JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA

dokumen-dokumen yang mirip
Melacak Perburuan Mutiara dari Timur

Rute Penjelajahan Samudera Bangsa Eropa

EKSPEDISI VALDIVIA ( ): RINTISAN PENELITIAN LAUT-DALAM DI BAGIAN NUSANTARA

KARAENG PATTINGALLOANG: MENGUAK DUNIA DARI SOMBA OPU

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih.

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

Benteng Fort Rotterdam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

EKSPEDISI PERAHU BOROBUDUR SAMUDRA RAKSA: JAKARTA-ACCRA

PELAYARAN MENUJU AUSTRALIA

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR

Sejarah. Arung Sejarah Bahari Suatu Pendekatan Edukatif Melihat Laut Dari Perspektif Sejarah

PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME. Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA PETA KONSEP. Kata Kunci

KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang pernah dijajah sampai berabad-abad lamanya

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

Gamba Sampul adalah hasil modifikasi dari gambar yang diambil dari

Wilayah Kekuasaan Kekaisaran Turki Ottoman abad M

EKSPEDISI PERAHU LAYAR TRADISIONAL PHINISI NUSANTARA, JAKARTA-VANCOUVER 1986

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

MASA KOLONIAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNDANG UNDANG NOMOR 4 Prp TAHUN 1960 Tentang PERAIRAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT

Kapal-kapal VOC Yang Tidak Pernah Tiba di Batavia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Jalur Pelayaran. Internasional

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

SAMUEL FALLOURS: PELUKIS BIOTA LAUT YANG IMAJINATIF DARI AMBON

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG PERAIRAN INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pembukaan Sail Morotai, Morotai, 15 September 2012 Sabtu, 15 September 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELAJAHAN SAMUDRA DAN KEDATANGAN BANGSA BARAT DI INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Observasi Migrasi Manusia di Situs Manusia Purba - Sangiran. Nopsi Marga Handayani Sekar Manik Pranita

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

VEINING-MEINESZ: PENELITIAN GRAVITASI DI NUSANTARA DENGAN KAPAL SELAM

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA. Pendekatan pada teori teori proporsi pada arsitektur

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA Pada abad 15 di Eropa telah berkembang dua super power maritim dari Semanjung Iberia yakni Portugis dan Spanyol. Kapal-kapal mereka telah mulai dapat melakukan pelayaran jarak jauh. Keduanya bersaing ketat untuk mengarungi samudra, mencari negeri yang diyakini sebagai negeri yang kaya raya akan rempah-rempah, yakni Kepulauan Rempah-Rempah (Spice Islands) di Maluku. Tetapi negeri yang menjadi impian itu, bagi orang Eropa saat itu masih penuh dengann misteri. Bagaimana jalan atau jalur pelayaran menuju ke sana merupakan pertanyaan besar yang masih harus dicari Gambar 1. Jan Huygen van Linschoten (1563-1611) (www.raremaps.com/gallery) 1

dan tentu saja penuh dengan risiko. Oleh karena itu pengetahuan akan jalur-jalur laut yang sudah mereka ketahui merupakan sesuatu yang sangat strategis dan besifat top secret (sangat rahasia). Informasi mengenai jalur-jalur laut ini dituangkan dalam portolanos yang berupa peta-peta navigasi dalam bentuknya yang masih sederhana, penuh dengan garis-garis pedoman dan hiasan berupa gambar kapal, dan mahluk-mahluk laut, dan yang harus dijaga ketat kerahasiannya. Informasi tentang arus laut, kedalaman laut dan jalur-jalur aman untuk pelayaran merupakan hal yang sangat penting pula untuk dirahasiakan dari pesaing. Pada akhir abad 16 mulai muncul kekuatan-kekuatan maritim baru dari negeri-negeri bagian sebelah utara Eropa seperti Belanda, Inggeris, Perancis, yang mulai mengancam hegemoni Portugis dan Spanyol. Belanda, meskipun sebuah negeri kecil, telah berhasil mengembangkan kemampuan kapal-kapalnya dan kekuataan tempurnya, dan sangat begairah untuk menggeser dominasi Portugis di samudra. Gambar 2. Buku Itinerario karya Jan Huygen van Linschoten (1596). (nl.wikipedia.org) Dalam kaitan persaingan maritim ini, pentinglah peranan seorang Belanda bernama Jan Huygen van Linschoten, seorang perantau, adminstratur, sejarawan dan juga seorang kartografer (pembuat peta) handal yang bisa dan berhasil membongkar portolanos rahasia Portugis dengan membuat peta-peta Asia Timur termasuk Nusantara, serta informasi-informasi strategis lainnya. Karya van Linschoten inilah yang kemudian membuka jalan lebar dan mempercepat upaya Belanda untuk datang hingga kawasan ini. dan menguasai Nusantara menjadi kekuatan baru di Jan Huygen van Linschoten yang lahir tahun 1563 berasal dari Haarlem, Belanda. Dalam usia yang sangat muda ia pindah ke Seville, 2

