PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN APOPTOSIS DENGAN METODE DOUBLE STAINING

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

PROTOKOL IN VITRO NO. JENIS PROTOKOL SUMBER TGL. DIBUAT 1 PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM 2 PEMBUATAN MEDIA KULTUR LENGKAP (MK) 28/02/08

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 14 Mei 2014 Mengganti nomor : - Tanggal : -

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5.

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

Lampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

Teknik Identifikasi Bakteri

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

(Z ½α+Zβ ) BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara observasional analitik. pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan normal.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE)

Teknik Pewarnaan Bakteri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Veteriner dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

Sampel air kolam, usus ikan nila dan endapan air kolam ikan. Seleksi BAL potensial (uji antagonis)

UJI ANTIKARSINOGENESIS IN VIVO

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP NUCLEAR FACTOR KAPPA BETA (NF-kB) AKTIF DAN APOPTOSIS CELL LINE KANKER MCF-7

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

III. METODOLOGIPENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

BAB 3 BAHAN DAN METODA

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PROSEDUR TETAP OPERASI OVARIEKTOMI TIKUS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental menggunakan

Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

II. METODELOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

Transkripsi:

Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari Sendy Junedi Muthi Ikawati Edy Meiyanto Tanggal 24Maret 2009 PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI 1 A. RIWAYAT REVISI DOKUMEN 2 B. TUJUAN 2 C. PENDAHULUAN 2 D. OPERASIONAL 3 1. Alat 3 2. Bahan 3 3. Prosedur Kerja 3 4. Interpretasi Data 6

Halaman 2 dari 7 Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 A. RIWAYAT REVISI DOKUMEN No Dokumen Tanggal Dibuat Diperiksa Diperiksa Endah P Septi Riris Istighfari Jenie Staff Supervisor Isi Menggunakan format lama Belum ada penomoran dokumen Belum ada prosedur pencatatan pada buku komunikasi harian No Tanggal Dibuat Diperiksa Diperiksa Dokumen 02 Aditya Fitriasari Sendy Junedi Muthi 01200 Ikawati Staff Staff Supervisor Isi Menggunakan format baru Sudah ada penomoran dokumen Menyebutkan prosedur pencatatan pada buku komunikasi harian Disetujui Edy Meiyanto Pimpinan Disetujui Edy Meiyanto Pimpinan B. TUJUAN Memberikan panduan secara detail dan bertahap mulai dari persiapan, pembuatan sampel, perlakuan, deteksi, dan interpretasi data hasil pengamatan ekspresi protein dengan metode imunositokimia. C. PENDAHULUAN Imunositokimia merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya ekspresi suatu protein spesifik atau antigen dalam sel dengan menggunakan antibodi spesifik yang akan berikatan dengan protein atau antigen. Ada dua jenis metode imunositokimia, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Pada metode langsung, antibodi yang mengikat fluoresen atau zat warna langsung berikatan dengan antigen pada sel. Sedangkan pada metode tidak langsung, antigen diikatkan pada antibodi primer secara langsung, kemudian ditambahkan antibodi sekunder yang mengikat enzim seperti peroksidase, alkali fosfatase, atau glukosa oksidase. Antibodi sekunder akan berikatan dengan antibodi primer. Selanjutnya ditambahkan substrat kromogen yang akan diubah enzim sehingga terjadi pembentukan warna (pigmen) yang akan mewarnai sel. Untuk menjamin antibodi agar dapat mengikat antigen, sel harus difiksasi dengan ditempelkan pada bahan pendukung padat sehingga antigen akan immobile. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan sel pada slide mikroskop, coverslip, atau bahan pendukung plastik yang sesuai. Ada dua macam metode fiksasi, yaitu pelarut organik dan reagen crosslinking. Pelarut organik seperti alkohol dan aseton akan memindahkan lipid, mendehidrasi sel, dan mengendapkan protein. Reagen crosslinking seperti paraformaldehid membentuk jembatan intermolekuler melalui gugus amino bebas. Imunositokimia melibatkan inkubasi sel dengan antibodi. Antibodi akan berikatan dengan antigen atau protein spesifik di dalam sel. Antibodi yang tidak berikatan dipisahkan dengan pencucian, sedangkan antibodi yang berikatan dideteksi secara langsung dengan antibodi primer berlabel, maupun secara tidak langsung dengan antibodi sekuder berlabel enzim atau fluoresen.

