BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan

I. PENDAHULUAN. berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, hak-hak asasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia meliputi: Hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Budaya politik kampus dilakukan dan diperoleh dari sebuah pemikiran-pemikiran

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

OPINI MASYARAKAT TENTANG PEMBERITAAN DEMO 100 HARI PEMERINTAHAN SBY BOEDIONO DI SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI 2010 S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan orang yang melaksanakan hak-haknya, misalnya hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

mengenai perubahan representasi kartun Panji Koming terhadap dua kondisi politik yang berbeda juga mewakili apa yang terjadi terhadap media-media

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

BAB VI PENUTUP. visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konstitusi negara Indonesia yaitu Undang-Undang Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MAKALAH. Peranan Pers Dalam Mengawasi Penegakan Hukum dan HAM

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di antaranya dikemukakan oleh Raillon (1989: ) bahwa

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PANCASILA PADA MASA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gejala politik pada bulan mei 1998 merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi bangsa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun

Penganugerahan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri kepada Presiden RI, 15 Nov 2013 di Mako Brimob Jumat, 15 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan terdapat berbagai permasalahan muncul terkait dengan

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam demokrasi, suara rakyat sangat diperhitungkan dan menjadi bagian terpenting dalam pemerintahan itu sendiri. Dalam Koran Tempo edisi 14 Oktober 2010, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan bahwa demokrasi menyediakan ruang untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat. Tindakan mengkritik pemerintah dinilai wajar dalam demokrasi. Dalam hal ini, demonstrasi merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan kritik maupun aspirasi kepada pemerintah. Demonstrasi di Indonesia sudah dikenal luas, demonstrasi diartikan sebagai sebuah hak dari masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya di depan umum. Dalam berdemonstrasi, para demonstran bebas untuk mengekspresikan pendapatnya melalui berbagai media, baik melalui media spanduk, maupun melalui media vokal seperti orasi, dan juga media gerak seperti aksi teatrikal. Demonstrasi pun semakin mendapatkan momentumnya ketika keran reformasi dibuka pada tahun 1998 yang merupakan tonggak peletakan reformasi demokrasi di Indonesia. 1

2 Sejak terbukanya keran reformasi tersebut, aksi-aksi demonstrasi pun marak dilakukan oleh rakyat Indonesia, baik yang dilakukan dengan massa yang banyak maupun dengan massa yang lebih sedikit. Demonstrasi yang dilakukan pun selalu mengatasnamakan kepentingan dan suara rakyat. Memang benar, demonstrasi adalah hak dari warga negara untuk menyuarakan pendapatnya di muka umum. Tetapi kita juga harus menyadari bahwa demonstrasi hanyalah sebuah saluran diantara saluran-saluran lain untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Tapi banyak demonstrasi yang terjadi akhir-akhir ini yang merupakan sebuah harga mati dari menyuarakan aspirasi rakyat. Demonstrasi atau gerakan rakyat, merupakan hal yang wajar terjadi di negara yang menganut paham demokrasi. Konsekuensinya banyak sekali keputusan pemerintah yang berdasarkan keinginan ataupun pendapat rakyat. Sebenarnya, demonstrasi bukanlah sebuah hal yang terlarang, karena demonstrasi merupakan sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Demonstrasi sebenarnya merupakan sebuah sarana bagi rakyat untuk menyampaikan ide, gagasan, kritik, dan sarannya untuk pemerintah negara tersebut. Mahasiswa, dalam hal ini termasuk juga dalam kategori rakyat. Bisa kita lihat bahwa beberapa keputusan penting pemerintah diambil karena tuntutan mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Misalnya, turunnya mantan presiden Soeharto pada era reformasi yang terjadi karena mahasiswa melakukan demonstrasi dan menuntut agar Orde Baru berakhir dan diganti dengan reformasi demi perbaikan bangsa Indonesia tercinta ini. Sebagaimana dikemukakan oleh Mannheim dalam Miftahuddin (2004: 4) bahwa kaum muda dengan