Spanyol, mengikuti kakaknya. Selama enam tahun ia bekerja di Semenanjung Iberia, membantu seorang saudagar di Lisbon (Portugal). Ketika situasi perdagangan melesu, ia berusaha mencarai alternatif pekerjaan lainnya. Dengan bantuan saudaranya, Willem, ia mendapat posisi untuk membantu seorang uskup yang baru saja diangkaat untuk bertugas di Goa, koloni Portugis di India. Uskup ini, Vicente de Fonseca, berangkat ke posnya yang baru pada bulan Februari pada bulan Februari 1583, ditemani oleh van Linschoten. Di tempatnya yang baru ini van Linschoten bertugas sebagai sekretaris pada keuskupan (Archbishop) Goa. Dalam posisi ini ia mempunyai privelage atau kemudahan untuk mengakses banyak portolanos Portugis dan berbagai informasi komersial strategis lainnya yang sifatnya sangat rahasia. Entah apa yang mendasari pertimbangannya yang membuatnya menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Secara diam-diam ia meng-copy dokumen-dokumen itu dengan ketelitian dan kecermatan yang tinggi. Pada bulan Januari 1587 uskup Vicente de Fonseca berlayar kembali ke Portugal untuk memberi laporan kepada Raja. Sementara itu van Linschoten tetap tinggal di Goa. Ternyata sang uskup wafat dalam perjalanannya. Begitu mendengar kematian sang uskup, van Linschoten pun memutuskan untuk segera pula meninggalkan Goa dan kembali ke Lisbon. Tetapi perjalanannya tidaklah berjalan mulus. Kapalnya dikejar oleh armada Inggeris, kemudian dihantam badai, dan akhirnya ia terdampar di Kepulauan Azores. Setelah beberapa tahun disini, akhirnya tahun 1592 ia balik ke Lisbon, dan selanjutnya kembali ke negeri asalnya di Belanda. Setiba di negerinya, ia pun menyiapkan penulisan kisah perjalanannya dan menjual naskahnya kepada penerbit Cornelis Claesz di Amsterdam yang kemudian menerbitkannya tahun 1596. Judul bukunya: Itinerario Voyage ofte schipvaert van Jan Huygen van Linschoten. Buku ini, yang judulnya sering disingkat dengan Itinerario, sangat kaya akan ilustrasi, peta dan informasi yang sangat strategis untuk perniagaan yang dikumpulkannya selama masih bermukim di Goa, India. Itinerario, boleh dikatakan telah menelanjangi Portugis dalam hal informasi maritim yang selama ini kerahasiannya dijaga dengan sangat ketat. Buku ini berisikan sintesis atas portolanos Portugis untuk menuju ke Nusantara. Dokumen itu juga berisikan informasi strategis lainnya seperti titik-titik pembekalan ulang (resupply points) Portugis di sekitar Afrika, stasiunstasiun perdagangan di dunia Timur, informasi navigasi yang penting seperti pola arus, kedalaman laut, lokasi pulau-pulau dan gosong pasir (sand banks) yang dapat membahayakan pelayaran. Van Linschoten juga menyajikan panduan untuk mengelak atau menghindari cengkeraman kekuatan Portugis atas Selat Malaka dengan menyarankan rute pelayaran 3

