PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) Untuk Periode-periode yang Berakhir 31 Maret 2012 dan 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Jumlah Aset Lancar

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan


PT Weha Transportasi IndonesiaTbk (dahulu PT Panorama Transportasi Tbk) dan Entitas Anak

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

P.T. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Local Strength Global Structure

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasian Beserta Laporan Auditor Independen PT ALAM KARYA UNGGUL Tbk DAN ENTITAS ANAK

Local Strength Global Structure

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

30 Juni 31 Desember

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. DAN ENTITAS ANAK

PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Pihak berelasi - - JUMLAH ASET

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

1. UMUM. a. Pendirian dan informasi umum

PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL,Tbk SEPTEMBER 2011 DAN 2010

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk


PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. (D/H PT GENTA SABDA NUSANTARA) DAN ENTITAS ANAK

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 5. Laporan Arus Kas Konsolidasian 7

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009


PT BINTANG OTO GLOBAL Tbk (d/h PT SUMBER UTAMA NIAGA) dan Entitas Anak

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 30 SEPTEMBER 2012

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 31 Maret 2012

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

30 September 31 Desember Catatan

PT Tifa Finance Tbk. Laporan Keuangan. Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2011 (tidak diaudit) dan

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011

Jumlah Aset Lancar 80,278,114,864 69,876,058,857

PT BUMI SERPONG DAMAI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi (Neraca Konsolidasi) 30 September 2011 dan 31 Desember 2010

Jumlah Aset Lancar

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT Sona Topas Tourism Industry Tbk dan Anak Perusahaan

PT BISI International Tbk dan entitas anak

PT. RADIANT UTAMA INTERINSCO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2016 (TIDAK DIAUDIT)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah


PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

Local Strength Global Structure

Jumlah Aset Lancar 164,324,439, ,734,437,903

PT Mahaka Media Tbk. (dahulu PT Abdi Bangsa Tbk.) dan Entitas Anak

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PT VICTORIA INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MAHAKA MEDIA TBK. DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Trada Maritime Tbk Dan Anak Perusahaan

Transkripsi:

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) Untuk Periode-periode yang Berakhir 31 Maret 2012 dan

DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) Pada tanggal 31 Maret 2012 dan serta untuk periode-periode yang berakhir pada tanggal tersebut Neraca Konsolidasi 1-2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4 Laporan Arus Kas Konsolidasi 5 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi 6-57

PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember Catatan 31 Maret 2012 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 5 5.070.333.958 2.822.739.892 Piutang usaha Pihak berelasi 6 4.750.998.221 5.382.773.127 Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan 6 18.957.788.530 13.455.404.478 nilai sebesar. 315.295.477 dan. 299.200.205 masingmasing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember Piutang lain-lain 7 2.015.830.702 2.026.485.192 Persediaan 8 1.361.519.711 943.497.848 Pajak dibayar dimuka 9 6.346.518.792 10.627.854.608 Uang muka 10 4.442.486.299 3.260.384.565 Beban Dibayar Dimuka 11 2.057.629.795 3.135.379.767 Jumlah Aset Lancar 45.003.106.010 41.654.519.477 ASET TIDAK LANCAR Piutang dari pihak berelasi 12 3.603.265.128 10.049.755.727 Biaya dibayar dimuka jangka panjang 11 2.188.899.981 1.258.102.559 Aset pajak tangguhan 1.343.876.654 1.343.876.654 Aset Tetap - setelah dikurangi dengan akumulai penyusutan 13 196.444.853.585 172.660.813.385 sebesar. 120.058.139.320 pada tanggal 31 Maret 2012,. 111.544.492.425 pada tanggal 31 Desember Aset Tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih - setelah 14 4.268.813.696 4.400.233.470 dikurangi akumulasi penyusutan sebesar. 1.487.889.081 pada tanggal 31 Maret 2012 dan. 1.356.469.307 pada 31 Desember Goodwill 15 50.516.536 75.774.711 Aset Lain-Lain 16 42.820.600.808 31.311.258.748 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 250.720.826.389 221.099.815.254 JUMLAH ASET 295.723.932.400 262.754.334.732 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 1

PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Catatan 31 Maret 2012 31 Desember Pinjaman bank jangka pendek 17 29.017.125.664 28.420.750.524 Utang usaha 18 Pihak berelasi 100.738.161 768.046.559 Pihak ketiga 6.783.762.014 15.120.348.489 Utang Lain-Lain 19 1.297.409.161 2.326.254.664 Utang Pajak 20 811.851.113 888.070.109 Biaya yang masih harus dibayar 21 929.118.077 3.342.397.652 Pendapatan diterima dimuka 22 3.710.975.739 3.131.152.926 Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman Bank 23 39.315.164.590 45.360.835.525 Pinjaman pembelian aset tetap 24 3.675.170.782 3.736.846.606 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 85.641.315.301 103.094.703.054 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang kepada pihak berelasi 12 6.209.679.373 6.832.062.811 Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Pinjaman bank 23 100.376.566.437 52.754.919.860 Pinjaman pembelian aset tetap 24 7.910.706.022 6.036.698.263 Liabilitas pajak tangguhan 12.194.916.174 11.790.540.696 Cadangan imbalan pasti pasca kerja 35 3.297.247.884 3.310.108.559 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 129.989.115.891 80.724.330.189 JUMLAH LIABILITAS 215.630.431.192 183.819.033.243 EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan Modal saham Modal dasar - 800.000.000 saham dengan nilai nominal. 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor - 428.270.000 saham 27 42.827.000.000 42.827.000.000 dengan nominal. 100 per saham Tambahan modal disetor - neto 29 16.543.147.614 16.543.147.614 Uang muka setoran modal 28 3.799.546.676 3.799.546.798 Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan (1.025.414.105) (1.025.414.105) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 30 (1.846.153.568) (1.846.153.568) Saldo Laba 17.529.952.271 16.391.548.700 Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan 77.828.078.888 76.689.675.439 Kepentingan non pengendali 25 2.265.422.321 2.245.626.049 JUMLAH EKUITAS 80.093.501.208 78.935.301.488 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 295.723.932.400 262.754.334.731 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 2

PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2012 Catatan (Tiga Bulan) (Tiga Bulan) PENJUALAN NETO 31 48.957.974.464 38.722.971.920 BEBAN POKOK PENJUALAN 32 (33.120.662.125) (25.951.042.748) LABA BRUTO 15.837.312.339 12.771.929.172 Beban Penjualan 33 (1.710.102.870) (1.475.193.859) Beban Umum dan Administrasi 33 (8.739.252.817) (6.669.787.004) Keuntungan atas penjualan aset tetap 54.813.542 - Pendapatan Bunga 3.189.472 12.348.773 Keuntungan Selisih Kurs Mata Uang Asing - Neto - Beban Amortisasi: Goodwill 15 (5.051.648) (5.051.648) Aset Tak Berwujud (14.475.000) (14.475.000) Beban Bunga 34 (3.549.306.313) (3.572.857.991) Lainnya - Neto (279.151.438) 4.055.156 LABA SEBELUM PAJAK 1.597.975.266 1.050.967.599 BEBAN PAJAK (459.571.695) (262.741.905) LABA NETO 1.138.403.571 788.225.694 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - LABA KOMPREHENSIF 1.138.403.571 788.225.694 Laba (Rugi)/Laba (Rugi) Komprehensif Neto Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Perusahaan 1.073.183.705 848.518.869 Kepentingan Nonpengendali 65.219.865 (60.293.175) 1.138.403.571 788.225.694 LABA NETO PER SAHAM DASAR 37 2,51 1,98 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Proforma Ekuitas Selisih Selisih Nilai Transaksi dari Transaksi Nilai Transaksi Tambahan Uang Muka Restrukturisasi Restrukturisas atas Penambahan Kepentingan Modal saham Modal Disetor - Bersih Setoran Modal Saldo Laba Entitas Sepengendali Entitas Sepengendali Modal Anak Perusahaan Total Nonpengendali Total Ekuitas Saldo pada tanggal 1 Januari 42.827.000.000 16.543.147.614-12.794.728.155 (451.866.859) (1.053.271.369) - 69.957.556.628 1.937.279.346 71.894.835.974 Uang muka setoran modal - - - - - - - - - - Total laba komprehensif - - - 788.225.694 - - - 788.225.694 60.293.175 848.518.869 Saldo pada tanggal 31 Maret 42.827.000.000 16.543.147.614-13.582.953.849 (451.866.859) (1.053.271.369) - 70.745.782.322-72.743.354.843 Saldo pada tanggal 1 Januari 2012 42.827.000.000 16.543.147.614 3.799.546.798 16.391.548.700 (1.846.153.568) - (1.025.414.105) 76.689.675.439 2.245.626.049 78.935.301.488 - Uang muka setoran modal - - - - - - - - - - - Total laba komprehensif - - - 1.138.403.571 - - - 1.138.403.571 19.796.272 1.158.199.842 Saldo pada tanggal 31 Maret 2012 42.827.000.000 16.543.147.614 3.799.546.798 17.529.952.271 (1.846.153.568) - (1.025.414.105) 76.822.916.324 2.265.422.321 80.093.501.330 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian - 4 -

PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2012 dan 31 Maret ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 2012 (Tiga Bulan) (Tiga Bulan) () () Penerimaan tunai dari pelanggan 79.896.446.833 69.764.847.985 Pembayaran tunai kepada pemasok dan lainnya (60.783.239.299) (52.532.543.227) Pembayaran kepada karyawan (8.122.635.991) (7.537.543.174) Kas neto dihasilkan dari operasi 10.990.571.542 9.694.761.584 Pembayaran pajak penghasilan - - Pembayaran bunga (3.836.795.840) (3.572.857.991) Kas Neto Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 7.153.775.702 6.121.903.593 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga 3.189.472 12.348.773 Kenaikan piutang dari pihak berelasi 6.446.490.598 121.616.773 Pembayaran uang muka pembelian aset tetap (6.905.859.418) (1.555.808.338) Perolehan aset tetap (607.662.136) (337.447.489) Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (1.063.841.483) (1.759.290.281) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan utang kepada pihak berelasi (622.383.438) (3.535.199.621) Penerimaan pinjaman bank jangka pendek - neto 596.375.140 - Pembayaran pinjaman bank jangka panjang (9.539.617.734) (2.704.276.032) Penerimaan pinjaman bank 10.000.000.000 4.155.600.000 Pembayaran pinjaman pembelian aset tetap (4.276.714.119) (2.484.990.311) Kas Neto Diperoleh Dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (3.842.340.152) (4.568.865.964) KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS 2.247.594.066 (206.252.652) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 2.822.739.892 3.419.462.616 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 5.070.333.958 3.213.209.964 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Perolehan aset tetap melalui: Pinjaman Bank Jangka Panjang 18.810.000.000 6.774.193.000 Reklasifikasi Uang Muka Pembelian Aset Tetap 4.500.000.000 541.781.497 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 5

1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Panorama Transportasi Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 76 tanggal 11 September 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-14822 HT.01.01.TH.2001 tanggal 3 Desember 2001 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2002, Tambahan No. 10454. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 150 tanggal 24 Juli 2009 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal yang sama mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan ketentuan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, termasuk mengubah susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-45792.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 16 September 2009, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 24 Agustus 2010, Tambahan 14294. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan darat, yang meliputi transportasi penumpang dan transportasi pengangkutan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 2001. Perusahaan berkantor pusat di Jl. Tanjung Selor No. 17, Jakarta dan berdomisili usaha di Jl. Husein Sastranegara No. 15, Rawa Bokor - Tangerang. Saat ini Grup bergerak dalam usaha jasa angkutan penumpang, angkutan kota, sewa kendaraan, dan perjalanan wisata (termasuk pernjualan tiket dan voucher hotel). Pemegang saham akhir Grup adalah PT Panorama Tirta Anugerah yang berkedudukan di Indonesia Perusahaan memperoleh izin usaha angkutan wisata dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Persetujuan Prinsip Angkutan Kendaraan Pariwisata No. 3415/-1.811.32 tanggal 14 November 2001 dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 128/BUA/I/2004 tanggal 21 Agustus 2004. Perusahaan juga memperoleh izin usaha angkutan sewa dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Persetujuan Prinsip Pengusahaan Angkutan Sewa No. 3453/-1.811.32 tanggal 19 November 2001 dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3453/IU/WST/Dishub/I/2003 tanggal 2 Januari 2003. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panorama Leisure. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 22 Mei 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan surat No. S.2406/BL/2007 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 128.000.000 saham Perusahaan seharga 245 per saham dengan 25.600.000 waran pada harga pelaksanaan sebesar 300 per saham. Pemegang waran dapat menggunakan hak untuk membeli satu saham dalam periode lima tahun sampai dengan 30 Mei 2012. Jika konversi waran tidak dilaksanakan oleh pemegang waran, maka waran menjadi kadaluwarsa dan tidak mempunyai nilai. Pada tanggal 31 Mei 2007, seluruh saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 428.270.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. - 6 -

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan pada anak perusahaan berikut ini: Penyertaan KT Pada tahun 2002, berdasarkan Akta Pendirian PT Kencana Transport (KT) No. 110 tanggal 22 Agustus 2002 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 51,00% kepemilikan atau sebanyak 1.020 lembar saham KT. Penyertaan KT dan SAOKS. Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Sejahtera AO Kencana Sakti (SAOKS) (dahulu PT AO Kencana Sakti) No. 10 tanggal 3 Desember 2004 dari Maria Francisca Jenny Setiawati Yosgiarso, S.H., notaris di Yogyakarta, KT melakukan penyertaan sebesar 50,00% kepemilikan atau sebanyak 50 lembar saham SAOKS Berdasarkan Akta No. 73 tanggal 12 Februari 2008 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, modal dasar SAOKS ditingkatkan dari 400.000.000 menjadi 2.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor ditingkatkan dari 100.000.000 menjadi 500.000.000 melalui setoran tunai oleh para pemegang saham, yaitu KT dan PT Alfaomega Sehati Mitra (ASM), kepentingan nonpengendali, masing-masing sebesar 200.000.000. Persentase kepemilikan saham oleh KT dan ASM setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor tersebut tidak berubah. Laporan keuangan SAOKS dikonsolidasikan karena KT memiliki kendali dalam kepengurusan SAOKS - 7 -

1. Umum (Lanjutan) c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Akuisisi PPT Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Jual Beli Saham tanggal 6 Desember 2004, Perusahaan membeli 99% kepemilikan atau sebanyak 396 lembar saham PT Panorama Primakencana Transindo (PPT) dari PT Panorama Sentrawisata Tbk, pemegang saham Perusahaan Penyertaan PPT pada RPT Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT) No. 150 tanggal 22 Oktober 2004 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, PPT melakukan penyertaan sebesar 50,00% kepemilikan atau sebanyak 130 lembar saham RPT. Laporan keuangan RPT dikonsolidasikan karena PPT memiliki kendali dalam kepengurusan RPT. Penyertaan PMS Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Panorama Mitra Sarana (PMS) No. 137 tanggal 27 September 2004 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 70,00% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham PMS. Penyertaan AST Pada tahun 2005, berdasarkan Akta Pendirian PT Andalan Sekawan Transcab (AST) No. 7 tanggal 18 Januari 2005 dari Guntur Sri Mahanani, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 70,00% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham AST. Akuisisi DTS Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar 599.400.000. KJPP Nanang Rahayu melakukan penilaian atas usaha APPLE. Nilai wajar aset neto APPLE yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar 498.367.051 dengan rincian sebagai berikut: - 8 -

1. Umum (Lanjutan) c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Nilai tercatat Penyesuaian Nilai Tercatat Nilai Wajar Aset Aset Lancar Bank 285.091-285.091 Biaya dibayar dimuka 215.406.690 (179.324.730) 36.081.960 Jumlah aset lancar 215.691.781 (179.324.730) 36.367.051 Aset tetap 1.455.884.346 179.115.654 1.635.000.000 Aset tidak berwujud - 289.500.000 289.500.000 Jumlah 1.671.576.127 289.290.924 1.960.867.051 Liabilitas Utang kepada pemegang saham 648.478.539-648.478.539 Utang sewa pembiayaan 796.621.461-796.621.461 Utang pajak 17.400.000-17.400.000 Jumlah utang 1.462.500.000-1.462.500.000 Ekuitas Modal disetor 600.000.000 289.500.000 889.500.000 Saldo laba (390.923.873) (209.076) (391.132.949) Jumlah ekuitas 209.076.127 289.290.924 498.367.051 Jumlah 1.671.576.127 289.290.924 1.960.867.051 Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui asset takberwujud sebesar 289.500.000, yang merupakan estimasi nilai wajar aset neto atas ijin usaha, dan goodwill sebesar 101.032.949. APPLE didirikan berdasarkan Akta No. 32 tanggal 23 Maret 2006 dari Jajjah Nurmiati, S.H., notaris di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 5 tanggal 2 November 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, modal dasar APPLE ditingkatkan dari 600.000.000 menjadi 10.000.000.000 dengan nilai nominal 100.000 per lembar saham serta modal ditempatkan dan disetor ditingkatkan dari 600.000.000 menjadi 2.500.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut diambil bagian oleh para pemegang saham sehingga tidak mengubah persentase kepemilikan Perusahaan atas APPLE. Selain itu, pemegang saham juga menyetujui perubahan nama APPLE menjadi PT Day Trans (DTS). Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham pada tanggal 28 Oktober 2010, sebagaimana tercantum dalam Akta No. 239 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H. notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal dasar DTS dari semula 10.000.000.000 menjadi 60.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor dari semula 2.500.000.000 menjadi 15.000.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar 12.500.000.000 tersebut diambil seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga persentase kepemilikan Perusahaan atas DTS meningkat dari 99,90% menjadi 99,98%. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar 4.842.172. - 9 -

