BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), bekerjasama dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Sektor manufaktur

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu Good Corporate Governance (GCG) dengan pengukuran indeks Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan pengukuran Corporate Social Disclosure Index (CSDI) sebagai variabel yang mempengaruhi harga saham, dimana harga saham diukur berdasarkan perubahan harga, dan untuk melihat pengaruh GCG serta CSR digunakan perubahan kumulasi harga abnormal atau Cumulative Abnormal Return (CAR). Jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 32 sampel yang terdiri dari 16 perusahaan yang dijadikan sampel selama 2 tahun yang terdiri dari data variabel GCG, CSR, dan harga saham. Berikut ini penjelasan mengenai deskripsi dari variabel-variabel penelitian ini : Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel Good Corporate Governance (GCG) yang berdasarkan indeks CGPI selama tahun 2010 menunjukkan skor CGPI tertinggi, yaitu sebesar 91,81 pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan skor CGPI terendah, yaitu sebesar 70,73 pada PT Timah (Persero) Tbk. Sedangkan indeks CGPI selama tahun 2011 dengan skor CGPI tertinggi, yaitu sebesar 91,91 pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan skor CGPI terendah, yaitu sebesar 72,80 pada PT Bumi Resources Tbk. Hal ini 59

60 menunjukkan indeks CGPI pada perusahaan-perusahaan emiten yang aktif berpartisipasi setiap tahunnya mengalami peningkatan dan relatif stabil. Jika dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 82,48 untuk tahun 2010 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 82,99 untuk tahun 2011. Hal ini berarti bahwa selama periode 2010-2011 perusahaan-perusahaan menerapkan GCG dengan terpercaya menurut skor pemeringkatan indeks GCG dari IICG. Sehingga semakin baik penerapan mekanisme GCG pada sampel perusahaan yang aktif ikut berpartisipasi dalam IICG di BEI periode 2010-2011 menunjukkan kinerja perusahaan yang bertambah baik setiap tahunnya dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tabel 4.1 Indeks Good Corporate Governance Periode 2010-2011 No. Nama Perusahaan Emiten CGPI 2010 CGPI 2011 1. PT Aneka Tambang (Persero)Tbk 86,15 86,55 2. PT Astra Otoparts Tbk 78,11 79,09 3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 85,35 85,75 4. PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk 78,19 77,80 5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 91,81 91,91 6. PT Bank CIMB Niaga Tbk 91,46 89,88 7. PT Bakrie Telecom Tbk 73,97 75,73 8. PT Bumi Resources Tbk 70,83 72,80 9. PT Bakrieland Development 77,36 77,37 10. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 85,82 85,84 11. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 83,41 83,65 12. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 89,10 89,57 13. PT Timah (Persero) Tbk 70,73 75,68 14. PT United Tractors Tbk 87,36 87,77 15. PT Bukit Asam (Persero) Tbk 84,33 82,55 16. PT Bank Tabungan Negara Tbk 85,70 85,90 Mean ( X ) 82,48 82,99 Sumber: Data sekunder yang diolah 2013

61 Tabel 4.2 menunjukkan variabel Corporate Social Responsibility (CSR) yang berdasarkan hasil indeks CSDI selama tahun 2010 mempunyai nilai tertinggi sebesar 59% atau sebesar 47 item pengungkapan aktivitas CSR yaitu pada PT Timah (Persero) Tbk dan nilai terendah sebesar 9% atau sebesar 7 item pengungkapan aktivitas CSR yaitu pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sedangkan nilai tertinggi hasil indeks CSDI selama tahun 2011sebesar 61% atau sebesar 48 item pengungkapan aktivitas CSR yaitu pada PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, dan nilai terendah sebesar 9% atau sebesar 7 item pengungkapan aktivitas CSR yaitu pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan belum mempunyai sarana pendukung seperti standar pelaporan dan tenaga terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya), dan banyaknya jenis aktivitas CSR yang tidak terpenuhi secara keseluruhan berdasarkan kategori GRI. Apabila dilihat pada nilai rata-rata (mean) sebesar 23% untuk tahun 2010 artinya tingkat rata-rata pengungkapan yang dilaporkan pada sampel perusahaan sebesar 18 item pengungkapan (23% x 79 item) dan nilai rata-rata (mean) sebesar 25% untuk tahun 2011 artinya tingkat rata-rata pengungkapan yang dilaporkan pada sampel perusahaan sebesar 20 item pengungkapan (25% x 79 item). Hal ini menunjukkan pengungkapan CSR pada periode 2010-2011 untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan.

