Elli Kusumawati, Manopo

dokumen-dokumen yang mirip
Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING KELAS VIII SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 15 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PROBING PROMPTING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP. Agni Danaryanti, Dara Tanaffasa

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 24-31

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Siti Mawaddah, Yulianti

PENGARUH GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DI SMP. Agni Danaryanti, Herlina Noviani

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

PROSIDING ISBN :

ABSTRAK MENGATASI KESULITAN MEMAHAMI KONSEP SISTEM REGULASI MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF PADA SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DI SMA NEGERI 1 RANTAU

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

OLEH DESRIYANTI A1C309009

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA)

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (DISCOVERY LEARNING)

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENERAPAN METODE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty Ayu Prichasari

Saudah, Agni Danaryanti

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik dan Percaya Diri Siswa Kelas X Melalui Model Discovery Learning

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMERIKSA BERPASANGAN (PAIR CHECKS)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

1130 ISSN:

Kata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI UNTUK SISWA KELAS VIII B SMPN 2 KECAMATAN

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

IDENTIFIKASI KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL FUNGSI KOMPOSISI PESERTA DIDIK KELAS X KEUANGAN SMK NEGERI DI BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK

Ramadi, Eva Sarah Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr Universitas Lambung Mangkurat

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

Oleh: RISA AMALIA A

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP. Sumartono, Ida Zubaidah

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

Transkripsi:

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm 118-125 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI SMPN 13 BANJARMASIN Elli Kusumawati, Manopo Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjen H Hasan Basry Kayutangi Banjarmasin e-mail : ellikusumawati@unlam.ac.id Abstrak. Salah satu peran penting matematika adalah sebagai alat komunikasi. Matematika adalah bahasa. Sebagai bahasa, kemampuan komunikasi matematika sangat penting untuk menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat. Hasil wawancara dengan guru pengajar mata pelajaran matematika kelas VII di SMPN 13 Banjarmasin, menunjukan bahwa pada materi garis dan sudut siswa sering melakukan kesalahan dalam penulisan simbol dan pengukuran sudut. Hasil observasi, peneliti menemukan terjadi banyak kesalahan penulisan simbol dan penyampaian ide/gagasan matematis di kelas VII A. Sebagai upaya perbaikan, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi garis dan sudut dengan model pembelajaran quantum dan untuk meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas VII A SMPN 13 Banjarmasin. Salah satu karakteristik pembelajaran quantum adalah memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Karena itu komunikasi dan aktivitas siswa menjadi sangat penting dalam model pembelajaran quantum. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMPN 13 Banjarmasin yang berjumlah 32 siswa dan objek penelitian adalah kemampuan komunikasi matematis siswa dan aktivitas siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, dokumentasi, dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes kemampuan komunikasi matematis. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan teknik statistika deskriptif untuk menentukan keberhasilan penelitian berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan aktivitas siswa pada materi garis dan sudut di kelas VII A SMPN 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: kemampuan komunikasi matematis, aktivitas siswa, model pembelajaran quantum, garis dan sudut. Menurut Ediger (2000), matematika adalah satu dari sekian banyak bahasa dalam hidup manusia dan niscaya tidak ada lagi bahasa yang menakjubkan yang pernah diciptakan oleh pikiran manusia. Menurut Schoenfeld (Soemarmo, 2014), matematika adalah suatu disiplin ilmu yang hidup dan tumbuh di mana kebenaran dicapai secara individu dan melalui masyarakat matematis. Menurut Dantzig matematika merupakan suatu bahasa, yakni bahasa sains (Dahlan, 2011), sedangkan Jacobs menyatakan bahwa matematika merupakan bahasa universal (Dahlan, 2011), dan Soemarmo & Hendriana (2014) mendefinisikan matematika sebagai bahasa yang memiliki beberapa kesamaan dengan bahasa lainnya antara lain, matematika memiliki aturan dan istilah tertentu. Berdasarkan jenisnya, kemampuan matematis dapat diklasifikasikan dalam lima

