Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Identifikasi Potensi Risiko Lingkungan pada Unit Pengolahan Limbah Cair PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Limbah Cair Hotel. Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

BAB IV DASAR PERENCANAAN

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

penambahan nutrisi berupa lumpur sebanyak ± 200 ml yang diambil dari IPAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

Instalasi Pengolahan Air Limbah merk GREEN LEAF

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT X JAKARTA FEBRUARI 2006

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto, ME., PhD

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

CAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. ini diberikan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

Transkripsi:

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, 57126, Indonesia Email : nararialaksmita@gmail.com, rwd@ft.uns.ac.id ABSTRAK PT XYZ merupakan salah satu produsen susu di Indonesia. Hal yang harus diperhatikan oleh industri pengolahan susu adalah berkaitan dengan limbah. Limbah yang dihasilkan oleh PT. XYZ diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini adalah berkaitan dengan debit pengolahan limbah yang belum seragam yang mengakibatkan effluent yang dihasilkan tidak seragam baik kualitas maupun visualnya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis pengolahan limbah cair di PT. XYZ dan memberikan usulan debit seragam yang dapat diterapkan pada buffer tank dalam pengolahan limbah cair. Penelitian ini menggunakan metode correlation untuk mengetahui korelasi antara debit dan parameter kualitas limbah. Perbedaan debit pengolahan limbah mengakibatkan effluent tidak seragam. Oleh karena itu debit pengolahan limbah seharusnya diseragamkan agar effluent limbah seragam. Debit seragam yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah cair yaitu 15 m 3 /jam. Kata kunci: debit, limbah cair, pengaturan 1. Pendahuluan PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi susu untuk ibu hamil & menyusui serta untuk anak dengan rasa enak dan harga terjangkau. Produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ merupakan produk berstandar internasional. Dampak negatif dari produksi susu yang harus diperhatikan adalah limbah yang dihasilkan. Sebelum limbah dibuang ke badan air, limbah harus diolah dahulu agar tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Baku mutu ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014. PT. XYZ sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Debit pengolahan air limbah di PT. XYZ belum seragam, dan masih berdasarkan perkiraan atau insting dari operator IPAL. Cepat atau lambatnya pengolahan limbah diatur secara manual, ketika limbah yang terdapat di buffer tank (tempat awal untuk menampung limbah) dalam jumlah banyak maka operator memperbesar kran pengolahan dan begitu sebaliknya. Debit pengolahan limbah di PT. XYZ seharusnya diseragamkan. Hal ini dikarenakan produksi susu, besarnya limbah yang masuk ke IPAL dan jumlah nutrisi yang diberikan untuk bakteri dalam pengolahan limbah di PT. XYZ selalu sama setiap shiftnya. Ketika jumlah produksi, besarnya limbah dan jumlah nutrisi yang diberikan sama sedangkan limbah yang diolah berbeda maka akan mempengaruhi kualitas dan visual effluent yang dihasilkan. Effluent adalah cairan yang dihasilkan setelah melalui proses pengolahan, sehingga siap untuk dibuang ke lingkungan (Zulkifli, 2014). Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis pengolahan limbah cair di PT. XYZ kemudian memberikan usulan debit seragam yang dapat diterapkan pada buffer tank dalam pengolahan limbah cair di PT. XYZ sehingga effluent limbah yang dihasilkan seragam baik dari kualitasnya maupun visualnya. 358