1. Umum (Lanjutan) c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Akuisisi DRP Pada tahun 2010, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 232 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, DTS membeli 60% kepemilikan atau sebanyak 7.200 lembar saham DRP, entitas sepengendali, dengan harga perolehan sebesar 100.000.000 dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham Perusahaan Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 233 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, DTS menambah investasi pada DRP dengan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar 3.800.000.000 atau sebanyak 38.000 lembar saham DRP dengan nilai wajar aset neto DRP yang dapat diidentifikasi sebesar 2.779.428.067, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh DTS. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar 1.020.571.933 Penyertaan CT Pada tahun, berdasarkan Akta Pendirian PT Canary Transport No. 67 tanggal 4 Agustus dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 99,80% kepemilikan atau sebanyak 2.495 lembar saham PT Canary Transport. d. Karyawan, Komisaris dan Direktur Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 15 Juni sebagaimana didokumentasikan dalam Akta No. 114 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris : Budijanto Tirtawisata : Agus Ariandy Sijoatmodjo : Jojo Surianto Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur : Satrijanto Tirtawisata : Sudjasmin Djambiar : Angreta Chandra : Tiurlan Uli Rotua Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Pada tanggal 31 Desember dan2010, susunan komite audit adalah sebagai berikut: Ketua Anggota : Agus Ariandy Sijoatmodjo : Darmawan Nataatmadja Tommy Tan Pada tanggal 31 Desember dan 2010, Corporate Secretary Perusahaan adalah Sudjasmin Djambiar. Perusahaan telah membentuk unit internal audit pada tanggal 29 Desember 2009. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 455 karyawan pada Maret 2012 dan 448 karyawan pada 31 Desember. - 10 -

1. Umum (Lanjutan) d. Karyawan, Komisaris dan Direktur (lanjutan) Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru Perusahaan kepada komisaris dan direksi masingmasing sebesar 598.095.696 per 31 Maret 2012 dan 488.123.595 per 31 Maret. Jumlah ratarata karyawan grup (tidak diaudit) adalah 1.120 karyawan per 31 maret 2012 dan 1.096 per 31 Desember. Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Panorama Transportasi Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 26 April 2012 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut. 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Transportasi, yang dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03/BL/ tanggal 13 Juli. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan diterapkan efektif tanggal 1 Januari. Grup telah mematuhi seluruh ketentuan dan persyaratan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan yang diterapkan sejak 1 Januari. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut menimbulkan dampak signifikan terhadap penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, kecuali penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif 1 Januari seperti yang diungkapkan pada Catatan ini. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah () yang juga merupakan mata uang fungsional Grup. b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Efektif tanggal 1 Januari, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: - 11 -

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) (1) PSAK No.1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, mengatur penyajian laporan keuangan,antara lain tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara asset lancer dan tidak lancer serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain estimasi dan pertimbangan utama, manajemen permodalan, pendapatan komprehensif lain, dan pelaporan kepatuhan. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan pendapatan komprehensif lain. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif atau dua laporan yang berkaitan, yakni laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif. Grup memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember. (2) PSAK No. 4 (Revisi 2009). Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. Mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK ini, perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada biaya perolehan dalam laporan keuangan induk perusahaan. (3) PSAK No.5 (revisi 2009), Segmen Operasi, mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan pendekatan manajemen dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Grup menyajikan informasi segmen periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember. (4) PSAK No.7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, mensyaratkan pengungkapan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. (5) PSAK No.22 (Revisi 2010). Kombinasi Bisnis, menjelaskan transaksi atau pristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya bading informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Grup menerapkan secara prospektif PSAK No.22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis,yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari. Sesuai dengan ketentuan transaksi PSAK No.22 (revisi 2010), sejak 1 Januari, maka grup: - Menghentikan amortisasi goodwill; - Mengeliminasi nilai tercatat akumulasi amortisasi goodwill; dan - Melakukan uji penurunan nilai goodwill sesuai dengan ketentuan PSAK No.48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset. (6) PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan,mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas, mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.grup menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini agar komparatif dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak/ tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi dan telah diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: - 12 -

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (Lanjutan) PSAK (1) PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas (2) PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim (3) PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan (4) PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Takberwujud (5) PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (6) PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset (7) PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi ISAK (1) ISAK No. 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif 1 Januari namun tidak relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: PSAK (1) PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama (2) PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi (3) PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK (1) ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (2) ISAK No. 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa (3) ISAK No. 10, Program Loyalitas Pelanggan (4) ISAK No. 11, Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik (5) ISAK No. 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer (6) ISAK No. 14, Biaya Situs Web c. Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis Prinsip Konsolidasi Efektif 1 Januari, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, kecuali untuk beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan nonpengendali ( KNP ) bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasi anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. - 13 -

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c. Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Kebijakan Akuntansi Efektif1 Januari Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas kecuali, dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika Grup memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas. Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan kepada KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan dan/atau anak perusahaan: menghentikan pengakuan asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam komponen laba rugi; dan mereklasifikasi bagian induk perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari Sebelum tanggal 1 Januari, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada anakanak perusahaan tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak perusahaan tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup. Kombinasi Bisnis Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau sebesar proporsi kepemilikan KNP atas asset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disajikan sebagai beban administrasi - 14 -

Kombinasi Bisnis (lanjutan) Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akuisisi pihak pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba rugi. Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset neto teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas ( UPK ) dari Perusahaan dan/atau anak perusahaan yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari Sebagai perbandingan, kebijakan akuntansi kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari adalah sebagai berikut: kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi kepemilikan atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi; kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya; imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan/atau anak perusahaan mempunyai kewajiban kini, kemungkinan besar arus ekonomis keluar akan terjadi, dan dapat diestimasi secara andal. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill. d. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuisisi anak perusahaan dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaanperusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, transfer aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi Grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah Grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang ditransfer dicatat pada nilai tercatatnya seperti kombinasi bisnis yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan. - 15 -

d. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (lanjutan) Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan pada akun Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan konsolidasian pada periode terjadinya restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan. Karena akuisisi DTS dilakukan pada tahun 2009 dan transaksi modal disetor DTS terjadi pada tahun 2010, sedangkan akuisisi DRP dilakukan pada tahun 2010 (Catatan 1.c), maka metode penyatuan kepemilikan diterapkan hanya pada laporan keuangan tahun 2009. Ekuitas bersih pada tanggal 31 Desember 2009 dari anak perusahaan yang diperoleh pada bulan Desember 2010, dicatat dan disajikan pada "Proforma ekuitas dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali". Selanjutnya, akun proforma disesuaikan untuk perubahan dalam ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisisi yang mencerminkan pendapatan dari operasi dan perubahan lain, jika ada, dan disajikan sebagai "Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali", sebagai bagian dari komponen ekuitas lainnya pada bagian ekuitas, pada tanggal efektif restrukturisasi tahun 2010 e. Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun. - 16 -

f. Transaksi Pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup: 1. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: a. mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup b. memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau c. memiliki pengendalian bersama atas Grup; 2. perusahaan asosiasi; 3. perusahaan ventura bersama dimana Grup sebagai venturer; ; 4. pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk perusahaan 5. anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); 6. entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, dipengaruhi secara signifikan oleh, atau dimana hak suara signifikan atas entitas tersebut, langsung maupun tidak langsung, dimiliki oleh individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5);atau 7. suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Grup, atau entitas lain yang terkait dengan Grup. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari Pihak-pihak berelasi adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Grup secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Grup); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Grup yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Grup serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Grup dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Grup. Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian g. Penggunaan Entitas. Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi jumlahjumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan, dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. - 17 -

h. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya i. Instrumen Keuangan Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrument keuangan diakui pada tanggal penyelesaian Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur nstrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari 18nstrument keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa empertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan 18nstrument tersebut dan mempertimbangkan apakah 18nstrument tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan 18nstrument keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Pada tanggal 31 Desember dan 2010, Grup hanya memiliki aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak diungkapkan. - 18 -

Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca konsolidasi adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrument ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar 19nstrument sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat nstrument tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Liabilitas Keuangan Kewajiban Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. - 19 -

