BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Lokasi penelitian pada sisi sebelah timur kawasan hutan Kelurahan. Kanarakan dekat pemukiman masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi hutan di Cagar Alam Gunung Ambang pada ketinggian 1500-

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN MAKROEPIFIT DI KAWASAN HUTAN KELURAHAN KANARAKAN TANGKILING KOTAPALANGKA RAYA

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

BIOMA. Gambar 1. Pesebaran Jenis-Jenis Bioma di Dunia. Gambar 2. Pengaruh Geografis Wilayah terhadap Bioma

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB V PEMBAHASAN. dibandingkan secara akuatik dan teresterial. familia yang mampu beradaptasi pada daerah dataran rendah seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS. herba yaitu : Talas, singkong,, kangkung, patikan kebo, pandan, rimbang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. kuasa dan kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

Keanekaragaman dan Bio-Ekologis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Sub Kawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

RUANG LINGKUP EKOLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TANAMAN PORANG Karakter, Manfaat dan Budidaya

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

Keanekaragaman Jenis-Jenis Anggrek di Hutan Lamasi Desa Murnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI KAWASAN GUNUNG TIDAR KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh

IDENTIFICATION OF EPIPHYTE FERNS ON THE STEM PLANT OIL PALM (Elaeis guineensis J.) IN ENVIRONMENT UNIVERSITY OF BRAWIJAYA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di kawasan hutan Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya ditemukan 21 jenis tumbuhan makroepifit yang terdiri atas 2 divisio yaitu divisio tumbuhan paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Divisio tumbuhan paku terdiri atas 4 familia yaitu familia Polypodiaceae, Aspleniaceae, Davalliaceae, dan Vittariaceae. Sedangkan divisio tumbuhan berbiji terdiri atas familia Orchidaceae. Dari 21 jenis tumbuhan yang diperoleh dari kawasan hutan Kelurahan Kanarakan tercatat 5 jenis tidak diketahui penunjuk jenisnya dan 16 jenis lainnya sudah diketahui. Lokasi penelitian sisi sebelah timur kawasan hutan Kelurahan Kanarakan dekat pemukiman masyarakat ditemukan 11 jenis tumbuhan makroepifit dengan indeks keanekaragaman sedang (1,6349), karena diwilayah ini terdapat perkebunan masyarakat sehingga keanekaragaman tumbuhan makroepifit sedang (1,6349). Kondisi keanekaragaman tumbuhan makroepifit di kawasan ini dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri dari substrat atau habitat tumbuhan makroepifit pada inangnya berupa Beringin (Ficus benjamina), Lempung (Shorea parvifolia Dyer), Tengkawang (Shorea beccariana), Gerunggang (Cratoxylum arborescens), dan Keruing (Dipterocarpus lowii). Sedangkan

faktor abiotiknya terdiri atas suhu, kelembapan dan intensitas cahaya. Suhu yang diperoleh yaitu 32 0 C dan cahaya matahari yang cukup menyebabkan tumbuhan makroepifit di kawasan ini masih memiliki keanekaragaman jenis. Lokasi sisi sebelah barat kawasan hutan Kelurahan Kanarakan ditemukan 6 jenis tumbuhan makroepifit dengan indeks keanekaragaman sedang (1,7267). Kawasan ini termasuk kawasan hutan yang lebat sehingga jenis tumbuhan yang ditemukan sedikit karena terlindungi dari cahaya matahari langsung dan adanya faktor pohon sebagai inang yang kurang sesuai bagi tumbuhan makroepifit untuk tumbuh. Sedangkan pohon inang yang dijumpai sebagai tempat tumbuhan makroepifit tumbuh berupa Meranti ( Shorea sp.), benuas, alau, Belangiran (Shorea belangeran.), Rasak ( Vatica rassak). Lokasi sisi sebelah utara kawasan hutan Kelurahan Kanarakan dekat sungai Teluksahang ditemukan 13 jenis tumbuhan makroepifit yang terdiri dari tumbuhan paku dan familia Orchidaceae dengan indeks keanekaragaman sedang (2,0482). Faktor biotik pada kawasan ini terdiri atas pohon Bayan, Lewang, Jinjit (Calophyllum sp.), rangas (Gluta wallichii), Meranti (Shorea sp.), Keruing (Dipterocarpus lowi), Gerunggang (Cratoxylum arborescens ). Sedangkan untuk faktor abiotik dipengaruhi oleh suhu 27 0 C dengan intensitas cahaya matahari yang tidak langsung menyinari tumbuhan makroepifit karena tumbuh di bawah naungan atau terlindung dan adanya pohon inang yang sesuai untuk tumbuhan makroepifit

