BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Era Otonomi Daerah saat ini telah mengubah paradigma pembangunan yang bersifat sentralistik ke arah desentralistik yang bertujuan untuk menggali potensi secara maksimal di setiap daerah yang ada di masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Tujuan pembangunan di era otonomi daerah saat ini salah satunya untuk melakukan upaya peningkatan kualitas SDM melalui perbaikan pada ketiga komponen, yaitu kesehatan masyarakat, kondisi ekonomi, dan taraf pendidikan. Sedangkan Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat. Sebagaimana yang di amanatkan oleh Undang-Undang, peraturan Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional. Di beberapa Provinsi dan Kabupaten/ Kota, khususnya DKI Jakarta juga berusaha meningkatan sarana pelayanan kesehatan masyarakat dengan di buatnya Perda/ Peraturan Derah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2009 yang diantaranya memuat tentang Sistem Kesehatan DKI Jakarta. Untuk Jakarta Pusat ditinjau dari Topografi dan Demokrafi Luas Kodya Jakarta pusat Secara administratif wilayah terbagi menjadi 8 Kecamatan dan 44 Kelurahan (terbagi lagi menjadi 396 RW dan 4.738 RT) luas wilayahnya mencapai 48,08 Km2 sedangkan jumlah penduduk Jakarta Pusat pada tahun 2010 mencapai 902.973 jiwa dari keseluruhan penduduk DKI Jakarta yang mencapai 9.607.787 jiwa. Untuk menunjang kesehatan masyarakat, jakarta Page 1
pusat memiliki 15 rumah sakit umum dan 15 rumah sakit spesialis, jumlah tempat tidur rawat inap mencapai 5018 buah dari 16724 buah yang ada di DKI Jakarta. Jika dilihat dari Rasio tempat tidur terhadap penduduk secara nasional adalah 1 berbanding 1.591 yang berarti 1 tempat tidur rata-rata diperuntukkan bagi 1.591 penduduk. Sedangkan untuk DKI Jakarta yaitu 1 tempat tidur diperuntukkan bagi 503 penduduk. Dari standar rasio, Ini tentu belum memadai dari segi kapasitas pelayanan kesehatam masyarakat dimana jumlah penduduk DKI Jakarta tidak sebanding dengan jumlah ruang tidur rawat inap. Khususnya ruang rawat inap kelas III yang mana hampir 70% penduduk jakarta yang berobat ke RSUD merupakan masyarakat kelas menengah bawah. Ditinjau dari rumah sakit PEMDA DKI Jakarta telah memiliki 5 (lima) unit RSUD yang tersebar diseluruh wilayah Kota Jakarta yang salah satunya RSUD Tarakan yang berada di jakarta pusat. SEKILAS SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN RSUD Tarakan yang berdiri pada 1963 awalnya berupa Balai Pengobatan untuk melayani warga di Kecamatan Gambir, pada 1968 kemudian menjadi Puskesmas Kecamatan Gambir, namun karena di Jakarta Pusat belum ada RS maka Puskesmas ini pun pada 1987 diubah menjadi RSUD Tarakan. Sebagai rumah sakit milik Pemerintah DKI Jakarta, yang mendapatkan status Badan Layanan Umum sebagai rumah sakit type B Non Pendidikan ini sampai sekarang masih mendapat subsidi operasional, hingga kini RSUD Tarakan terus meningkatkan pelayanannya serta telah lulus dengan tingkat lengkap untuk 16 bidang pelayanan dan lulus sertifikasi ISO 9001:2008. 1.2. PERMASALAHAN 1.2.1. Permasalahan Secara Umum SUD Tarakan mempunyai aktivitas bidang kesehatan yang cukup tinggi. Hal ini dapat diindikasikan dari jenis layanannya, yaitu rawat inap, rawat jalan, dan operasi/bedah. Data pelayanan kesehatan di RSUD Tarakan dapat dlihat pada Tabel 1. No. Jenis Pelayanan Jumlah Pasien (orang) Persentase 2009 2010 Kenaikan(%) 1 Rawat Inap 7.111 9.380 31,91 2 Rawat Jalan 136.131 134.359-1,30 3 Operasi 1.478 1.622 9,74 Sumber : RSUD Tarakan. Berdasarkan data pada Tabel di atas, persentase kenaikan jumlah pasien Page 2
