SUMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING DAN USAHA TANAMAN KAKAO TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI CIHERANG DI DESA SUNGAI DURAIT TENGAH KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK PADA PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI KABUPATEN KUPANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INPUT PAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis Sp)

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

PERBEDAAN POLA TANAM TERHADAP BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas. yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global.

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

KEUNTUNGAN RELATIF PRODUK USAHATANI KELAPA TUA DI KECAMATAN AMARASI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN DAN SISTEM KEMITRAAN TERHADAP MOTIVASI PETERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Mukhlis 1) ABSTRACTS

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

Analisa Faktor Luas Lahan Dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Jagung Di Desa Dadapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan pada subsistem budidaya (on farm) di Indonesia

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI MESIN RICE TRANSPLANTER TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP USAHA TANI IKAN LELE DI DESA PLIKEN KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Melkianus D. S. Randu, Sumbangan Usaha Ternak 11 SUMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING DAN USAHA TANAMAN KAKAO TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR Melkianus D. S. Randu Program Studi Produksi Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jl. Adisucipto Penfui, P. O. Box. 1152, Kupang 85011 ABSTRACT The aim of this research was to know levels of farmers income contributed by goat management and cacao crop production; and also factors effecting farmers income from goat management and cacao crop production. Survey method was applied in this research. The data were processed and analysed statistically and economically. The results indicate that 1) total income of a respondent in East Manggarai District through goat management and cacao crop in 2008 was Rp.3,915,796.- in which Rp. 992,753.- (25.35 %) contributed by the first and Rp. 2,923,043.- (74.65 %) by the latter; 2) factors effecting farmers income from goat management were number of livestock sold, and number of livestock slaughtered (R 2 = 0,885); 3) factors effecting farmers income from cacao crop production were area of cacao crop production, and number of production of cacao crop (R 2 = 0,953). Keywords: Income, Goat, Cacao PENDAHULUAN Peranan sektor pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan nasional saat ini dirasakan semakin penting dan strategis. Hal ini searah dengan perubahan lingkup nasional maupun perubahan lingkup internasional. Hakekat pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat Indonesia, perlu diimbangi pula dengan upaya peningkatan pendapatan petani sebagai salah satu indikator kesejahteraan. Hal ini karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Indonesia bersumber di sektor Pertanian (Apriyantono, 2006). Oleh sebab itu, upaya peningkatan pendapatan petani dapat dilakukan dengan mendayagunakan berbagai sumberdaya pertanian secara optimal dan berkelanjutan dengan tanpa mengabaikan pembangunan di sektor yang lain. Untuk mendayagunakan berbagai sumberdaya pertanian secara optimal dan berkelanjutan, pelaksanaan pembangunan di tingkat operasional petani perlu diarahkan pada upaya peningkatan produksi, mengingat berbagai kegunaan yang dimiliki oleh produk-produk pertanian. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa produk pertanian memiliki peran strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan pangan, industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas kesempatan bekerja di bidang pertanian. Sasaran pembangunan pertanian yang selama ini cenderung berorientasi pada satu jenis komoditi saja, dipandang tidak cukup untuk memenuhi

12 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 11-18 kebutuhan dan meningkatkan pendapatan petani. Sehingga untuk itulah, penganekaragaman usahatani perlu mendapatkan perhatian serius terutama pada wilayah-wilayah yang memiliki keunggulan baik dari aspek sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan kondisi sosial budaya. Soetriono, dkk (2002) menyatakan bahwa pembangunan pertanian memiliki hubungan erat dengan keadaan suatu wilayah. Adanya keragaman hayati, iklim dan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah merupakan peluang sekaligus tantangan bagi upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya terhadap peningkatan pendapatan petani. Penganekaragaman usahatani dalam kehidupan masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Kombinasi berbagai komoditi ternak dan tanaman untuk diusahakan, selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya bertani secara turuntemurun. Suratiyah (2006) menyatakan bahwa pilihan mengkombinasikan antara usaha ternak dan tanaman dalam sistem usahatani merupakan pilihan tepat jika dikaitkan dengan aspek kepemilikan lahan yang terbatas, ancaman kegagalan panen maupun fluktuasi harga yang selalu mengakibatkan posisi tawar petani menjadi rendah. Manggarai Timur merupakan kabupaten baru di wilayah Propinsi NTT yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Salah satu aktivitas pertanian yang dijalankan adalah kombinasi usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao. Tanaman kakao selain adaptif dan sudah dibudidayakan dalam jangka waktu lama, juga dipandang merupakan usaha pokok yang memungkinkan sebagian besar dana, tenaga kerja dan potensi yang ada diarahkan untuk pengelolaan usahatani bersangkutan. Sebaliknya ternak kambing meskipun dipandang sebagai usaha sambilan, namun memiliki peran yang cukup besar terutama bagi keperluan adat-istiadat seperti pada acara belis perkawinan maupun dalam upacara kematian. Upaya mengkombinasikan antara usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao tentu akan memberikan dampak positif terhadap budidaya, sosial maupun ekonomis. Budidaya ternak semakin efisien karena ketersediaan pakan dapat dilakukan secara kontinyu, problem sosial dapat diatasi serta membawa pengaruh yang baik sedangkan secara ekonomis petani peternak dapat melakukan efisiensi usaha sehingga pendapatannya semakin meningkat. Diharapkan melalui kegiatan kombinasi usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao akan memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah teristimewa sumbangannya terhadap pendapatan petani di Kabupaten Manggarai Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao serta menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao di Kabupaten Manggarai Timur. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Timur selama lima bulan terhitung sejak bulan Juni sampai dengan Oktober tahun 2008. Penentuan sample dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, penentuan kecamatan