menempel, sehingga menyebabkan tumbuhan makroepifit yang tumbuh di kawasan ini lebih banyak. Lokasi sisi sebelah selatan kawasan hutan Kelurahan Kanarakan ditemukan 8 jenis tumbuhan makroepifit yang terdiri dari tumbuhan paku dan familia Orchidaceae. Kondisi keanekaragam tumbuhan paku pada kawasan ini terdiri dari faktor biotik sebagai pohon inangnya yang berupa pohon pinang (Areca catechu ), Putat (Planchonia valida), rangas (Gluta wallichii), alau, dan jinjit (Calophyllum sp.). Tengkawang (Shorea beccariana), Lempung (Shorea parvifolia). Sedangkan untuk faktor abiotik diperoleh suhu 30 0 C dan intensitas cahaya yang cukup menyebabkan tumbuhan makroepifit dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Jenis tumbuhan yang tumbuh dominan di lokasi ini adalah famili Asplenium yang terdiri dari Asplenium nidus dan Asplenium sp. Jenis Asplenium nidus lebih umum dikenal dengan nama pakis sarang burung yang berasal dari malaya dan tersebar luas di seluruh daerah tropis. Di alam bebas dapat tumbuh menumpang pada batang-batang pohon yang tinggi. Jenis ini menyukai daerah yang agak lembab dan tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung. 1 Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, ratarata jenis Asplenium nidus dan Asplenium sp. tahan terhadap cahaya matahari langsung. 1 Setijati Sastrapradja, Jenis Paku Indonesia, h. 39

Perbedaan jenis tumbuhan yang ditemukan pada masing-masing lokasi dipengaruhi oleh ketersediaan kondisi iklim dan habitat mikro bagi lebih banyak jenis serta faktor pendukung hidup yang lebih beragam. Kondisi ini disebabkan oleh adanya persyaratan-persyaratan lingkungan yang sesuai untuk berbagai jenis epifit terhadap lingkungan baik berupa tinggi letaknya menempel pada pohon inang ataupun perbedaan dari pohon ke pohon yang lain sangat beraneka-ragam. 2 Umumnya pohon inang yang dijumpai memiliki permukaan kulit yang kasar dan terdapat retakan pada pohonnya menyebabkan tumbuhan makroepifit dapat tumbuh pada inangnya. Tumbuhan makroepifit tidak mengambil zat hara dari inang yang ditumpanginya, tetapi dari air yang menempel pada pohon inangnya. Tumbuhan paku dan famili Orchidaceae baik yang hidup tunggal maunpun berkelompok umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada percabangan pohon dan sebagian kecil lainnya tumbuh pada batang bebas cabang dan pangkal pohon. Drynaria quersifolia dan Davallia trichomonoides merupakan tumbuhan paku yang tumbuh pada semua wilayah sampling yang sudah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis tumbuhan tersebut mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jenis Drynaria quersifolia memiliki nama lokal daun kepala tupai yang termasuk dalam familia Polypodiaceae yang biasanya menyukai tempat-tempat yang lembab 2 Akas Pinaringan Sujalu dan Akas Yekti Pulihasih, Keanekaragaman Epifit Berkayu Pada Hutan Bekas Tebangan Di Hutan Penelitian Malinau (MRF)-CIFOR (The Diversity Of Wooding Epiphyte in The Log Over Area at Malinau Research (MRF)-CIFOR) http://fordamof.org/files/01.keanekagaraman_epifit_berkayu_.pdf(online 7agustus 2014)

