Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KASUS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA TIKUNGAN TAJAM

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN ARTERI PRIMER (STUDI KASUS JALAN MAOSPATI SOLO, SEGMEN , STA )

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

PEMERIKSAAN KESESUAIAN KRITERIA FUNGSI JALAN DAN KONDISI GEOMETRIK SIMPANG AKIBAT PERUBAHAN DIMENSI KENDARAAN RENCANA

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAYAKAN PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI JALAN SUNSET ROAD BALI FEASIBILITY OF MOTORCYCLE LANE APPLICATION IN SUNSET ROAD BALI

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

TUGAS AKHIR TINJAUAN GEOMETRIK JALAN RAYA PADA TITIK-TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOTS) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Jalan Prof Hamka,

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB III LANDASAN TEORI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS 5.1 Umum 5.2 Analisis Statistik untuk Uji Kecukupan Data

PEMILIHAN MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME, KECEPATAN, DAN KERAPATAN JALAN DALAM KOTA (Studi kasus: Jalan Ahmad Yani, Denpasar)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS RUAS JALAN TIMOR RAYA KOTA KUPANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: kelandaian, panjang landai kritis dan keselamatan

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. A. Latar Belakang

I Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*

PENENTUAN ANGKA KONVERSI TINGKAT KECELAKAAN FATAL DI KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERDASARKAN METODE EQUIVALENT ACCIDENT NUMBER DI KOTA BANDUNG

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

BAB III METODOLOGI. Garis besar penelitian secara singkat ditunjukkan dalam bagan alur pada Bagan 3.1. berikut.

ANALISIS ALINYEMEN HORIZONTAL PADA TIKUNGAN RING ROAD SELATAN KM. 6 TAMAN TIRTO KASIHAN, BANTUL, DIY. Oleh : BERTHOLOMEUS LELE SIGA NPM :

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Gito Sugiyanto 1 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENINGKATAN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN RAYA (STUDI KASUS RUAS JALAN ARTERI KOTA BITUNG)

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

JURNAL TEKNIK SIPIL EVALUASI TIKUNGAN DI RUAS JALAN DEKSO SAMIGALUH, KABUPATEN KULON PROGO. Muhammad Nurdin Ir. Surahmad Mursidi

ANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS LOKASI RAWAN KECELAKAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Rudi Yulianto¹ ) Rahayu Sulistyorini 2) Tas an Junaedi 3) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENANGANAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN RUAS JEMBATAN CIKUNDUL JALAN RAYA PUNCAK JAWA BARAT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN SOLUSI PENANGANAN UNTUK MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN DI KOTA BENGKULU

Transkripsi:

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 2015 Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan Djoko Purwanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 E-mail: djokopurwt@gmail.com Amelia Kusuma Indriastuti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 E-mail: akindriast@yahoo.com Kami Hari Basuki Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 E-mail: kami@undip.ac.id / basuki.kh@gmail.com Abstract To date, the traffic accident number on hairpin curve is still quite high. This is exacerbated by speeding driving behaviour of some road users.this research aims to identify the factors that cause traffic accidents and drivers behaviour at the curve; to review curve geometric design; and to develop a relationship among speed, curve geometric condition and the accident at the curve. This study simply reviewed three hairpin curves that were prone to be blackspots in Batang. The dominant factors that cause accidents were human error and road condition. The driver s speeding behaviour was indicated by the speed that was lessen when entering and increase when leaving the curve. There were speed variations among vehicles in research location that could increase the number of accident. The results of the geometric review showed that the radius of all curves evaluated did not meet the standard, i.e. less than the minimum radius. Another result of this study was relationships among speed, geometric condition and accident number, as shown by the following formula: Speed = 0.095 Radius + 42.889, No. of accident = - 0.785 Radius + 0.008 Speed - 284.301, and EAN = 0.028 Speed - 1108.689. Keywords: Speed, Road geometric, Hairpin curve, Curve radius, Road accident. Abstrak Tingkat kecelakaan lalu lintas pada tikungan tajam masih saja tinggi. Hal ini diperburuk dengan perilaku berkendara dengan kecepatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dan perilaku pengemudi di tikungan; mengkaji ulang geometrik tikungan; serta memodelkan hubungan kecepatan dan geometrik tikungan terhadap kecelakaan di tikungan yang dikaji. Sampel yang digunakan adalah tiga tikungan tajam rawan kecelakaan di Kabupaten Batang. Faktor penyebab kecelakaan yang dominan adalah manusia dan jalan. Faktor manusia terutama berupa kecepatan tinggi, sementara faktor jalan terutama berupa radius tikungan yang kecil. Perilaku pengemudi ditunjukkan dengan kecepatan saat memasuki, saat berada di dalam dan saat akan keluar tikungan. Umumnya pengendara menurunkan kecepatan saat masuk tikungan. Terdapat variasi kecepatan yang cukup signifikan yang berpotensi meningkatkan jumlah kecelakan. Hasil kaji ulang geometrik menunjukkan bahwa radius tikungan pada ketiga tikungan tinjauan tidak memenuhi standar teknis (kurang dari radius minimum). Hubungan antara kecepatan, geometrik tikungan dan kecelakaan adalah: Kecepatan = 0,095 Radius + 83

