III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Timbangan analitik dan timbangan digital, berfungsi untuk menimbang. 2. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

LAMPIRAN. % dari pakan

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

MATERI DAN METODE. Sedangkan analisis kimia dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III METODOLOGI. Penelitian mengenai konsentrat terfermentasi dilaksanakan. Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Transkripsi:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian (1) Kulit Pisang Nangka Matang Kulit pisang Nangka matang diperoleh dari tiga tempat yang berbeda, yaitu Pasar Tanjungsari Sumedang, Pasar Gede Bage dan Pasar Caringin Bandung dengan total jumlah 12 kg pisang. Kulit pisang dijemur dengan sinar matahari dan dikeringkan di oven, kemudian digiling menjadi tepung, dan disaring. (2) Rumput Lapang Rumput lapang diperoleh dari lingkungan sekitar Kandang Domba Kambing, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Rumput lapang di jemur dengan sinar matahari, dan dikeringkan di oven, kemudian digiling menjadi tepung. (3) Konsentrat Konsentrat diperoleh dari Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) dengan campuran bahan pakan wheat pollard, bungkil kopra, dedak halus, onggok, DDGS, kulit kacang, molases, brand pollard, kulit kopi, tepung ubi, bostel kering, kapur, garam dan mineral. Konsentrat digunakan sebagai pakan tambahan bagi ternak domba. (4) Cairan Rumen Cairan rumen digunakan sebagai media percobaan yang diperoleh dari domba lokal di Tempat Pemotongan Hewan (TPH) milik Pak Bandi di Jatinangor Kabupaten Sumedang.

23 (5) Saliva Buatan Saliva buatan dibuat berdasarkan metode McDougall (1948), yang digunakan sebagai media untuk menirukan kondisi rumen domba. Penggunaan saliva buatan berperan sebagai buffer untuk menjaga kestabilan kondisi cairan rumen. Fungsi larutan ini sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen secara in vitro. (6) Gas Karbondioksida (CO2) Gas CO2 digunakan untuk membuat kondisi anaerob dalam tabung fermentor sebelum fermentasi oleh mikroba rumen berlangsung secara in vitro. Gas CO2 dimasukkan ke dalam fermentor, sehingga oksigen (O2) terdesak keluar dan digantikan oleh gas CO2. (7) HgCl2 HgCl2 digunakan untuk mematikan mikroba rumen sehingga proses fermentasi berhenti. Larutan HgCl2 diberikan sebanyak 2 tetes ke dalam masing-masing unit percobaan saat inkubasi selesai untuk memisahkan supernatan dan residunya. (8) H2SO4 15% Larutan H2SO4 15% digunakan dalam pengujian asam lemak terbang (Volatile Fatty Acid - VFA). (9) NaOH 0,5 N Larutan NaOH 0,5 N digunakan dalam pengujian asam lemak terbang (Volatile Fatty Acid - VFA). Larutan ini digunakan sebagai media penangkapan VFA pada sampel dalam proses destilasi uap.

24 (10) Indikator Phenolptalein (PP) Indikator phenolptalein digunakan dalam pengujian asam lemak terbang (Volatile Fatty Acid - VFA) sebagai indikator warna dalam proses titrasi. (11) HCl 0,5 N Larutan HCl 0,5 N digunakan dalam proses titrasi dalam pengujian asam lemak terbang (VFA). (12) Asam Borat Asam borat digunakan dalam pengujian amonia (NH3). Larutan ini digunakan sebagai media penangkapan NH3 pada sampel. (13) Na2CO3 Larutan Na2CO3 digunakan dalam pengujian amonia (NH3). (14) H2SO4 0,006 N Larutan H2SO4 0,006 N digunakan dalam proses titrasi dalam pengujian amonia (NH3). 3.2. Peralatan Penelitian 3.2.1. Peralatan Persiapan Bahan/Sampel (1) Pisau, untuk memisahkan antara kulit dan daging pisang yang cukup sulit dipisahkan. (2) Terpal, digunakan sebagai alas penjemuran kulit pisang, dan rumput lapang. (3) Oven, digunakan untuk mengeringkan kulit pisang dan rumput lapang setelah dikeringkan dengan sinar matahari.

