BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEHTAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT UMUM (DAERAH LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMANTAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 6 Ha areal, persawahan dan 2 Ha bangunan gedung. Bolango dengan batas-batas sebagai berikut :

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Kuesioner Penelitian

KORELASI JUMLAH PASIEN DAN PRODUKSI LIMBAH MEDIS PADAT DI RUANG RAWAT INAP DAN UNIT GAWAT DARURAT RS SITI KHADIJAH, SEPANJANG SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

Wawancara : belum ada upaya penurunan jumlah timbulan limbah padat B3. Limbah medis masih tercampur dengan limbah non medis

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

7. Berapa biaya insentif petugas pengelola limbah? 10. Apakah pendidikan petugas pengangkut limbah padat?

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III KERANGKA KONSEP. Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan hubungan antara variabelvariabel

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

NOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMILAHAN DAN PEWADAHAN LIMBAH MEDIS PADAT. Lailatul Fahriyah, Husaini, Noor Ahda Fadillah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PUSKESMAS RAWAT INAP DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 TERHADAP INDEKS PROPER DI RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis di Provinsi Lampung. Salah satu dari dampak itu adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

Prosedur pengelolaan limbah ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat menjaga dirinya sendiri dan

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN PRAKTIK PETUGAS PENGUMPUL LIMBAH MEDIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat

Oleh; Yuni Meilani, Lilik Hidayanti, Siti Novianti

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

Informasi Bahan Berbahaya Beracun Dan Pencemar Organik Persisten (SIBP3POPs) di Kemenkes. Badan Litbang Kesehatan 2017

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO SERTA REKOMENDASI SISTEM PENGELOLAANNYA

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. AGOESDJAM KETAPANG

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH SAKIT UMUM SUMENEP

BAB III METODE PENELITIAN. Hygiene Perawat dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit pada dasarnya merupakan organisasi layanan (Service. Organization) bidang kesehatan, yang memerlukan manajemen untuk

KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan, oleh karena itu perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan. (1) Sampah merupakan hasil buangan proses kegiatan rumah sakit, pengelolaan sampah yang belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dampak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. (2) Data dari WHO mengenai 22 negara berkembang menunjukkan proporsi fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak menggunakan metode pembuangan dan pengelolaan sampah yang tepat sebanyak 64%. Penelitian terhadap lima rumah sakit di Federal Capital Territory, Abuja, Nigeria pada tahun 2011 menyatakan hanya sebesar 18,3% membakar sampah rumah sakit menggunakan insinerator, 9,1% dengan cara di kubur, 36,3% dibakar di lubang terbuka, dan 36,3% dibuang ke tempat pembuangan sampah yang ada di kota. (3) Hasil kajian terhadap 100 rumah sakit di Jawa dan Bali tahun 2012 menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg/tempat tidur/hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah berupa sampah domestik sebesar 76,8% dan berupa sampah infeksius sebesar 23,2%. Diperkirakan secara nasional produksi sampah rumah sakit sebesar 376.089 ton/hari. (4)

Sampah yang telah dipilahkan akan dikumpulkan oleh petugas kebersihan atau cleaning service (CS) dan akan diangkut ke titik pengangkutan lokal. Pengelolaan sampah rumah sakit terdiri dari Pemilahan, Penampungan, Pengangkutan dan Pembuangan Akhir. Pelaksanaan pengelolaan sampah setiap rumah sakit harus melakukan reduksi sampah dimulai dari sumber, harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun, harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan sampah medis mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang. (5) Berdasarkan laporan tahun 2011 dari bagian IPSL (Instalasi Pemeliharaaan Sarana dan Lingkungan) RSUD dr. Zainoel Abidin Provinsi Aceh, hanya 10% dari 187 orang Cleaning Service yang melakukan pemilhan sampah. (4) Penelitian yang dilakukan Riza Hapsari mengenai Analisis pengelolaan sampah didapatkan hanya 75% sistem pemilahan sampah terlaksana di rumah sakit Dr Moewardi Surakarta. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia Andarnita mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah medis, di dapatkan bahwa hanya 80% petugas kebersihan rumah sakit yang melakukan pemilhan sampah dengan baik dan benar. (6,4) Rumah sakit Mukomuko adalah rumah sakit milik pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko, yang masih tergolong rumah sakit tipe C, dengan jumlah tempat tidurnya adalah sebanyak 126 buah dan Bed Occupation Rate ( BOR ) hanya 39%. Data tahun 2014 kunjungan Rumah sakit Mukomuko adalah 24.109 orang, dengan ruang IGD sebnyak 6.384 orang, ruang IRJ sebanyak 13.314 orang, dan ruagan IRNA sebanyak 4.411 orang. Berdasarkan jumlah kunjungan 2014 jumlah