Liabilitas Keuangan (lanjutan) Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Maret 2012, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek dan panjang, hutang pembelian aset tetap, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, dan hutang kepada pihak berelasi yang dimiliki oleh Grup. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neracajika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hokum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1) Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. - 20 -

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) (2) Liabilitas Keuangan j. Persediaan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan using dan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto persediaan terdiri dari suku cadang kendaraan,adalah biaya penggantian kini. k. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. l. Aset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap pemilikan langsung, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana 15-20 Peralatan dan perlengkapan 2-8 Kendaraan bermotor operasional (armada) 2-8 Kendaraan bermotor non-operasional (dinas) 4 8-21 -

l. Aset Tetap (lanjutan) Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat selesai dan siap digunakan. m. Aset Tetap dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build, Operate, and Transfer atau BOT) Aset tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset, jika ada. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian BOT, yaitu 20 tahun. n. Aset Takberwujud 1. Goodwill Goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai. Penurunan nilai goodwill tidak dapat dipulihkan. Laba atau rugi yang diakui pada saat pelepasan anak perusahaan harus memperhitungkan nilai tercatat goodwill dari anak perusahaan yang dijual tersebut. Goodwill dialokasikan ke UPK untuk tujuan uji penurunan nilai. Alokasi dilakukan ke UPK atau kelompok UPK yang diharapkan akan mendapat manfaat dari kombinasi bisnis yang menimbulkan goodwill tersebut. 2. Ijin Usaha Ijin usaha yang diperoleh dalam kombinasi bisnis diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Ijin usaha memiliki umur manfaat terbatas dan disajikan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung menggunakan metode garis lurus yang mengalokasikan biaya perolehan ijin usaha tersebut sepanjang lima (5) tahun. o. Transaksi Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: - 22 -

a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; c. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b. Grup sebagai Lessor Grup sebagai lessor. Sewa dimana Perusahaan/anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Grup sebagai Lessee Grup sebagai lessee. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. p. Distribusi Dividen Distribusi dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian dalam periode saat dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Grup. q. Biaya Ditangguhkan Biaya yang dibayarkan atas perolehan lisensi untuk mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian. r. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. s. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset non-keuangan pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset non-keuangan. Nilai aset non-keuangan yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset non-keuangan melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Jumlah aset non-keuangan yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset non-keuangan diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan. - 23 -

t. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomis akan mengalir ke Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tersebut harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui Pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa kepada pelanggan. Uang muka yang diterima dari pelanggan diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan. u. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pendapatan dari komisi penjualan tiket pesawat dan voucher hotel dibukukan sebesar jumlah penjualan tiket pesawat dan voucher hotel kepada pelanggan (peredaran bruto) dikurangi jumlah yang ditagih dari prinsipal (maskapai penerbangan dan hotel). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif Jika aset keuangan atau kelompok asset keuangan mengalami penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan penurunan nilai. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan. v. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. w. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, - 24 -

kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil banding telah ditentukan. x. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. y. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Efektif 1 Januari, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Grup untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode terdahulu. z. Peristiwa setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. 3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan. Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. - 25 -

4. Akuisisi Anak Perusahaan Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (sekarang PT Daytrans/DTS) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar 599.400.000. Nilai wajar aset bersih DTS yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar 498.367.051, yang terutama merupakan ijin usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset tidak berwujud sebesar 289.500.000 (Catatan 16) yang merupakan estimasi nilai wajar aset bersih atas ijin usaha dan goodwill sebesar 101.032.949 (Catatan 15). Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 232 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengakuisisi 7.400 saham DRP atau sebesar 60% kepemilikan dari PT Panorama Sentrawisata Tbk, pemegang saham, dengan harga perolehan sebesar 100.000.000. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 233 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, DTS menambah modal ditempatkan dan disetor sebesar 3.800.000.000 atau sebanyak 3.800 lembar saham DRP dengan nilai wajar aset bersih DRP yang dapat diidentifikasi sebesar 2.779.428.067 yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh DTS. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar 1.020.571.933. 5. Kas dan Setara Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 1.169.067.831 1.383.780.398 PT Bank CIMB Niaga Tbk 59.744.463 17.658.813 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.885.092.403 144.790.320 PT Bank Pan Indonesia Tbk 14.546.787 30.201.076 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 11.764.709 91.397.004 PT Bank Sinarmas Tbk - 2.673.638 PT Bank Windu Kentjana International Tbk 19.830.524 27.797.876 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 53.380.266 69.152.469 PT Bank Permata Tbk 38.019.867 12.770.283 PT Bank DBS Indonesia 10.995.827 11.013.827 PT Bank Multicor 270.096 - PT Bank Mitraniaga 3.948.642 3.965.529 PT Bank Akita 1.500.000 - PT Bank Mutiara Tbk (dahulu PT Bank Century Tbk) 1.188.537 1.309.825 Citibank N.A. (Indonesia) - - Jumlah Bank - Rupiah 4.269.349.951 1.796.511.058 Dolar Amerika Serikat Citibank N.A. (Indonesia) 133.546.325 120.327.463 PT Bank DBS Indonesia 17.260.787 17.068.424 PT Bank Central Asia Tbk 38.268.396 12.871.663 Jumlah Bank 4.458.425.459 1.946.778.608 Deposito berjangka - Rupiah PT Bank Pembangunan Daerah DIY 5.000.000 5.000.000 Jumlah 5.070.333.958 2.822.739.892 Suku bunga deposito berjangka per tahun- Rupiah 6,00% 6,00% - 26 -

6. Piutang Usaha a. Berdasarkan Pelanggan 31 Maret 2012 31 Desember Pihak yang berelasi PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk 2.909.496.855 1.169.846.112 PT Tirta Putra Wisata 474.321.505 176.437.505 PT Panorama Sentrawisata 709.000 3.245.000 PT Asian Trails Indonesia 30.186.900 46.207.450 Grayline Indonesia 7.125.000 1.416.000 PT Panorama Convex Indah - 2.786.013.968 PT Destinasi Garuda Wisata - 153.209.700 PT Graha Tirta Lestari 389.000.000 389.000.000 PT Oasis Rhadana Hotel 616.500.000 630.000.000 PT Seminyak Paradise 8.800.000 8.800.000 PT Emerald Paradise 600.000 600.000 PT Citra Wahana Tirta Indonesia 1.276.000 1.276.000 PT Panorama Tirta Investama 6.035.000 - Lain-lain 306.947.961 16.721.392 Jumlah 4.750.998.221 5.382.773.127 Pihak ketiga - Pelanggan dalam negeri 19.273.084.007 13.754.604.683 Penyisihan piutang ragu-ragu (315.295.477) (299.200.205) Jumlah - Bersih 18.957.788.530 13.455.404.478 Jumlah 23.708.786.751 18.838.177.605 b. Berdasarkan Umur - 27 -

6. Piutang Usaha (Lanjutan) Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember Saldo awal tahun 299.200.205 132.343.931 Penambahan 39.598.979 331.343.504 Penghapusan (23.503.707) (164.487.230) Saldo per 31 Maret 2012 315.295.477 299.200.205 Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 31 Maret 2012 dan, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang dari pihak ketiga memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. Piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga. 7. Piutang Lain-lain 31 Maret 2012 31 Desember Pihak ketiga Piutang dari karyawan 723.545.427 722.336.375 Lain-lain 1.328.977.443 1.340.840.985 Jumlah 2.052.522.870 2.063.177.360 Penyisihan kerugian penurunan nilai (36.692.168) (36.692.168) Jumlah 2.015.830.702 2.026.485.192 Piutang dari karyawan merupakan piutang tanpa bunga dan dibayar melalui pengurangan gaji bulanan. 8. Persediaan Persediaan terutama merupakan persediaan suku cadang kendaraan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember tidak melampaui nilai realisasi bersihnya. 9. Pajak Dibayar Dimuka Pajak dibayar dimuka pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember merupakan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah dan Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan, PT Panorama Mitra Sarana (PMS), anak perusahaan, dan PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT), anak perusahaan. - 28 -

10. Uang Muka Akun ini merupakan pembayaran uang muka yang terdiri dari : Saldo uang muka maskapai penerbangan merupakan uang muka kepada maskapai penerbangan dan biro perjalanan wisata untuk mendapatkan kepastian pemesanan dan harga tiket pesawat yang lebih kompetitif. Saldo uang muka perizinan merupakan uang muka yang dibayarkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk proses pengurusan izin-izin usaha transportasi. Saldo uang muka promosi merupakan uang muka yang dibayarkan oleh Perusahaan dalam rangka mempromosikan usaha transportasi Perusahaan. 11. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka - perizinan merupakan biaya perolehan izin-izin yang terkait dengan operasi armada di Jakarta, Yogyakarta dan Bali yang dibayarkan dimuka untuk periode manfaat ke depan. Biaya dibayar dimuka jangka panjang memiliki jangka waktu sampai dengan tahun 2026. - 29 -

