I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

I. PENDAHULUAN. akan mati. Karena pentingnya komunikasi maka hampir 99% manusia. menghabiskan aktivitasnya dengan komunikasi.

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mengadakan perbaikan ke jenjang yang lebih baik

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Biologi. Biologi

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130)

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005, tentang tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iis Masitoh, 2013

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. menuntut individu untuk memiliki kecakapan berpikir yang baik untuk

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Indikator penalaran belajar matematika yaitu: a) membuat analogi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Rasionalitas atau kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional adalah

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

S, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam pelaksanaannya pendidikan harus mengingat pada prinsip pembelajaran yang setiap aktivitas dan kegiatannya selalu terpusat pada siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran perlu dipertimbangkan model pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, tahap-tahap pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran (Daryanto, 2009 : 14). Biologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan objek kajian yang cukup luas yaitu mahluk hidup. Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar (Depdiknas, 2003: 6). Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran biologi tersebut bagi diri serta masyarakatnya. Melihat pentingnya biologi dan peranannya tersebut, maka peningkatan mutu pembelajaran harus selalu diupayakan.

2 Salah satunya adalah kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Berpikir adalah salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap manusia, sehingga siswa yang memiliki kecakapan hidup (life skill) berani menghadapi problema kehidupan dan mampu memecahkannya (Tim BBE, 2002: 2). Biologi sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang mengajarkan kecakapan hidup siswa, terutama kemampuan berpikir rasional. Menurut Hutabarat (dalam Saprudin, 2010 : 415) menyatakan bahwa berpikir rasional merupakan jenis berpikir yang mampu memahami dan membentuk pendapat, mengambil keputusan sesuai dengan fakta dan premis, serta memecahkan masalah secara logis. Dengan belajar rasional siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Kemampuan berpikir rasional menurut Anwar (2006 : 29) meliputi kemampuan menggali informasi, kemampuan mengolah informasi, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan memecahkan masalah secara kreatif. Berpikir rasional diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari. Dengan berpikir rasional siswa akan terlatih untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan nalar atau logika. Siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan data-data dan faktafakta, sehingga siswa akan membuktikan atau menemukan konsep baru. Pembelajaran IPA dapat mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah.

3 Melalui kerja ilmiah peserta didik dilatih untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori sebagai dasar untuk berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen (BSNP, 2007: 12). Contohnya pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan, dimana siswa dapat memahami materi tersebut dengan memahami keterkaitan dan peran manusia terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan serta upaya untuk mengelola lingkungan. Siswa dapat melakukan pengamatan secara langsung ke lingkungan dengan mengumpulkan data dan mencari informasi tentang permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan manusia yang membahayakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang dilakukan manusia kadang menimbulkan masalah baru. Siswa dapat mencari informasi tentang dampak pengeloalaan lingkungan yang dilakukan manusia melalui permasalahan yang banyak terjadi di lingkungan sekitar seperti masalah sampah limbah rumah tangga yang mengganggu kesehatan. Siswa akan lebih mudah memahami pelajaran tersebut dengan mengaitkan permasalahan dengan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran tersebut dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa salah satunya adalah berpikir rasional. Salah satu alternatif model pembelajaran yang diduga dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa adalah dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning/ PBL). Model PBL dapat membantu siswa dalam memahami peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk mencapai kompetensi dasar dalam pembelajaran pada materi pencemaran dan

4 kerusakan lingkungan diperlukan kemampuan siswa dalam menggali/ mencari informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Ratumanan (dalam Trianto, 2009 : 92) menjelaskan pula bahwa pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan pendekatan yang efektif untuk melatih proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam memproses informasi yang sudah mereka temukan dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya, pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar atau kompleks. Model pembelajaran ini akan melatih siswa bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi mencari informasi dan menjawab permasalahan yang sudah diajukan oleh guru. Siswa terlebih dahulu merumuskan masalah, kemudian membuat hipotesis sementara. Untuk membuktikan hipotesisnya siswa perlu melakukan penyelidikan untuk memperoleh data-data, dan fakta yang terjadi selama pengamatan. Siswa menggunakan data yang diperoleh untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, kemudian dilakukan evaluasi untuk megetahui pemahaman siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMP Al- Kautsar Bandar Lampung, guru masih menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah dan tanya jawab. Guru juga belum pernah melakukan pengamatan terhadap kemampuan berpikir rasional siswa, siswa jarang sekali dilibatkan dalam penemuan konsep lewat pengamatan. Melalui metode ceramah hanya berbentuk informasi satu arah, dari guru untuk siswa. Metode tersebut membuat siswa kurang terlatih dalam berpikir dan