3 karakteristiknya yang khas, merupakan kekuatan tersembunyi sebagai agen pembaharuan (revitalizing agent) dalam setiap masyarakat. Francois Raillon dalam Farchan Bulkin (1991: 175) secara spesifik memfokuskan penelitiannya pada pemikiran dan pergolakan mahasiswa. Dalam analisanya, Raillon secara jelas menggambarkan betapa gerakan-gerakan protes yang mewarnai masa-masa akhir pemerintahan Soekarno, dipelopori oleh sejumlah mahasiswa kritis dan pemberani. Mahasiswa bahu membahu dengan kelompok militer mengambil alih kekuasaan Soekarno, untuk kemudian digantikan oleh Soeharto. Raillon mencatat bahwa dalam kesemua proses revolusioner itu, mahasiswa ternyata tidak saja merupakan kekuatan politik fisik dan massal, namun juga kekuatan intelektual dan ideologis. Mahasiswa sangat identik dengan demonstrasi. Apalagi ketika suatu rezim atau pemerintahan sudah dirasa tidak baik atau melenceng dari jalannya, biasanya mahasiswa yang paling kritis dan segera melakukan demonstrasi ke jalan. Mahasiswa dengan semangat serta sifat kritis yang ada di dalam otaknya, dengan semangat melakukan demonstrasi dan menuntut terjadinya perubahan. Pokoknya setiap ada sesuatu yang tidak beres di pemerintahan, mahasiswa pasti turun tangan dan segera ke jalan menyuarakan perbaikan. Sebagaimana di kemukakan Iyep Candra Hermawan (2004: 165) bahwa: Mahasiswa memiliki idealisme dan pergerakan mereka lebih bersifat gerakan moral (moral force). Kepedulian, kepekaan, dan perilaku mereka dalam merespon terhadap persoalan kondisi bangsa saat ini yang diwujudkan dalam bentuk gerakan sosial merupakan bentuk partisipasi politik mereka. Gerakan sosial dipandang sebagai nilai yang monumental dari tuntutan realitas masyarakat, khususnya oleh mahasiswa kearah perubahan sosial yang lebih baik dan maju.

4 Demonstrasi seakan menjadi sebuah cara bagi orang-orang lemah yang terbungkam untuk menyuarakan aspirasi kepada pihak yang kuat. Masyarakat memiliki harapan besar pada mahasiswa untuk berperan besar dalam upaya mencapai kemajuan negara, menjadi agents of change, memiliki kesiapan untuk meneruskan estafet kepemimpinan, dituntut memiliki kemampuan untuk menangani berbagai persoalan negara, serta dituntut untuk selalu kritis dan peka terhadap segala permasalahan yang ada disekitarnya. Salah satu cara yang digunakan oleh mahasiswa agar dapat menjalankan perannya tersebut adalah berpartisipasi dalam gerakan sosial. Di sisi lain, keinginan untuk mengkritisi berbagai kebijakan untuk menyikapi kesewenangan, ketidakadilan, serta memunculkan perubahan kondisi masyarakat dengan cara berpartisipasi dalam gerakan mahasiswa ternyata tidak selalu menimbulkan simpati dari sebagian masyarakat. Hal tersebut karena banyak kejadian demonstrasi aktivis gerakan mahasiswa lebih mengutamakan tindakan yang destruktif, mengganggu ketertiban, banyak dimuati oleh kepentingan politik dan dapat menimbulkan instabilitas perpolitikan nasional yang berujung pula pada instabilitas sosial, ekonomi, dan keamanan. Apalagi banyak fakta yang menunjukkan berbagai kerusuhan yang dipicu oleh adanya demonstrasi dari mahasiswa. Sampai saat ini, kerusuhan dalam demontrasi mahasiswa masih sering terjadi. Terbukti pada demonstrasi serentak di tanah air dalam rangka memperingati satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Boediono pada tanggal 20 Oktober 2010 yang mengakibatkan salah satu

5 mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) tertembak. Peringatan satu tahun pemerintahan SBY Boediono tersebut diwarnai oleh demonstrasi di berbagai daerah yang sebagian besar dilakukan oleh mahasiswa dan berakhir dengan kericuhan seperti di Jakarta, Makassar, Samarinda, Padang dan Serang. Harapan publik atas gerakan mahasiswa adalah agar mereka dengan tingkat intelektualitasnya senantiasa dapat lebih jernih dan independen dalam melihat permasalahan yang terjadi di negerinya dan mengadakan perubahan menuju perbaikan demi tercapainya cita-cita kemerdekaan yakni masyarakat yang adil dan makmur. Mengacu pada latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dan pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi politik mahasiswa. B. Rumusan Masalah dan Identifikasi Masalah 1. Rumusan Masalah Pada hakikatnya masalah dalam suatu penelitian merupakan segala bentuk pernyataan yang perlu dicari jawabannya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Secara umum, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh antara persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik terhadap tingkat partisipasi politik 2. Identifikasi Masalah Untuk kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya, maka perlu adanya gambaran dan identifikasi masalah yang akan diteliti. Berdasarkan