12. Piutang dari dan Utang kepada Pihak yang Berelasi Merupakan piutang dari pihak yang berelasi atas biaya operasional yang dibayarkan Perusahaan dan anak-anak perusahaan untuk perusahaan-perusahaan berikut: Piutang dari dan hutang kepada pihak yang berelasi terutama timbul dari beban-beban Perusahaan dan anak perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang tersebut karena manajemen berpendapat bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih. - 30 -

13. Aset Tetap 1 Januari 2012 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2012 Biaya perolehan: Pemilikan langsung Kendaraan bermotor operasional (armada) 262.923.793.608 30.741.247.453-293.665.041.061 Tanah 1.145.846.800 1.135.942.000-2.281.788.800 Bangunan dan prasarana 4.766.755.017 21.039.100-4.787.794.117 Peralatan dan perlengkapan 8.828.038.757 168.753.583-8.996.792.340 Kendaraan bermotor non- - operasional (dinas) 6.275.114.488 - - 6.275.114.488 Jumlah 283.939.548.670 32.066.982.136-316.006.530.806 Aktiva dalam penyelesaian 265.757.140 230.704.959 496.462.099 Jumlah 284.205.305.810 32.297.687.095-316.502.992.905 Akumulasi penyusutan: Perubahan selama 2012 Pemilikan langsung Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) 103.767.034.493 7.920.919.267-111.687.953.760 Bangunan dan prasarana 1.411.643.736 207.850.876-1.619.494.612 Peralatan dan perlengkapan 4.487.732.707 286.306.422-4.774.039.129 Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) 1.878.081.489 98.570.330-1.976.651.819 Jumlah 111.544.492.425 8.513.646.895-120.058.139.320 Nilai Buku 172.660.813.385 196.444.853.585 Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: - 31-31 Maret 2012 31 Maret Beban langsung 7.920.919.267 7.699.875.176 Beban usaha 592.727.627 469.886.972 Jumlah 8.513.646.894 8.169.762.148

13. Aset Tetap (Lanjutan) Tanah terdiri dari 3 bidang tanah (SHGB No. 1222, 1223 dan 1231). Seluruh bidang tanah dikenal sebagai daerah Rawa Bokor, Tangerang yang dipergunakan sebagai tempat usaha Perusahaan. Tanah tersebut digunakan sebagai jaminan atas hutang bank Perusahaan (Catatan 15 dan 20). Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember, kendaraan bermotor milik Perusahaan dan anak perusahaan dengan nilai perolehan sebesar 640.200.084 masih atas nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga. Kendaraan bermotor ini sedang dalam proses balik nama menjadi atas nama Perusahaan dan anak perusahaan. Aset tetap milik Perusahaan dan anak perusahaan dengan nilai tercatat sebesar 135.810.374.302 dan 142.589.690.420 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan hutang pembelian aset tetap (Catatan 15, 20 dan 21). Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember, seluruh kendaraan bermotor telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kecelakaan, huru-hara dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar 201.439.793.770 dan 199.000.143.770. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember. 14. Aset Tetap dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build, Operate, and Transfer atau BOT) Perubahan selama tahun 2012 1 Januari 2012 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2012 Biaya perolehan 5.756.702.777 - - 5.756.702.777 Akumulasi penyusutan 1.356.469.307 131.419.774-1.487.889.081 Nilai Buku 4.400.233.470 4.268.813.696 Bangunan dan prasarana dalam rangka BOT merupakan bangunan dan prasarana pool kendaraan operasional dan kantor Perusahaan yang didirikan di atas tanah yang disewa di daerah Tangerang, Jati Padang dan Jalan Peta, dan Yogyakarta. Dengan jangka waktu antara 3 sampai dengan 20 tahun, dimulai sejak tahun 2002. Bangunan dan prasarana tersebut akan diserahkan pada pemilik tanah pada saat berakhirnya masa sewa. Perjanjian sewa menyewa ini dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali atas persetujuan kedua belah pihak. Beban penyusutan aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih dicatat sebagai bagian dari Beban Usaha masing-masing sebesar 131.419.774 dan 53.133.796 pada 31 Maret 2012 and (Catatan 33). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember. - 32 -

15. Goodwill Merupakan goodwill yang diperoleh Perusahaan atas penyertaan sahamnya pada anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut: Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar 599.400.000. Nilai wajar aset bersih APPLE yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar 498.367.051, yang terutama merupakan ijin usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset tidak berwujud sebesar 289.500.000 yang merupakan estimasi nilai wajar aset bersih atas ijin usaha dan goodwill sebesar 101.032.949. Berdasarkan Akta Perubahan No. 197 tanggal 23 Desember 2005 dari Tse Min Suhardi, S.H., notaris pengganti Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., Perusahaan membeli 70% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham AST dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar 1.098.000.000. Dengan nilai wajar aset bersih AST sebesar 700.000.000, transaksi perolehan saham tersebut menimbulkan goodwill sebesar 398.000.000. - 33 -

16. Aset Lain-lain 31 Maret 2012 31 Desember Biaya lisensi yg ditangguhkan 1.323.529.400 1.323.529.400 Uang muka pembelian aset tetap 39.862.691.556 28.468.550.974 Aset tidak berwujud-bersih 280.411.585 1.618.415.985 Uang muka renovasi 464.992.427 487.885.040 Lainnya 888.975.840 736.406.749 Jumlah 42.820.600.808 31.311.258.748 Uang muka pembelian aset tetap merupakan uang muka yang dibayarkan kepada pemasok, pihak ketiga, dalam rangka pembelian aset tetap sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember Kendaraan 32.658.591.556 21.264.450.974 Bangunan 7.204.100.000 7.204.100.000 Jumlah 39.862.691.556 28.468.550.974 Biaya lisensi yang ditangguhkan merupakan nonrefundable territory fee sebesar USD 150.000 (setara 1.323.529.400) sehubungan dengan perolehan hak dalam mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan tradisional Europcar di Indonesia, yang akan diamortisasi selama periode perjanjian yaitu sampai dengan 30 Juni 2016. Setoran jaminan yang dapat dikembalikan sehubungan dengan hak ini sebesar USD 20.000 dicatat sebagai setoran jaminan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember, uang muka pembelian asset tetap bangunan dan tanah masing-masing sebesar.2.789.600.000 dan 2.789.600.000 merupakan uang muka pembelian bangunan rumah-toko yang terletak di jalan Balikpapan No.22B, Jakarta Pusat, yang dibayarkan oleh DRP, anak perusahaan, kepada PT Panorama Sentrawisata Tbk, Pemegang saham Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember, uang muka pembelian asset tetap bangunan dan tanah sebesar.4.414.500.000 merupakan uang muka pembelian tanah untuk digunakan sebagai pool kendaraan. Saldo uang muka renovasi merupakan uang muka yang dibayarkan kepada perusahaan karoseri kendaraan bermotor operasional. Saldo uang muka renovasi merupakan uang muka yang dibayarkan kepada perusahaan karoseri kendaraan bermotor operasional. 17. Pinjaman Bank Jangka Pendek - 34 -

17. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, pada bulan November 2006, yang merupakan fasilitas pinjaman rekening koran (PRK), PTX-OD dan PTX masing-masing sebesar 2.500.000.000, 5.000.000.000 dan 3.550.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 49 tanggal 20 November 2006 dari Edison Jingga, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas PRK dan PTX-OD digunakan untuk mengambil-alih pinjaman Perusahaan dari PT Bank Permata Tbk dan untuk keperluan modal kerja usaha. Fasilitas PTX digunakan untuk mengambil-alih fasilitas pembiayaan kendaraan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan yang diberikan kepada Perusahaan dan anak perusahaan, yaitu PT Panorama Primakencana Transindo (PPT) dan PT Kencana Transport (KT). Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 22 November 2007 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 14,5%, dan telah diperpanjang sampai dengan 22 November 2008 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 12,5%. Berdasarkan surat No. 3995/CSO.J-1/CIO/PK/IV/ 2008 tanggal 29 April 2008, PT Bank CIMB Niaga Tbk memberi persetujuan untuk fasilitas tambahan baru berupa PTX-OD 1 sebesar 3.000.000.000 dengan tingkat bunga 11,5% per tahun. Fasilitas tambahan ini berjangka waktu sampai dengan 22 November 2009 dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 22 November 2012 suku bunga tahun dengan tingkat bunga 11% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan: 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 2175) di Jakarta Barat atas nama Mirawati Iskandar, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 1372) di Jakarta Barat atas nama Satrijanto Tirtawisata, pemegang saham dan direktur Perusahaan. 2 bidang tanah kosong (SHGB No. 1222 dan 1223) di Tangerang. 2 bidang tanah dan bangunan (SHGB No. 2059 dan 2069) di Cianjur atas nama Adhi Tirtawisata, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 99 unit kendaraan operasional yang dimiliki oleh anak Perusahaan, PPT dan KT. Jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham mayoritas Perusahaan. Perjanjian fasilitas pinjaman di atas mencakup persyaratan tertentu antara lain Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank CIMB Niaga Tbk: - mengadakan merger, akuisisi, konsolidasi, menjual, mengalihkan, menghibahkan, menyewakan atau melepaskan hak atas harta kekayaan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang umum dalam Perusahaan; - mengikat diri sebagai penanggung/penjamin hutang dan/atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain; - mengadakan rapat umum pemegang saham untuk mengubah Anggaran Dasar Perusahaan, permodalan, susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; - mendapat pinjaman uang/kredit dari pihak lain; - melakukan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak, termasuk tetapi tidak terbatas pada perusahaan afiliasinya dengan cara yang berbeda atau di luar praktek-praktek dan kebiasaan-kebiasaan dagang yang ada dan melakukan pembelian lebih mahal dan/atau melakukan penjualan lebih murah dari harga pasar; - meminjamkan uang kepada pihak lain, termasuk tetapi tidak terbatas pada Direksi, Komisaris, pemegang saham, anak perusahaannya dan/atau perusahaan afiliasinya; - melakukan tindakan yang melanggar suatu ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku; - membubarkan Perusahaan atau mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang; - mengubah kegiatan usaha dan/atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada, mengubah bentuk/status hukum Perusahaan; - melakukan pembayaran hutang sebelum jatuh tempo, kecuali dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari; - mengadakan penyertaan/investasi pada perusahaan lain; - mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh hak atau kewajiban Perusahaan yang timbul dari Perjanjian atau Dokumen Agunan. Berdasarkan Surat No. 250/TH/PCE/J1-HEB/VII/10 tanggal 26 Juli 2010, PT Bank CIMB Niaga Tbk. memberikan persetujuan atas pencabutan/penghapusan jaminan berupa 1 bidang tanah dan bangunana (SHM No. 2175) di - 35 -

17. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Jakarta Barat ata nama Mirawati Iskandar, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, 1 bidang tanah dan bangunana (SHM No. 1372) di Jakarta Barat atas nama Satrijanto Tirtawisata, pemegang saham dan direktur Perusahaan, dan 2 bidang tanah dan bangunan (SHGB No. 2059 dan 2069) di Cianjur atas nama Adhi Tirtawisata, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berdasarkan surat No. 155/TH/JKTIHEC/107/III/02 tanggal 16 maret 2012, CIMB Niaga menyetujui permohonan perusahaan untuk dapat melakukan pembagian deviden tunai, deviden saham, dan/atau bonus. Beban bunga atas pinjaman adalah sebesar 381.233.381 pada 31 Maret 2012 dan 372.180.494 pada 31 Maret. PT Bank Windu Kentjana International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tanggal 23 Juni 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masingmasing sebesar 2.000.000.000 dan 1.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta No. 121 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 23 Juni 2009 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13% - 16%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pada tanggal 24 September 2008 berdasarkan Akta No. 123 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mendapat tambahan fasilitas demand loan sebesar 1.000.000.000. Fasilitas tambahan ini berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 24 September 2009 dengan tingkat bunga per tahun 15,50%. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 15 oktober 2012. Suku bunga tahun dan 2010 adalah masing-masing sebesar 13,25% - 14,5% dan 13,5% - 14,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar pada 31 Maret 2012 dan masing-masing adalah sebesar Nihil dan 122.334.552 Pinjaman diterima oleh PMS PMS, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masing-masing sebesar 1.000.000.000 dan 3.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 81 tanggal 21 Maret 2007 dari Sugito Tedjamulya, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 21 Maret 2008 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 15%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 21 Maret 2012. Tingkat bunga pada dan 2010 adalah masing-masing sebesar 13,25% - 13,5% dan 14% - 15% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan 127.660.676 pada 31 Maret. Pinjaman diterima oleh PPT PPT, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masing-masing sebesar 2.000.000.000 dan 1.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 123 tanggal 23 June 2008 dari Sugito Tedjamulya, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 23 Juni 2009 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 14% - 16%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan operasional baru yang dibiayai. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 25 Juni 2012. Suku bunga pada dan 2010 masing-masing adalah sebesar 13,25% - 14,25% dan 13,5% - 14% per tahun.pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan 104.279.443 pada 31 Maret. - 36 -

17. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank Sinarmas Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tanggal 22 Februari, Perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar 4.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Penegasan Penawaran Kembali Fasilitas Kredit No. OL.013/2010/CM/AO-BGR tanggal 15 Desember 2010. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 22 Februari 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 14%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 20 Desember. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar 37.080.556 pada tanggal 31 Maret. PT Bank Mitraniaga Pinjaman diterima oleh DTS Pada tanggal 27 Juni, DTS, anak perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar 2.200.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Keputusan Kredit No. 105/KRD/II/11 tanggal 27 Juni. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 27 Juni 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 28 Desember. PT Bank Victoria International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran (PRK) dan demand loan (DL) masing-masing sebesar.5.000.000.000 dan.10.000.000.000 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.05 dan 06 tanggal 9 Desember dari Hartanti Kuntoro,S.H, notaries di Jakarta, selain fasilitas jangka panjang. Fasilitas pinjaman PRK dan DL berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 9 Desember 2012, dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan 233 unit kendaraan yang dimiliki oleh Grup. Perjanjian fasilitas pinjaman ini mencakup persyaratan tertentu antara lain perusahaan mengikatkan diri untuk mengsubordinasikan utang pemegang saham, baik yang ada sekarang ataupun yang akan ada di kemudian hari, terhadap utang perusahaan kepada Bank Victoria, serta perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Victoria, yang antara lain adalah: - Melakukan pelunasan utang kepada pemegang saham/afiliasi; - Membayar atau membagikan deviden selama jangka waktu fasilitas kredit kecuali sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK dan tidak melebihi 30% dari laba neto setelah pajak; - Memberikan pinjaman kepada pihak lain diluar anak perusahaan kecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau kegiatan operasional sehari-hari. Beban bunga atas pinjaman adalah sebesar.423.696.026 pada 31 Maret 2012 dan nihil pada 31 Maret. - 37 -

18. Utang Usaha Merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan terutama untuk biaya kendaraan dan pembelian suku cadang dan pemeliharaan. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember Pihak yang berelasi PT Destinasi Garuda Wisata - 131.232.000 PT Raja Kamar Indonesia - 51.281.272 PT Panorama Sentra Wisata 37.500.000 37.500.000 PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk - 541.256.770 PT AO Transport 60.000.000 - Lain-lain (kurang dari 10 juta) 3.238.161 6.776.517 Jumlah 100.738.161 768.046.559 Pihak ketiga - pemasok dalam negeri 6.783.762.014 15.120.348.489 Jumlah 6.884.500.175 15.888.395.048 Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut : Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. 19. Utang Lain-lain - 38 -

20. Utang Pajak 31 Maret 2012 31 Desember Pajak penghasilan badan - 2.582.156 Pajak penghasilan Pasal 4 (2) 35.010.280 20.481.389 Pasal 21 82.906.426 178.276.234 Pasal 23 168.222.099 178.176.941 SKPKB 348.803.558 339.835.470 Pajak Pertambahan Nilai 176.908.750 168.717.919 Jumlah 811.851.113 888.070.109 Pada tahun 2010, PPT, anak perusahaan, telah menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak atas Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun fiskal 2005 sampai dengan 2008. Pada tahun yang sama, PPT telah mengajukan surat permohonan pengurangan dan/atau pembatalan surat ketetapan pajak ke kantor pajak. Dan permohonan tersebut ditolak berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Pajak tertanggal 15 Agustus. Pada bulan November dan Desember, PPT telah mengajukan banding kepada pengadilan pajak dan telah membayar sebagian dari utang untuk memenuhi syarat pengajuan untuk melakukan banding. Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 21. Biaya yang Masih Harus Dibayar - 39 -