62 Tabel 4.2 Indeks Corporate Social Responsibility Periode 2010-2011 No. Nama Perusahaan Emiten CSDI 2010 CSDI 2011 1. PT Aneka Tambang (Persero)Tbk 0,58 0,61 2. PT Astra Otoparts Tbk 0,14 0,14 3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0,13 0,16 4. PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk 0,16 0,19 5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 0,09 0,09 6. PT Bank CIMB Niaga Tbk 0,15 0,15 7. PT Bakrie Telecom Tbk 0,19 0,20 8. PT Bumi Resources Tbk 0,33 0,34 9. PT Bakrieland Development 0,23 0,24 10. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 0,27 0,29 11. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 0,19 0,23 12. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 0,18 0,18 13. PT Timah (Persero) Tbk 0,59 0,59 14. PT United Tractors Tbk 0,18 0,23 15. PT Bukit Asam (Persero) Tbk 0,18 0,18 16. PT Bank Tabungan Negara Tbk 0,13 0,13 Mean ( X ) 0,23 0,25 Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 Dalam Tabel 4.3 dapat diketahui variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) selama tahun 2010 mempunyai nilai tertinggi, yaitu sebesar 0,376 pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan nilai terendah, yaitu sebesar -0,852 pada PT Astra Otoparts Tbk. Sedangkan variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) selama tahun 2011 mempunyai nilai tertinggi, yaitu sebesar 0,290 pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan nilai terendah, yaitu sebesar -1,544 pada PT Bakrie Telecom Tbk. Cumulative Abnormal Return pada tahun 2010 menunjukkan nilai positif hanya pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT United Tractors Tbk. Sedangkan Cumulative Abnormal Return tahun 2011 menunjukkan nilai positif pada PT Astra Otoparts Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi

63 Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk. Pada tahun 2011 Cumulative Abnormal Return pada PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Bumi Resources Tbk mengalami penurunan relatif besar yang masing-masing sebesar 1,544 dan 1,169. Apabila dilihat dari nilai rata-rata (mean) CAR pada periode 2010-2011 yang masing-masing sebesar -0,206 dan -0,303, menunjukkan penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Hal ini berarti harga saham semakin menurun dari tahun 2010 ke tahun 2011. Sehingga pada periode 2010-2011 menunjukkan harga saham berfluktuasi untuk setiap sampel perusahaan. Tabel 4.3 Cumulative Abnormal Return 1 April 2011 s/d 31 Maret 2012 dan 1 April 2012 s/d 31 Maret 2013 No. Nama Perusahaan Emiten CAR 2010 CAR 2011 1. PT Aneka Tambang (Persero)Tbk -0,257-0,358 2. PT Astra Otoparts Tbk -0,852 0,012 3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk -0,073 0,084 4. PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk -0,208-0,010 5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk -0,120 0,222 6. PT Bank CIMB Niaga Tbk -0,391-0,029 7. PT Bakrie Telecom Tbk -0,480-1,544 8. PT Bumi Resources Tbk -0,360-1,169 9. PT Bakrieland Development -0,158-0,877 10. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 0,070-0,067 11. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 0,376-0,046 12. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk -0,179 0,290 13. PT Timah (Persero) Tbk -0,461-0,368 14. PT United Tractors Tbk 0,310-0,716 15. PT Bukit Asam (Persero) Tbk -0,137-0,476 16. PT Bank Tabungan Negara Tbk -0,381 0,211 Mean ( X ) -0,206-0,303 Sumber: Data sekunder yang diolah 2013

64 B. Uji Asumsi Klasik Analisis ini juga dapat disebut sebagai uji prasyarat dari model regresi linier berganda. Model regresi yang baik harus menghasilkan estimator linier yang tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini adalah hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data residual dengan menggunakan software SPSS: Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation.36593835 Most Extreme Differences Absolute.153 Positive.101 Negative -.153 Kolmogorov-Smirnov Z.866 Asymp. Sig. (2-tailed).441 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data sekunder yang diolah 2013