Djoko Purwanto, Amelia Kusuma Indriastuti, Kami Hari Basuki Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan 42.889, Jumlah Kecelakaan = - 0,785 Radius + 0,008 Kecepatan 284,301, and EAN = 0,028 Kecepatan 1108,689. Kata-kata Kunci: Kecepatan, Geometrik jalan, Tikungan tajam, Radius tikungan, Kecelakaan lalu lintas. Pendahuluan Dalam perancangan geometrik jalan, tikungan tajam memang diijinkan dalam standar geometrik, tetapi hanya untuk jalan fungsi tertentu dengan kecepatan relatif rendah. Umumnya, tikungan tajam tergolong pada jenis tikungan Spiral Spiral (SS). Di lapangan, tingkat kecelakaan lalu lintas pada tikungan tajam cukup tinggi. Salah satu hal yang diduga menyebabkan hal ini adalah ketidaksesuaian desain tikungan dengan standar perencanaan yang berlaku. Hal ini diperburuk dengan perilaku berkendara dengan kecepatan yang tinggi. Segala sesuatu yang terkait dengan desain geometrik tikungan Spiral-Spiral telah ditetapkan oleh instansi terkait dalam standar perencanaan geometrik jalan, baik untuk jalan antar kota maupun jalan perkotaan. Nilai-nilai komponen tikungan yang penting, seperti besarnya jari-jari minimum (Rmin), panjang lengkung peralihan (ls), superelevasi (e), dan lain sebagainya, dapat diperoleh dari hasil pengolahan data maupun pembacaan tabel. Penggunaan komponen-komponen ini didasarkan pada suatu kecepatan tertentu yang menjadi acuan dalam perencanaan geometrik tikungan yang aman dan nyaman, yang disebut sebagai kecepatan rencana. Dengan kata lain, apabila seorang pengemudi berjalan sesuai dengan kecepatan rencana, maka pengemudi tersebut akan dapat melintasi tikungan dengan aman dan nyaman. Akan tetapi, apabila kecepatan yang digunakan tidak sesuai, terutama bila terlalu tinggi di atas kecepatan rencana yang digunakan, maka pengemudi tersebut tidak akan merasa nyaman saat melintasi tikungan, bahkan bisa menjadi tidak aman, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan seseorang berkendara di atas kecepatan rencana. Walaupun di suatu lokasi telah diberikan rambu batasan kecepatan, seringkali pengemudi mengabaikan hal tersebut. Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas, terutama di tikungan tajam (tipe Spiral-Spiral). Hal ini memunculkan pertanyaan terkait perilaku pengemudi di tikungan, terutama tikungan tajam yang rawan kecelakaan, kondisi geometrik tikungan itu sendiri berupa kesesuaiannya dengan standar yang berlaku, serta hubungan di antara keduanya. Hipotesis awal yang dimunculkan adalah ada hubungan antara perilaku pengemudi, dalam hal ini kecenderungan untuk berkendara dengan kecepatan tinggi, dengan kecelakaan yang terjadi di tikungan tajam, dan hal ini dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kecepatan kendaraan dengan kecepatan rencana yang digunakan untuk mendesain tikungan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di tikungan tajam 2. mengidentifikasi perilaku pengemudi di tikungan tajam 3. mengkaji ulang desain geometrik beberapa tikungan tajam rawan kecelakaan 4. memodelkan hubungan antara perilaku pengemudi dan kondisi geometrik tikungan terhadap kecelakaan lalu lintas Metodologi Penelitian Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan terhadap delapan lokasi rawan kecelakaan di wilayah utara Jawa Tengah, sebagaimana tercatat dalam Satlantas Polda Jawa Tengah. Dari delapan lokasi, diambil beberapa lokasi dengan nilai Equivalent Accident Number (EAN) yang di atas Batas Kontrol Atas (BKA). Menurut Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Depkimpraswil, 2004), nilai EAN dan BKA diperoleh dengan persamaan berikut: EAN = 12MD + 3(LB+LR) + K... (1) dimana: MD = jumlah korban meninggal dunia (jiwa) LB = jumlah korban luka berat (orang) LR = jumlah korban luka ringan (orang) K = jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dengan kerugian material (kejadian) BKA = C + 3 C... (2) dimana: C = rata-rata nilai EAN. Hasilnya menunjukkan tiga lokasi tergolong paling rawan, ditunjukkan dengan nilai EAN di atas BKA, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Tikungan tajam yang dikaji adalah Tikungan Jatisari, Tikungan Jrakahpayung, dan Tikungan Kandeman. Ketiganya terletak di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi ketiga tikungan ini diperlihatkan pada Gambar 2. 84