alternatif lewat Selat Sunda, antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Untuk itu, panduan bagi pelaut untuk berlayar dengan aman di selat ini diberikan dengan sangat rinci. Gambar 3. Peta Asia Timur termasuk Kepulauan Nusantara karya Jan Huygen van Linschoten yang terbit dalam bukunya, Itinerario, 1596. Orientasi peta bagian atas adalah Timur. (www.raremaps.com) Peta yang dibuat oleh van Linschoten telah menampilkan dengan jelas geografi Nusantara dalam bentuknya yang sangat sederhana (Gambar 3). Pulau Jawa dikenal sebagai Java Mayor. Pulau Sulawesi ( Celebes) mempunyai bentuk yang aneh tidak seperti yang kita kenal sekarang, sedangkan Papua boleh dikatakan belum dikenal. Berbeda dengan peta sekarang (bagian atas menunjuk arah utara), bagian atas peta van Linschoten justru menunjuk ke arah timur. Petanya juga banyak dihias dengan berbagai gambar seperti kapal layar, berbagai mahluk laut, dan garis-garis pedoman. 4

Gambar 4. Peta bagian barat Nusantara oleh Theodore de Bry, tahun 1598. https://www.raremaps.com/gallery Buku Itinerario ini juga menjelaskan dengan rinci kawasan-kawaann koloni Portugis dan bagaimana administrasinya. Tak kalah pentingnya, dalam buku itu juga dipertelakan tumbuhan dan rempah-rempah yang sangat tinggi nilainya serta dimana saja bisa ditemukan. Van Linschoten juga tak lupa mengemukakan hal-hal lain dari dunia Timur yang mempunyai potensi ekonomi seperti batu permata, mineral, tekstil, kayu dan porselen. Informasi yang terdapat dalam bukunya mempunyai nilai yang tak terkira dan telah sangat kuat mempengaruhi kebijakan ekspansi Belanda di Nusantara dan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan kekuatan perdagangan luar negerinya. Tak dapat dipungkiri, buku Itinerario telah mengilhami pelaut-pelauat ulung Belanda seperti Cornelis de Houtman untuk berlayar mengitari ujung selatan benua Afrika dan akhirnya tiba di Nusantara, pelayaran historis yang membuka lembaran baru bagi berkembangnya kolonisasi Belanda atas Nusantara selama berabad-abad. 5

Gambar 5. Peta India dan Kepulauan Nusantara karya Willem Janszoon Blaeau tahun 1662. Pulau Papua belum banyak dikenal. (http://nla.gov.au) Demikian besar minat akan buku Itinerario hingga buku ini dicetak-ulang berkali-kali dalam edisi bahasa Belanda sampai 50 tahun kemudian, dan telah diterjemahkan (juga dalam banyak edisi) ke dalam bahasa Latin, Jerman, Perancis dan Inggeris. Setelah buku Itinerario, menyusul pula kemudian karya-karya kartografer lainnya mengenai Nusantara seperti peta yang dibuat oleh Theodore de Bry, tahun 1598 (Gambar 4), dan Willem Janszoon Blaeau, tahun 1662 (Gambar 5 ) dan lain-lain. Peta-peta mereka merupakan hasil karya perpaduan kartografi dan seni yang indah yang ikut mewarnai perjalanan sejarah geografi maritim Nusantara. PUSTAKA 6

Willem Janszoon. id.wikipedia.org/wiki. Nontji, A. 2009. Penjelajahan dan Penelitian Laut Nusantara dari Masa ke Masa. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 433 hlm. van Aken, H. 2005. Dutch oceanographic research in colonial times. Oceanography 18 (4): 30-41. Key to the East: Jan Huygen van Linschoten s Itinerario. http://bc.library.uu.nl/key-east-janhuygen-van-linschoten-s-itinerario.html. Anugerah Nontji 09/07/2017 ----- 7