25 (4) Hammer mill, digunakan untuk menggiling kulit pisang dan rumput lapang hasil pengeringan menjadi tepung. (5) Saringan, digunakan untuk menyaring kulit pisang sebelum dicampurkan dalam ransum. (6) Kantong plastik, digunakan untuk menampung hasil penggilingan sampel (tepung kulit pisang). (7) Timbangan analitik, digunakan untuk menimbang bahan sesuai masingmasing perlakuan. 3.2.2. Peralatan Pengambilan Cairan Rumen (1) Termos, digunakan untuk membawa cairan rumen dari tempat pemotongan hewan ke laboratorium agar suhu tetap konstan. Sebelumnya termos diisi air hangat dengan kisaran suhu 39-40 0 C untuk membuat kondisi temperatur seperti kondisi tubuh domba hingga penuh untuk membuat kondisi anaerob. (2) Termometer, digunakan untuk mengukur suhu air yang ada di dalam termos. (3) Kain muslin, digunakan untuk menyaring cairan rumen dari domba yang dipotong. (4) Corong, digunakan untuk membantu memasukkan cairan rumen ke dalam thermos.

26 3.2.3. Peralatan Membuat Saliva Buatan (1) Beaker glass, digunakan untuk menampung saliva buatan. (2) ph meter, digunakan untuk mengukur nilai ph larutan saliva buatan. 3.2.4. Peralatan Analisis in Vitro (1) ph meter, digunakan untuk mengukur nilai ph cairan rumen. (2) Tabung fermentor dengan tutup karet, digunakan sebagai alat pencernaan tiruan sebanyak 20 tabung. (3) Rak, digunakan untuk tempat menahan tabung fermentor selama inkubasi. (4) Waterbath, digunakan untuk tempat inkubasi dengan menggunakan air hangat dengan suhu 39-40 0 C. (5) Termometer, digunakan untuk mengukur suhu air yang ada di waterbath dalam menjaga kondisi seperti dalam rumen domba. (6) Sentrifuse, digunakan untuk memisahkan supernatant dan residu sampel yang nanti digunakan dalam pengukuran produksi VFA dan NH3. (7) Tabung destilasi uap yang dipanaskan dengan uap air, digunakan untuk pengukuran kadar total VFA. (8) Erlenmeyer, digunakan sebagai tempat menampung hasil kondensasi VFA. (9) Cawan Conway, digunakan untuk pengukuran NH3. (10) Seperangkat alat destilasi, untuk melakukan destilasi saat pengukuran VFA. (11) Seperangkat alat titrasi, digunakan untuk mengukur kadar titran saat pengukuran VFA dan NH3.

27 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Prosedur Persiapan Bahan/Sampel (1) Mempersiapkan kulit pisang Nangka matang. (2) Melakukan pengeringan dengan menggunakan sinar matahari dan oven hingga kering. (3) Bahan digiling menggunakan hammer mill hingga menjadi tepung halus. (4) Menimbang masing-masing sampel dalam ransum (kulit pisang, konsentrat, dan rumput lapang) untuk setiap perlakuan, kemudian masingmasing dimasukkan ke dalam tabung fermentor. Adapun kandungan zat makanan bahan pakan yang digunakan berdasarkan bahan kering (BK) disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Kandungan Zat Makanan Bahan Pakan yang Digunakan Berdasarkan Bahan Kering Bahan Pakan Zat Makanan (%)* PK SK BETN LK Abu Rumput Lapangan 9,10 28,76 48,09 4,72 9,33 Kulit Pisang Nangka Matang 8,98 13,70 62,80 1,62 12,90 Konsentrat 13,76 18,76 43,90 9,37 14,21 Keterangan: *Hasil analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2016) Beberapa bahan pakan tersebut dicampurkan dengan jumlah berbeda-beda untuk masing-masing perlakuan. Adapun kandungan zat makanan untuk setiap komposisi yang terdapat pada perlakuan berdasarkan bahan kering (BK) disajikan pada tabel 2.