di dataran rendah terutama pada pohon-pohon yang tinggi dan tua. Tumbuhan ini hampir terdapat diseluruh asia tenggara hingga pasifik, bahkan sampai Australia. 3 Sebagian besar tumbuhan makroepifit yang paling banyak ditemukan yaitu tumbuhan paku-pakuan. Spora yang dimiliki tumbuhan paku-pakuan sangat mudah diterbangkan oleh angin maupun serangga sehingga menyebabkan tumbuhan paku-pakuan mempunyai penyebaran yang luas. 4 Selain itu tumbuhan paku yang tumbuh di daerah tropis pada umumnya menghendaki kisaran 21 0 C-27 0 C untuk pertumbuhannya dengan keadaan temperatur yang sesuai menyebabkan banyak jenis tumbuhan paku yang hidup di kawasan hutan tropis. 5 Familia Orchidaceae merupakan familia yang jumlah jenisnya terbanyak yaitu 9 jenis. Tingginya jumlah jenis yang ditemukan pada famili ini kemungkinan disebabkan kondisi abiotik yang sesuai bagi kehidupan dan perkembangan famili Orchidaceae, salah satunya adalah Dendrobium yang dapat tumbuh diatas pegunungan di Himalaya, pada pasir-pasir kecil, dalam hutan-hutan lembap, di tepi sungai dan tak sedikit yang tumbuh di padang pasir kering di Australia. 6 3 Setijati Sastrapradja, Jenis Paku Indonesia, Bogor : LIPI, 1979, h. 15 4 T. Alief Aththorick, dkk., Kekayaan Jenis Makroepifit di Hutan Wisata Telaga Taman Nasional Gunung Leuser (Tngl) Kabupaten Langkat, Jurnal Biologi Sumatera, vol. 2, no. 1, januari 2007.h.13 5 Titi dwijayanti Nahu, dkk., Keanekaragaman Dan Bio-Ekologis Tumbuhan Paku (Pterydophyta) Di Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Sub Kawasan Kabupaten Boolang Mangondow Timur, Jurnal, Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo 6 Mazna Hashim Assagaf, 1001 Spesies Anggrek Yang Tumbuh Dan Berbunga Di Indonesia, Jakarta : Kataelha, 2012, h. 83

Familia Orchidaceae yang hidup epifit membutuhkan naungan dibawah pohon yang rindang karena tidak tahan menerima sinar matahari langsung. Cahaya matahari yang terik dapat membakar helain daun dan pseudobulb. Selain itu anggrek juga membutuhkan kelembapan udara yang tinggi dengan kisaran antara 60-80 % tergantung jenis. 7 Keanekaragaman jenis tumbuhan makroepifit di kawasan hutan kelurahan kanarakan relatif sedang, kemungkinan faktor biotik dan abiotik yang dapat mempengaruhi banyaknya keberadaan tumbuhan makroepifit pada suatu wilayah, serta penelitian ini hanya terbatas pada tumbuhan paku dan familia Orchidaceae. Secara keseluruhan tumbuhan makroepifit yang ditemukan pada semua sampling wilayah memiliki indeks keanekaragaman sedang yaitu 3,1153 berdasarkan pada kriteria nilai indeks keanekaragaman pada skala 1 H 3 bahwa indeks keanekaragamannya sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekosistem dikawasan Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya tergolong sedang dan masih dalam keadaan yang stabil karena nilai indeks keanekaragaman tumbuhan makroepifit yang diperoleh mendekati nilai kriteria tinggi. 7 Dyah Widastoety Darmono, Bertanam Anggrek, h. 47-48

B. Integrasi Sains dan Islam Penelitian ini merupakan dasar untuk mengungkapkan keanekaragaman hayati yang umumnya bermanfaat bagi masyarakat. Bahwa diantara semua ciptaan Allah di alam yang luas ini terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al- Qur an surah Qaf ayat 9 yang berbunyi: Artinya : Dan kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. Ayat tersebut menjelaskan tentang karunia Allah kepada makhlukmakhluknya dengan menurunkan air yang merupakan sumber kehidupan mereka, lalu Kami tumbuhkan dengannya yakni dengan air yang tercurah itu aneka tumbuhan, bunga-bungaan juga buah-buahan yang tumbuh di kebunkebun dan biji-biji tanaman yang di tuai. 8 Berdasarkan penjelasan ayat di atas, semua yang diciptakan di muka bumi ini memiliki manfaat yang berbeda-beda untuk setiap makhluk hidup salah satunya tumbuhan makroepifit yang menempel pada inang atau tempat tumbuhnya tetapi tidak merugikan. Selain itu tumbuhan makroepifit dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias contohnya dari jenis anggrek (familia Orchidaceae) dan tumbuhan paku. 8 Ahmad Supriadi dan Jumrodah., Tafsir Ayat-Ayat Biologi. h. 196