Halaman 3 dari 7 Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 D. OPERASIONAL 1. Alat a. Mikropipet 20, 200, 1000 µl b. Tabung reaksi kecil c. Rak tabung kecil d. Vortex e. Cover slip f. Object glass g. 6well plate bekas/ dish bekas yang bersih. h. 24well plate i. Buangan untuk media bekas dan PBS 2. Bahan a. Stok sampel (10 mg) dalam eppendorf b. DMSO c. Media Kultur (MK) d. PBS 1X e. Reagen imunositokimia : Metanol Larutan hidrogen peroksida Novostain universal detection kit (isinya apa aja???) Antibodi monoklonal primer untuk antigen yang ingin diamati, misal COX2/VEGF/dll Xylol Mounting media 3. Prosedur Kerja No. Pekerjaan Perhatian 1. Lakukan persiapan seperti pada Protokol Persiapan Kerja In Vitro di Laboratorium. 2. Ambil sel dari inkubator CO 2, amati kondisi sel. Gunakan kultur sel dalam kondisi 7080% konfluen untuk dipanen. 3. Panen sel sesuai dengan protokol panen. 4. Hitung jumlah sel sesuai dengan protokol penghitungan sel. Jumlah sel yang dibutuhkan untuk uji imunositokimia adalah 5x10 4 sel/sumuran (5x10 4 sel/1000 µl MK). 5. Buat pengenceran suspensi sel sehingga konsentrasi sel akhir 5x10 4 sel/1000 µl MK. 6. Siapkan 24 well plate dan cover slip. 7. Masukkan cover slip sejumlah yang dibutuhkan ke dalam sumuran menggunakan pinset dengan hatihati.

Halaman 4 dari 7 Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 8. Transfer 1000 µl suspensi sel ke atas cover slip. Caranya, masukkan 200 µl suspensi sel tepat di atas coverslip secara merata, kemudian diamkan selama 30 menit dalam incubator agar sel menempel pada coverslip, selanjutnya tambahkan 800 µl MK ke dalam sumuran secara perlahan. Setiap akan mengisi sumuran, resuspensi sel kembali. 9. Amati keadaan sel di mikroskop untuk melihat distribusi sel. 10. Inkubasi sel di dalam inkubator selama semalam. Inkubasi ini dilakukan agar sel pulih dan kembali dalam keadaan normal setelah panen, ditandai dengan sel sudah menempel di dasar sumuran. 11. Jika dalam waktu semalam kondisi sel belum pulih, ganti media sel (MK) dan inkubasikan kembali. 12. Setelah sel normal kembali, segera buat satu konsentrasi sampel, yaitu pada IC 50 untuk perlakuan sebanyak 1000 µl. Untuk imunositokimia, minimal diperlukan 3 perlakuan : a. Perlakuan dengan sampel. b. Kontrol sel tanpa antibodi primer (akan menunjukkan warna biru). c. Kontrol sel dengan antibodi primer. 13. Ambil 24 well plate yang telah berisi sel dari inkubator CO 2. 14. Buang semua MK dari sumuran dengan pipet Pasteur secara perlahanlahan. 15. Isikan PBS masingmasing 500 µl ke dalam sumuran untuk mencuci sel. 16. Buang PBS dari sumuran dengan pipet Pasteur secara perlahanlahan. 17. Masukkan sampel sebanyak 1000 µl ke dalam sumuran. 18. Masukkan 1000 µl MK untuk kontrol sel (2 kontrol sel). Selalu amati kondisi sel sebelum perlakuan. Kontrol sel hanya ditambah MK. 19. Inkubasi di dalam inkubator CO 2 selama 15 jam. 20. Amati kondisi sel setelah 14 jam,

