BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan bagi dirinya. Seorang dokter yang identik dengan berpenampilan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah Anda berpikir, mengapa kebanyakan mahasiswa ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat juga terasa kian beragam. Saat ini konsumen dalam. pengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

JURNAL FENOMENA PENGGUNAAN BEHEL GIGI SEBAGAI SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI PERKOTAAN. Hendina Pratiwi.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidupnya, tetapi perlu

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat senantiasa mengalami suatu perubahan di dalam kehidupan sosialnya

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata membawa pengaruh dan perubahan perubahan yang begitu besar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi gaya hidup masyarakat di dunia. Manusia dan kehidupannya yang memiliki gaya hidup yang berbeda-beda memberi warna tersendiri dalam kehidupan didunia dan memberikan banyak pengaruh dalam merubah wajah dunia. Gaya hidup memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Gaya hidup merupakan ciri sebuah Negara modern, yang biasa juga disebut modernitas. Maksudnya adalah siapa pun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern, gaya hidup berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang hidup dalam masyarakat modern. Kaum Stoic berpendapat sebagaimana yang dijelaskan oleh David Schneider (1976), yang dikutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial bahwa ada dua pendapat yang bertentangan tentang sifat manusia sebagai makhluk sosial bahwa, Manusia adalah bagian dari dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga mempunyai 1

2 tanggung jawab satu dengan yang lain dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan. Karena itu, manusia bersifat kooperatif, etis, altruis (suka menolong), dan penuh cinta kasih. (Sarwono, 1999 : 37) Manusia memiliki kepentingan-kepentingan atau motif pribadi sebagai makhluk individual dan untuk mencapai kepentingannya tersebut manusia harus melewati tahapan sebagai makhluk sosial yang berperan dalam pembentukan karakter. Telah menjadi sifat alamiah manusia untuk saling membutuhkan keberadaan orang lain dan berbagai penunjangnya untuk dapat bertahan sebagai manusia yang seutuhnya. Selain itu juga manusia merupakan bagian dari objek perubahanperubahan sosial. Ketergantungan satu sama lain antar manusia memungkinkan adanya kehidupan sosial yang mengarah kepada proses interaksi dengan berbagai tujuan yang dengan atau tanpa disadari mengarah kepada pembentukan manusia yang opportunist (mencari keuntungan). Tanpa berusaha menyangkal atau merasa naif dengan tujuantujuan manusia yang majemuk, sosialitas yang terjalin dibentuk atas dasar adanya kepentingan-kepentingan yang mendasar dari individu yang opportunist, sebagai penggambaran manusia individualistis dengan sosialitas sebagai jembatannya. Bagaimanapun juga setiap individu memiliki hasrat yang sama untuk dapat memperoleh dan memenuhi kebutuhan pribadi dari berbagai tendensi kepentingan dengan jalan dan proses yang berbeda. Menurut Sarwono (1995) dan dikutip ulang dalam buku Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial menjelaskan bahwa :

3 Thibaut dan Kelley adalah peneliti-peneliti psikologi yang mengembangkan teori tentang hukum ekonomi dalam psikologi. Teori yang dinamakannya teori timbal-balik (exchange theory) ini menjelaskan adanya prinsip untung-rugi (reward-cost ratio) dalam interaksi manusia. (Sarwono, 1999: 41). Kehidupan sosial yang baik merupakan esensi dari proses pembentukan individu sebagai makhluk sosial. Sangat mendasar apabila kita dapat mengerti dan memahami sifat alamiah sebagai makhluk sosial yang terdapat berbagai macam interaksi didalamnya dengan berbagai kondisi yang berbeda antar individu dengan satu alat yang sama untuk menumbuhkan proses sosialisasi tersebut yakni komunikasi. Kehidupan didunia mahasiswa diwarnai dengan berbagai gaya hidup yang berbeda-beda. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh mereka yang sangat tertarik untuk mengikuti perkembangan jaman atau trend yang sedang mewabah, berbagai cara dilakukan untuk memenuhi hasrat tersebut, seperti halnya yang sedang marak terjadi saat ini yaitu fenomena penggunaan behel gigi sebagai pendukung penampilan atau gaya bukan dipakai untuk kesehatan. Inilah yang sedang melanda generasi muda kita yang senang mengikuti trend jaman. Bisa dibilang jika kita tidak menggunakan behel gigi yang saat ini sedang trend, mungkin akan terlihat sedikit ketinggalan trend. Dampak dari perkembangan jaman membuat manusia berupaya memenuhi hasratnya untuk menjadi lebih baik atau sekedar untuk memunculkan eksistensi diri.