65 Berikut ini adalah hipotesisnya: : F (x) = (x), dengan F (x) adalah fungsi distribusi frekuensi hasil pengamatan, dan (x) adalah distribusi frekuensi harapan (teoritis) yang bermakna residual berdistribusi normal. : F (x) (x) atau distribusi residual tidak normal. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka diterima. Jika probabilitas < 0,05 maka diterima. Hasil uji normalitas pada data residual, berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov diperoleh angka probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,441. Dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5% atau (0,05), maka diketahui nilai probabilitas 0,441 lebih besar (0,441>0,05), maka diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Kesimpulan tersebut sama seperti pengujian pada Normal Probability Plot of Residual. Gambar 4.1 Uji Normalitas Menggunakan P-Plot Sumber: Data sekunder yang diolah 2013

66 Jika dilihat dari grafik pada Gambar 4.1, maka dari semua data berdistribusi normal. Hal ini karena semua mengikuti garis normalitas ditunjukan dengan titik-titik yang tidak jauh dari garis diagonal. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006). Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Nilai umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF pada masing-masing variabel seperti terlihat pada Tabel 4.5 berikut: Model Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -3.076 1.017-3.025.005 GCG.034.012.503 2.953.006.869 1.151 CSR -.125.496 -.043 -.252.803.869 1.151 a. Dependent Variable: CAR Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 Dari data tersebut diperoleh bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF jauh dibawah angka 10.

67 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Untuk uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin- Watson (DW) untuk mendeteksi adanya autokorelasi, yang dapat dilakukan dengan cara melihat besaran Durbin Watson sebagai berikut pada Tabel 4.6: a) Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. b) Angka DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c) Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.520 a.270.220.37835 1.282 a. Predictors: (Constant), CSR, GCG b. Dependent Variable: CAR Sumber : Data sekunder yang diolah 2013 Dari hasil pengolahan data Tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari gejala autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 1,282 yang terletak diantara -2 sampai +2 (Singgih Santoso, 2002:219). 4. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

68 tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006:125). Untuk menentukan heterokedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heterokedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Sumber : Data sekunder yang diolah 2013 Dari grafik scatterplot terlihat bawa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik dia atas maupun diabawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

69 C. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai (R ) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:87). Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.520 a.270.220.37835 a. Predictors: (Constant), CSR, GCG b. Dependent Variable: CAR Sumber : Data sekunder yang diolah 2013 Berdasarkan output SPSS tampak bahwa hasil perhitungan diperoleh nilai adjusted (R ) sebesar 0,220 atau 22% artinya pengaruh GCG dan CSR terhadap CAR sebesar 22% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (GCG dan CSR) mampu menjelaskan sebesar 22% variasi variabel dependen harga saham yang dilihat melalui CAR. Sedangkan sisanya yaitu (100%-22%= 78%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,37835, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Angka Koefisien determinasi (R ) pada Tabel 4.7 sebesar 0,520

70 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah sedang karena memiliki nilai Koefisien Determinasi (R ) di atas 0,5 mendekati nilai 1. D. Uji Hipotesis Setelah model regresi linier berganda memenuhi syarat uji asumsi klasik, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap hipotesis yaitu dengan menggunakan uji f dan uji t. 1. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabelvariabel independen atau bebas yang dimasukkan berpengaruh secara serentak terhadap satu variabel dependen atau terikat. Tabel 4.8 Uji Signifikan Serentak (Uji F) ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.535 2.768 5.362.010 a Residual 4.151 29.143 Total 5.686 31 a. Predictors: (Constant), CSR, GCG b. Dependent Variable: CAR Sumber : Data sekunder yang diolah 2013 Hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai F = 5,362 dengan probabilitas sebesar 0,010 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa Cumulative Abnormal Return (CAR) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel Good Corporate

71 Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan kata lain, GCG dan CSR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dimana perubahan harga dilihat melalui Cumulative Abnormal Return (CAR). 2. Uji Signifikan Parsial (Uji T) Tabel 4.9 Uji Signifikan Parsial (Uji T) CAR = α + β 1 GCG + β 2 CSR + e Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -3.076 1.017-3.025.005 GCG.034.012.503 2.953.006 CSR -.125.496 -.043 -.252.803 a. Dependent Variable: CAR Sumber : Data sekunder yang diolah 2013 Uji T digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Dari uji statistik t antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengaruh GCG terhadap harga saham yag dilihat dengan Cumulative Abnormal Return Hasil pengujian terhadap variabel GCG menunjukkan nilai t sebesar 2,953 dengan nilai signifikan sebesar 0.006 < 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa GCG memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return. b) Pengaruh CSR terhadap harga saham yang dilihat dengan Cumulative Abnormal Return