Halaman 5 dari 7 Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 dokumentasikan dengan kamera. 21. Siapkan metanol dingin dan PBS. 22. Pada jam ke15, inkubasi dengan sampel dihentikan. 23. Buang semua media dari sumuran dengan pipet Pasteur secara perlahan. 24. Isikan PBS 500 µl ke dalam masingmasing sumuran secara perlahan untuk mencuci sel. 25. Buang PBS dari sumuran dengan pipet Pasteur secara perlahan. 26. Ambil cover slip menggunakan pinset dengan bantuan ujung jarum dengan hatihati. 27. Letakkan di dalam sumuran 6well plate bekas atau dish bekas yang bersih. Pekerjaan selanjutnya, tidak perlu di dalam LAF. 28. Beri label pada masingmasing sumuran. Jangan sampai tertukar penandaannya. 29. Teteskan 300 µl metanol dingin, inkubasi 10 menit di dalam freezer. 30. Buang metanol secara perlahan, jangan sampai cover slip terbalik. 31. Tambahkan 500 µl PBS pada cover slip, diamkan selama 5 menit. Ambil dan buang PBS dengan mikropipet 1 ml. Lakukan pencucian dengan PBS 2 kali. 32. Tambahkan 500 µl akuades, diamkan selama 5 menit. Buang akuades. Lakukan pencucian dengan akuades 2 kali. 33. Teteskan larutan hidrogen peroksida (blocking solution). Inkubasi selama 10 menit. Buang larutan dengan mikropipet. 34. Teteskan prediluted blocking serum. Inkubasi selama 10 menit. Buang larutan. 35. Teteskan antibodi monoklonal primer untuk antigen yang ingin diamati (missal : COX2), inkubasi selama 10 menit. Jika pengecatan akan dilanjutkan pada hari berikutnya, simpan cover slip di dalam freezer. Proses ini dilakukan untuk mencuci sel dari sisa metanol. Proses ini dilakukan untuk mencuci sel. Proses ini dilakukan untuk mengurangi pengecatan yang tidak spesifik karena adanya peroksidase endogen. Proses ini dilakukan untuk mencegah pengecatan yang tidak spesifik.

Halaman 6 dari 7 Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 36. Tambahkan 500 µl PBS. Inkubasi selama 5 menit. Buang PBS. 37. Teteskan antibodi sekunder yang dilabel biotin (biotinylated universal secondary antibody), inkubasi selama 10 menit. 38. Tambahkan 500 µl PBS. Inkubasi selama 5 menit. Buang PBS. 39. Teteskan reagen yang berisi kompleks streptavidinenzim peroksidase, inkubasi selama 10 menit. 40. Tambahkan 500 µl PBS. Inkubasi selama 5 menit. Buang PBS. 41. Teteskan larutan substrat kromogen DAB, inkubasi selama 10 menit. 42. Tambahkan akuades 500 µl, kemudian buang kembali. 43. Teteskan larutan MayeHaematoxylin, inkubasi selama 3 menit. 44. Tambahkan akuades 500 µl, kemudian buang kembali. 45. Angkat cover slip dengan pinset secara hatihati, kemudian celupkan dalam xylol. 46. Celupkan cover slip dalam alkohol. Keringkan cover slip. 47. Letakkan cover slip di atas object glass, tetesi dengan lem (mounting media). Tutup cover slip dengan cover slip kotak. 48. Amati ekspresi protein dengan mikroskop cahaya. 49. Setiap selesai melakukan pekerjaan, lakukan sanitasi seperti pada Protokol Persiapan Kerja In Vitro di Laboratorium. Proses ini dilakukan untuk counterstain. 4. Interpretasi Data Ekspresi protein tertentu (misal COX2) akan ditunjukkan dengan warna coklat pada sitoplasma (bukan inti sel). Warna biru pada sitoplasma menunjukkan tidak adanya ekspresi pada sel atau level ekspresi yang rendah sehingga tidak terdeteksi.

Halaman 7 dari 7 Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 Contoh hasil pengamatan ekspresi protein COX2 pada sel WiDr setelah perlakuan PGV0 dan 5FU : Efek perlakuan PGV0, 5FU, dan kombinasi keduanya terhadap ekspresi COX2 sel WiDr. Kontrol sel tanpa penambahan antibodi primer anticox2 menunjukkan warna biru muda pada sitoplasma (A). Kontrol sel WiDr dengan pengecatan antibodi primer anticox2 memperlihatkan ekspresi COX2 yang tinggi yang terlihat dari sitoplasma yang berwarna coklat tua (ditunjukkan dengan tanda panah) (B). Perlakuan PGV0 50 µm memberikan penurunan ekspresi COX2 yang signifikan, baik pada waktu inkubasi 8 jam (C) maupun inkubasi 15 jam (D). Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x. Jika ada sesuatu dalam SOP ini tidak bisa dilakukan atau tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, segera laporkan kepada Staff/Supervisor