sampah yang dihasilkan oleh pasien, pengunjung maupun tenaga medis di rumah sakit Mukomuko tahun 2014 adalah sebanyak 12,6 ton. (9) Data mengenai jumlah sampah yang ada di Rumah sakit Mukomuko tahun 2015 jauh lebih banyak daripada tahun sebelumnya yaitu 18 ton/tahun. Dengan jumlah sampah setiap bulannya adalah 1,5 ton, dan dalam satu hari Rumah sakit Mukomuko menghasilkan sampah ±50 kg. Ini merupakan masalah serius yang harus diselesaikan karena dampak sampah ini sangat berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan. Baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis dan non medis yang berada di rumah sakit akan terkena dampak dari proses pembuangan sampah yang tidak sempurna. Dengan jumlah sampah yang banyak di hasilkan oleh Rumah sakit Mukomuko, Rumah sakit ini mempunyai 35 orang tenaga CS, sehingga proses pembuangan dan pengolahan tidak dapat dilakukan secara maksimal maupun efektif. Akibatnya masih ada dampak yang ditimbulkan seperti CS yang tertusuk jarum suntik, sampah yang tidak dikelola dengan baik, sehingga dimanfaatkan oleh petugas CS. (9) Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang petugas CS di Rumah sakit Mukomuko didapatkan hanya 30% petugas CS yang melakukan pembuangan sampah dengan baik dan benar, 60% CS yang mengetahui cara pembuangan sampah yang baik, 30% CS yang dengan perilaku sikap positif terhadap pembuangan sampah, 60% CS yang mendapatkan sarana pendukung dalam pembuangan sampah, dan hanya 40% CS yang mendapatkan pengawasan dari pimpinan. Petugas CS juga mengambil sampah yang telah dipilah oleh perawat pada tiap ruangan, yang mempunyai nilai jual seperti botol infus dan slang infus. Selain itu petugas CS lebih banyak memasukkan sampah bahan kimia dan farmasi kedalam wadah berwarna hitam, petugas CS tidak membuang sampah sesuai dengan kategori

sampah karena mereka beranggapan bahwa semua sampah akan dibakar menggunakan incinerator sehingga tidak perlu melakukan pemilahan sampah dan pembuangan sampah yang baik. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara pada CS di Rumah sakit Mukomuko diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pembuangan sampah oleh petugas CS di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan perilaku pembuangan sampah pada petugas CS di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pembuangan sampah pada petugas cleaning service di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku pembuangan sampah oleh petugas cleaning service di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 2. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan responden di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 3. Mengetahui distribusi frekuensi sikap responden di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 4. Mengetahui distribusi frekuensi ketersedian sarana di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016.

5. Mengetahui distribusi frekuensi pengawasan pimpinan di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 6. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku pembuangan sampah di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 7. Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku pembuangan sampah di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 8. Mengetahui hubungan ketersedian sarana dengan perilaku pembuangan sampah di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 9. Mengetahui hubungan pengawan pimpinan dengan perilaku pembuangan sampah di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi, bahan rujukan atau perbandingan di bidang ilmu kesehatan yang berkaitan dengan pemilahan sampah khususnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pembuangan sampah di rumah sakit pada petugas CS. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, masukan/saran bagi Rumah sakit Mukomuko untuk merencanakan program di masa yang akan datang agar pembuangan sampah dapat dilakukan dengan sistem dan cara yang baik dan benar sehingga dapat mencegah penularan penyakit dan angka kejadian penyakit dapat menurun.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Masalah yang diteliti adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, dan ketersedian sarana, pengawasan pimpinan dalam berperilaku membuang sampah oleh petugas CS dengan memakai kuesioner modifikasi dari perilaku pemilahan sampah pada perawat untuk menentukan adanya hubungan pembuangan sampah di Rumah sakit Mukomuko tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Analisa yang dipakai pada penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah perilaku pembuangan sampah sedangkan variabel bebas (independen) adalah pengetahuan, sikap, ketersedian sarana, dan pengawasan pimpinan di Rumah sakit Mukomuko Kabupaten tahun 2016.