6 latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan dalam penelitian ini. Secara operasional, masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut: a) Adakah pengaruh antara persepsi mahasiswa tentang fungsi dan tujuan demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik? b) Adakah pengaruh antara pengetahuan mahasiswa tentang tata tertib demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik? c) Seberapa besar pengaruh persepsi mahasiswa tentang demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran secara aktual dan faktual mengenai persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik dan pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi politik. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Untuk mengetahui pengaruh antara persepsi mahasiswa tentang fungsi dan tujuan demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik. b) Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan mahasiswa tentang tata tertib demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik.

7 c) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi mahasiswa tentang demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis a) Sebagai bahan acuan dalam memperkaya referensi khususnya tentang demonstrasi dan partisipasi politik mahasiswa. b) Menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan penyaluran aspirasi politik mahasiswa melalui demonstrasi. c) Memberikan penguatan teori mengenai sejauhmana persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai salah satu bentuk partisipasi politik khususnya pada tingkat mikro di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 2. Secara praktis Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis, yakni sebagai berikut: a) Menambah wawasan peneliti terhadap bidang studi yang ditekuninya pada Jurusan PKn FPIPS UPI Bandung. b) Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan keilmuan terutama yang berkaitan dengan demonstrasi dan partisipasi politik mahasiswa.

8 c) Hasil temuan yang diolah secara proporsional dan profesional diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait. d) Dengan diketahuinya pengaruh persepsi mahasiswa tentang demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik, diharapkan mampu menjadi sumber informasi khususnya menyangkut partisipasi politik mahasiswa E. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah tafsir dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya suatu definisi operasional agar tercipta persepsi yang sama dengan peneliti. Definisi operasional yang perlu ditegaskan dalam penelitian ini adalah: 1. Persepsi adalah cara pandang yang timbul karena adanya respons terhadap stimulus yang mencakup a) stimulus; b) pengorganisasian stimulus; c) penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah di organisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri (Gibson, 1986: 54) 2. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu dalam tingkat pendidikan tinggi (Yohanes Somawiharja, 1998: 20). Sementara menurut Nurani Soyomukti (2008: 35) yang dimaksud mahasiswa adalah mereka yang belajar dikampus. 3. Demonstrasi pada hakikatnya merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan pendapat, kritikan, dan aspirasi dari rakyat untuk pemerintah. Di dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaaan

9 Menyampaikan Pendapat di Muka Umum disebutkan bahwa yang dimaksud unjuk rasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum. 4. Partisipasi Politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan keputusan pemerintah (Huntington dan Nelson, 1994: 9). F. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas/Independen (Variabel X) Menurut Bambang Prasetyo (2005: 67) variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Adapun variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang demonstrasi dengan sub variabel sebagai berikut: a) Persepsi mahasiswa tentang fungsi dan tujuan demonstrasi ( ) b) Pengetahuan mahasiswa tentang tata tertib demonstrasi ( ) 2. Variabel Terikat/Dependen (Variabel Y) Variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat partisipasi politik mahasiswa. G. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

10 1. Kuesioner Sugiyono (2009: 199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Studi Literatur Endang Danial (2009: 80) mengemukakan bahwa studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. 3. Studi Dokumentasi Menurut Endang Danial (2009: 79) studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Dokumentasi yang telah dikumpulkan selanjutnya dipilih otensitas, keabsahannya, akurasi, serta legalitasnya. 4. Wawancara Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Seperti yang diungkapkan Kerlinger dalam Endang Danial (2009: 71) bahwa the interview is perhaps the most ubiquitous method of obtaining information from people artinya wawancara atau interview merupakan

11 metode yang ada dimana-mana yang digunakan untuk memperoleh informasi dari masyarakat. 5. Observasi Menurut Endang Danial (2009: 77) yang dimaksud observasi adalah alat yang digunakan untuk mengamati dengan cara melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat atau merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu. H. Hipotesis Dalam penelitian ini, rancangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis Mayor: Terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa tentang demonstrasi sebagai saluran aspirasi politik terhadap tingkat partisipasi politik. 2. Hipotesis minor:s a) Terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa tentang fungsi dan tujuan demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik. b) Terdapat pengaruh antara pengetahuan mahasiswa tentang tata tertib demonstrasi terhadap tingkat partisipasi politik. I. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung.