BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan internasional. Aktivitas ekspor impor dalam neraca pembayaran merupakan cerminan akan perdagangan internasional. Penentuan kurs valuta asing berpengaruh besar terhadap biaya dan manfaat dalam perdagangan internasional. Perdagangan internasional melibatkan suatu negara dengan negara yang lain dan menjadikan negara-negara di dunia menjadi lebih terikat. Oleh karena itu, interaksi dengan dunia luar negeri merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh negara manapun, termasuk Indonesia. Guna memperlancar transaksi perdagangan internasional, penggunaan uang dalam perekonomian terbuka tersebut ditetapkan dengan menggunakan mata uang yang telah disepakati. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai tukar mata uang yang timbul karena adanya ketidakpastian nilai tukar itu sendiri. Nilai tukar atau kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil. Perubahan nilai tukar berpengaruh langsung terhadap perkembangan harga barang dan jasa di dalam negeri. Nilai tukar biasanya berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa apresiasi dan depresiasi. Apresiasi merupakan kenaikan nilai tukar negara tertentu terhadap 1

2 nilai mata uang negara lain (Berlianta, 2005:9). Sedangkan depresiasi mata uang menurut Berlianta (2005:8) adalah penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain. Mata uang yang digunakan sebagai pembanding dalam tukar menukar mata uang adalah dollar Amerika Serikat (US Dollar) karena dollar Amerika Serikat merupakan salah satu mata uang yang kuat dan merupakan mata uang acuan bagi sebagian besar negara berkembang termasuk Indonesia. Apresiasi rupiah terhadap dollar AS adalah kenaikan rupiah terhadap dollar AS. Apresiasi rupiah membuat harga barang-barang di Indonesia menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri. Sedangkan depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS artinya suatu penurunan harga dollar AS terhadap rupiah. Depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang domestik menjadi lebih murahbagi pihak luar negeri. Amerika Serikat adalah merupakan partner dagang dominan di Indonesia sehingga ketika rupiah terhadap dollar AS tidak stabil, maka akan mengganggu perdagangan yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi karena perdagangan dinilai dengan dollar. Karakterisik Indonesia sebagai small and open economy, menganut sistem devisa bebas dan ditambah dengan penerapan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) sejak tahun 1997, menyebabkan pergerakan nilai tukar di pasar menjadi sangat rentan oleh pengaruh faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi. Sebagai contoh pertumbuhan nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS pada era sebelum krisis melanda Indonesia dan kawasan asia lainya masih relatif stabil jika dibandingkan dengan masa sebelum krisis, semenjak krisis ini terjadi lonjakan kurs dollar AS.

3 Dengan diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating sistem) di Indonesia, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika Serikat ditentukan oleh mekanisme pasar. Sejak saat itulah turunnya nilai tukar atau fluktuasi ditentukan oleh kekuatan pasar. Pada sistem kurs tearlambat, suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya. Sistem kurs terlambat merangkak, dimana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak kearah suatu nilai tertentu. Keuntungan utama dari sitem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan system kurs terlambat. Menurut Frenkel (1984), ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar. Berdasarkan teori nilai tukar melalui pendekatan moneter, Frenkel (1984) membagi teori nilai tukar atas dua katagori, yaitu model moneter harga fleksibel (the flexible price monetary model) dan model moneter harga kaku / lonjakan kurs (the sticky price or overshooting monetary model). Menurut teori pendekatan moneter ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu tingkat harga, relatif, tingkat suku bunga, pendapatan nasional riil, dan penawaran uang. Berikut pada tabel 1.1. disajikan data-data beberapa variabel makro ekonomi Indonesia yang juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tahun 1996-2014.

4 Tabel 1.1. Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, inflasi domestik, inflasi luar negeri, suku bunga domestik, suku bunga luar negeri dan jumlah uang beredar tahun 1996-2014. Tahun Kurs SBLN ID (%) ILN (%) SBD (%) (Rp) (%) JUB (UU$) 1996 2.383 8.0 2.90 14.13 8.27 121.121 1997 4.650 6.2 2.30 30.52 8.44 76.482 1998 8.025 58.4 1.50 41.24 8.36 71.948 1999 7.085 20.5 2.20 24.90 8.10 91.207 2000 9.595 3.7 3.40 12.05 9.27 77.856 2001 10.400 11.5 1.60 16.59 6.79 81.159 2002 8.940 11.9 2.40 12.93 4.67 98.870 2003 8.447 6.6 1.90 8.31 4.13 113.140 2004 9.290 6.2 3.30 7.43 4.38 111.252 2005 9.830 10.5 2.20 12.75 6.19 122.356 2006 9.020 13.1 3.20 9.75 7.98 153.270 2007 9.419 6.4 2.90 8.00 8.02 175.142 2008 10.950 9.8 2.70 18.82 4.88 173.136 2009 9.400 4.8 2.80 6.59 3.25 227.807 2010 8.991 5.1 1.40 6.60 3.25 274.853 2011 9.333 5.4 3.00 6.50 3.25 308.315 2012 9.793 4.3 1.70 5.75 3.25 337.742 2013 12.173 6.4 1.20 7.50 3.25 306.449 2014 12.388 6.4 1.30 7.75 3.25 336.885 Sumber: Bank Indonesia, 2014 (diolah) Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat kondisi ekonomi makro Indonesia pasca krisis ekonomi global. Dari data kurs pada tahun 1996 berjumlah 2.383 dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2001 menjadi 10.400, namun pada tahun 2002 kurs kembali menurun menjadi 8.940 diketahui bahwa pergerakan nilai tukar terhadap dollar mengalami fluktuasi. Hal ini merupakan suatu masalah karena pergerakan kurs tersebut mengalami perubahan-perubahan yang berarti sepanjang tahun pengamatannya. Pada tahun 2008 nilai kurs terhadap dollar mengalami penguatan sebesar 10.950, namun sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 nilai kurs mengalami kemerosotan dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2013

5 hingga tahun 2014, kondisi ini cukup memperhatinkan dan kondisi ini menarik untuk dikaji, karena sangatlah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Jumlah uang beredar (M2) di Indonesia pada tahun 1996 sebesar 121.121 namun mengalami penurunan pada tahun1997 sampai dengan tahun 2008, paada tahun 2009 mengalami peningkatan kembali menjadi 227.807, dimana Jumlah uang beredar (M2) di Indonesia pada tahun2014 meningkat menjadi 336.885. Namun bila dilihat dari tabel 1.1, peningkatan penawaran uang tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga. Suku bunga domestik sejak tahun 1996 sebesar 14.13 dan tetap mengalami kenaikan hingga tahun1997 sampai tahun 1999, namun mengalami penurunan pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2014 hal ini dikarenakan variabel suku bunga memiliki koefisien hubungan yang ambigu terhadap nilai tukar. Yang pertama, ketika kenaikan tingkat bunga dalam negeri mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan penwaran dipasar uang. Pada saat yang sama, tingkat bunga yang lebih tinggi akan mengurngi keinginan masyarakat memegang uang. Sebagai akibatnya akan terjadi kelebihan uang (excess money balance) di pasar uang dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan depresiasi mata uang dalam negeri. Disisi lain, pengaruh kedua dapat terjadi kenaikan tingkat bunga dalam negeri akan menarik aliran modal masuk kedalam negeri. Hai ini karena kenaikan tingkat bunga dirasa lebih menguntungkan bagi investor untuk memindahkan dana kedalam negeri. Adanya aliran modal masuk akan mengakibatkan apresiasi mata uang dalam negeri. (Kholidin: 2002).

6 Untuk selanjutnya dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwasanya pendapatan suku bunga domestik pasca krisis ekonomi global, sejak tahun 1996 sampai tahun 2014 mengalami gejolak naik turun tetapi tidak begitu besar. Kondisi perekonomian Indonesia cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan. Menurut Krugman (1994), penurunan out put riil mendorong penurunan permintaan uang sehingga menyebabkan suku bunga menurun suku dengan asumsi cateris paribus. Pada saat suku bunga menurun maka mata uang domestik akan terdepresiasi. Sebaliknya kenaikan out put riil meningkatkan suku bungan dengan asumsi cateris paribus (tingkat harga dan penawaran uang tetap atau diabaikan). Kenaikan output riil menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan uang. Akibat dari kelebihan permintaan uang akan mendorong suku bunga naik sehingga mata uang domestik akan terapresiasi. Hal ini berarti suku bunga domestik berpengaruh negatif terhadap nilai tukar (kurs). Beberapa peneliti sebelumnya telah melihat beberapa hal yang berkaitan mengenai tinjauan penelitian ini. Insukindro (1992: 468)meneliti bahwa variabel pendapatan, suku bunga, laju inflasi dan Produksi Domestik Bruto (PDB) dan Jumlah Uang Beredar (M2), dan memang terjadi hubungan antar variabel. Dan menurut Katsimbris dan Miller (1995: 55) bahwa M2 di Amerika Serikat mempengaruhi M2 negara lain terutama negara yang menggunakan sistem nilai tukar free floating exchange rate. Selanjutnya Tucker, et all (1991), menyatakan bahwa hubungan antara jumlah uang beredar dengan nilai tukar rupiah adalah positif sedangkan hubungan antara pendapatan rill dan suku bunga terhada nilai tukar adalah negatif. Sama halnya dengan penelitian sebelumnya yang dijelaskan oleh Howrey (1994)

7 dimana jumlah uang beredar dan suku bunga berpengaruh positif terhadap nilai tukar. Penelitian dipandang perlu karena perubahan nilai tukar dipasar sulit diprediksi dalam sistem nilai tukar mengambang bebas serta tinggi rendahnya nilai tukar mengandung biaya sosial yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat dan berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi nasional. Berdasarkan uraian dan gambaran mengenai fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, maka penulis tertarik untuk meneliti yang berjudul analisis pengaruh inflasi, suku bunga dan uang beredar terhadap nilai tukar rupiah tahun 1996-2014. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitan ini adalah apakah terdapat pengaruh variabel inflasi domestik, inflasi luar negeri, suku bunga domestik, suku bunga luar negeri, dan jumlah uang beredar terhadap nilai tukar rupiah 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel inflasi domestik, inflasi luar negeri, suku bunga domestik, suku bunga luar negeri, dan jumlah uang beredar terhadap nilai tukar rupiah 1.4. Manfaat Penelitian Dengan penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan

8 manfaat antara lain: 1. Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap perkembangang ilmu ekonomi yang berkaitan dengan kajian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi nilai tukar di Indonesia. 2. Manfaat praktis: a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian berikutnya b. Dengan mengetahui pengaruh masing-masing faktor yang diteliti dapat dipakai sebagai informasi bagi Indonesia dalam penentu kebijakan untuk melakukan upaya maksimal dalam meningkatkan daya tarik dan peluang nilai tukar rupiah.