EA N VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 2015 Lokasi Kajian BKA = 171,6 No lokasi tikungan tajam Gambar 1. Pemilihan lokasi kajian Lokasi Tikungan Tajam: 1. Margoyoso (Kabupaten Jepara) 2. Wolter Monginsidi (Kota Semarang) 3. Walisongo (Kota Semarang) 4. S. Parman (Kota Semarang) 5. Kompol. R. Soekanto (Kota Semarang) 6. Jatisari (Kabupaten Batang) 7. Jrakahpayung (Kabupaten Batang) 8. Kandeman (Kabupaten Batang) Tikungan Tikungan Jrakahpayung Tikungan Sumber: ArcGIS, Kemenhub, 2014 Gambar 2. Tikungan yang dikaji Pengumpulan data primer berupa pengukuran geometrik tikungan dan data kecepatan. Data kecepatan diukur pada lima segmen di tikungan, meliputi dua segmen di bagian lurus (sebelum dan sesudah tikungan), satu segmen di puncak tikungan dan dua segmen di antara bagian lurus dan puncak tikungan. Sementara, data sekunder yang digunakan adalah data kecelakaan dari Polda Jawa Tegah dan Polres Batang, serta peta ArcGIS dari Pusdatin Kemenhub (Pusat Data dan Informasi Kementerian Perhubungan). Analisis yang dilakukan meliputi: 1. Identifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada tikungan tajam, menggunakan data kronologis kejadian kecelakaan dari Kepolisian. 2. Identifikasi perilaku pengemudi di tikungan, berupa analisis data kecepatan kendaraan yang dilakukan di lapangan pada lima segmen tikungan, dengan menampilkan nilai kecepatan rata-rata setempat (Space Mean Speed/SMS). 3. Kaji ulang desain geometrik tikungan, dengan cara membandingkan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan, juga hasil penelusuran data ArcGIS, dengan standar perencanaan geometrik yang berlaku. 4. Pemodelan hubungan antara perilaku pengemudi, dalam hal ini kecepatan, dan kondisi geometrik tikungan terhadap kecelakaan lalu lintas, dilakukan dengan pendekatan regresi. 85

