2 ) ( x 1 x 2 ) 2 x 2 2 = X 2 2 nx 2 2 Y = n Y x 1 y = x 2 y = X 1 Y nx 1 Y X 2 Y nx 2 Y X 1 = X 1 n x 1 x 2 = X 1 X 2 nx 1 X 2 X 2 = X 2 n

Contoh soal : Dalam suatu penelitian yg dilakukan terhadap 10 pekerja yg dipilih secara random, diperoleh data sebagai berikut : Keterangan : Y = Output (Unit) X1 = Nilai Tes X2 = Pengalaman Kerja (Tahun) Y X 1 X 2 32 160 5,5 15 80 6 30 112 9,5 34 185 5 35 152 8 10 90 3 39 170 9 26 140 5 11 115 0,5 23 150 1,5 a. Buatlah persamaan regresi berganda dan interpretasikan b. Jika seseorang pekerja memiliki nilai tes 200 dan pengalaman kerja 10 tahun, berapa besar output yang mungkin dihasilkan?

Penyelesaian : Pekerja Y X 1 X 2 Y 2 2 X 1 2 X 2 X 1 Y X 2 Y X 1 X 2 1 32 160 5,5 1.024 25.600 30,25 5.120 176 880 2 15 80 6 225 6.400 36,00 1.200 90 480 3 30 112 9,5 900 12.544 90,25 3.360 285 1.064 4 34 185 5 1.156 34.225 25,00 6.290 170 925 5 35 152 8 1.225 23.104 64,00 5.320 280 1.216 6 10 90 3 100 8.100 9,00 900 30 270 7 39 170 9 1.521 28.900 81,00 6.630 351 1.530 8 26 140 5 676 19.600 25,00 3.640 130 700 9 11 115 0,5 121 13.225 0,25 1.265 5,5 57,5 10 23 150 1,5 529 22.500 2,25 3.450 34,5 225 Jumlah 255 1.354 53 7.477 194,198 363 37,175 1.552 7.347,5 Y = 255 10 = 25,5 X 1 = 1.354 10 = 135,4 X 2 = 53 10 = 5,3

y 2 = 7.477 10(25,5) 2 = 974,5 x 2 1 = 194,198 10(135,4) 2 = 10.866,4 x 2 2 = 363 10(5,3) 2 = 82,1 x 1 y = 37.175 10 135,4 25,5 = 2.648 b 1 = 82,1 2.648 171,3 (200,5) 10.866,4 82,1 (29.343,69) = 0,212 b 2 = ( x 1 2 ( x 2 y) ( x 1 x 2 )( x 1 y) ( x 1 2 )( x 2 2 ) ( x 1 x 2 ) 2 b 2 = 10.866,4 200,5 171,3 (2.648) 10.866,4 82,1 (29.343,69) = 1,999 x 2 y = 1.552 10 5,3 25,5 = 200,5 x 1 x 2 = 7.347,5 10 135,4 5,3 = 171,3 a = Y b 1 X 1 b 2 X 2 a = 25,5 0,212 135,4 1,999 5,3 = 13,529 b 1 = ( x 2 2 ( x 1 y) ( x 1 x 2 )( x 2 y) ( x 1 2 )( x 2 2 ) ( x 1 x 2 ) 2 a. Persamaan regresi berganda nya : Y = -13,529 + 0,212X 1 + 1,999X 2 Persamaan regresi dapat diartikan : Nilai a = -13,529 ; Besar output (Y) tanpa nilai tes (X1) dan pengalaman kerja (X2) adalah sebesar -13,529 unit Nilai b 1 = 0,212 ; Setiap kenaikan nilai tes sebesar 1(Satu) maka akan meningkatkan output sebesar 0,212 unit Nilai b 2 = 1,999 ; setiap penambahan lama pengalaman kerja sebesar 1 (Satu) Tahun akan meningkatkan output sebesar 1,999 unit b. Jika Nilai Tes(X1) =200 dan Pengalaman Kerja 10 (X2) maka nilai Output : Y =-13,529 + 0,212(200) + 1,999(10) = 48,9 unit

2. Sistem Matriks Bentuk persamaan dari Sistem Matriks n X 1 X 2 X 1 2 X 1 X 1 X 2 X 2 X 1 X 2 2 X 2 a b 1 b 2 = Y X 1 Y X 2 Y a = deta 1 deta b1 = deta 2 deta b2 = deta 3 deta A = n X 1 X 2 X 1 2 X 1 X 1 X 2 X 2 X 1 X 2 2 X 2 A 1 = Y X 1 X 2 X 1 Y 2 X 1 X 1 X 2 X 2 Y X 1 X 2 2 X 2 A 2 = n Y X 2 X 1 X 1 Y X 1 X 2 X 2 X 2 Y 2 X 2 A 3 = n X 1 Y X 1 2 X 1 X 1 Y X 2 X 1 X 2 X 2 Y

Contoh : dari tabel ini tentukan persamaan regresi berganda menggunakan sistem matriks No Y X 1 X 2 Y 2 2 X 1 2 X 2 X 1 Y X 2 Y X 1 X 2 1 2 1 5 4 1 25 2 10 5 2 3 2 1 9 4 1 6 3 2 3 4 3 2 16 9 4 12 8 6 4 5 4 5 25 16 25 20 25 20 5 6 5 3 36 25 9 30 18 15 20 15 16 90 55 64 70 64 48 det A = 5 15 16 15 55 48 16 48 64 5 15 15 55 16 48 det A 2 = 5 20 16 15 70 48 16 64 64 5 20 15 70 16 64 det A 1 = 20 15 16 70 55 48 64 48 64 20 15 70 55 64 48 det A 3 = 5 15 20 15 55 70 16 48 64 5 15 15 55 16 48