22. Pendapatan Diterima Dimuka Merupakan uang muka atas jasa transportasi yang diterima dari pelanggan berikut: 31 Maret 2012 31 Desember Pelanggan ketiga - pelanggan dalam negeri Yayasan Tunas Manunggal 1.190.954.501 989.468.168 Lainnya (masing-masing dibawah 5.000.000) 2.520.021.238 2.141.684.758 Jumlah 3.710.975.739 3.131.152.926 Jumlah 3.710.975.739 3.131.152.926 23. Pinjaman Bank Jangka Panjang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk pembiayaan kendaraan baru dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 11 tanggal 6 Oktober 2009 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar 20.250.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 12% tahun 2009. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Akta No. 146, tanggal 22 Desember 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H, S.E, M.H, notaris di jakarta, dengan fasilitas non-cash loan(bank garansi) sebesar.5.000.000.000, berjangka waktu satu tahun dengan setoran jaminan sebesar 10 % dari bilyet giro yang dibuka dan fasilitas kredit investasi sebesar.3.420.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun, suku bunga sebesar 11% per tahun, dan angsuran dibayar bulanan dengan grace period dalam tiga bulan pertama. - 40 -

23. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lanjutan) Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 11 Mei 2010 dari Adrian Djuaini, S.H, notaris di jakarta dengan fasilitas KI Premium Cab sebesar.60.750.000.000, yang berlaku paling lambat dua belas (12) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit atau sampai dengan tanggal 10 Mei, berjangka waktu lima (5) tahun, suku bunga sebesar 12% per tahun, dan angsuran bulanan dengan grace period dalam enam (6) bulan pertama. Sesuai dengan Addendum I Perjanjian Kredit tanggal 27 Juni, yang dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perusahaan dengan Bank Mandiri,masa berlaku fasilitas kredit ini diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2012. Perjanjian fasilitas pinjaman ini mencakup persyaratan tertentu antara lain Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mandiri: - Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak lain berupa kredit investasi, modal kerja, atau pinjaman lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada transaksi derivatif. - Mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang dijaminkan kepada bank kepada pihak lain. - Melakukan Merger dan /atau akuisisi, kecuali yang menyebabkan kondisi debitur lebih baik. - Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menyatakan pailit atau penundaan pembayaran utang. Perusahaan juga diharuskan menjaga debt to equity ratio maksimal sebesar-besarnya 233% Berdasarkan surat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBCC.JKO/T.2/1023/2010 tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas penurunan bunga menjadi 11% pertahun, efektif belaku pada tanggal 18 Juni 2010. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 21 tanggal 27 Juni dari Adrian Djunaini, S.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar 36.000.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 11% tahun. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 23 tanggal 27 Juni dari Adrian Djunaini, S.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar 24.300.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 11% tahun. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Fasilitas Kredit No. CBC.JKO/SPPK/T.2/0394/ tanggal 21 Desember, Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi bersifat revolving sebesar 5.000.000.000 berjangka waktu lima (5) tahun dengan setoran jaminan sebesar 10% dari bilyet giro yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dan Fasilitas Kredit Investasi sebesar 8.100.000.000, dengan jangka waktu dua belas bulan, suku bunga sebesar 10.75% per tahun. Pada tanggal 31 Desember, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini. Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar. 3.877.500.000 pada 31 Maret 2012 dan.1.965.000.000 pada 31 Maret. Pembayaran beban bunga adalah sebesar 1.771.197.407 pada 31 Maret 2012 dan 1.505.564.653 pada 31 Maret. PT Bank Victoria Internasional Tbk. Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman tetap dengan angsuran (PTA) sebesar 35.000.000.000 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.05 dan 06 tanggal 9 Desember dari Hartanti Kuntoro, S.H.,notaris di Jakarta, selain fasilitas jangka pendek, fasilitas pinjaman ini berjangka waktu dua (2) tahun sejak penandatangan perjanjian kredit, dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan 233 unit kendaraan yang dimiliki oleh Grup. Pinjaman ini akan dibayar secara angsuran sebesar 2.500.000.000 pada bulan ke 6, 12 dan 18 serta 27.500.000.000 pada bulan ke-24. Manajemen akan melunasi seluruh pinjaman ini pada bulan Mei 2012. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan mencakup persyaratan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek. Pembayaran beban bunga adalah sebesar.625.225.022 pada 31 Maret 2012. - 41 -

23. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) PT Bank Windu Kentjana International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk untuk pembiayaan kendaraan baru dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut (Catatan 13): Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 121 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, dengan jumlah fasilitas sebesar 2.500.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun dengan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 13% - 15% tahun 2008. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 123 tanggal 24 September 2008 dengan fasilitas sebesar 4.500.000.000 dan syarat-syarat yang sama dengan fasilitas yang sebelumnya telah diterima oleh Perusahaan. Berdasarkan Akta No. 109 tanggal 23 Juni 2009 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta dengan fasilitas sebesar 2.700.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman sebesar 14% per tahun. Pinjaman dibayarkan dengan cara angsuran bulanan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Pembayaran pinjaman pokok pada 31 Maret 2012 dan adalah masing-masing sebesar Nihil dan 460.406.412. Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan 216.177.264 pada 31 Maret. Pinjaman diterima oleh PPT Pada 23 Juni 2008, PPT, anak perusahaan, memperoleh satu (1) fasilitas pinjaman angsuran jangka panjang dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 123 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, dengan jumlah fasilitas sebesar 2.500.000.000. Fasilitas tersebut digunakan untuk fasilitas pembiayaan kendaraan baru. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 14% - 16% pada 31 Maret dan 2010. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan operasional baru yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Pembayaran pinjaman pokok pada 31 Maret 2012 dan adalah masing-masing sebesar Nihil dan 125.731.569.Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 31 Maret 2012 dan 48.178.097 pada 31 Maret. PT Bank CIMB Niaga Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tahun 2007, Perusahaan memperoleh tambahan satu (1) fasilitas pinjaman angsuran sebesar 400.000.000, berdasarkan Perjanjian Kredit No. 2089/CSC.J-I/CIB/PK/XI/2007 tanggal 29 November 2007. Syarat-syarat pinjaman tersebut sama dengan fasilitas yang sebelumnya telah diterima oleh Perusahaan. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan mencakup persyaratan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek (Catatan 15). Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh tambahan 1 (satu) fasilitas pinjaman Transaksi Khusus (on liq basis) sebesar. 6.500.000.000 berdasarkan surat persetujuan kredit No. 250/TH/PCE/J1-HEB/VII/10 tanggal 26 Juli 2010. Syarat pinjaman tersebut sama sengan fasilitas sebelumnya yang telah diterima oleh Perusahaan. Sampai dengan Desember 2010, Perusahaan telah menggunakan fasilitas pinjaman sebesar. 2.488.560.000 yang diturunkan secara berkala. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 11% per tahun. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Pembayaran pinjaman pokok adalah sebesar.133.569.007 pada 31 maret 2012 dan 80.591.384 pada 31 maret. Beban bunga yang dibayar adalah 88.487.385 pada 31 maret 2012 dan 74.119.166 pada 31 maret. - 42 -

23. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) Pinjaman diterima oleh KT KT, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam bentuk fasilitas kredit pemilikan mobil dengan fasilitas maksimum sebesar 1.120.000.000 dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 11). Selama tahun 2008, Perusahaan menggunakan 800.000.000 dari fasilitas yang diberikan. Fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan terhitung sejak Mei 2008 dan jatuh tempo pada bulan April. Pinjaman ini dibayar dengan cara angsuran bulanan. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 10,50% - 14,25% per tahun. 24. Pinjaman Pembelian Aset Tetap Hutang pembelian aset tetap berjangka waktu 1-4 tahun dan dijamin dengan aset tetap yang dibeli melalui hutang tersebut. Pembayaran bunga masing-masing adalah sebesar 259.466.992 dan 964.583.089 pada 31 Maret 2012 dan. - 43 -

25. Non Pengendali pada Anak Perusahaan 31 Maret 2012 Modal saham Saldo Laba Selisih nilai transaksi atas penambahan modal anak perusahaan Laba (rugi) Jumlah PT Kencana Transport 980.000.000 361.550.902-22.340 1.341.573.242 PT Sejahtera AO Kencana Sakti 250.000.000 (145.926.997) - 36.295.597 140.368.600 PT Panorama Prima Kencana Transindo 4.000.000 16.856.026 - (10.906.569) 9.949.457 PT Rhadana Prima Kencana Transindo 130.000.000 (46.252.604) - (9.926.536) 73.820.860 PT Panorama Mitra Sarana 300.000.000 (79.803.481) - 20.136.128 240.332.647 PT Andalan Sekawan Transcab 300.000.000 (1.008.000) - - 298.992.000 PT Day Tans (DTS) 2.500.000 (1.398.479) 4.842.172 71.824 6.015.517 PT Dwi Ratna Pertiwi (DRP) 480.000.000 (314.733.031) - (15.896.511) 149.370.458 PT. Canary Transport 5.000.000 (460) - 4.999.540 Jumlah 2.451.500.000 (210.716.124) 4.842.172 19.796.273 2.265.422.321 26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrument keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto. Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012: - 44 -

26. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Nilai Tercatat Estimasi Nilai Wajar Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas 5.070.333.958 5.070.333.958 Piutang usaha 23.708.786.751 23.708.786.751 Piutang lain-lain 2.015.830.702 2.015.830.702 Piutang kepada pihak berelasi 3.603.265.128 3.603.265.128 Jumlah Aset Keuangan Lancar 34.398.216.539 34.398.216.539 Liabilitas Keuangan Lancar Pinjaman bank jangka pendek 29.017.125.664 29.017.125.664 Utang usaha 6.884.500.175 6.884.500.175 Biaya yang masih harus dibayar 929.118.077 929.118.077 Utang lain-lain 1.297.409.161 1.297.409.161 Utang kepada pihak berelasi 6.209.679.373 6.209.679.373 Jumlah Liabilitas Keuangan Lancar 44.337.832.450 44.337.832.450 Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Pinjaman bank (termasuk lancar dan tidak lancar) 139.691.731.027 139.691.731.027 Pinjaman pembelian aset tetap 11.585.876.804 11.585.876.804 Jumlah Liabilitas Keuangan Tidak Lancar 151.277.607.831 151.277.607.831 Jumlah Liabilitas Keuangan 195.615.440.281 195.615.440.281 Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrument keuangan: Aset dan kewajiban keuangan lancar Karena instrument keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variable Terdiri dari hutang bank jangka panjang dan hutang pembelian aset tetap. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrument dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama. 27. Modal Saham Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Blue Chip Mulia, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: - 45 -

27. Modal Saham (lanjutan) Waran Seri I Perusahaan menerbitkan 25.600.000 Waran Seri I yang menyertai setiap 5 (lima) saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar 300 per saham pada tahun 2007. Jangka waktu konversi adalah lima tahun sejak diterbitkan sampai dengan tanggal 30 Mei 2012. Setiap 1 (satu) Waran Seri I dapat dikonversikan menjadi 1 (satu) saham. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan, jumlah Waran Seri I yang belum dikonversikan menjadi saham adalah 25.330.000 waran. Manajemen Permodalan Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu. Grup mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Grup memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang neto terhadap jumlah modal. Kebijakan Grup adalah menjaga gearing ratio Grup pada kisaran gearing ratio perusahaan lain dalam industri sejenis di Indonesia. Utang bersih adalah jumlah utang (termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian) dikurangi kas dan setara kas. Modal adalah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk perusahaan, yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, ditambah dengan utang neto. Ratio Utang Neto terhadap modal pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012 31 Desember Jumlah pinjaman dan utang 186.504.412.868 143.142.113.589 Dikurangi : kas dan setara kas 5.070.333.958 2.769.032.267 Utang neto 181.434.078.910 140.373.081.322 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan 77.762.859.022 76.689.675.439 Rasio utang neto terhadap modal 233,32% 183,04% 28. Muka Setoran Modal Akun ini merupakan uang muka setoran modal dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi belum diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengesahkan penerbitan saham baru. - 46 -

29. Tambahan Modal Disetor - Bersih Akun ini merupakan tambahan modal disetor sehubungan dengan penjualan saham Perusahaan melalui penawaran umum perdana kepada masyarakat dan penerbitan saham sehubungan dengan konversi Waran Seri I sebagai berikut: Perusahaan membeli saham DRP dan PPT dalam rangka restrukturisasi entitas sepengendali dengan rincian sebagai berikut: 31. Penjualan Neto Rincian dari pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan, seluruhnya dalam mata uang Rupiah, adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis produk 31 Maret 2012 31 Maret Jasa angkutan penumpang Bis 21.170.687.327 25.635.586.763 Taxi 7.939.559.714 3.566.100.547 Jumlah jasa angkutan penumpang 29.110.247.041 29.201.687.310 Jasa angkutan antar kota 9.466.152.246 7.741.559.300 Jasa perjalanan wisata 5.982.127.327 243.445.479 Jasa sewa kendaraan 1.404.863.294 802.061.952 Tiket pesawat 268.084.556 243.445.479 Lain lain 2.726.500.000 490.772.400 Jumlah 48.957.974.464 38.722.971.920 - - 47 -

31. Penjualan Neto (Lanjutan) b. Berdasarkan sumber pendapatan 31 Maret 2012 31 Maret Pihak Berelasi PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (DTN) 2.137.112.500 5.831.391.666 PT Panorama Tour Indonesia (dahulu PT Tirta Putra Wisata) 321.224.000 543.313.750 PT Panorama Convex Indah 510.310.000 20.560.000 PT Destinasi Garuda Wisata - 336.337.000 PT Oasis Rhadana Hotel - 41.075.000 PT Asian Trails Indonesia - 258.720.000 PT Emerald Paradise 4.660.000 38.775.000 Lain-lain (dibawah 10 juta) - 51.744.000 Jumlah 2.973.306.500 7.121.916.416 Pihak ketiga 45.984.667.964 31.601.055.504 Jumlah 48.957.974.464 38.722.971.920 Pada 31 Maret 2012 dan, penjualan kepada DTN masing-masing sebesar 8,6% dan 8,3% dari jumlah pendapatan usaha konsolidasi. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. 32. Beban Pokok Penjualan 31 Maret 2012 31 Maret Bahan bakar 7.473.324.081 8.393.140.900 Penyusutan 7.920.919.267 7.699.875.176 Beban kendaraan 5.454.699.881 5.037.921.894 Gaji dan tunjangan karyawan 2.058.530.183 2.370.183.973 Perbaikan dan pemeliharaan 2.952.450.174 1.742.766.535 Perjalanan dinas - - Beban jasa perjalanan wisata 1.290.311.808 113.977.417 Asuransi 371.929.567 383.668.011 Lain-lain 5.598.497.163 707.154.270 Jumlah 33.120.662.124 26.448.688.176 Selama triwulan pertama tahun 2012 dan, beban langsung yang merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu dari PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (DTN), masing-masing sebesar. 60.000.000,- dan Nihil. Pada triwulan pertama tahun 2012 dan, tidak terdapat pembelian dari pemasok tunggal yang jumlahnya melebihi 10% dari jumlah pembelian pada tahun-tahun tersebut. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. - 48 -

33. Beban Penjualan Penjualan 31 Maret 2012 31 Maret Gaji dan tunjangan karyawan 1.256.969.280 1.011.890.653 Pemasaran dan promosi 453.133.590 463.303.206 Jumlah 1.710.102.870 1.475.193.859 Umum dan Administrasi Gaji dan tunjangan karyawan 5.027.877.119 4.155.468.548 Administrasi kantor 710.721.017 841.261.922 Sewa 638.620.906 496.173.629 Penyusutan 724.147.401 523.020.768 Perbaikan dan pemeliharaan 278.751.314 77.089.122 Pos dan telekomunikasi 473.066.115 431.157.571 Jasa profesional 307.895.000 67.506.232 Imbalan pasti pasca-kerja - neto Pajak 4.199.500 13.037.486 Penyisihan kerugian penurunan nilai - - Perizinan 240.152.982 52.141.444 Asuransi 0 5.555.066 Lain-lain 333.821.464 7.375.217 Jumlah 8.739.252.818 6.669.787.005 Sampai triwulan pertama tahun 2012 dan, beban umum dan administrasi yang merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 34. Beban Bunga Terdiri dari beban bunga atas: 31 Maret 2012 31 Maret Pinjaman bank jangka pendek 804.929.407 763.535.721 Liabilitas jangka panjang: Pinjaman bank 2.484.909.914 1.844.739.180 Pinjaman pembelian aset tetap 259.466.992 964.583.090 Jumlah 3.549.306.313 3.572.857.991-49 -

35. Imbalan Pasca Kerja Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut. Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen tertanggal 22 Maret 2012 Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing sebanyak 1120 karyawan pada 31 Maret 2012 dan 1096 karyawan pada 31 Desember. Rekonsiliasi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada neraca konsolidasi adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012 31 Desember Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai 3.947.271.014 3.947.271.014 Kerugian aktuarial yang tidak diakui (637.162.455) (637.162.455) Pembayaran selama tahun berjalan (12.860.675) - Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 3.297.247.884 3.310.108.559 Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja: 36. Pajak Penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan untuk periode berjalan tidak melakukan rekonsiliasi antara laba fiskal dengan laba akuntansi. Perhitungan taksiran pajak penghasilan didasarkan atas laba akuntansi yang dikenakan tarif pajak penghasilan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 37. Laba Neto per saham Perhitungan laba per saham berdasarkan informasi berikut: Efek berpotensi saham biasa yang dilutif tidak memiliki dampak terhadap perhitungan laba per saham pada 31 Maret 2012 dan karena harga konversi waran lebih tinggi dibandingkan harga pasar saham. Oleh karena itu, tidak terdapat potensi untuk pelaksanaan konversi waran. - 50 -