5 menganalisis suatu permasalahan. Siswa hanya menjadi pendengar pasif saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan tersebut nampaknya membosankan bagi siswa sehingga siswa cenderung menganggap biologi sulit, membosankan dan kurang menarik. Selama ini kemampuan siswa hanya diukur berdasarkan hasil belajar saja yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu juga terlihat dari instrumen penilaian (evaluasi) khususnya soal yang diberikan guru hanya sebatas penguasaan materi saja tanpa ada indikator kemampuan berpikir rasional yang dapat melatih siswa untuk terbiasa menganalisis permasalahan dan menyelesaikannya dengan berpikir rasional. Keadaan tersebut di atas diduga berpengaruh terhadap hasil belajar pada aspek kognitif siswa. Hal ini ditunjukkan dari masih rendahnya pencapaian penguasaan materi biologi. Berdasarkan hasil ujian siswa kelas VII SMP Al- Kautsar Bandar Lampung semester ganjil tahun 2009/2010, diketahui bahwa rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan hanya 36 %, dengan rata-rata nilai 55,12. Nilai ratarata tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada sekolah ini, yaitu 63,00. Hasil ulangan tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar yaitu 100% siswa memperoleh nilai 63,00. Berdasarkan penjelasan di atas penerapan model PBL dalam melatih kemampuan berpikir rasional siswa kelas VII SMP Al- Kautsar Bandar Lampung belum digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru belum paham indikator yang harus dicapai dan melatih kemampuan berpikir rasional siswa.

6 Hasil penelitian dari Saprudin (2010: 413) membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada pelajaran fisika dapat meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa yang dilihat dari tiap siklusnya dengan nilai skor gain 0,65 dengan kategori sedang. Penelitian ini berfokus pada kaitan antara model PBL terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Siswa dapat mempelajari materi tersebut dengan melakukan penyelidikan dengan mengkaji permasalahan tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan melakukan kajian telaah literatur. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model PBL terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Al Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011? 2. Manakah yang lebih tinggi rata-rata kemampuan berpikir rasional siswa kelas eksperimen yang belajar menggunakan model PBL dari pada kelas kontrol yang belajar tanpa menggunakan model PBL pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh model PBL terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Al- Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011. 2. Rata-rata kemampuan berpikir rasional siswa kelas eksperimen yang belajar menggunakan model PBL lebih tinggi daripada kelas kontrol yang belajar tanpa model PBL pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan. D. Manfaat Peneltian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Siswa : Memberikan pengalaman belajar pada siswa melalui model PBL, melatih kemampuan berpikir rasional siswa sehingga lebih tanggap terhadap masalah yang terjadi di lingkungan sekitar, berusaha mencari alternatif pemecahan masalahnya sehingga siswa termotivasi untuk belajar biologi dan meningkatkan kecakapan hidup siswa. 2. Guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pembelajaran biologi dengan suatu model pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk mengoptimalkan integrasi kemampuan berpikir rasional siswa. 3. Peneliti : Memberikan pengalaman bagi calon guru dalam menerapkan model PBL dalam melatih kemampuan berpikir rasional siswa dalam proses pembelajaran.

8 E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi kesalahan penafsiran, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Model PBL adalah suatu model pembelajaran yang berfokus pada penyajian masalah pada siswa. Langkah-langkah model PBL yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2. Berpikir rasional merupakan suatu proses berpikir secara nalar dan logis dalam memecahkan masalah, menganalisis, dan menyimpulkan. Indikator kemampuan berpikir rasional yang diteliti yaitu : (1) menggali informasi; (2) mengolah informasi; (3) mengambil keputusan; (4) memecahkan masalah (Tim BBE, 2002: 7). 3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIF dan VIIH SMP Al- Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011. 4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan. F. Kerangka Pikir Proses belajar pada dasarnya tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, bahkan tahap evaluasi juga harus ditekankan. Sehingga siswa dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan

9 konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk melatih kemampuan berpikir rasional siswa agar siswa dapat memahami konsep secara mendalam dari pengalaman yang diperoleh selama pembelajaran. Penerapan model PBL dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa belajar lebih aktif, dengan menganalisis masalah untuk melatih kemampuan berpikirnya salah satunya dengan berpikir rasional. Berpikir rasional adalah suatu kemampuan siswa dalam mencari dan mengolah informasi untuk dapat memecahkan suatu masalah secara logika. Informasi dapat diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman atau komunikasi. Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran dengan menemukan konsep, sehingga konsep tersebut dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa. Melalui pembelajaran menggunakan model PBL akan membantu siswa memahami materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi ini dapat membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran yang sering terjadi di lingkungan sekitar, penyebab pencemaran dan memahami solusi yang harus dilakukan agar pencemaran tersebut dapat dikurangi. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru, selanjutnya siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan data yang relevan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Pemecahan masalah yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan kelas. Evaluasi pembelajaran akan dialakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah.

10 Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model PBL, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir rasional siswa kelas VII. Hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas adapat ditunjukkan pada Gambar berikut. X Y Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X : Pembelajaran menggunakan model PBL Y : Kemampuan berpikir rasional siswa kelas VII G. Hipotesis Hipotesis statistik adalah sebagai berikut : 1. HO = Penerapan model PBL tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan. H1 = Penerapan model PBL berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir rasional siswa pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan. 2. HO = Rata-rata kemampuan berpikir rasional siswa di kelas eksperimen yang belajar menggunakan model PBL sama dengan kelas kontrol. H1 = Rata-rata kemampuan berpikir rasional siswa di kelas eksperimen yang belajar menggunakan model PBL lebih tinggi dari pada di kelas kontrol.