Elli Kusumawati, Manopo, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan 2 kompetensi utama yaitu: pemahaman matematis (mathematical understanding), pemecahan masalah (mathematical problem solving komunikasi matematis (mathematical communication), koneksi matematis (mathematical connection) dan penalaran matematis (mathematical reasoning) (Soemarmo & Hendriana, 2014). Menurut Baroody dalam Soemarmo & Hendriana (2014) pentingnya kemampuan komunikasi matematis antara lain adalah matematika sebagai bahasa esensial yang tidak hanya untuk alat berpikir, menemukan rumus, menyelesaikan masalah, atau menyimpulkan saja, namun matematika juga memiliki nilai yang tak terbatas untuk menyatakan beragam ide secara jelas, teliti dan tepat; matematika dan belajar matematika adalah jantungnya kegiatan sosial manusia, misalnya dalam pembelajaran matematika interaksi antara guru dan siswa adalah faktor penting dalam memajukan potensi siswa. Prinsip dan standar pada matematika sekolah menegaskan Siswa memperoleh pandangan dalam pikirannya ketika mereka menyajikan metode dalam menyelesaikan masalah, ketika mereka membenarkan penalaran mereka pada temannya, atau ketika mereka merumuskan sebuah pertanyaan. (NCTM, 2000). NCTM (1989) memberikan kemampuan dalam matematika sebagai berikut. (1) Kemampuan dalam mengekspresikan ide-ide matematika melalui lisan, tulisan, dan mampu mendemostrasikannya, serta menggambarkan secara visual; (2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika melalui lisan, tulisan maupun bentuk visual lainnya; (3) Kemampuan dalam menggunakan istilah, notasi matematika, dan strukturstrukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan, serta model-model situasi (Dahlan, 2011). Pendidik semestinya tidak memandang sebelah mata permasalahan komunikasi matematis ini sebab kurangnya kemampuan matematis pada siswa tentu berdampak pada proses pemahaman matematika siswa. Oleh karena itu kita sebagai pendidik harusnya mencari jalan keluar dengan menemukan pendekatan, metode atau model pembelajaran yang cocok bagi siswa dalam melatih kemampuan komunikasi matematisnya. Berdasarkan pengamatan pada tugas harian siswa, penyebab utama rendahnya hasil belajar siswa adalah siswa kerap kali membuat kesalahan dalam hal mengemukakan jawaban dan menyatakan ekspresi matematika, diantaranya penulisan notasi/simbol dan operasi hitung secara tepat, kemampuan memahami soal seperti informasi yang diketahui dari soal, dan kemampuan menyampaikan gagasan atau relasi matematika dalam bentuk gambar, grafik, tabel atau kalimat secara jelas. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kemampuan komunikasi matematis siswa, sehingga perlu adanya upaya perbaikan dalam hal meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran matematika, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak mengamati, mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, dan kurang lancar saat mempresentasikan jawaban kepada temannya serta mengalami kesulitan saat guru meminta siswa menyimpulkan pembelajaran pada saat itu. Dari penelitian yang dilakukan Amalia (2013) menyatakan peningkatan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran quantum lebih baik daripada pembelajaran tradisional dan sikap siswa terhadap model pembelajaran quantum dengan kerangka perencanaan TANDUR adalah positif. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dengan model pembelajaran quantum lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran quantum memiliki beberapa karakteristik diantaranya memusatkan perhatian pada interaksi yang

