BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA BAB III METODOLOGI

BAB IV METODOLOGI 4.1. TAHAP PERSIAPAN

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tahap Persiapan

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun. 1. Perumusan dan identifikasi masalah

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

PERENCANAAN ELEVASI DERMAGA PERIKANAN STUDI KASUS PELABUHAN PERIKANAN TUMUMPA SULAWESI UTARA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

BAB II KONDISI LAPANGAN

BAB III METODOLOGI 3.1. Tahap Persiapan 3.2. Metode Perolehan Data

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DERMAGA PELABUHAN NAMLEA PULAU BURU

BAB III METODOLOGI MULAI. Investigasi Data Hidro- Oceanografi Dan Kepelabuhan

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TASIK AGUNG KABUPATEN REMBANG

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah Kab. Kulon Progo Yogyakarta

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP

3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

BAB III DATA DAN ANALISA

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DATA

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP

3.2 METODOLOGI PERENCANAAN

3.2. METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pengumpulan Data. Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder Data Primer

BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

3.2. METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN TNI AL PONDOK DAYUNG JAKARTA UTARA

PERENCANAAN BREAKWATER PELABUHAN PENDARATAN IKAN (PPI) TAMBAKLOROK SEMARANG

PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR REKLAMASI PANTAI MARINA SEMARANG ( DESIGN OF THE RECLAMATION INFRASTRUCTURE OF THE MARINA BAY IN SEMARANG )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

TUGAS AKHIR ANALISIS HIDRO OSEANOGRAFI DAN DESAIN DERMAGA DEAD WEIGHT TON (DWT) DI TERMINAL UNTUK KEPENTIGAN SENDIRI (TUKS)

BAB IV ANALISIS DATA

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

METODOLOGI BAB III Tinjauan Umum Diagram Alir BAB III METODOLOGI

BAB IV ANALISIS DATA

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

PERENCANAAN DERMAGA KAPAL PERINTIS DI PULAU KURUDU, PAPUA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

HIBAH PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL PENELITIAN STUDI ANALISIS PENDANGKALAN KOLAM DAN ALUR PELAYARAN PPN PENGAMBENGAN JEMBRANA

BAB IV ANALISIS DATA

ABSTRAK. Kata kunci: Pantai Sanur, Dermaga, Marina, Speedboat

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

KAJIAN BEBERAPA ALTERNATIF LAYOUT BREAKWATER DESA SUMBER ANYAR PROBOLINGGO

Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

Oleh: Yulia Islamia

Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

3.2. PENGUMPULAN DATA

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan III.2. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

Analisa Desain Breakwater Pada Transportasi Kapal. di Cilacap (Daerah Kampung Nelayan)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

PENGUKURAN LOW WATER SPRING (LWS) DAN HIGH WATER SPRING (HWS) LAUT DENGAN METODE BATHIMETRIC DAN METODE ADMIRALTY

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

PERENCANAAN PELABUHAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PANTAI WARU KEC. PARANGGUPITO KAB. WONOGIRI

Laut dalam dengan kedalaman -20 m memanjang hingga 10 km ke arah timur laut

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

5. BAB V ANALISA DATA

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan adalah serangkaian kegiatan sebelum memulai tahap pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus dilakukan dengan tujuan mengefektifkan waktu pekerjaan. Tahap- tahap persiapan antara lain: 1. Studi pustaka materi Tugas akhir untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu konstruksi dermaga dan menentukan garis besar proses perencanaan. 2. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan. Pendataan instansi yang dapat dijadikan sebagai nara sumber. 3. Melengkapi persyaratan administrasi untuk mencari data 4. Survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi lapangan. Persiapan di atas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari pekerjaan yang berulang sehingga tahap pengumpulan data menjadi tidak optimal. III - 1

3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa berada di Kelurahan Tumumpa Dua Di Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Lokasi Gambar 3.1. Lokasi Penelitian. 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data ini dilakukan sejak awal perencanaan sampai ke tahap desain konstruksi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Metode literature merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang digunakan. b. Metode kepustakaan merupakan pengumpulan data atau bahan yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan. III - 2