72 Hasil pengujian terhadap variabel CSR menunjukkan nilai t sebesar -0,252 dengan signifikan sebesar 0,803 > 0,05. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa CSR tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Setelah melakukan pengujian asumsi klasik dan telah terbukti bahwa data terbebas dari asumsi-asumsi klasik tersebut, maka data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk melakukan pengujian analisis regresi berganda. Uji regresi linear berganda yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat).dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda dilakukan agar mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya yaitu Cumulative Abnormal Return-CAR (Y), sedangkan variabel independennya yaitu Good Corporate Governance-GCG (X 1 ), Corporate Social Responsibility-CSR (X 2 ). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Model Unstandardized Coefficients Tabel 4.10 Uji Analisis Regresi Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.076 1.017-3.025.005 GCG.034.012.503 2.953.006 CSR -.125.496 -.043 -.252.803 a. Dependent Variable: CAR Sumber : Data sekunder yang diolah 2013 t Sig.

73 Dapat disimpulkan bahwa variabel GCG dan CSR terhadap harga saham yang dilihat dengan Cumulative Abnormal Return dengan persamaan regresi yaitu: CAR = - 3, 076 + 0,034 GCG 0,125 CSR + e a) Konstanta sebesar -3, 076 artinya jika nilai GCG dan CSR adalah 0, maka CAR nilainya adalah -3,076. b) Koefisien regresi variabel GCG sebesar 0,034 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan GCG mengalami kenaikan nilai sebesar 1 satuan, maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar 0,034. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara GCG dengan CAR, semakin baik penerapan GCG maka nilai perusahaan semakin baik dimata investor. c) Koefisien regresi variabel CSR sebesar -0,125 artinya jika variabel independen lainnya tetap dan CSR mengalami kenaikan 1 satuan, maka CAR akan mengalami penurunan 0,125. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara CSR dengan CAR. Sehingga semakin baik pengungkapan CSR dalam annual report, maka semakin kecil nilai CAR.

74 E. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh GCG dan CSR terhadap harga saham yang dilihat melalui Cumulative Abnormal Return. Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis Hasil H a1 GCG dan CSR berpengaruh positif terhadap Harga saham Diterima H a2 GCG berpengaruh positif terhadap harga saham Diterima H a3 CSR berpengaruh positif terhadap harga saham Ditolak Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 1. Pengaruh GCG terhadap Cumulative Abnormal Return Berdasarkan hasil Uji t, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel GCG berpengaruh secara signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return. Variabel GCG berpengaruh secara signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return baik secara simultan maupun parsial. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan yang tinggi atas transparansi dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan memberikan penilaian bagi investor mengenai kinerja perusahaan yang baik dan nilai perusahaan yang meningkat, sehingga abnormal return perusahaan akan selalu positif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Tristiarini (2005) menunjukkan bahwa penerapan mekanisme dari Corporate Governance yang tercermin dari keempat prinsip yaitu transparansi, kewajaran,

75 akuntabilitas, dan responsibilitas, secara parsial maupun simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham yang dapat dilihat dari abnormal return. Sehingga sesuai dengan konsep teori stakeholder, dengan adanya mekanisme GCG dalam suatu perusahaan, maka tingkat kepercayaan stakeholder semakin meningkat terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan tersebut dapat memberikan pengaruh signal positif berupa good news pada investor untuk membeli saham suatu perusahaan, sehingga akan terjadi perubahan harga saham yang semakin meningkat. 2. Pengaruh CSR Terhadap Cumulative Abnormal Return Hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh terhadap Cumulative Abnormal Return. Hal tersebut sesuai dengan konsep teori legitimasi, dimana perusahaan melakukan pengungkapan hanya sebatas untuk mendapatkan pengakuan atas pertanggungjawaban aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Di samping itu kemungkinan perusahaan belum mengungkapkan kegiatan CSR nya dalam laporan tahunan sesuai dengan UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 66 ayat (2) dan juga kemungkinan masih banyaknya perusahaan yang belum menerapkan pengungkapan CSR berdasarkan kategori GRI.