II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Pembelajaran Berbasis Pendekatan Ilmiah. Konsep pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah ini berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa yang tidak tergolong dalam berbagai kegiatan kelompoknya, tetapi siswa ini

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

Keterangan untuk Pemberian Bobot Kehadiran: ...

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB III METODE PENELITIAN. 2013: 14). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

Oleh: Drs.NANA DJUMHANA M.Pd PRODI PGSD FIP UPI

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian, analisis hasil penelitian, yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Supervisi KBM Kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Simpulan hasil penelitian model pembelajaran proyek berbasis lingkungan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

Instrumen Penelitian HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN DAN KUALITAS RPP DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KECAMATAN TEMBARAK

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Inti penting pembelajaran tematik yaitu pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada ketelibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). (Trianto, 2010:86). Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami apa yang telah mereka pelajari. Melalui pembelajaran tematik siswa bisa

8 melakukan proses pembelajaran sambil bermain sehingga siswa dapat melaksanakan pembelajaran tematik dengan nyaman dan menyenangkan. 2. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki keuntungan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara sebagai berikut: a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tidak dibatasi waktu oleh jam pelajaran, pembelajaran dapat dilanjutkan kehari berikutnya, kegiatan pembelajaran menggunakan tema. b. Hubungan antara mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. Proses pembelajaran dapat dikaitkan dengan pengalaman nyata siswa. c. Dapat ditunjukan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan rung kelas.guru dapat membantu siswa memperluas pengetahuannya keberbagai aspek misalnya mengkaitkan dengan lingkungan sekitas siswa. d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang agar memberluas pengetahuan siswa. e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan di ganti dengan kerja sama dan

9 kolaborasi. Guru memfasilitasi tenjadinya interaksi siswa satu dengan yang lainnya untuk bekerja sama. (Trianto, 2010:89) Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut: 1) Bisa lebih memfokuskan dari pada proses pembelajaran, daripada hasil belajar. 2) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. 3) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan, mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertangguang jawab pada keberhasilan belajar. 4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri didalam dan diluar kelas. 5) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.(trianto, 2010:89-90) Selain keuntungan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan, terutama pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang lebih banyak menuntut guru untuk berwawasan luas, mampu mengemas dan mengembangkan materi agar peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik. kelemahan tersebut meliputi aspek guru, aspek peserta didik, aspek sarana dan sumber pembelajaran, aspek kurikulum, aspek penilaian, dan aspek suasana belajar dapat diuraikan agar lebih jelas sebagai berikut: a) Aspek guru Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas yang tinggi, dapat mengemas materi menjadi tema, guru dituntun untuk terus menggali pengetahuan siswa yang berkaitan dengan tema.

10 b) Aspek peserta didik Pembelajaran tematik menuntut peserta didik untuk lebih kreatif karena pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa sehinggga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung. c) Aspek sarana dan sumber pembelajaran. Dalam pembelajaran tematik memerlukan sarana dan prasarana yang cukup banyak dan bervariasai karena dengan adanya hal tersebut akan mempermudahkan peserta didik dalam menerima pembelajaran dengan baik. d) Aspek kurikulum Kurikulum harus luwes, guru diberi kewenangan untuk mengembangkan tema dengan metode yang digunakan untuk mencapai keberhasilan peserta didik. e) Aspek penilaian Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh, guru dituntuk untuk menyediakan prosedur penilaian sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan. f) Aspek suasana pembelajaran Dalam pembelajaran tematik guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. (Trianto, 2010:90-91)

11 3. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut: berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat luwes (fleksibel), menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.(trianto, 2010:92) Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikasebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. Siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu nampak. Proses pembelajaran diarah kan pda tema yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

12 e. Bersifat luwes (fleksibel). Guru dapat mengembangkan tema dengan kehidupan nyata siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa dapat belajar sambil bermain dan terlibat asik dalam prose pembelajaran. 4. Landasan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik dipengaruhi pada tiga landasan yaitu landasan filosofi, landasan psikologi dan landasan yuridis. a. Landasan Filosofis Secara filosofi bahwa pembelajaran tematik sangat dipengaruhi pada tiga aliran filsafat modern yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Progresivisme aliran ini memandang bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konsruksi(bentukan) kita sendiri. Humanisme aliran ini melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasan, potensi, dan motivasi yang dimiliki.(prastowo, 2013:155-172) Memperhatikan landasan filosofi yang dipengaruhi tiga aliran filsafat yaitu aliran progresivisme, konstruktivisme dan humanisme dapat disimpulkan bahwa aliran yang cocok untuk digunakan dalam

