BAB V PEMBAHASAN HASIL PERANCANGAN 5.1 Perbandingan Hasil Desain Struktur SRPMK dan SRPMM pada Elemen Kolom Hasil desain elemen kolom dengan SRPMM yang dilakukan oleh perencana berbeda dengan hasil desain SRPMK, hasil tersebut meliputi penampang serta kebutuhan tulangan. Penampang pada elemen kolom hasil desain SRPMK adalah beragam. Kolom interior, kolom eksterior dan kolom sudut memiliki penampang yang berbeda, hal tersebut dipengaruhi oleh nilai momen ujung (M pr ) yang berbeda serta kondisi kekangan balok yang berbeda pada setiap elemen kolom. Berbeda dengan hasil desain SRPMM, penampang kolom pada posisi interior, eksterior dan sudut adalah sama untuk semua lantai. Kebutuhan tulangan longitudinal dengan diameter yang sama pada kondisi SRPMK lebih sedikit dibandingkan dengan kondisi SRPMM. Hal tersebut berbeda pada kebutuhan tulangan geser, diameter tulangan geser kondisi SRPMK lebih besar dibandingkan kondisi SRPMM. Perbedaan penampang serta kebutuhan tulangan masing-masing kondisi dapat dilihat pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.4. Gambar detail penulanagn SRPMK dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 5.1 Hasil desain dan kebutuhan tulangan longitudinal kondisi SRPMK elemen kolom Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 128
Tabel 5.2 Hasil desain dan kebutuhan tulangan longitudinal kondisi SRPMM elemen kolom Tabel 5.3 Hasil desain dan kebutuhan tulangan geser kondisi SRPMK elemen kolom Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 129
Tabel 5.4 Hasil desain dan kebutuhan tulangan geser kondisi SRPMM elemen kolom 5.2 Perbandingan Hasil Desain Struktur SRPMK dan SRPMM pada Elemen Lentur Hasil desain pada elemen lentur dengan SRMM terdapat perbedaan dengan hasil desain dengan SRPMK hasil tersebut adalah kebutuhan tulangan. Pada dua kondisi yakni SRPMM dan SRPMK penampang elemen lentur memiliki dimensi yang sama, hal tersebut berbeda dengan kebutuhan tulangan. Kebutuhan tulangan longitudinal pada kondisi SRPMK lebih sedikit dibandingkan pada kondisi SRPMM, namun kebutuhan tulangan geser kondisi SRPMK lebih banyak dibandingkan kebutuhan tulangan geser kondisi SRPMM. Hal tersebut dapat terbukti dari jarak antara tulangan geser pada kondisi SRPMK lebih rapat dibandingkan kondisi SRPMM. Semua perbedaan pada elemen lentur pada kondisi SRPMK dan SRPMM dapat dilihat pada Tabel 5.5 hingga Tabel 5.8. Gambar detail penulanagn SRPMK dapat dilihat pada Lampiran 5. Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 130
Tabel 5.5 Hasil desain dan kebutuhan tulangan lentur kondisi SRPMK elemen lentur Tabel 5.6 Hasil desain dan kebutuhan tulangan lentur kondisi SRPMM elemen lentur Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 131
Tabel 5.7 Hasil desain dan kebutuhan tulangan geser kondisi SRPMK elemen lentur Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 132
Tabel 5.8 Hasil desain dan kebutuhan tulangan geser kondisi SRPMM elemen lentur Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 133
5.3 Hasil Desain dan Analisis Hubungan Kolom-Balok Desain dan analisis hubungan kolom dengan balok pada kondisi SRPMM oleh pihak perencana tidak dilakukan. Pada kondisi SRPMK desain dan analisis hubungan kolom dengan balok diperhitungkan. Mengenai perhitungan desain dan analisis hubungan kolom dengan balok telah dijelaskan pada sub bab 4.4.3 mengenai perancangan dan analisis hubungan kolom dengan balok. Tabel 5.9 menjelaskan tulangan pada hubungan kolom dengan balok yang terdiri dari tulangan horizontal tanpa ada tulangan vertikal dikarenakan jumlah tulangan utama kolom lebih dari 8 buah. Gambar detail tulangan hubungan kolom dan balok digambarkan pada Lampiran 5. Tabel 5.9 Hasil desain kebutuhan tulangan hubungan kolom-balok Lantai ke- Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Tipe Joint Diameter (mm) Tulangan Horizontal Jumlah Pembulatan Pembulatan Jumlah K1 (C40/ K.Sudut)-Balok Induk 12 12.33009 6.1650434 7 K2 (C34/ K.Eksterior)-Balok Induk 12 12.32241 6.1650434 7 K3 (C48/ K.Eksterior)-Balok Induk 12 12.32241 6.1650434 7 K4 (C44/ K.Interior)-Balok Induk 12 12.19021 6.1650434 7 K1 (C40/ K.Sudut)-Sloof 12 11.40412 5.7020603 6 K2 (C34/ K.Eksterior)-Sloof 12 11.39645 5.6982229 6 K3 (C48/ K.Eksterior)-Sloof 12 11.39645 5.6982229 6 K4 (C44/ K.Interior)-Sloof 12 11.26424 5.6321204 6 K1 (C40/ K.Sudut)-Balok Induk 12 11.97344 5.9867222 6 K2 (C34/ K.Eksterior)-Balok Induk 12 11.97344 5.9867222 6 K3 (C48/ K.Eksterior)-Balok Induk 12 11.97344 5.9867222 6 K4 (C44/ K.Interior)-Balok Induk 12 11.97344 5.9867222 6 K1 (C40/ K.Sudut)-Balok Ring 12 3.045099 3.0450987 4 K2 (C34/ K.Eksterior)-BalokRing 12 6.090197 3.0450987 4 K3 (C48/ K.Eksterior)-Balok Ring 12 6.090197 3.0450987 4 K4 (C44/ K.Interior)-Balok Ring 12 6.090197 3.0450987 4 Heri Haerul Fatah., Nur Achmad Fauzan, Perbandingan Desain Sistem. 134