3.4 Analisis Data Tahap ini merupakan tahap proses pengolahan data-data yang telah diperoleh. Analisis data meliputi: 1. Data Oceanografi Terdiri dari data pasang surut, angin dan gelombang serta data sedimentasi digunakan untuk menentukan elevasi muka air tertinggi/banjir yang dipakai sebagai acuan dalam menetapkan tinggi elevasi dermaga dan untuk merencanakan elevasi alur pelayaran, elevasi bangunan/fasilitas pelabuhan pendaratan ikan, penempatan posisi pemecah gelombang dan perhitungan kontruksi bangunan fasilitas pelabuhan. Sehubungan dengan hal ini maka dilakukan survei oceanografi ini meliputi pengamatan pasang surut, pengamatan arus dan pengukuran gelombang. a. Pengamatan Pasang Surut (Elevasi Muka Air) Pengamatan pasang surut dilakukan pada 1 (satu) titik pengamatan selama 15 x 24 jam secara terus menerus dengan interval pengamatan setiap 30 menit. Pengamatan dilakukan dengan mencatat tinggi muka air pada peilschaal yang dipasang di tempat yang pada waktu surut tidak pernah kering. Posisi ketinggian peilschaal harus diikatkan dengan BM yang telah dipasang. Untuk mengetahui batas-batas muka air laut pada saat pasang tertinggi dan surut terendah maka perlu dilakukan pengukuran pasang surut. Batas muka air laut pada saat surut III - 3

terendah biasanya disebut dengan Low Water Surface (LWS), berguna untuk menentukan alur pelayaran di perairan pelabuhan dan sebagai acuan untuk penetapan elevasi kontur tanah serta elevasi seluruh bangunan. Sedangkan batas muka air laut pada saat pasang tertinggi atau disebut juga High Water Surface (HWS), diperlukan untuk menentukan elevasi muka dermaga dan penempatan posisi fender. Hasil pengamatan pasang surut, yang terukur pada periode bulan purnama (17 Maret 2014 sampai 31 Maret 2014) yaitu pengukuran elevasi muka laut ini menghasilkan muka air terendah 33.14 sentimeter, dan muka air tertinggi adalah 205.50 sentimeter, dengan rata-rata muka laut setinggi 119.32 sentimeter terhadap palem dengan elevasi pasang surut untuk perencanaan seperti Gambar 3.2. berikut: Gambar 3.2. Elevasi pasang surut untuk perencanaan. Sumber: (Laporan Tahunan Balai PPP Sulawesi Utara, Pelabuhan Perikanan Tumumpa tahun 2014). III - 4

Bersumber dari data tersebut selanjutnya disusun grafik yang diperlihatkan pada melalui kurva pasut. Gambar dari grafik tersebut memperlihatkan perbedaan tinggi air (pasang) pada kedalaman 0.2d terjadi dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 dan 21.00 WITA, sedangkan surut terendah (surut) terjadi dua kali sehari yaitu pada pukul 02.00 dan 15.00 WITA. Bentuk pasut yang demikian termasuk dalam tipe pasut bersifat campuran dengan tipe ganda yang menonjol. 250 200 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Pasut Kec Gambar 3.3. Grafik Pasang Surut b. Angin Angin dapat menyebabkan terjadinya gelombang maupun arus permukaan, serta tarikan dan dorongan pada kapal dan kemudian di teruskan kepada struktur Dermaga Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa yang akan direncanakan. Dalam DED Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa ini pengaruh angin digunakan sebagai pembanding dalam perencanaan bollard. III - 5

Data angin yang dipakai diperoleh dari BMKG Jakarta pusat. Pada umumnya kecepatan angin rata-rata selama tujuh tahun terakhir (2007-2013) berkisar rata-rata antara 4,73 knot, dengan kecepatan angin maksimun 16,85 knot terjadi pada bulan agustus 2011 dan rata-rata berkisar antara 10,55 knot. III - 6