13 pembelajaran tematik yaitu Aliran progresivisme karena lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa untuk lebih kreatif dalam proses belajar, guru juga dapat mengaitkan pelaksanaan pembelajaran dengan lingkungan sekitar dan pengalaman nyata siswa sehingga siswa dapat belajar sambil bermain dan guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. b. Landasan Psikologis Pembelajaran tematik untuk Sekolah Dasar mengacu pada psikologi belajar terutama terkait kebutuhan perkembamgan psikologi anak usia sekolah dasar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. (Trianto, 2010:102). Memperhatikan pendapat di atas bahwa landasan psikologi sangat diperlukan dalam pembelajaran tematik terutama dalam menentukan isi/materi yang akan diberikan secara langsung pada peserta didik dalam proses pembelajaran. c. Landasan Yuridis Landasan Yuridis pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan pemerintahan, antara lain UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab V Pasal 1b) yang berbunyi menyatakan bahwa, setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

14 mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. 5. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar merupakan suatu hal yang dapat dianggap relatif baru dan pemahamannya oleh guru belum mendalam, sehingga dalam implementasinya belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terjadi karena guru hanya mengikuti sosialisasi dan workshop saja tentang pembelajaran tematik. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik, guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik. Di samping itu guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan pada kelas awal dan kelas IV meskipun sebenarnya pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas.. Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan Pembelajaran Tematik di SD Rencana pembelajaran tematik yang akan digunakan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di Sekolah Dasar meliputi:

15 1) Menentukan tema, bahan pembelajaran dan merumuskan indikator dan tujuan. 2) Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar. 3) Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran terpadu. 4) Merancang pengelolaan kelas. 5) Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian. 6) Tampilan dokumen rencana pembelajaran terpadu. 7) Tampilan lembar peta jaring-jaring tenatik. (Hernawan, 2008: 6.7-6.8). Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran tematik dapat disusun secara teratur dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Dengan adanya perencanaan maka akan memudahkan pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Perencanaan pembelajaran sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan pembelajaran karena perencanan menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran. b. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di SD Pembelajaran tematik akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik apabila didukung dengan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran, sehingga guru ketika melaksanakan pembelajaran tematik akan dengan mudah melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Tahap selanjutnya melaksanakan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup disajikan berikut ini:

16 1) Kegiatan Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran biasa diawali dengan kegiatan awal/pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a) Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif. b) Memberikan acuan. c) Melaksanakan kegiatan apersepsi d) Melaksanakan penilaian awal. (Hernawan, 2008:2.5) Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pendahuluan dalam pelaksanaan pembelajaran dimulai dari guru menciptakan kondisi-kondisi peserta didik untuk kegiatan awal pembelajaran. Setelah persiapan peserta didik, guru memberikan acuan kemudian melakukan apersepsi untuk memulai pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaanpertanyaan atau mengantarkan peserta didik pada permasalahan yang berkaitan dengan tema pada hari itu. Langkah terakhir dalam kegiatan pendahuluan adalah guru melaksanakan penilaian awal. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti dalam implementasi pembelajaran tematik meliputi aspek penguasaan tema, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara

17 keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar dan penggunaan bahasa. Kegiatan inti dalam implementasi pembelajaran tematik disajikan sebagai berikut: a) Penguasaan tema Guru menunjukan penguasaan tema, mengaitkan tema dengan pengetahuan yang relevan, menyampaikan tema sesuai dengan pembelajaran dan mengaitkan tema dengan realita kehidupan peserta didik. b) Pendekatan/strategi pembelajaran Guru mengunakan pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah (pendekatan scientific) dalam proses pembelajaran tematik. c) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Guru dapat menggunakan sumber belajar berupa buku pelajaran, modul, kamus, museum, lingkungan, laboratorium, dan sebagainya. Sedangkan media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan pelajaran sehingga menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam belajar. Media dapat berupa barang cetakan seperti gambar, model pamflet, peta, non cetak seperti tape, video, televisi, radio, komputer atau LCD.

18 d) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan siswa secara aktif. Guru akan melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan, menarik minat dan perhatian, seta mendorong dan menjaga keterlibatan siswa dalam pembelajaran. e) Penilaian proses dan hasil belajar Penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan mendapatkan balikan mengenai tahap pencapaian tujuan selama proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap tema yang telah disampaikan oleh guru, serta untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa f) Penggunaan bahasa Guru menunjukan kepekaan terhadap kesalahan berbahasa siswa, agar mereka terbiasa menggunakan bahasa indonesia secara baik dan benar. sikap peka itu dapat ditunjukan dengan berbagai cara, seperti mengingatkan dan meminta mereka memperbaikinya kembali. (Hernawan, 2008: 6.21-6.51)

19 3) Kegiatan penutup kegiatan penutup dalam pembelajaran tematik di awali dengan guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan, guru melakukan kegiatan refleksi setelah pembelajaran, guru memberikan tugas lanjutan berkaiatan dengan tema yang diajarkan pada hari itu. (Hernawan. 2008: 2.32) 6. Langkah-langkah Pengembangan RPP Kurikulum 2013 Langkah-langkah pengembangan RPP berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: a. Mengkaji silabus pada Kurnas Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 adalah mengkaji silabus sesuai dengan kurikulum nasional. Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan siswa secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. (Notodiputro, 2013: 78). Sesuai dengan pendapat di atas, langkah pertama dalam pengembangan RPP adalah mengkaji silabus. Pengkajian silabus meliputi pengkajian terhadap KD (kompetensi dasar), indikator, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan aspek KI (kompetensi inti).

20 b. Menentukan tujuan Langkah kedua yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 adalah menentukan tujuan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: audience (peserta didik) dan behavior (aspek kemampuan), (Notodiputro, 2013:79). Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa menentukan tujuan pembelajaran dalam RPP paling tidak mengandung dua aspek yaitu peserta didik dan kemampuan. Aspek peserta didik dan kemampuan ini berarti bahwa dalam tujuan pembelajaran peserta didik yang akan aktif melakukan berbagai hal dalam pembelajaran dan peserta didik harus mampu untuk mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan indikator dan KD. c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran Langkah ketiga yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu 2013 adalah mengkaji mengembangkan kegiatan pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:...kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru dalam membuat siswa aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: pendahuluan, inti dan penutup. (Notodiputro, 2013: 80).

21 Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti pembelajaran dirancang untuk membuat peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. d. Penjabaran jenis penilaian Langkah keempat yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulum 2013 adalah penjabaran jenis penilaian. Penilaian dilakukan menggunkan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, penggematan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri (Notodiputro, 2013: 81). Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi, sehingga apabila hasil penilaian tidak sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, maka akan dilakukan tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran seperti remidi dan pengayaan bagi peserta didik yang nilainya tidak mencapai KKM dan yang telah mencapai KKM. e. Menentukan alokasi waktu Langkah kelima yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu 2013 adalah menentukan alokasi waktu.

22 Penentuan alokasi waktu pada setiap konpetensi dasar didasarkan pada mingggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tigkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar (Notodiputro, 2013: 81). Penentuan alokasi waktu dalam RPP harus sesuai dengan tingkat kesulitan kompetensi dasar yang akan di capai, sehingga dapat menentukan perkiraan waktu untuk mencapai kompetensi dasar tersebut dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik yang beragam. f. Menentukan sumber belajar Langkah keenam yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai dengan kurikulu 2013 adalah menentukan sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya (Notodiputro, 2013: 81). Sesuai dengan pendapat di atas, sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, indikator dan kompetensi dasar yang akan di capai. Sumber belajar yang digunakan tidak hanya buku pelajaran saja, akan tetapi sumber belajar yanng digunakan dalam pembelajaran dapat berupa majalah, media elektronik, lingkungan belajar, lingkungan tempat tinggal, wawancara dengan nara sumber dan lain sebagainya.

23 7. Kompetensi Guru Kompetensi yang harus dimiliki guru sesuai dengan UUD no 14 tahun 2005 yaitu kometensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. c. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. d. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. (Djumiran, :12-13) Sesuai dengan pendapat di atas, kemampuan pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, di dalamnya termasuk kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Kemampuan kepribadian menekankan pada kemampuan memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran, menunjukkan sikap demokratis, toleran, tenggang rasa, jujur, adil, tanggung jawab, disiplin, santun, bijaksana dan kreatif. Kemampuan sosial, menekankan kemampuan guru untuk berinteraksi dengan peserta didik, guru, orang tua peserta didik dan masyarakat. Kemampuan profesional menekanakan pada kemampuan penguasaan materi pelajaran secara mendalam, menguasai kompetensi inti dan

24 kompetensi dasar, mengembangkan materi secara kreatif, serta kemampuan memanfaatkan teknologi dan informasi. B. Kerangka Pikir Beberapa sekolah dasar di Kota Bandar Lampung sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu melaksanakan pembelajaran tematik pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran tematik meliputi perencanaan yang dibuat oleh guru dan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru. Adapun kerangka dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kerangka pikir penelitian GURU PERENCANAAN 1. Penentuan tema, bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan. 2. Penentuan media,bahan dan sumber belajar. 3. Penyusunan skenario pembelajaran tematik 4. Penyusunan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian. IMPLEMENTASI 1. Pelaksanaan kegiatan prapembelajaran 2. Penggunaan media, bahan dan sumber belajar sesuai tema. 3. Pelaksanaan pembelajaran tematik. 4. Pelaksanaan penilaian