Djoko Purwanto, Amelia Kusuma Indriastuti, Kami Hari Basuki Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan Analisis dan Pembahasan Faktor penyebab kecelakaan pada tikungan tajam Berdasarkan data kronologis kecelakaan yang terjadi, penyebab kecelakaan pada tikungan yang dikaji dapat dibagi menjadi empat kelompok, sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Faktor penyebab kecelakaan yang dominan adalah manusia dan jalan. Faktor manusia (58% - 80%) terutama berupa berjalan dengan kecepatan tinggi, sementara faktor jalan (18% - 33%) terutama berupa radius tikungan yang kecil. Perilaku pengemudi pada tikungan Dalam penelitian ini, perilaku pengemudi di tikungan difokuskan pada cara mereka berkendara saat memasuki dan keluar tikungan. Hal ini dapat diidentifikasi dari nilai kecepatan yang digunakan. Data kecepatan kendaraan di tikungan tajam diperoleh dari survei kecepatan kendaraan langsung di lokasi tikungan yang ditinjau. Gambar 4 memperlihatkan perubahan kecepatan yang terjadi di tikungan. Secara umum ketiga gambar menunjukkan bahwa kecepatan akan menurun saat masuk tikungan, terus turun hingga sampai di puncak tikungan, lalu perlahan-lahan mulai naik setelah melewati puncak tikungan. Saat keluar dari tikungan, kecepatannya sudah mendekati kecepatan saat memasuki tikungan. 100% 90% 18% 80% 27% 33% 70% 60% 50% 40% 80% 30% 58% 59% 20% 10% 0% Jatisari Jrakahpayung Kandeman Lingkungan Jalan Kendaraan Manusia Gambar 3. Faktor penyebab kecelakaan a) Perubahan kecepatan pada Tikungan Jatisari b) Perubahan kecepatan pada Tikungan Jrakahpayung 86

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 2015 c) Perubahan kecepatan pada Tikungan Kandeman Gambar 4. Perubahan kecepatan pada tikungan yang ditinjau Pada Tikungan Kandeman terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara arah timur ke barat dengan arah barat ke timur. Hal ini dijelaskan dengan elevasi bagian timur lebih tinggi daripada bagian barat. Arah timur ke barat merupakan turunan, sehingga kecepatannya lebih tinggi daripada arah sebaliknya yang merupakan tanjakan. Nilai kecepatan yang ditampilkan ini merupakan nilai kecepatan rata-rata (SMS) pada setiap segmen yang dtinjau. Kecepatan kendaraan di lapangan umumnya berkisar 90% dari kecepatan rencana (Sukirman, 1999). Nilai kecepatan rata-rata (SMS) di lapangan pada bagian lurus di ketiga tikungan berkisar antara 50 60 km/jam. Berdasarkan data tersebut, diperkirakan kecepatan rencana pada ketiga lokasi tinjauan berkisar antara 55 66 km/jam. Sayangnya hal ini tidak dapat divalidasi karena ketidaktersediaan data kecepatan rencana yang digunakan dalam perencanaan tikungan yang ditinjau dari instansi yang berwenang. Bila dibandingkan dengan standar yang berlaku, nilai perkiraan kecepatan rencana tersebut sebenarnya berada di luar standar. Dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997, kecepatan rencana untuk jalan arteri luar kota di medan datar berkisar antara 70 120 km/jam, atau pada daerah dengan kondisi yang sulit, nilai ini dapat diturunkan, tetapi selisihnya tidak lebih dari 20 km/jam. Dengan demikian, jika kawasan yang ditinjau dianggap sebagai kawasan yang sulit, rentang kecepatan rencananya adalah 50 100 km/jam. Hal ini berarti bahwa nilai kecepatan rencana sudah berada dalam rentang ijin, dengan asumsi bahwa tikungan yang dikaji berada pada kawasan yang tergolong berkondisi sulit. Namun, pengambilan nilai kecepatan rencana terendah (70 km/jam) dengan selisih atau variasi tertinggi (20 km/jam) tentunya membawa konsekuensi pada jalan yang didesain. Idealnya, ketika membuat desain geometrik jalan, tidak digunakan nilai terendah atau tertinggi untuk mengantisipasi jika diperlukan penyesuaian dengan kondisi di lapangan, nilai yang diambil masih dapat dinaikkan atau diturunkan, sehingga hasil desain geometrik jalan masih memenuhi persyaratan. Dengan pertimbangan tersebut, dalam analisis selanjutnya, nilai kecepatan rencana yang digunakan pada ketiga tikungan adalah 60 km/jam. Dari tiap jenis kendaraan yang melintas, perbandingan nilai kecepatan rata-rata setempat (SMS) tiap jenis kendaraan terhadap SMS keseluruhan diperlihatkan dalam Gambar 5. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa secara umum, sepeda motor, kendaraan ringan (mobil penumpang, pick up, mobil box) dan bus besar berjalan dengan kecepatan di atas SMS tikungan yang ditinjau. Variasi yang terlihat pada Gambar 5 menunjukkan adanya perbedaan kecepatan kendaraan yang berjalan dalam kurun waktu tertentu. Pada Tikungan Jatisari, variasi kecepatan berkisar antara 36 58 km/jam. Pada Tikungan Jrakahpayung, variasi kecepatan berkisar antara 29 55 km/jam. Sementara, pada Tikungan Kandeman, variasi kecepatan berkisar antara 36 59 km/jam. Variasi kecepatan yang tinggi berpotensi meningkatkan jumlah kecelakaan. Kaji ulang desain geometrik tikungan Kaji ulang desain geometrik tikungan dilakukan untuk membandingkan kondisi di lapangan dengan kondisi standar yang dikeluarkan oleh Bina Marga. Karena ketiga tikungan yang dikaji merupakan bagian dari jalan arteri primer luar kota, maka peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah 87

Djoko Purwanto, Amelia Kusuma Indriastuti, Kami Hari Basuki Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997. Perbandingan antara hasil pengamatan dan pengukuran dengan standar teknis yang berlaku diperlihatkan dalam Tabel 1. Kesulitan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah tidak tersedianya data geometrik tikungan dari instansi yang berwenang. Oleh karena itu, nilai radius tikungan diperoleh dari data pemetaan ArcGIS. Data ini ditelusuri dengan metode trial and error untuk memperoleh nilai r adius tikungan. Seperti halnya nilai kecepatan rencana, nilai radius tikungan ini juga tidak dapat divalidasi karena tidak tersedianya data pembanding. Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada dasarnya, ketiga tikungan telah memenuhi batas minimal, kecuali aspek yang terpenting, yaitu radius tikungan. Ketiga tikungan memiliki radius yang lebih rendah daripada Rmin (110 meter untuk kecepatan rencana 60 km/jam). Radius tikungan yang tidak memenuhi standar teknis menjadikan faktor geometrik sebagai faktor penyebab kecelakaan. Hubungan kecepatan dan kondisi geometrik terhadap kecelakaan lalu lintas di tikungan Hubungan antara kecepatan dan kondisi geometrik terhadap kecelakaan lalu lintas di tikungan dianalisis dengan metode cross tabulation dan regresi. Cross tabulation antara kecepatan kendaraan dan radius tikungan diperlihatkan dalam Tabel 2, selanjutnya data tersebut diuji korelasinya (Tabel 3). Bila korelasi antar variabel cukup baik, selanjutnya data dapat diregresi. SMS = 46 km/jam SMS = 45 km/jam SMS = 48 km/jam Gambar 5. Nilai SMS per jenis kendaraan Tabel 1. Perbandingan nilai geometrik antara hasil pengamatan dan pengukuran dengan standar teknis yang berlaku Aspek Satuan Standar Hasil pengamatan dan pengukuran teknis *) Jatisari Jrakahpayung Kandeman Kecepatan rencana km/jam 70-120 60 60 60 Kecepatan rata-rata (SMS) km/jam - 46,25 44,61 48,05 Radius tikungan minimum meter 110 90 75 100 (untuk Vr = 60 km/jam) Superelevasi maksimum persen 10 7 7,2 6,7 Lebar lajur jalan ideal meter 3,5 3,75 3,75 3,75 Lebar bahu jalan minimum meter 2 2,25 2,25 1,3 Lebar median minimum meter 2 1,3 1,1 2,2 Lebar trotoar minimum meter 1,5 1,55 1,7 1,55 *) tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota no. 038/TBM/1997 Tabel 2. Cross tabulation antara kecepatan kendaraan dan radius tikungan Radius (m) Rata-rata kecepatan (km/jam) Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 75 55,97 49,42 42,70 48,41 55,20 90 56,36 50,52 42,63 47,69 55,64 100 56,13 52,39 46,65 53,43 55,81 88

VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 2015 Tabel 3. Korelasi antara kecepatan kendaraan dengan radius tikungan Variabel Kecepatan Radius (km/jam) (m) Kecepatan 1 Radius 0,88134 1 Tabel 3 menunjukkan korelasi antara rata-rata kecepatan dengan radius tikungan sebesar 0,88. Ini memperlihatkan adanya hubungan korelasi yang kuat karena nilai korelasinya di atas 0,5. Hubungan kecepatan dengan radius tikungan membentuk persamaan: Kecepatan = 0,095 Radius + 42,889, dengan R 2 sebesar 0,720. Persamaan ini menunjukkan bahwa semakin besar radius tikungan, kecepatan akan semakin tinggi. Hal ini dapat diterima secara logis. Tahapan yang sama dilakukan untuk mencari hubungan antara jumlah kecelakaan, radius tikungan dan kecepatan, sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Cross tabulation antara jumlah kecelakaan, radius tikungan dan kecepatan kendaraan Jumlah kecelakaan Radius (m) Kecepatan (km/jam) 36 90 49,865 49 75 50,021 50 100 52,652 Tabel 5. Korelasi antara jumlah kecelakaan, radius tikungan dan kecepatan kendaraan Variabel Jumlah kecelakaan Radius (m) Kecepatan (km/jam) Jumlah Kecelakaan 1 Radius -0,05088 1 Kecepatan 0,595181 0,77227 1 Dari Tabel 5 diketahui bahwa kecepatan memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan kecelakaan maupun radius, sementara radius memiliki korelasi yang rendah terhadap kecelakaan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang lebih berperan terhadap tingginya jumlah kecelakaan adalah kecepatan. Hubungan antara radius dan kecepatan yang cukup tinggi menunjukkan bahwa kedua variabel saling mempengaruhi. Dalam analisis regresi, dua variabel bebas yang memiliki hubungan kuat sebaiknya tidak dipergunakan bersamaan. Dalam kajian ini, radius dan kecepatan tetap digunakan bersamaan, dengan pertimbangan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang tidak terlalu kuat dengan jumlah kecelakaan. Dengan analisis regresi, diperoleh model hubungan antara jumlah kecelakaan dengan radius dan kecepatan di tikungan ini adalah: Jumlah Kecelakaan = - 0,785 Radius + 0,008 Kecepatan - 284,301, dengan nilai R 2 sebesar 1. Hubungan ini dapat diterima logika, di mana meningkatnya radius tikungan akan berdampak pada penurunan jumlah kecelakaan, sementara meningkatnya kecepatan dapat berdampak pada peningkatan jumlah kecelakaan. Hubungan antara fatalitas kecelakaan yang dinyatakan dengan EAN (Equivalent Accident Number), radius tikungan dan kecepatan dianalisis dengan prosedur yang sama, sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Cross tabulation antara EAN, radius tikungan, dan kecepatan kendaraan EAN Radius Kecepatan (m) (km/jam) 291 90 49,865 268 75 50,021 356 100 52,652 Tabel 7. Korelasi antara EAN, radius tikungan, dan kecepatan kendaraan EAN Radius (m) Kecepatan (km/jam) EAN 1 Radius 0,927233 1 Kecepatan 0,953983 0,77227 1 Dari hasil korelasi diketahui bahwa radius tikungan dan kecepatan memiliki korelasi yang tinggi dengan fatalitas kecelakaan (EAN). Dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan radius tikungan memiliki peran penting terhadap tingginya fatalitas kecelakaan yang terjadi. Karena radius dan kecepatan memiliki korelasi yang tinggi terhadap fatalitas kecelakaan, ditambah dengan korelasi antara keduanya yang juga tinggi, maka radius dan kecepatan tidak dapat digunakan secara bersama-sama dalam persamaan regresi. Hasil analisis regresi diperlihatkan pada Tabel 8. Hubungan antara EAN Kecepatan lebih mudah diterima logika dibandingkan hubungan antara EAN Radius, walaupun keduanya benar. Hubungan antara EAN Kecepatan memperlihatkan bahwa meningkatnya kecepatan dapat berdampak pada peningkatan fatalitas kecelakaan. Sementara, hubungan antara EAN Radius memperlihatkan bahwa meningkatnya 89