Tabel 3.1. Kecepatan Angin Rata-Rata/Maksimum Bulanan (knot). 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 BULAN Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Kec. Max. Ratarata. Arah Angin Max (... ) Januari 10,34 5,95 49,63 13,81 6,77 59,25 11,91 5,51 266,48 10,04 4,77 275,75 9,97 3,99 275,62 10,07 4,53 312,65 15,45 5,90 276,74 Februari 9,59 5,35 52,90 10,44 5,06 32,58 12,65 5,12 271,50 10,34 6,08 41,04 14,39 5,14 240,95 10,66 4,61 9,35 12,69 5,86 268,34 Maret 10,48 4,88 50,06 10,92 5,35 249,16 9,04 4,05 263,28 9,61 5,08 359,75 14,40 4,03 258,51 10,22 5,03 288,89 10,30 4,51 2,25 April 8,62 3,89 34,07 8,22 3,96 242,67 8,86 4,45 281,09 10,05 3,84 55,73 11,78 4,40 270,37 7,04 2,50 43,68 8,36 3,40 227,06 Mei 7,23 4,08 206,31 10,17 5,28 181,94 10,42 3,83 229,85 9,55 4,20 87,99 10,68 4,28 224,52 8,32 3,41 232,68 10,50 3,67 285,71 Juni 13,17 4,54 238,55 12,44 5,40 176,70 10,51 5,52 172,14 7,62 3,98 166,17 14,99 5,85 163,22 13,54 5,08 257,96 7,82 3,12 257,41 Juli 11,49 6,97 156,25 12,55 5,95 153,58 12,48 6,03 178,50 7,31 3,35 193,85 13,20 7,69 154,91 13,17 4,54 233,30 11,42 4,26 280,00 Agustus 11,71 7,15 174,24 12,53 6,53 155,68 13,36 6,82 176,54 9,37 3,91 157,10 16,85 8,32 160,51 11,70 6,30 169,17 10,39 5,77 250,17 September 10,82 6,00 177,39 9,35 4,57 166,88 10,95 5,48 176,26 7,49 3,82 108,52 13,99 5,16 175,61 9,63 4,04 175,07 8,76 4,71 167,20 Oktober 8,79 4,07 171,29 8,89 4,18 183,70 9,32 3,90 228,83 8,52 3,02 120,12 9,11 3,84 112,49 9,09 4,06 168,63 9,14 3,63 195,81 November 10,94 4,65 244,25 11,70 4,15 76,83 10,86 5,13 284,53 7,19 3,06 76,64 6,92 2,92 48,21 8,37 3,63 245,60 8,37 3,45 241,21 Desember 12,04 4,23 65,44 11,40 4,40 266,42 9,11 3,84 328,38 12,67 4,50 281,06 10,21 4,54 311,26 8,11 3,91 47,90 9,56 4,18 258,78 (Sumber : BMKG Jakarta Pusat) III - 7

Interval waktu catatan yang diperoleh dari BMKG Jakarta Pusat adalah dari tahun 2007-2013. Arah angin dinyatakan dalam bentuk delapan penjuru angin (Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut). Kecepatan dinyatakan dalam satuan knot, di mana 1 knot sama dengan 1,852 km/jam. c. Gelombang Untuk mengetahui tinggi gelombang dengan dua cara yaitu : Data gelombang yang kami peroleh dari BMG (Badan Meterologi dan Geofisika) jakarta Pusat berupa data gelombang harian dari tahun 2007-2013. Dari data gelombang ini diketahui arah dan tinggi gelombang, kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan prosentase kejadian gelombang. Setelah itu dibuat wave rose (mawar gelombang) yang menggambarkan antara arah dan tinggi gelombang dan prosentase kejadian serta mengetahui arah gelombang domian. Data gelombang dominan yang didapat lebih dari satu, maka diambil data gelombang yang paling berpengaruh pada perencanaan. Data gelombang didapatkan dari perhitungan fetch berdasarkan arah angin dominan yang telah diperoleh. Untuk perhitungan selanjutnya bisa dilihat dalam bab IV. Tinggi gelombang dapat digunakan untuk perencanaan elevasi dermaga. III - 8

2. Data tanah Data ini diperlukan untuk perencanaan pondasi atau struktur bawah dermaga yaitu dengan melihat daya dukung tanah yang ada terhadap struktur dermaga sehingga dapat direncanakan model dan dimensi pondasi dermaga. Data tanah yang digunakan dalam DED ini berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah CV. INDOSAFAX yang ditunjuk oleh pihak konsultan untuk melakukan penelitian tanah untuk perencanaan Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa. Penyelidikan tanah yang dilakukan oleh meliputi pengujian Deep Boring (Pengujian SPT) dan hasil Laboratoriumnya berupa Basic Properties dan Enginering Properties. III - 9