RSUD meningkat setiap tahunnya, kenaikannya signifikan terutama pada Rawat inap sebesar 31.97% dan juga pelayanan operasi naik 9.74% setiap tahunnya.sedangkan kapasitas ruang rawat inap RSUD hanya memiliki 352 tempat tidur yang disediakan bagi pasien. Dikarenakan jumlah pasien yang selau menigkat setiap tahunnya, RSUD Tarakan dimungkinkan untuk menambah kapasitas pelayanan sesuai dengan visi dan misinya yaitu memberikan kontribusi pelayanan yang maksimal dan memadai bagi kesahatan masyarakat khususnya masyarakat jakarta pusat. 1.2.2. Permasalahan Arsitektural 1. Dari existing yang ada, RSUD Tarakan menyalahi peraturan dinas tata kota yang mana peruntukan lahan diexisting tidak diperbolehkan mendirikan bangunan lebih dari empat lapis. 2. Tidak standarisasinya besaran ruang terutama ruang-ruang medik yang merupakan ruang-ruang penting bagi pelayanan pasien. 1.3. MAKSUD dan TUJUAN 1. Maksud dari perancangan RSUD ini untuk memberikan gagasan desain rumah sakit yang benar mempertimbangkan dari aspek umum dan arsitektural, desain yang representatif sesuai dengan klasifikasi rumah sakit umum kelas B Non Pendidikan. 2. Tujuannya RSUD dapat memberikan layanan yang maksimal kepada masyarakat terutama masyarakat jakarta pusat sesuai dengan visi dan misinya yaitu memberikan kontribusi pelayanan yang maksimal dan memadai bagi kesahatan masyarakat. 1.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Ruang lingkup pembahasan yang di gunakan Penyusunan antara lain menggunakan beberapa metode deskriptif sehingga dapat memaparkan apa yang akan direncanakan, yang diantara lain berasal dari. 1. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari, Dalam hal ini adalah hasil dari pihak RSUD. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya, Dalam hal ini berasal dari buku, majalah, surat kabar, internet yang berhubungan dengan RSUD. Page 3
1.5. METODE Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode atau cara pengumpulan data serta sebagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam menyelesaikan suatu permasalahan. b. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi (pengamatan lapangan dan studi banding) dan mencatat jumlah serta taraf aktivitaster tentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. c. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pencarian data-data yang berhubungan dari berbagai sumber pustaka untuk kelengkapan data yang dibutuhkan. 1.6. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memudahkan pemahaman tugas akhir, ditulis dengan sistematika sebagai berikut : a) BAB 1. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah perancangan, metode pendekatan masalah, dan kerangka berfikir, serta sistematika pembahasan. b) BAB 2. DESKRIPSI PROYEK Berisi data umum dari proyek yang dibahas, teori teori dan penjelasan tentang Rumah Sakit Umum Daerah /RSUD. c) BAB 3. TEMA Berisi tentang penjelasan tema arsitektural, antara interpretasi dan keterkaitan tema yang di ambil. Elaborasi tema dengan proyek yang diangkat. d) BAB 4. ANALISA Bab ini menguraikan tentang Analisa Ruang, Analisa Tapak, dan Organisasi Ruang. e) BAB 5. KONSEP PERANCANGAN Berisi garis besar tentang konsep dasar dan elaborasi antara eksisting bangunan yang sudah ada serta pencapaian pemecahan masalah : tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi kendaraan (karyawan, operasional dan pengunjung), keterkaitan lingkungan sekitar Utilitas bangunan, tata ruang hijau luar/ landscape, bangunan penunjang. Page 4
1.7. Kerangka Proses Berfikir LATAR BELAKANG PROYEK : Permasalahan: - Tidak seimbangnya pelayanan kesehatan RSUD Tarakan dari tahun ketahun terhadap pertumbuhan pasien, sehingga perlu adanya terobosan baru dengan menambah kapasitas pelayanan gedung. - Permasalahan dari segi arsitektural Potensi: RSUD Tarakan berada dilingkungan bisnis / perkantorandan satu - satunya Rumah Sakit Daerah yang berdekatan dengan Istana Negara dan Kantor PemProvDKI Jakarta. Judul Proyek Tema : PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN RSUD TARAKAN JAKARTA : BATASAN - Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan secara umum - Peraturan pemerintah khusus perancangan dan pengembangan rumah sakit kelas B - Batas Luasan Tapak ruang dalam dan ruang luar. TINJAUAN - Tinjauan Umum = penentuan Lokasi Proyek - Tinjauan Khusus = Penentuan Tema DATA - Studi Literatur - Studi Banding - Survey Lapangan - Wawancara ANALISA - Program Ruang - Kualitas Ruang mengacu pada tema - Pelaku kegiatan - Analisa ruang luar - Analisa lingkungan KONSEP BANGUNAN - Konsep Dasar - Konsep Lingkungan megacu pada Tema - Konsep Bangunan FEED BACK DESAIN FEED BACK Page 5
Teknik Arsitektur I http://digilib.mercubuana.ac.id/ Page 6