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm 118-125 3 bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral. Karena itu, model pembelajaran quantum memberikan tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam kaitan inilah faktor komunikasi dan aktivitas siswa selama interaksi menjadi sangat penting dalam model pembelajaran ini. Model pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing dan dalam model pembelajaran quantum memanfaatkan gaya belajar masing-masing siswa, yakni gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Sehingga pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien dengan tetap mempertahankan minat belajar, karena belajar dapat berlangsung secara terfokus tetapi santai. Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi serta aspekaspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi, berkerja sama, memodelkan, memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan serta mengemukakan gagasannya mengenai materi garis dan sudut. Dengan demikian diharapkan terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa khususnya pada materi garis dan sudut. Hal ini sesuai dengan karakteristik dan TANDUR sebagai kerangka perencanaan pada pembelajaran quantum. Bobby De Porter, mengembangkan langkahlangkah pembelajaran pada model pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (Sugiyanto, 2010). Dalam pembelajaran quantum, keterampilan belajar dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar dengan efisien dan cepat, dengan tetap mempertahankan minat belajar, karena belajar dapat berlangsung secara terfokus tetapi santai. Menurut Kosasih dan Sumarna (2013), dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan belajar di kelas perlu memanfaatkan gaya belajar masing-masing siswa, yakni gaya belajar visual, auditorial, kinestetik. Sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini maka hipotesis tindakannya adalah Melalui model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan aktivitas siswa pada materi garis dan sudut di kelas VII A SMPN 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro. Penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Setiap siklus pada penelitian tindakan terdiri dari tahapan-tahapan, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observasi) dan evaluasi, (4) refleksi (reflecting) (Arikunto, 2013). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis dan aktivitas siswa di kelas VII A SMP Negeri 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 pada materi Garis dan Sudut selama pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran quantum Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Banjarmasin yang beralamat di jalan Abdi Persada No.128 Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama bulan November 2015.

Elli Kusumawati, Manopo, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan 4 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Analisis hasil tes kemampuan komunikasi matematis dilakukan terhadap hasil tes Siklus I dan Siklus II. Pada hasil tes kemampuan komunikasi matematis Siklus I hingga Silkus II, skor rata-rata masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dihitung keseluruhan untuk menentukan keberhasilan (3) penelitian. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila: (1) Rata-rata skor setiap indikator pada tes evaluasi kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat dari Siklus I ke Siklus II. (2) Rata-rata persentase seluruh aktivitas siswa meningkat dari Siklus I ke Siklus II dan mencapai minimal kualifikasi cukup. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian terhadap aktivitas belajar matematika siswa untuk setiap aspek yang diamati pada setiap siklusnya dapat dicermati dari grafik berikut. Tabel 1 Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus I No Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Ke- Pembelajaran 1 2 3 1 Menyimak penjelasan yang diberikan oleh guru. 81% 91% 84% 2 Mengamati gambar yang disajikan 84% 59% 81% pada buku, LKK (dan LCD). 3 Bertanya mengenai materi yang 53% 53% 47% diberikan oleh guru. 4 Melakukan kegiatan sesuai instruksi 68% 72% 78% guru. 5 Menggali informasi pada buku siswa. 38% 75% 44% 6 Bekerjasama dengan semua anggota 78% 81% 81% kelompok dalam mengerjakan LKK. 7 Aktif bertanya tentang hal yang kurang 53% 47% 84% dipahami serta mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi kelas. 8 Memperhatikan kelompok yang sedang 81% 66% 47% presentasi. Rata-rata setiap pertemuan 67% 68% 68% Rata-rata siklus I 67,67% Kualifikasi Baik Tabel 1 memperlihatkan rata-rata aktivitas belajar matematika siswa meningkat dari siklus 1 dan siklus II. Aktivitas siswa selama pembelajaran Siklus II dapat dilihat secara ringkas pada tabel 2. Tabel 2 Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus I No Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Ke- Pembelajaran 1 2 3 1 Menyimak penjelasan yang diberikan oleh guru. 81% 94% 78%

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm 118-125 5 2 Mengamati gambar yang disajikan 63% 78% 81% pada buku, LKK (dan LCD). 3 Bertanya mengenai materi yang 47% 72% 84% diberikan oleh guru. 4 Melakukan kegiatan sesuai instruksi 44% 75% 81% guru. 5 Menggali informasi pada buku siswa. 69% 72% 72% 6 Bekerjasama dengan semua anggota 72% 81% 75% kelompok dalam mengerjakan LKK. 7 Aktif bertanya tentang hal yang kurang 72% 78% 84% dipahami serta mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi kelas. 8 Memperhatikan kelompok yang 84% 72% 75% sedang presentasi. Rata-rata setiap pertemuan 66% 78% 79% Rata-rata siklus I 74,33% Kualifikasi Baik Hasil penilaian bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran menduduki persentase ratarata dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini: No Tabel 1 Persentase seluruh aktivitas siswa pada Siklus I dan II Aktivitas Siswa Selama Persentase rata-rata Pembelajaran 1 Menyimak penjelasan yang diberikan oleh guru. 85 84 2 Mengamati gambar yang disajikan 75 74 pada buku, LKK (dan LCD). 3 Bertanya mengenai materi yang 51 68 diberikan oleh guru. 4 Melakukan kegiatan sesuai instruksi 73 67 guru. 5 Menggali informasi pada buku siswa. 52 71 6 Bekerjasama dengan semua anggota kelompok dalam mengerjakan LKK. 7 Aktif bertanya tentang hal yang kurang dipahami serta mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi kelas. 8 Memperhatikan kelompok yang sedang presentasi. 80 76 61 78 65 77 Jika dibandingkan masing-masing aktivitas siswa pada Siklus I dan Siklus II maka terjadi peningkatan dan penurunan rata-rata persentase pada masing-masing indikator. Berdasarkan presentase yang terlihat pada tabel diatas, dapat digambarkan pada gambar 1 berikut.