2. Metode Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan (Zulkifli, 2014). Limbah cair atau waste water adalah kotoran dari manusia, rumah tangga dan berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. (Sugiharto, 1987). Limbah cair yang mengandung bahan pencemaran apabila langsung dialirkan ke badan air maka akan mengakibatkan terjadinya pencemaran pada badan air tersebut. Oleh karena itu, setiap industri yang menghasilkan limbah cair wajib melakukan pengolahan air limbah agar memenuhi baku mutu sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode correlation pada SPSS 20. Berikut ini gambar dan penjelasan dari flowchart penelitian Identifikasi Awal Pengumpulan dan Pengolahan Data : 1. Unit Pengolahan Air Limbah 2. Proses Pengolahan Limbah Cair 3. Parameter Kualitas Limbah 4. Pengaruh Debit terhadap Kualitas Limbah 5. Perhitungan Keseragaman Debit Analisis dan Intepretasi Hasil : 1. Analisis Pengolahan Limbah Cair 2. Analisis Kualitas Limbah 3. Analisis Pengaruh Debit Pengolahan dengan Debit yang Seragam 4. Usulan Pengolahan Limbah Cair Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Flowchart Penelitian a. Identifikasi awal Pada tahap ini dilakukan observasi awal dengan meninjau proses pengolahan limbah cair, studi literatur baik dari media online atau tertulis seperti website, buku, ataupun dokumen perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan dan identifikasi masalah. Pengidentifikasian masalah dilakukan dengan memahami proses bisnis yang terjadi dan mengidentifikasi pengaruh apa saja yang terjadi apabila debit limbah pengolahan tidak seragam terhadap kualitas effluent hasil pengolahan limbah cair. b. Pengumpulan dan Pengolahan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat proses pengolahan limbah cair di PT. XYZ, memahami Standard Operational Procedure (SOP) yang digunakan, wawancara dengan operator dan supervisor IPAL, dan pengumpulan data pengujian kualitas limbah selama kerja praktek berlangsung dan data bulan sebelumnya yaitu tanggal 01 359

sampai 31 2016. Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul yaitu mencari korelasi antara debit dan parameter kualitas limbah dengan menggunakan SPSS 20, selanjutnya melakukan perhitungan debit limbah yang seragam dalam pengolahan limbah yang dapat diterapkan pada buffer tank atau (T-200). c. Analisis dan interpretasi hasil Analisis dan interpretasi hasil dalam penelitian ini adalah analisis kualitas limbah yaitu untuk mengetahui apakah limbah yang dihasilkan sudah berada dibawah baku mutu atau belum, analisis pengaruh yang mungkin terjadi apabila pengolahan limbah cair menggunakan debit yang seragam terhadap kualitas effluent yang dihasilkan dan usulan mengenai pengolahan limbah cair di PT. XYZ. 3. Hasil dan Pembahasan Berikut akan dipaparkan pembahasan mengenai pengolahan limbah cair, kualitas limbah, pengaruh debit terhadap parameter kualitas limbah, perhitungan keseragaman debit dan usulan pengolahan air limbah cair. Pengolahan Limbah Cair Pengolahan limbah di PT. XYZ sudah sesuai dengan SOP, akan tetapi debit pengolahan limbah belum seragam, sehingga pengolahannya masih dilakukan dengan menggunakan perkiraan, sedangkan produksi susu, besarnya limbah yang masuk ke IPAL dan jumlah nutrisi yang diberikan untuk bakteri dalam pengolahan limbah di PT. XYZ selalu sama setiap shiftnya. Ketika jumlah produksi, besarnya limbah yang masuk ke IPAL dan jumlah nutrisi yang diberikan sama setiap shiftnya sedangkan jumlah limbah yang diolah berbeda maka akan mempengaruhi kualitas dan visual effluent yang dihasilkan. Oleh karena itu, debit pengolahan limbah seharusnya diseragamkan agar effluent limbah yang dihasilkan seragam, baik dari kualitasnya maupun dari visualnya karena pengaturan debit ini hanya dilakukan sekali yaitu pada buffer tank (T-200) selanjutnya limbah akan mengalir secara over flow ke bak selanjutnya hingga limbah keluar ke badan air. Manfaat lain adalah mempermudah pekerjaan operator terutama untuk operator baru karena pemahaman setiap operator tidak sama dalam melakukan perkiraan debit. Operator yang lebih lama bekerja akan lebih paham mengenai perkiraan debit dibandingkan operator yang baru bekerja. Kualitas Limbah Kualitas Limbah dapat dilihat dari parameter kualitas limbah yang terdiri dari Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), Konsentrasi ion hidrogen (ph) dan temperatur. COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam sampel air atau banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik menjadi CO 2 dan H 2O (Zukifli, 2014). TSS adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. (Sugiharto, 2008). ph merupakan faktor kunci bagi pertumbuhan mikroorganisme. Limbah cair mempunyai temperatur lebih tinggi daripada asalnya yaitu > 30. Tingginya temperatur disebabkan oleh pengaruh cuaca, pengaruh kimia dalam limbah cair dan kondisi bahan yang dibuang ke dalam saluran limbah. Limbah yang mempunyai temperatur tinggi akan mengganggu pertumbuhan biota tertentu (Djohan & Devy, 2013). Kandungan TSS limbah berdasarkan hasil pengujian harian berada di bawah baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa parameter TSS lolos uji karena berada di bawah baku mutu. Hasil pengujian parameter COD berada di bawah baku mutu. Parameter ph berada di bawah baku 360