28 Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan dan Kandungan Zat Makanan Ransum Tiap Perlakuan Berdasarkan Bahan Kering Bahan Pakan Perlakuan (%) R1 R2 R3 R4 Rumput Lapangan 50 40 30 20 Kulit Pisang Nangka Matang 10 20 30 40 Konsentrat 40 40 40 40 Zat Makanan Ransum (%) R1 R2 R3 R4 Protein Kasar (PK) 10,95 10,94 10,93 10,92 Serat Kasar (SK) 23,25 21,75 20,24 18,74 Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 47,89 49,36 50,83 52,30 Lemak Kasar (LK) 6,27 5,96 5,65 5,34 Abu 11,64 12,00 12,35 12,71 3.3.2. Prosedur Pengambilan Cairan Rumen (1) Mempersiapkan termos berisi air panas (39-40 0 C) penuh untuk membuat kondisi seperti di dalam rumen domba. (2) Melakukan pemotongan domba sebanyak 2-3 ekor. (3) Mengambil cairan rumen domba dengan cara menyaringnya menggunakan kain muslin (4) Cairan rumen langsung dimasukan ke dalam termos hingga penuh untuk selalu menjaga kondisi an aerob seperti dalam rumen dan kemudian termos ditutup rapat. Air dalam termos sebelumnya dibuang.

29 3.3.3. Prosedur Membuat Saliva Buatan (1) Larutan saliva buatan (McDougall) dibuat sebanyak 6 liter. (2) 5 liter air destilasi dimasukkan ke dalam labu takar yang bervolume 6 liter dan dicampurkan dengan 58,8 g Na HCO3, 42 g Na2HPO4.7H2O, 3,42 g KCl, 2,82 g NaCl, 0,72 g MgSO4.7H2O, dan 0,24 CaCl2. (3) Campuran tersebut diaduk dengan gas CO2 secara perlahan-lahan dengan cara melewatkannya dengan tujuan menurunkan nilai ph hingga mencapai nilai ph 6,8. (4) Hangatkan larutan sebanyak yang diperlukan hingga 37 0 C. (5) Jika perlu diaduk kembali dengan gas CO2 hingga mencapai nilai ph 6,8. 3.3.4. Prosedur Analisis in Vitro (1) Mempersiapkan waterbath dengan berisi air hangat dengan suhu sekitar 39-40 0 C. (2) Mencampurkan saliva buatan dengan cairan rumen domba segar. (3) Mengisi masing-masing tabung fermentor dengan gas CO2 untuk membuat kondisi an aerob. (4) Memasukkan campuran saliva buatan dengan cairan rumen ke dalam tabung fermentor yang telah terisi masing-masing sampel untuk setiap perlakuan. (5) Menutup masing-masing tabung fermentor yang telah terisi semua bahan dan memasukkannya ke dalam waterbath sambil diaduk rata (menggoyangkan tabung fermentor secara hati-hati).

30 (6) Setiap 30 menit pertama diaduk kembali selama 3 jam pertama. (7) Semua sampel diinkubasi selama 24 jam, dengan melakukan pengadukan kembali selama 3 jam sekali selanjutnya. (8) Setelah proses inkubasi selesai, semua sampel diberikan 2 tetes HgCl2 kemudian disentifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit sehingga dihasilkan supernatan sampel. (9) Supernatan diambil dan disimpan dalam botol penyimpanan dan disimpan dalam lemari pendingin. (10) Kemudian masing-masing sampel dilakukan pengukuran jumlah produksi VFA dan NH3. 3.3.5. Prosedur Pengukuran VFA (1) Sebanyak 5 ml supernatan dimasukkan ke dalam tabung destilasi yang dipanaskan dengan uap air. (2) Tabung segera ditutup rapat setelah ditambahkan 1 ml H2SO4 15%. (3) Uap panas akan mendesak VFA melewati tabung pendingin terkondensasi dan ditampung dengan Erlenmeyer berisi 5 ml NaOH 0,5 N sampai mencapai volume sekitar 200-300 ml. (4) Selanjutnya ditambahkan indikator phenolpthaelin (pp) sebanyak 2 tetes dan dititrasi dengan HCl 0,5 N. (5) Titrasi berakhir pada saat awal perubahan warna dari merah menjadi bening.

31 3.3.6. Prosedur Pengukuran NH3 (1) Sebanyak 1 ml supernatan diletakkan di kiri sekat cawan Conway dan 1 ml larutan Na2CO3 jenuh ditempatkan pada sekat kanan. (2) Cawan kecil di tengah diisi asam borat berindikator merah metil dan brom kresol hijau sebanyak 1 ml. (3) Cawan Conway ditutup rapat dengan tutup bervaselin lalu digoyangkan/diaduk sehingga supernatan bercampur dengan Na2CO3. (4) Biarkan selama 24 jam pada suhu kamar, sehingga amonia terikat oleh asam Borat. (5) Setelah 24 jam, kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,006 N sampai warna berubah kemerahan. 3.4. Peubah yang Diamati 3.4.1. Asam Lemak Terbang (VFA) Penentuan kadar asam lemak terbang (VFA) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: b = volume titran blanko s = volume titran sampel N = normalitas larutan HCl

32 3.4.2. Amonia (NH3) Penentuan kadar amonia (NH3) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. NH3 (mm) = ml titrasi N H2SO4 1000 Keterangan : ml N : volume yang terpakai titrasi : normalitas asam sulfat 3.5. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga terdapat 20 unit percobaan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) R1 = 10% tepung kulit pisang Nangka matang + 50% rumput lapang + 40% konsentrat (2) R2 = 20% tepung kulit pisang Nangka matang + 40% rumput lapang + 40% konsentrat (3) R3 = 30% tepung kulit pisang Nangka matang + 30% rumput lapang + 40% konsentrat (4) R4 = 40% tepung kulit pisang Nangka matang + 20% rumput lapang + 40% konsentrat

33 Data kemudian diuji dengan analisis sidik ragam. Adapun model matematika dan rancangan yang digunakan, yaitu: Yij = + i + ij Keterangan: Yij = pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j. = rataan umum. i = pengaruh perlakuan ke-i. ij = pengaruh acak perlakuan ke-i ulangan ke-j/galat. i = pengaruh ke-i (1,2,3,4) j = ulangan ke-j (1,2,3,4,5) Hipotesis yang diuji : H0 : Pengaruh perlakuan R1 = R2 = R3 = R4 artinya tidak ada pengaruh imbangan kulit pisang Nangka matang terhadap produksi VFA dan NH3. H1 : Pengaruh perlakuan R1 R2 R3 R4 artinya paling sedikit ada satu perlakuan yang berbeda. Pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dilakukan menggunakan analisis ragam dengan bentuk daftar sidik ragam disajikan pada tabel 3.

34 Tabel 3. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman db JK KT F Hitung F Tabel Perlakuan t-1 JKP α: 0,05 Galat t(r-1) JKG Total tr-1 JKT Keterangan: α : Standard error JKG : Jumlah Kuadrat Galat SK : Sumber keragaman JKT : Jumlah Kuadrat Total db : Derajat bebas KT : Kuadrat Tengah JK : Jumlah Kuadrat KTP : Kuadrat Tengah Perlakuan JKP : Jumlah Kuadrat Perlakuan KTG : Kuadrat Tengah Galat Kaidah Keputusan: (1) Jika F hitung F tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. (2) Jika F hitung > F tabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant). Tolak H0 dan terima H1. Jika H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh perlakuan yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, pengujian lanjutan tidak perlu dilakukan, tetapi apabila H0 ditolak, berarti ada perlakuan yang berbeda. Hal tersebut perlu dilakukan pengujian lanjut untuk mengetahui perbedaan diantara nilai tengah tersebut.

35 Apabila hasil yang diperoleh berbeda, maka dilakukan uji lanjut untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan, dengan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan, dengan rumus: LSR = SSR Sx Keterangan: Sx r : Standard error : Ulangan KTG : Kuadrat Tengah Galat LSR SSR : Least Significant Range Test : Studentized Significant Range Apabila selisih antara perlakuan (d) dibandingkan dengan LSRα, kaidah keputusannya sebagai berikut. (1) d LSR, maka tidak berbeda nyata (terima H0). (2) d > LSR, maka berbeda nyata (tolak H0).