Elli Kusumawati, Manopo, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan 6 90% 80% 70% 60% 50% 85% 84% 75% 74% 51% 73% 68% 67% 52% 71% 80% 76% 78% 77% 61% 65% 40% 30% 20% 10% 0% A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Siklus I Siklus II Berdasarkan diagram batang pada gambar 20, A1, A2, A4, dan A6 terjadi penurunan rata-rata persentase keaktifan siswa. Meskipun demikian penurunan yang terjadi tidak begitu signifikan karna rata-rata persentase A1, A2, A4,dan A6 pada Siklus I termasuk dalam kualifikasi baik dan dengan penurunan rata-rata persentase pada Siklus II ini semua aktivitas yang mengalami penurunan tersebut masih tetap berada dalam kualifikasi baik. Sebaliknya aktivitas yang mengalami peningkatan adalah A3, A5, A7, dan A8 yang meningkat dari Siklus I ke Siklus II. Peningkatan aktivitas siswa pada Siklus II ini signifikan terutama pada A3 dan A5 karena pada Siklus I, persentase rata-rata aktivitas A3 dan A5 termasuk dalam kualifikasi cukup dan pada Siklus II meningkat menjadi kualifikasi baik. Aktivitas A7 dan A8 walaupun terjadi peningkatan persentase rata-rata namun masih tetap seperti Siklus I yaitu termasuk dalam kualifikasi baik. Untuk menggambarkan persentase rata-rata total aktifitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 1 Diagram aktivitas siswa pada Siklus I dan II

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm 118-125 75% 74% 73% 72% 71% 70% 69% 68% 67% 66% 65% 64% Persentase rata-rata Siklus I Siklus II Gambar 2 Diagram persentase total aktivitas siswa pada Siklus I dan II Berdasarkan diagram batang di atas, persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa pada Siklus I adalah 67,67 % dan termasuk dalam kualifikasi baik sedangkan persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa pada Siklus II adalah 74,33% dan termasuk dalam kualifikasi baik. Walaupun tidak terjadi perubahan pada kategori kualifikasi aktivitas siswa pada Siklus I dan II, namun rata-rata persentase keseluruhan aktivitas meningkat 6,67% dari Siklus I ke Siklus II. Untuk menggambarkan hasil evaluasi siswa siklus satu dan dua dapat dilihat pada gambar 3 berikut. 4 3.5 3 2.5 2.292.32 3.47 2.36 2.23 2.68 3.16 2.97 2.52 2.32 2 1.5 1.73 1.84 Siklus I Siklus II 1 0.5 0 1 2a 2b 3a 3b 4 Gambar 3 Diagram hasil evaluasi pada Siklus I dan II Dengan membandingkan rata-rata setiap indikator dari hasil evaluasi Siklus I dan II. Dapat diketahui bahwa rata-rata setiap indikator kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat dari Siklus I ke Siklus II. Secara tidak langsung rata-rata total kemampuan komunikasi matematis siswa dari Siklus I ke Siklus II juga meningkat.