mutu sehingga telah memenuhi syarat standar air bersih. Besarnya debit pengolahan limbah yang masuk masih berada dibawah baku mutu yaitu 500 m 3 /hari, begitu juga dengan debit effluent yaitu dibawah baku mutu sebesar 330 m 3 /hari. Pengaruh Debit terhadap Parameter Kualitas Limbah Data pengujian kualitas limbah yang sudah didapatkan selama 2 bulan selanjutnya diolah dengan menggunakan metode correlation pada SPSS 20. Analisis korelasi sederhana atau korelasi bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Dalam perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasi. Jika nilai koefisien korelasi semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin erat. Tetapi jika mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah (Duwi, 2012). Metode correlation pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara debit limbah dengan parameter kualitas COD, TSS, ph dan temperatur. Berikut ini tabel pengaruh debit terhadap parameter kualitas limbah pada bulan dan 2016 Tabel 1. Korelasi antara Debit dengan COD Berdasarkan hasil perhitungan, teridentifikasi korelasi antara debit dengan COD kuat dan cukup kuat. Hal ini dilihat dari nilai pearson correlation sebesar 0,750 dan 0,611 yang mendekati 1, semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin kuat, begitu sebaliknya. Output ini juga mempunyai tanda bintang yang berarti terdapat korelasi yang Tabel 2. Korelasi antara Debit dengan TSS Berdasarkan hasil perhitungan, teridentifikasi korelasi antara debit dengan TSS cukup kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation sebesar 0,680 dan 0,581 yang mendekati 1 karena semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin kuat, begitu 361

sebaliknya. Output ini juga mempunyai tanda bintang yang berarti terdapat korelasi yang Tabel 3. Korelasi antara Debit dengan ph Berdasarkan hasil perhitungan, teridentifikasi korelasi antara debit dengan ph kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation sebesar 0,835 dan 0,779 yang mendekati 1 karena semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin kuat, begitu sebaliknya. Output ini juga mempunyai tanda bintang yang berarti terdapat korelasi yang Tabel 4. Korelasi antara Debit dengan Temperatur Berdasarkan hasil perhitungan, teridentifikasi korelasi antara debit dengan temperatur kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai pearson correlation sebesar 0,777 dan 0,762 yang mendekati 1 karena semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin kuat, begitu sebaliknya. Output ini juga mempunyai tanda bintang yang berarti terdapat korelasi yang Perhitungan Keseragaman Debit Debit adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu. Biasanya banyak air yang mengalir diukur dengan satuan liter atau m 3 dan satuan waktu pengaliran adalah detik, menit atau jam. Debit berkaitan erat dengan volume dan waktu (Rahmah, 2012). Berikut ini perhitungan debit seragam pengolahan limbah. Debit = Volume : Waktu = 120 : 8 jam 362