Djoko Purwanto, Amelia Kusuma Indriastuti, Kami Hari Basuki Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan No Tabel 8. Model hubungan antara EAN, radius tikungan, dan kecepatan kendaraan Variabel Persamaan R 2 EAN dan radius EAN = 3,363 Radius + 7,921 0,860 EAN dan kecepatan EAN = 0,028 Kecepatan 1108,689 0,910 Tabel 9. Rekapitulasi faktor penyebab kecelakaan Analisis 1 Karakteristik kecelakaan lalulintas 2 Evaluasi kondisi geometrik tikungan 3 Model hubungan faktor penyebab kecelakaan Faktor penyebab kecelakaan berdasarkan hasil analisis 1. Faktor manusia 2. Faktor kecepatan kendaraan 1. Faktor radius tikungan 2. Faktor kecepatan kendaraan 1. Faktor kecepatan kendaraan 2. Faktor radius tikungan radius tikungan juga dapat berdampak pada peningkatan fatalitas kecelakaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya kecenderungan pengendara akan berkendara dengan kecepatan yang lebih tinggi pada tikungan dengan radius yang lebih besar, sehingga apabila terjadi kecelakaan akan meningkatkan fatalitas. Hubungan yang lebih baik antara EAN Kecepatan ini ditandai dengan nilai R 2 yang lebih tinggi. Rekapitulasi faktor penyebab kecelakaan lalulintas dari karakteristik kecelakaan lalulintas, kondisi geometrik tikungan, dan model hubungan faktor penyebab kecelakaan ditampilkan pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa faktor utama penyebab kecelakaan lalulintas di ketiga tikungan tinjauan yang merupakan tikungan tajam adalah kecepatan kendaraan. Selain itu radius tikungan juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalulintas di tikungan tajam. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor penyebab kecelakaan yang dominan di tikungan tajam tinjauan adalah manusia dan jalan. Faktor manusia terutama berupa kecepatan tinggi, sementara faktor jalan terutama berupa radius tikungan yang kurang sesuai. 2. Perilaku pengemudi ditunjukkan dengan kecepatan saat memasuki, saat berada di dalam dan saat akan keluar tikungan. Umumnya pengendara menurunkan kecepatan saat masuk tikungan. Pada bagian lurus, kecepatan ratarata (SMS) berkisar antara 50 60 km/jam, sehingga kecepatan rencana berkisar antara 55 66 km/jam. Terdapat variasi kecepatan yang cukup signifikan. Hal ini berpotensi meningkatkan jumlah kecelakaan. 3. Hasil kaji ulang geometrik tikungan menunjukkan bahwa dari ketiga tikungan tajam yang ditinjau, radius tikungan tidak ada yang memenuhi standar teknis (<Rmin), yang menjadikan faktor geometrik sebagai faktor penyebab kecelakaan. 4. Hubungan antara kecepatan dengan geometrik tikungan dan kecelakaan adalah sebagai berikut: Kecepatan = 0,095 Radius + 42,889, Jumlah Kecelakaan = - 0,785 Radius + 0,008 Kecepatan - 284,301, dan EAN = 0,028 Kecepatan - 1108,689. Daftar Pustaka Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004. Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota, 038/TBM/1997, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2014. Data Pemetaan ArcGIS, Pusat Data dan Informasi, Jakarta. Sukirman, S., 1999. Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova, Bandung. 90