4 Eksistensi berperan sebagai suatu pengaktualisasian diri dalam mendapatkan kepercayaan akan pengakuan bahwa hal tersebut ada dan berharap mendapatkan sosialitas serupa untuk pemenuhan hasratnya. Lantas agar eksistensi para follower atau pengikut trend diakui oleh sesamanya, perlu diadakan komunikasi untuk memberikan penjelasan dengan menjembatani eksistensi melalui interaksi dalam proses komunikasi yang terjadi. Komunikasi dan eksistensi kemudian saling mengisi karena saling terkait dalam kebutuhannya. Komunikasi membantu dalam berinteraksi, sedangkan interaksi digunakan untuk menunjukan dan mendapatkan pengakuan bahwa behel gigi merupakan bagian dari trend atau gaya hidup. Behel gigi bukan hanya untuk merapihkan gigi, akan tetapi dapat digunakan sebagai Fashion atau gaya-gayaan. Dalam kondisi terpasang, sangat mirip dengan aslinya terbuat dari kawat steril dan manik lucu berwarna-warni. Tidak perlu ke Dokter atau tukang gigi, bisa dipasang dan dilepas sendiri. Sangat praktis buat yang modis. Tidak hanya itu saja dengan menggunakan behel seseorang merasa percaya diri, karena selain sebagai ajang trend pengunaan behel-pun bisa menaikkan dan meningkatkan status sosial seseorang dalam lingkungan sosialnya. Saat menggunakan barang mahal, membuat status orang di masyarakat terangkat. Tak jarang orang-orang berduit menjadikan barang-barang mahal sebagai salah satu identitas diri untuk

5 menunjukan martabatnya di mata orang lain. Hal ini juga berlaku pada penggunaan behel gigi. 1 Penggunaan behel gigi sebagai gaya-gayaan ini menimbulkan pengaruh positif dan juga negatif. Dampak positif dari penggunaan behel gigi ini, dimana kita mendapatkan suatu identitas, disini kita lihat dari sudut pandang gaya hidupnya yang termasuk kedalam gaya-gaya warna-warni karet behel akan membuat menjadi lebih kreatif dan lebih variatif dalam menciptakan suatu pribadi yang unik dan berbeda dengan yang lainnya, yang tentu saja sesuai dengan kepribadian. Ini adalah masalah kesepahaman setiap orang dimana gaya hidup tersebut dapat mempengaruhi seseorang secara positif. Namun ada pula sisi negatif dari penggunaan behel gigi sebagai gaya-gayaan ini sendiri dimana, semula behel hanya untuk diperuntukan bagi orang yang mempunyai bentuk gigi yang tidak rata, dengan berkembangnya zaman behel gigi menjadi ajang gaya-gayaan dan sudah disalah artikan. Setiap orang yang menggunakan behel gigi sebagai ajang gaya hidupnya melibatkan perilaku yang di sengaja dikarenakan pada setiap tahapan prosesnya, sengaja mengirimkan sejumlah besar pesan non verbal dimana pesan tersebut memiliki makna bagi orang lain. Menurut Larry A Samovar dan Richard E Porter (dalam Mulyana, 2000) : 1 http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/05/20/fenomena-si-kawat-gigi-kesehatan-dan-sekedargaya-gayaan

6 Pesan komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima Pesan ini mencakup perilaku yang disengaja dan tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Pesan non verbal mempunyai klarifikasinya dalam pesan nonverbal itu sendiri yang banyak menciptakan paradigma dari para ahli, yang sebagaimana tercantum menurut Lary A. Samovar dan Richard E. Porter mengklarifikasikan pesan-pesan non verbal kedalam 2 kategori utama, yaitu : 1. Perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan, dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan parabahasa. 2. Ruang, waktu, dan diam. (Larry A Samovar dan Richard E Porter dalam Mulyana, 2000) Disini peneliti lebih memfokuskan kepada komunikasi antarpribadi, sehingga peneliti ingin lebih lanjut mengenai proses komunikasi antarpribadi pada penggunaan behel gigi. Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book. ( Devito, 1989 : 4 ), sebagai: Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara

7 sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. (Devito, dalam Effendy, 2003 : 59). Pada pernyataan di atas disebutkan bahwa proses komunikasi antarpribadi dapat dilakukan oleh dua orang atau sekelompok kecil secara langsung tanpa melalui media. Hal ini salah satu menjadi komunikasi yang paling efektif karena umpan balik dapat langsung diterima. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi antarpribadi seringkali dilakukan oleh kita mulai dari bangun hingga kita tidur, misalnya seorang tukang behel gigi dengan calon pemasangnya, komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi antarpribadi secara langsung (tatap muka), efek yang ditimbulkannya adalah respon yang disampaikan dapat diterima langsung tanpa membutuhkan waktu yang lama. Behel gigi sudah masuk Indonesia sejak 1970-an, tapi kawat gigi atau behel, baru menjadi tren pada tahun 1990-an. Bahkan, belakangan ini booming pemakai behel gigi dengan alasan sebagai gaya-gayaan. Berbanding terbalik dengan tahuntahun sebelumnya, dimana behel tidak terlalu terkenal dan tidak jarang untuk dihindari. Ada dua tujuan pemasangan behel gigi, pertama untuk memperbaiki bentuk gigi yang tidak teratur yang berdampak fungsi pengunyahan makanan kurang baik. Dan kedua, adalah untuk estetika berkaitan dengan penampilan. Itulah yang menjadi faktor utama pasien memasang behel. Padahal, kedua tujuan tersebut tidak dapat dipisahkan.

8 Gaya hidup menurut Kotler (2002 : 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opini. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002:282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001 : 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Secara umum gaya hidup dapat diartikan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktifitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya. Dari wacana di atas yang sudah dijelaskan, dan dapat di tarik sebuah permasalahan tentang Gaya Hidup yang digunakan oleh pengguna behel, yaitu tentang aktivitas, minat dan opini pada pengguna behel gigi. Mengangkat pembahasan tentang pengguna behel ini menarik untuk diteliti

9 Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Isu behel gigi mengandung kekhasan, yaitu aspek klinis atau yang biasa disebut aspek medis, sedangkan satunya lagi aspek fenomena sosial atau kemanusiaan. Aspek sosial merupakan yang paling penting menurut peneliti, lebih menekankan pada permasalahan sosial yang menimpa seseorang dengan berbagai persepsi yang muncul dari lingkungan sekitarnya. Anggapan baru dan pandangan baru akan dirinya oleh masyarakat. Dengan begitu akan mempengaruhi pula bagaimana penggunaan behel memandang dirinya sendiri. Apakah tepat jika behel gigi ternyata dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan oleh penggunanya, sekaligus dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Manusia tidak dapat melakukan segala sesuatu jika tidak bermakna baginya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti, maka telah diterapkan rumusah masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1.2.1 Makro : Bagaimana Fenomena Gaya Hidup Pengguna Behel Gigi Pada Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung? 1.2.2 Mikro : 1. Bagaimana Aktivitas pengguna behel gigi pada kalangan Mahasiswa di kota Bandung?

10 2. Bagaimana Minat pengguna behel gigi pada kalangan Mahasiswa di kota Bandung? 3. Bagaimana Opini pengguna behel gigi pada kalangan Mahasiswa di kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan tentang Fenomena Gaya Hidup Pengguna Behel Gigi Pada Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung (Studi Deskriptif tentang gaya hidup pengguna behel gigi pada kalangan mahasiswa di kota Bandung). Penelitian ini menjelaskan tentang pengguna behel ditinjau dari gaya hidup sebagai bentuk dari eksistensi diri di kota Bandung dalam tatanan masyarakat secara objektif 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Aktivitas pengguna behel gigi pada kalangan Mahasiswa di kota Bandung. 2. Untuk mengetahui Minat pengguna behel gigi pada kalangan Mahasiswa di kota Bandung. 3. Untuk mengetahui Opini pengguna behel gigi pada kalangan Mahasiswa di kota Bandung.

11 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengembangkan kajian studi ilmu komunikasi secara umum dan khususnya mengenai Fenomena Gaya Hidup Pengguna Behel Gigi Pada Kalangan Mahasiswa Di Kota Bandung dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan studi deskriptif, khususnya yang berkaitan dengan fenomena komunikasi dalam konteks komunikasi antarpribadi. Namun didalam penelitiannya peneliti juga menemukan aspek-aspek yang berkaitan dengan komunikasi nonverbal. Selain itu pula dapat menjadi acuan dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai informasi-informasi yang berhubungan dengan studi ilmu komunikasi. 1.4.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.2.1 Peneliti Penelitian ini berguna bagi peneliti sebagai pengetahuan wawasan baru bagi peneliti akan berbagai perilaku sosial yang ada dalam masyarakat dengan komunikasi sebagai perantaranya. Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu komunikasi yang selama ini

12 diterima secara teori, khususnya tentang fenomena gaya hidup pengguna behel gigi pada kalangan mahasiswa di kota Bandung. 1.4.2.2 Program Studi Penelitian ini berguna bagi mahasiswa di kota Bandung secara umum, Ilmu Komunikasi secara khusus mengenai tinjauan fenomena gaya hidup pengguna behel gigi pada kalangan mahasiswa di kota Bandung, sebagai litelatur bagi peneliti selanjutnya terutama yang melakukan penelitian dengan kajian yang sama. 1.4.2.3 Masyarakat Semoga penelitian ini dapat memberikan wacana tentang ajang trend atau gaya-gayaan dalam sosialitas secara jelas dan transparan yang ditinjau dari proses komunikasi dan eksistensi diri para pengguna behel gigi di kalangan mahasiswa di kota Bandung. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana pola pikir yang objektif dari sosialitas terhadap gaya hidup atau trend di kalangan mahasiswa di kota Bandung.