IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI PRINTING BATIK

PENELITIAN POTENSI PENCEMARAN DARI 41 INDUSTRI BATIK DI KLASTER BATIK SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK

PENGGUNAAN KEMBALI LARUTAN BEKAS PENCELUPAN

Kerajinan Batik Tulis

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

ANALISA EFISIENSI PADA USAHA BATIK TRADISIONAL DI KAWASAN X KABUPATEN CIREBON MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN-SIGMA

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR

Penerapan Energi Efisiensi di IKM

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

TESIS EVALUASI KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH TAHU (STUDI KASUS: DUKUH PESALAKAN, DESA ADIWERNA, KAB. TEGAL)

PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK RAMAH LINGKUNGAN STUDI KASUS KAMPOENG BATIK LAWEYAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

Bayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu

ANALISIS ALIRAN MATERIAL DAN LIMBAH PRODUKSI BATIK CAP MENGGUNAKAN SANKEY DIAGRAM (Studi Kasus: Batik Putra Laweyan)

BAB I PENDAHULUAN. di segala sektor, salah satunya di sektor industri. Pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PENCELUPAN PADA KAIN SUTERA MENGGUNAKAN ZAT WARNA URANG ARING (ECLIPTA ALBA) DENGAN FIKSATOR TAWAS, TUNJUNG DAN KAPUR TOHOR

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA

KONSEP EKO EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN KELUARAN BUKAN PRODUK DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU BULAKAN SUKOHARJO TUGAS AKHIR

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK

EVALUASI DAN RENCANA TINDAK PENGELOLAAN BAHAN KIMIA DI INDUSTRI : STUDI KASUS PT ADI SATRIA ABADI BANTUL DIY

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dian Ramadhania, Kasmudjo, Panji Probo S. Bagian Teknologi Hasil Hutan,Fakultas Kehutanan, UGM Jl. Agro No : 1 Bulaksumur Yogyakarta.

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

Written by Anin Rumah Batik Friday, 20 December :46 - Last Updated Friday, 20 December :57

KAJIAN PELUANG PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNIS EKOEFISIENSI PADA KLASTER INDUSTRI KNALPOT DI KABUPATEN PURBALINGGA TUGAS AKHIR

PELUANG PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI INDUSTRI KECIL SLONDOK

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bagian akhir ini penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR. USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI (Studi Kasus : CV.

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I

ANALISIS EKO-EFISIENSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) BATIK TULIS BAKARAN (STUDI KASUS PADA BATIK TJOKRO)

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. diperlukan analisis pada permasalahan tersebut ; analisa yang pertama diperoleh

Vivin Atika *, Agus Haerudin Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia

JENIS-JENIS PENGERINGAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

POPOK KAIN MENGURANGI BEBAN BUMI

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

SENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

IbM BUSINESS DEVELOPMENT BATIK THE AREA IN THE VILLAGE KLAKAH DISTRICT LUMAJANG. Ninik Lukiana. Abstrak

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB I PENDAHULUAN. belahan bumi adalah isu tentang global warming atau pemanasan global.

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

Penelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE JENIS Rhizophora stylosa

BAB I PENDAHULUAN. membuat semua pelaku usaha sangat berhati-hati dalam mengelola kegiatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENGEMBANGAN PRODUK IKM LIMBAH HASIL LAUT NON KONSUMSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau

PEMILIHAN ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MCDM-PROMETHEE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING Sulaeman 1), Agus Hadiyarto 2) 1) Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta 2) MIL, Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian terapan implementasi eko-efisiensi pada industri batik cap yang melakukan proses pencelupan padding dengan kapasitas produksi 300 meter produk batik per hari. Permasalahan pada perusahaan adalah masih banyak limbah hasil proses baik limbah padat maupun limbah cair yang sesungguhnya dapat dimanfaatkan kembali namun terbuang ke lingkungan. Tujuan dari penelitian terapan implementasi eko-efisiensi adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan lingkungan dengan cara menerapkan eko-efisiensi pada proses yang dilakukan di perusahaan tersebut. Metoda yang dilakukan adalah observasi, wawancara, diskusi, implementasi langsung di lapangan dan evaluasi hasil. Pada observasi lapangan langsung dicari hotspot yaitu lokasi dimana memungkinkan diperolehnya eko-efisiensi. Hotspot terjadi di lokasi pencelupan, pencucian dan proses batik sinaran. Kemudian dilakukan wawancara dan diskusi baik dengan pimpinan maupun operator. Selanjutnya dilakukan implementasi eko-efisiensi dan hasilnya dievaluasi. hasil penelitian memperlihatkan bahwa banyak diperoleh keuntungan ekonomi dan lingkungan bagi industri batik cap bila menerapkan eko-efisiensi secara terus menerus. Tindakan eko-efisiensi yang dilakukan telah menghasilkan keuntungan ekonomi dari pakai-ulang dan pungut-ulang limbah sebesar Rp. 11.520.000,-, penghematan air sebesar 360 m3, penghematan listrik sebesar 37,5 kwh dan keuntungan dari substitusi bahan bakar sebesar Rp. 1.500.000,- per tahun. Disamping itu diperoleh pula keuntungan lingkungan dengan adanya minimisasi limbah yang terbuang. Keywords: eko-efisiensi, hotspot, pencelupan padding PENDAHULUAN Latar belakang Batik cap adalah batik yang motifnya dibuat menggunakan canting cap. Setelah dicap kemudian diwarnai, salah satu caranya adalah dengan proses pencelupan padding. Proses pencelupan padding adalah proses pencelupan kain yang berukuran panjang, biasanya 20 sampai lebih dari 100 meter. Alat pencelupan padding atau padder terdiri dari bak untuk tempat larutan celup dan 3 buah rol tekan. Kain batikan dilalukan pada bak yang berisi larutan celup kemudian ditekan pada rol padder. Rol diputar sehingga pencelupan berjalan kontinyu. Pemutaran rol dapat dilakukan dengan motor atau secara manual, diberi engkol dan diputar dengan tangan. Setiap hari selalu ada sisa bekas larutan pencelupan padding sebanyak minimal 6 liter dan larutan tersebut dibuang ke lingkungan dengan alasan khawatir menurunkan mutu dan sudah diperhitungkan dalam kalkulasi harga. Eko-efisiensi merupakan salah satu upaya pengurangan pencemaran dengan cara memanfaatkan kembali buangan industri atau non product output. Lokasi atau titik dimana buangan industri masih dapat dimanfaatkan kembali disebut hot spot. 1,3) Untuk menerapkan kegiatan eko-efisiensi ada yang memerlukan modal besar atau modal sedang untuk membeli atau membuat alat tetapi ada juga yang tanpa modal. Kegiatan eko-efisiensi meliputi efisiensi pemakaian bahan, air, energi, minimisasi limbah, penanganan bahan dan kesehatan keselamatan kerja. Semua implementasi eko-efisiensi harus menguntungkan baik secara ekonomi, lingkungan maupun organisasi perusahaan. 1,3) Penelitian terapan implementasi eko-efisiensi telah dilakukan pada sebuah industri batik cap di kampoeng batik Laweyan Solo yang mempunyai kapasitas K-179

Sulaeman dan Agus Hadiyarto/Implementasi Eko-efisiensi Pada Industri produksi 300 meter per hari. Disamping membuat produk batik cap, perusahaan juga membuat produk batik remukan dan batik sinaran yang merupakan pesanan pelanggan. Rumusan masalah Permasalahan pada perusahaan adalah masih banyak limbah hasil proses (non product output) yang sesungguhnya dapat dimanfaatkan kembali namun masih terbuang ke lingkungan. Tujuan Tujuan dari penelitian terapan implementasi eko-efisiensi adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan lingkungan dengan cara menerapkan eko-efisiensi pada proses yang dilakukan di perusahaan tersebut. Manfaat penelitian 1. Untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari efisiensi bahan seperti zat warna, zat kimia, lilin batik, minimisasi pemakaian air, minimisasi pemakaian listrik, substitusi bahan bakar 2. Untuk mendapatkan keuntungan lingkungan dengan minimisasi jumlah limbah yang terbuang seperti melakukan: pakai-ulang larutan bekas pencelupan, pungut-ulang limbah lilin batik, pungut-ulang limbah soda abu dari proses batik sinaran, minimisasi pemakaian air proses, minimisasi pemakaian listrik. Gambaran hasil yang ingin dicapai adalah tersedianya informasi yang berguna baik bagi para stakeholder maupun industri batik cap yang menggunakan pencelupan padding untuk pewarnaannya agar penerapan ekoefisiensi dapat dilakukan secara maksimal dan terus menerus tanpa kendala yang berarti untuk mendapatkan keuntungan ekonomis, lingkungan dan organisasi perusahaan. METODE PENELITIAN Rancangan Untuk dapat melaksanakan implementasi eko-efisiensi semaksimal mungkin diperlukan observasi lapangan, dicari titik-titik hotspot, didiskusikan dengan operator, pimpinan dan pemilik perusahaan, diterapkan dan dievaluasi Subyek penelitian berupa: 1. Pemakaian-ulang larutan bekas pencelupan padding 2. Pemungutan-ulang limbah lilin batik dari proses pembatikan cap, limbah lilin batik dari proses peremukan (crackle), limbah lilin batik dari proses pencucian 3. Pemungutan-ulang limbah soda abu dari proses batik sinaran 4. Minimisasi pemakaian air proses 5. Minimisasi pemakaian listrik 6. Penggantian bahan bakar minyak tanah dengan kayu bakar pada proses lorodan. Prosedur 1. Pemakaian-ulang larutan bekas pencelupan padding Sisa bekas larutan padding tidak dibuang tetapi ditampung dalam tempat bertutup. Satu tempat berisi satu warna larutan padding. Bila akan mencelup warna tersebut, sisa bekas larutan padding dapat dicampurkan dengan larutan warna yang baru. 2. Pemungutan-ulang limbah lilin batik dari proses pembatikan cap, proses peremukan (crackle), proses pencucian setelah lorodan Limbah lilin batik yang berceceran di lokasi pembatikan cap setiap bulan sekali dikerok dan dikumpulkan. Limbah lilin batik yang lepas dari proses K-180

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 remukan dan lepas dari proses pencucian setelah lorodan ditangkap pada bak perangkap limbah lilin batik atau kowen. Limbah lilin batik dalam kowen diambil setiap bulan. Semua limbah lilin batik dikumpulkan dan didaur ulang dijadikan lilin batik. 3. Pemungutan-ulang limbah soda abu dari proses batik sinaran Untuk mendapatkan produk batik sinaran dilakukan pekerjaan sebagai berikut: Kain batikan per potong ukuran 2,5 meter dicelup dalam larutan zat warna Remazol di dalam ember, kemudian ditaruh dan diatur di atas lembaran plastik panjang 10 x 1 meter, dikerut (dismok) untuk mendapatkan efek sinaran. Selanjutnya dijemur di jalanan dan diatas kain ditaburi soda abu. Setelah timbul efek sinaran, kain diambil dan difiksasi dengan larutan waterglass. Soda abu dipungut-ulang. 4. Minimisasi pemakaian air proses pencucian dijalankan seperlunya sehingga air tidak melimpah terbuang. Operator diberi buku catatan di dekat stop kontak motor pompa untuk mencatat jam pompa dijalankan dan dimatikan 5. Minimisasi pemakaian listrik Energi listrik pada industri batik hanya digunakan untuk menjalankan motor pompa air. Kebutuhan energi listrik sesuai dengan besarnya energi listrik yang digunakan untuk memompa kebutuhan air. 6. Penggantian bahan bakar minyak tanah dengan kayu bakar pada proses lorodan. Pemanasan air lorodan menggunakan kayu bakar sebagai pengganti minyak tanah. Teknik analisa data Data evaluasi hasil implementasi diperhitungkan secara sederhana dan diperhitungkan dalam kurun waktu per tahun. Selain perhitungan keuntungan ekonomi, evaluasi juga dilakukan terhadap pengembalian modal bila diperlukan biaya untuk pembuatan alat. Hal lain yang berkaitan dengan cara penelitian Cara penelitian implementasi eko-efisiensi dapat direplikasi pada industri batik yang lain dengan sedikit modifikasi disesuaikan dengan proses yang ada di industri batik tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemakaian-ulang larutan bekas pencelupan padding Sebelum implementasi eko-efisiensi sisa larutan bekas pencelupan padding dibuang. Jumlah sisa larutan bekas pencelupan padding yang dibuang minimal sebanyak 6 liter/ hari atau 1.800 liter/ tahun. Setelah implementasi eko-efisiensi sisa larutan bekas pencelupan padding dipakai-ulang. Bila harga larutan = Rp. 3.600,-/ liter, maka penghematan dari pemakaian-ulang larutan bekas pencelupan padding adalah = 1.800 L x Rp. 3.600,- /L = Rp. 6.480.000,- 2. Pemungutan-ulang limbah lilin batik dari proses dari proses pembatikan cap, limbah lilin batik dari proses peremukan (crackle), limbah lilin batik dari proses pencucian. Sebelum implementasi eko-efisiensi limbah lilin batik dari proses peremukan dan limbah lilin batik dari proses pencucian terbuang langsung ke lingkungan. Setelah implementasi eko-efisiensi dibuatkan suatu bak perangkap limbah lilin batik atau kowen seharga Rp. 2.000.000,-. Dengan adanya kowen, maka limbah lilin batik dari proses peremukan dan limbah lilin K-181

Sulaeman dan Agus Hadiyarto/Implementasi Eko-efisiensi Pada Industri batik dari proses pencucian dapat tertangkap. Limbah lilin batik yang tertangkap dari kowen sebanyak 3,5 kg (berat basah) atau 1,18 kg berat kering/ hari. Pemungutan-ulang limbah lilin batik dari ceceran dilakukan dengan dikerok. Pemungutan-ulang limbah lilin batik dari kowen = 300 x 1,18 kg = 354 kg/ tahun atau senilai 354 x Rp. 10.000,- = Rp. 3.540.000,-/ tahun. Dengan demikian pengembalian biaya pembuatan kowen selama 2/3,5 x 12 bulan = 6 bulan. 3. Pemungutan-ulang limbah soda abu dari proses batik sinaran Sebelum implementasi eko-efisiensi, taburan soda abu bekas proses batik sinaran terbuang ke lingkungan. Setelah implementasi eko-efisiensi, taburan soda abu dipungut-ulang dan digunakan untuk keperluan pembuatan campuran larutan fiksasi sebagai tambahan atau pengganti soda abu yang baru yang biasa digunakan sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari pungut-ulang soda abu adalah sebagai berikut: Kapasitas proses batik sinaran adalah 100 potong/ hari. Penggunaan soda abu untuk taburan pada proses sinaran adalah 5 kg /100 potong. Soda abu yang dapat dipungut-ulang = 1 kg/ hari atau sama dengan 300 kg/ tahun = 300 kg x Rp. 5.000,-/ kg = Rp. 1.500.000,-/ tahun. 4. Minimisasi pemakaian air proses Di daerah Laweyan, Solo air tanah sangat mudah didapat, tidak membeli dan melimpah sehingga memberi pengertian untuk penghematan air cukup lama. Sebelum eko-efisiensi, pompa air dijalankan selama 6 jam setiap hari yaitu mulai jam 08.00 s/d jam 12.00 dan jam 13.00 s/d jam 15.00. Setelah operator diberi buku catatan di dekat stop kontak motor pompa untuk mencatat jam pompa dijalankan dan dimatikan dan ada yang diberi tugas untuk itu, maka penggunaan air dapat lebih terkontrol. Sesudah implementasi eko-efisiensi pompa air cukup dijalankan maksimal 5 jam setiap hari pada kondisi kapasitas produksi maksimal. Motor pompa 125 watt dengan kapasitas 1,2 m 3 / jam. Diperoleh penghematan air tanah sebanyak 1,2 m 3 / hari. Penghematan air/tahun = 300 x 1,2 m 3 = 360 m 3 / tahun dan penghematan energi listrik sebesar = 360/1,2 x 0,125 kwh = 37,5 kwh/ tahun. 5. Minimisasi pemakaian listrik Energi listrik untuk industri hanya digunakan untuk menjalankan motor pompa air. Dengan berkurangnya pemakaian motor pompa air selama 1 jam setiap hari berarti diperoleh dari minimisasi energi listrik sebanyak 0,125 kwh/ hari = 3,75 kwh/ tahun 6. Penggantian bahan bakar minyak tanah dengan kayu bakar pada proses lorodan. Sebelum implementasi eko-efisiensi untuk pemanasan air lorodan menggunakan. minyak tanah. Tetapi karena harga minyak tanah semakin mahal, waktu itu = Rp. 2.500,-/ liter dan penggunaannya 1.800 liter tahun, sedangkan harga kayu bakar Rp. 250.000,-/ angkutan dan penggunaannya 12 angkutan/ tahun, maka setelah dihitung lebih murah menggunakan kayu bakar. K-182

