SUMBER AIR BAKU Kapasitas Kapasitas Tahun Jenis - Lokasi Sistem Produksi Terpasang Terpakai Pembuatan Kondisi (l/det) (l/det) SB II (Jl. Dermojoyo) Pemompaan 30 30 1984 Baik SB V (Jl. Trunojoyo) Pemompaan 20 20 1992 Baik SB VI (Desa Ngrengket) Pemompaan 15 15 2002 Baik Mata Air Singokromo (interkoneksi dengan 4 kecamatan) Gravitasi 30 30 1996 Baik Sumber : PDAM Nganjuk 2009
KONDISI EKSISTING SISTEM DISTRIBUSI Belum adanya reservoir dalam sistem distribusi. Belum ada pembagian fungsi yang jelas antara pipa primer, pipa sekunder, dan pipa tersier. Banyak jaringan pipa yang ganda dalam satu jalan. Pipa yang dipakai adalah pipa PVC dengan Ø 250 mm, Ø 150 mm, Ø 100 mm, Ø 75 mm, Ø 50 mm, Ø 40 mm, dan Ø 25 mm. Tingkat kerusakan alat ukur debit/meter air induk dalam pendistribusian air mencapai ± 75 %. Kebocoran air di PDAM Nganjuk mencapai ±35,81 %. Kehilangan tekanan dalam sistem distribusi yang ada besar
HASIL EVALUASI Perlu ada tambahan sumber air baku dengan kapasitas minimal 20 l/det lagi untuk memenuhi kebutuhan air minum di Kecamatan Nganjuk pada tahun 2018. Di dalam sistem jaringan air minum eksisting diperlukan adanya reservoir distribusi untuk menampung air dan menambah tekanan agar sistem tetap dapat melayani kebutuhan di saat jam puncak. Penyebab kehilangan tekanan yang cukup besar dikarenakan sistem jaringan yang belum membagi daerah pelayanan yang sistematis, sehingga tidak jelas pembagian fungsi antara pipa primer, pipa sekunder, dan pipa tersier. Jaringan perpipaan yang ada belum efisien, hal ini dapat dilihat dari adanya aliran pipa yang ganda di dalam 1 jalan sehingga mengakibatkan kehilangan tekanan yang cukup besar dalam jaringan.
HASIL EVALUASI Diameter pipa yang digunakan untuk pipa primer ataupun sekunder masih lebih kecil dari yang disyaratkan di dalam Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan Tahun 1998 yaitu seharusnya diameternya minimal 100 mm. Hampir 75 % alat ukur debit/meter air induk dalam pendistribusian air rusak/tidak berfungsi. sehingga data jumlah air produksi dan distribusi tidak dapat diketahui dengan pasti. Hal ini disebabkan program pemeliharaan di PDAM Nganjuk tidak dilaksanakan. Prosentase kehilangan air di PDAM Nganjuk relatif besar yaitu mencapai ± 35,81 % dan melebihi standar dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu tidak lebih dari 20 % saja.
PERENCANAAN PENYEMPURNAAN JARINGAN Menghitung proyeksi penduduk yang dilayani untuk tahun 2018. Menghitung proyeksi fasilitas umum tahun 2018. Menghitung kebutuhan air, yang meliputi : Kebutuhan air domestik Q dom. Kebutuhan air non domestik Q non dom. Kehilangan air ( 20 %) Q ave. Fluktuasi kebutuhan air ( F max dan F peak). Analisa sumber air baku. Desain jaringan air minum, dengan membagi daerah layanan. Menghitung debit tapping. Menghitung volume reservoir. Analisa EPANET.
HASIL PROYEKSI PENDUDUK & PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR MINUM TAHUN 2018 No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk 2008 2018 1 Jatirejo 5,276 5,897 2 Ploso 5,419 5,518 3 Kramat 6,323 6,607 4 Payaman 4,277 4,200 5 Kartoharjo 4,725 4,979 6 Cangkringan 2,976 3,973 7 Bogo 3,601 3,713 8 Kauman 5,695 5,936 9 Ganung Kidul 3,514 3,817 10 Mangundikaran 7,171 7,334 11 Werungotok 4,260 4,521 12 Begadung 5,980 6,249 13 Ringin Anom 1,941 2,484 14 Sukorejo 2,889 2,971 15 Tanjungrejo 2,734 2,786 16 Kedondong 1,891 1,927 17 Guyangan 1,435 1,522 J u m l a h 70,107 74,436 Sumber : Hasil Perhitungan No Q Maksimum (F max = 1.1) Q Peak Desa/Kelurahan (lt/det) (m3/jam) (m3/hari) (lt/det) (m3/jam) (m3/hari) 1 Jatirejo 5.56 20.01 480.19 8.89 32.01 768.30 2 Ploso 5.33 19.18 460.35 8.53 30.69 736.57 3 Kramat 6.07 21.84 524.07 9.71 34.94 838.52 4 Payaman 5.70 20.52 492.44 9.12 32.83 787.90 5 Kartoharjo 5.28 18.99 455.83 8.44 30.39 729.34 6 Cangkringan 3.77 13.56 325.49 6.03 21.70 520.78 7 Bogo 3.63 13.06 313.49 5.81 20.90 501.58 8 Kauman 5.72 20.58 493.90 9.15 32.93 790.23 9 Ganung Kidul 3.84 13.84 332.17 6.15 22.14 531.47 10 Mangundikaran 7.74 27.88 669.03 12.39 44.60 1,070.45 11 Werungotok 4.04 14.55 349.21 6.47 23.28 558.73 12 Begadung 6.10 21.96 527.09 9.76 35.14 843.34 13 Ringin Anom 2.55 9.19 220.53 4.08 14.70 352.85 14 Sukorejo 2.59 9.33 223.84 4.15 14.92 358.14 15 Tanjungrejo 2.48 8.93 214.26 3.97 14.28 342.81 16 Kedondong 1.85 6.66 159.91 2.96 10.66 255.86 17 Guyangan 1.44 5.20 124.76 2.31 8.32 199.61 J u m l a h 73.69 265.27 6,366.55 117.90 424.44 10,186.48 Sumber : Hasil Perhitungan
ANALISA SUMBER AIR BAKU ANALISA SUMBER AIR BAKU
DESAIN JARINGAN Melihat kondisi topografi yang relatif datar maka dapat diambil model jaringan yang cocok yaitu menggunakan sistem tertutup (loop), namun tetap dikombinasikan dengan sistem terbuka untuk daerah yang penyebaran penduduknya kurang merata. Karena bersifat menyempurnakan maka seoptimal mungkin jaringan yang ada dapat dimanfaatkan.