= 15 m 3 /jam Berdasarkan perhitungan debit seragam, diperoleh hasil debit pengolahan limbah yang seragam yang dapat diterapkan di buffer tank PT. XYZ Klaten adalah 15 m 3 /jam. Usulan Pengolahan Air Limbah Cair Usulan pertama pengolahan air limbah adalah memasukkan air limbah yang berasal dari proses produksi, laundry, quality assurance dan drain process ke dump tank sebelum dialirkan ke buffer tank. Hal ini dapat diterapkan dalam jangka pendek karena dump tank memiliki kondisi yang baik atau tidak rusak atau bocor. Alasan lain, selama pengamatan, dump tank tidak difungsikan karena limbah yang dihasilkan oleh departemen produksi yang dialirkan ke IPAL masih dapat ditampung oleh buffer tank sehingga dump tank dapat difungsikan untuk menampung air limbah dahulu sebelum dialirkan ke buffer tank. Mekanisme memasukkan air limbah ke dump tank adalah air limbah yang masuk jam 07.30 akan ditampung dahulu di dump tank dan akan dimasukkan ke dalam T-200 jam 10.30. Air limbah yang masuk jam 11.30 akan ditampung dahulu di dump tank dan akan dimasukkan ke dalam T-200 jam 14.30. Air limbah yang masuk jam 15.30 akan ditampung dahulu di dump tank dan akan dimasukkan ke dalam T-200 jam 18.30. Air limbah yang masuk jam 19.30 akan ditampung dahulu di dump tank dan akan dimasukkan ke dalam T-200 jam 22.30. Air limbah yang masuk jam 23.30 akan ditampung dahulu di dump tank dan akan dimasukkan ke dalam T- 200 jam 02.30. Air limbah yang masuk jam 03.30 akan ditampung dahulu di dump tank dan akan dimasukkan ke dalam T-200 jam 06.30. Dump tank memiliki blower yang digunakan agar limbah tidak mengendap. Usulan kedua adalah melakukan pengolahan limbah dengan menggunakan debit yang seragam yaitu 15 m 3 /jam sehingga dalam sehari limbah yang diolah adalah 360 m 3 /hari. Penyeragaman debit perlu dilakukan karena jumlah produksi susu setiap harinya sama yaitu 32 ton, besarnya limbah yang masuk ke IPAL dan besarnya mikronutrien yang diberikan untuk bakteri juga sama. Usulan ini dapat diterapkan dalam jangka pendek ketika kondisi limbah yang masuk normal yaitu dengan melakukan pengaturan kran pengolahan limbah di buffer tank selanjutnya limbah akan mengalir secara over flow sampai ke badan air. Usulan ketiga adalah menambakan flowmeter pada pipa produksi, laundry, quality assurance dan drain process. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti seberapa banyak limbah yang ditampung. Banyaknya limbah yang ditampung akan mempengaruhi kecepatan pengolahan limbah. Kecepatan limbah yang tepat dapat mengoptimalkan pengolahan limbah. Pengolahan yang optimal akan menghasilkan effluent limbah yang baik dari segi kualitas maupun visualnya. Hal ini dapat diterapkan dalam jangka panjang karena perlu adanya pengajuan anggaran untuk pembelian flowmeter. 4. Simpulan Simpulan penelitian ini adalah debit pengolahan limbah di PT. XYZ belum seragam. Besarnya limbah yang diolah sesuai dengan perkiraan setiap operator sedangkan produksi susu, besarnya limbah yang masuk ke IPAL dan jumlah nutrisi yang diberikan untuk bakteri selalu sama setiap shiftnya sehingga kualitas dan visual effluent yang dihasilkan tidak seragam. Oleh karena itu debit pengolahan limbah seharusnya diseragamkan agar effluent limbah seragam. Debit seragam yang dapat diterapkan di PT. XYZ adalah 15 m 3 /jam. Saran implementasi jangka pendek untuk pengolahan air limbah ini adalah memasukkan air limbah yang berasal dari proses produksi, laundry, quality assurance dan drain process ke dump tank sebelum dialirkan ke buffer tank. Untuk jangka panjang adalah menambakan flowmeter pada pipa produksi, laundry, quality assurance dan drain process untuk mengetahui secara pasti seberapa banyak limbah yang ditampung. 363

Daftar Pustaka Duwi, P. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta : CV. Andi Offset Djohan, A. J. & Devy. (2013). Pengelolaan Limbah Rumah Sakit. Jakarta : Salemba Medika. Rahmah. (2012). Menentukan Volume, Debit dan Waktu. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:kqfni2g95o8j:asagenerasiku. blogspot.com/2012/03/menentukan-debit-volume-danwaktu.html+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id, Diunduh pada 15 2016 Sugiharto. (2008). Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) Zulkifli, Arif. (2014). Pengelolaan Limbah Berkelanjutan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 364