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 Kebutuhan minyak tanah/ tahun = 1.800 liter x Rp. 2.500,- =Rp. 4.500.000,- Kebutuhan kayu bakar/ tahun = 12 angkutan x Rp. 250.000,- = Rp. 3.000.000,- Selisih atau penghematan per tahun = Rp. 1.500.000,- Tabel 1: HASIL IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP No 1 Lar. bekas pencelupan padding YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING Eko-efisiensi Jenis NPO Sebelum Sesudah Dibuang Digunakan kembali 2 Limbah lilin batik dari proses pencucian, remukan 4 Limbah soda abu dari proses sinaran 5 Min. Air tanah 6 Min. Energi listrik 7 Substitusi bahan bakar pada proses lorodan Dibuang Soda abu dibuang lama lama Menggunakan minyak tanah Bahan Jumlah/th Harga (Rp) Penghematan /th (Rp) Lar. Zw. 1.800 liter 3.600 6.480.000,- Padding Dipungutulang dengan kowen Soda abu dipungut dan dipakai-ulang efisien efisien Menggunakan kayu bakar Lilin batik Soda abu Air tanah 354 kg 10.000 3.540.000 300 kg 5.000 1.500.000 360 m3 0 0 Listrik 37,5 kwh 420 31.500 1.500.000 Total penghematan 13.051.500,- SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI Implementasi eko-efisiensi pada industri batik cap yang melakukan proses pencelupan padding dapat berupa: pemakaian-ulang larutan bekas pencelupan padding; pemungutan-ulang limbah lilin batik dari ceceran lilin, dari proses peremukan, dari proses pencucian; pemungutan-ulang limbah soda abu dari proses batik sinaran; minimisasi pemakaian air proses; minimisasi pemakaian listrik; substitusi bahan Implementasi eko-efisiensi pada industri batik direkomendasikan untuk dilakukan secara terus menerus sehingga menghasilkan keuntungan ekonomi, lingkungan dan organisasi perusahaan. Implementasi eko-efisiensi disarankan untuk direplikasikan pada industri-industri batik. UCAPAN TERIMA KASIH Melalui makalah ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada para pimpinan dari Balai Besar Kerajinan dan Batik, GTZ- ProLH, GOPA, Saud Effendy Batik Art & Painting yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dan kerjasama yang baik dalam implementasi ekoefisiensi pada industri batik tersebut. DAFTAR PUSTAKA K-183

Sulaeman dan Agus Hadiyarto/Implementasi Eko-efisiensi Pada Industri Agus Hadiyarto, dkk, 2008, Panduan Penerapan Eko-efisiensi Usaha Kecil dan Menengah Sektor Batik, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. Booklet, 2000, Lilin Batik, Balai Besar Kerajinan dan batik, Yogyakarta. GTZ, 2003, Chemical Management Guide, revised edition, GTZ/PEM ProduksiH Indonesia. GTZ, Pedoman Pengelolaan Internal Yang Baik (Good Housekeeping), GTZ/P3U, Proyek ProduksiH Indonesia. SK Sewan Susanto, 1972, Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian Batik, Yogyakarta. Sulaeman, 2007, Laporan-laporan Bulanan Implementasi Eko-efisiensi di IKM batik Kampoeng Batik Laweyan Solo, GTZ-ProLH, GOPA, Jakarta. Sulaeman, 2007, Panduan Pengelolaan Limbah Pada Industri Batik, Departemen Perindustrian, Jakarta. Tri Haryanto, 2008, Pelepasan Lilin Batik Pada Batik Sutera, Makalah Riset Unggulan, BBKB, Yogyakarta. Warth Albin H, 1956, The Chemistry and Technology of Waxes, 2 nd Reinhlod Publishing Co., New York. ed., K-184