Tabel 3.2. Data Boring Log 1 Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa III - 10

Tabel 3.3. Data Boring Log 2 Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa III - 11

3. Data jumlah kapal Analisis ini dipakai untuk menentukan panjang dermaga dan kebutuhan perencanaan ke depan, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan pemakaian dermaga. Karakteristik kapal untuk pelabuahan perikanan Tumumpa menggunakan kapal motor dengan bobot maksimum 150 GT. Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa direncanakan akan melayani kapal dengan bobot 150 GT, dimana dimensi dan kapasitas kapal sebagai berikut: Panjang (LOA : Length Overall) Lebar (Molded Breadth) Sarat (Full Load Draft) = 30 m = 6,45 m = 2,5 m 4. Bathimetri Peta bathimetri digunakan untuk mengetahui kondisi dasar laut di lokasi. Peta topografi dan bathimetri di lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 3.4. Peta Topografi dan Bathimetri Tumumpa Sulawesi Utara III - 12

3.5 Perencanaan Lay Out Setelah didapatkan data-data yang cukup dan jelas serta sudah dianalisa maka langkah selanjutnya yaitu membuat perencanaan layout pelabuhan perikanan Tumumpa berupa peta situasi dan denah. Perencanaan layout ini sangat penting karena untuk mengetahui letak-letak bangunan yang direncanakan seperti pemecah gelombang, dermaga dan tempat pelelangan ikan (TPI) serta fasilitas-fasilitas pendukung yang dibutuhkan pada perencanaan pelabuhan perikanan Tumumpa. Dengan mengetahui letak-letak bangunan tersebut maka dapat direncanakan dimensi dan ukuran serta bentuk dari bangunan-bangunan tersebut sehingga dapat disesuaikan dengan lahan yang ada dan biaya yang tersedia. Sesudah perencanaan layout langkah selanjutnya yaitu perencanaan bangunan-bangunan pada Pelabuhan Perikanan tersebut. 3.6 Perencanaan Bangunan Perencanaan pembangunan dermaga pada pelabuhan perikanan Tumumpa meliputi tipe dermaga, pondasi, plat lantai, balok dermaga serta fender dan bolder. Setelah perencanaan bangunan-bangunan tersebut maka didapatkan dimensi, ukuran dan bentuk serta jenis bahan yang digunakan untuk membangun bangunan tersebut. Langkah selanjutnya yaitu membuat Rencana Kerja dan Syarat (RKS) sebagai aturan dalam pembangunan agar bangunan tersebut sesuai dengan perencanaan, lalu rencana anggaran biaya (RAB) untuk merencanakan besar biaya yang dibutuhkan serta membuat Network Planing (NP) dan time schedul untuk merencanakan jumlah hari III - 13

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan bangunan- bangunan pelabuhan perikanan tersebut. 3.7 Gambar Konstruksi Setelah didapat dimensi, ukuran dan bentuk bangunan tersebut serta jenis bahan yang digunakan maka perlu dibuat gambar konstruksi, dengan tujuan untuk memudahkan pelaksanaan dalam pembangunan bangunan tersebut di lokasi proyek. Gambar konstruksi harus baik dan benar sesuai dimensi, ukuran dan bentuk bangunan yang direncanakan sehingga dapat dipahami oleh orang yang akan membangun. III - 14

MULAI Persiapan Perencanaan Elevasi Dermaga Pengumpulan Data Data Pasang Surut, Angin dan Gelombang Data Kapal Peta Lokasi, Bathi metri, Topografi No Analisis Data Data Angin, Pasang Surut, Gelombang, Kapal, Topografi Ya Hasil Analisis Wind Rose, Wave Rose, Fetch, Wave Set Up, Run Up, Jumlah Kapal rencana Perencanaan Elevasi Dermaga Gambar Perencanaan SELESAI Gambar 3.5 Aliran perencanaan pembangunan dermaga pelabuhan perikanan Tumumpa III - 15