Elli Kusumawati, Manopo, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan 2 Peningkatan yang terjadi pada indikator 1 sebanyak 0,03, indikator 2a sebanyak 1,74, indikator 2b sebanyak 0,13, indikator 3a sebanyak 0,84, indikator 3b sebanyak 0,19, dan pada indikator 4 terjadi peningkatan sebanyak 0,20. Pada hasil evaluasi Siklus I indikator 2a dan 3a sama-sama memiliki nilai terendah. Namun pada Siklus II, kedua indikator ini merupakan indikator yang paling banyak mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi sebagai hasil dari upaya perbaikan tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan Siklus II berdasarkan hasil refleksi Siklus I. Berdasarkan hasil evaluasi pada Siklus II, kemampuan komunikasi matematis siswa meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis dari Siklus I ke Siklus II. Dengan meningkatnya aktivitas siswa dengan kualifikasi baik dan meningkatnya kemampuan komunikasi matematis siswa dari Siklus I ke Siklus II dengan menggunakan model pembelajaran quntum maka peneliti dan guru memutuskan untuk mengakhiri penelitian ini dan menyatakan bahwa penelitian ini berhasil. Sehingga hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa Melalui model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan aktivitas siswa pada materi garis dan sudut di kelas VII A SMPN 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 dapat diterima. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: (1) Model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII A SMP Negeri 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 pada materi garis dan sudut. (2) Model pembelajaran quantum dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VII A SMP Negeri 13 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 pada materi garis dan sudut. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengemukakan saransaran sebagai berikut: (1) Bagi kebanyakan siswa yang memiliki kecenderungan jenuh dan bosan dengan model pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah. Model pembelajaran quantum dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang menyenangkan dan membangkitkan semangat siswa untuk belajar. (2) Bagi guru pengajar matematika, model pembelajaran quantum dapat digunakan sebagai pilihan model pembelajaran untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan juga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematisnya. (3) Model pembelajaran quantum dapat diterapkan pada setiap sekolah tidak hanya pada mata pelajaran matematika, namun juga pada semua mata pelajaran. (4) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran quantum dapat memaksimalkan penggunaan media untuk memenuhi gaya belajar siswa yang berbeda-beda dan memperhatikan alokasi waktu yang sudah ditetapkan agar semua perencanaan dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, J. A. 2011. Analisis Kurikulum Matematika. Universitas Terbuka, Ahmadi, A. dan W. Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Akhirman. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pendidikan Karakter bagi Siswa SMP. Jurnal TEQIP. Tahun V, No.1, http://teqip.com.pada tanggal 15 Oktober 2015. Amalia, L. 2013. Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip TANDUR terhadap Peningkatan

Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa SMP. Skripsi Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan. Arikunto, S. 2013a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara,.2013b. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta,. 2013c. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Cockburn, A. 2007. Mathematical Understanding. Paul Chapman Publishing, London. Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran.Gelora Aksara Pratama, Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan.Rineka Cipta, Ediger, M. 2000. Teaching Mathematics Successfully. Discovery Publishing House, New Delhi. Fajar, M. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Graha Ilmu, Yogyakarta. Hendikawati, P. 2006. Meningkatkan Aktivitas Belajar untuk Mencapai Tuntas Belajar Siswa SMP Citischool melalui Model Pembelajaran Quantum Dilengkapi Modul dan VCD Pembelajaran. Skripsi Sarjana. Universitas Negeri Semarang, Semarang. Tidak dipublikasikan. Jufri, A.W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Pustaka Reka Cipta, Bandung. Kosasih, N. dan D. Sumarna. 2013. Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdaasan. Alfabeta, Bandung Kunandar. 2010. Guru Profesional. Rajawali Pers, Ngalimun, Femeir L., dan Aswan 2013. Strategi dan Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Pustaka Banua, Banjarmasin. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Raja Grafindo Persada, Sari, D. P. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013-2014.Skripsi.Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak dipublikasikan. Slamento. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.Rineka Cipta, Soemarmo, U. dan H. Hendriana 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Refika Aditama, Bandung. Sudibyo, B. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Menteri Pendidikan Nasional, 23 Mei 2006. Sudijono, A. 2012. Pengantar Statistika Pendidikan. Rajagrafindo Persada, Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yuma Pustaka, Surakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group, Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group, 3