Melkianus D. S. Randu, Sumbangan Usaha Ternak 13 contoh secara purposif dengan mempertimbangkan kombinasi jumlah populasi ternak kambing terbanyak, luas areal dan jumlah produksi tanaman kakao terbesar (Tabel 1) sehingga terpilih Kecamatan Borong dan Kecamatan Kota Komba. Kedua, penentuan desa contoh secara purposif sebanyak empat Kelurahan/desa untuk Kecamatan Kota Komba yaitu Kelurahan Tanah Rata, Desa Pong Ruan, Desa Komba dan Desa Rongga Koe dan dua desa untuk Kecamatan Borong yaitu Desa Sita dan Desa Rana Masak, dengan mempertimbangkan bahwa di desa bersangkutan kombinasi usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao merupakan jenis usahatani yang dominan dijalankan. Ketiga, penentuan petani contoh secara acak sederhana, yakni sebanyak 10 % dari populasi petani peternak sehingga diperoleh 63 petani contoh. Adapun kriteria petani contoh dimaksud adalah petani peternak yang menjalankan kegiatan kombinasi usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao dengan pengalaman usaha minimal empat tahun. Tabel 1. Populasi Ternak, Luas Areal dan Jumlah Produksi Tanaman Kakao di Kabupaten Manggarai Timur, Tahun 2007. No Kecamatan Jenis Ternak (Ekor) Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Unggas Tanaman Kakao Luas Areal (Ha) 1 Borong 1.524 1.458 256 4.536 7 4.107 21.747 739 25 2 Kota Komba 2.668 3.135 1.062 4.505-12.607 12.230 647 89 3 Elar 366 1.988 1.567 4.455 1 7.308 12.499 220 14 4 Sambi 212 625 622 3.975-2.909 25.786 120 7 Rampas 5 Lambaleda 613 883 509 4.135-5.118 22.800 342 11 Jlh Prod (Ton) 6 Poco Ranaka 126 82 480 6.263-4.823 6.541 128 11 Jumlah 5.509 8.171 4.496 27.869 8 36.872 101.603 2.196 157 Sumber : Manggarai dalam Angka tahun 2006/2007 (Diolah). Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani contoh dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Selanjutnya data sekunder diperoleh dari berbagai instansi, lembaga dan literatur yang terkait dengan penelitian ini. Variabel yang diamati untuk usaha ternak kambing meliputi : X 1) Biaya pakan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan makanan ternak kambing dalam satu tahun terakhir, diukur dalam satuan Rp, diasumsikan Rp.50/Kg; X 2) Biaya kandang dan peralatan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan dan pengadaan peralatan kandang dalam satu tahun terakhir, diukur dalam satuan Rp; X 3) Jumlah ternak yang dijual, yaitu banyaknya ternak yang dijual selama satu tahun terakhir, diukur dalam ST; X 4) Biaya perawatan kesehatan ternak, yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan ternak kambing dalam satu tahun terakhir, diukur dalam satuan Rp; X 5) Jumlah ternak yang dikorbankan, yaitu banyaknya ternak yang dikorbankan untuk urusan pribadi atau adat dalam satu tahun terakhir, diukur dalam ST.

14 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 11-18 Variabel yang diamati untuk usaha tanaman kakao meliputi : X 1) Luas lahan tanaman kakao, yaitu luasan lahan yang digunakan untuk mengusahakan tanaman kakao selama satu tahun terakhir, diukur dalam satuan Ha; X 2) Biaya tenaga kerja, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja luar keluarga pada usaha tanaman kakao selama satu tahun terakhir, diukur dalam satuan Rp; X 3) Jumlah produksi tanaman kakao, yaitu banyaknya biji kakao yang mampu dihasilkan oleh petani selama satu tahun terakhir dan diukur dalam satuan Kg/berat kering; X 4) Biaya bibit, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bibit kakao selama satu tahun terakhir dan diukur dalam satuan Rp; X 5) Biaya pengobatan tanaman kakao, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan tanaman kakao selama satu tahun terakhir, diukur dalam satuan rupiah (Rp). Analisis Data. Untuk mengetahui besarnya pendapatan petani di Kabupaten Manggarai Timur yang disumbangkan dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao, dilakukan analisis anggaran masukan-hasil (Analisis input output) untuk masing-masing cabang usahatani sesuai petunjuk Soekartawi (1995), dengan formulasi sebagai berikut : Pd = TR TC dimana : Pd = Pendapatan usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variable-variabel yang diamati (Xi) dengan pendapatan (Y) dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao, dilakukan analisis korelasi menurut petunjuk Sudjana (2005), dengan persamaan sebagai berikut : Untuk mengetahui n X i Y i ( X i ) ( Y i ) bentuk atau pola hubungan r = antara variabel-variabel yang {n X i 2 ( X i ) 2 } {n Y i 2 ( Y i ) 2 } dimana : r = Koefisien korelasi Yi = Pendapatan usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao Xi = Variabel-variabel yang diamati untuk masing-masing usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao diamati (Xi) dengan pendapatan (Y) dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao, dilakukan analisis regresi linear ganda menurut petunjuk Sudjana (2005), dengan persamaan sebagai berikut : Ŷ = b 0 + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 + b 4X 4+ b 5X 5 dimana : Ŷ = Pendapatan usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao b 0 = Konstanta b 1,b 2,b 3,b 4,b 5 = Koefisien regresi parsial usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao X 1... 5 = Variabel-variabel yang diamati untuk usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao

Melkianus D. S. Randu, Sumbangan Usaha Ternak 15 Untuk mengetahui secara bersama-sama pengaruh variabel-variabel yang diamati (Xi) terhadap pendapatan (Y) dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao, dilakukan uji-f dengan formulasi : Kuadrat Tengah Regresi Untuk mengetahui besarnya keragaman Fhit = pendapatan dari usaha ternak kambing dan Kuadrat Tengah Acak usaha tanaman kakao yang dijelaskan oleh variabel-variabel yang diamati, dilakukan perhitungan koefisien determinasi dengan formulasi : JK Regresi R 2 = x 100% JK Total Untuk memudahkan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini, digunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendapatan Petani dari Usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao. Berdasarkan hasil analisis anggaran masukkan-hasil (Analisis inputoutput) usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao yang juga menggambarkan rata-rata pendapatan petani di Kabupaten Manggarai Timur tahun 2008, diketahui total pendapatan petani adalah Rp. 3.915.796,- yang berasal dari usaha ternak kambing sebesar Rp. 992.753,- dan usaha tanaman kakao sebesar Rp. 2.923.043,- (Tabel 2). Berdasarkan Tabel 2, terlihat usaha ternak kambing hanya mampu memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani sebesar 25,35 % dibandingkan usaha tanaman kakao yang memberikan sumbangan sebesar 74,65 %. Kecilnya pendapatan yang disumbangkan dari usaha ternak kambing jika dibandingkan usaha tanaman kakao di Kabupaten Manggarai Timur diduga akibat sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional dan alamiah sehingga tujuan ekonomi dari usaha ternak kambing demi memperoleh keuntungan masih sangat rendah. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis, yaitu uji kesamaan dua rata-rata diketahui terdapat perbedaan sumbangan pendapatan petani di Kabupaten Manggarai Timur dari usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Ternak Kambing. Hasil analisis korelasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak kambing di Kabupaten Manggarai Timur pada tahun 2008, diketahui terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada taraf nyata 1 % (P<0,01) antara variabel jumlah ternak yang dijual (X 3) dan variabel jumlah ternak yang dikorbankan untuk urusan pribadi/adat (X 5) dengan pendapatan usaha ternak kambing (Y). Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian regresi linear ganda menggunakan program bantu SPSS versi 14.0, diperoleh model persamaan berikut ini Y = 124,181 + 1380,905 X 3 + 2181,851 X 5 (R 2 = 0,885) (1,898) (10,510**) (9,978**)

16 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 11-18 Tabel 2. Hasil analisis input-output usaha ternak kambing dan usaha tanaman kakao di Kabupaten Manggarai Timur, Tahun 2008 No Komponen Nilai (Rp) Persentase (%) A Usaha Ternak Kambing I Output/Penerimaan : 1. Tunai Nilai Penjualan Ternak 746.508 63,46 (0,33 ST) 2. Non Tunai Nilai Ternak untuk 429.807 36,54 Keperluan Pribadi/Adat (0,19 ST) Total (I) 1.176.315 100 II Input/Pengeluaran : 1. Tunai Biaya Kandang dan 30.992 16,88 Peralatan Biaya Perawatan Kes 2.413 01,32 Ternak 2. Non Tunai Biaya Pakan 150.157 81,80 Total (II) 183.562 100 Pendapatan ( I II ) 992.753 B Usaha Tanaman Kakao I Output/Penerimaan : 1. Tunai Penjualan Biji Kakao 3.864.611 100 (214,460 Kg) Total (I) 3.864.611 100 II Input/Pengeluaran : 1. Tunai Biaya Tenaga Kerja 321.142 34,11 Biaya Pengobatan 52.222 5,55 Tanaman Kakao Pajak Tanah 15.059 1,59 Biaya Peralatan Tanaman 126.558 13,44 kakao 2. Non Tunai Biaya Bibit 426.587 45,31 Total (II) 941.568 100 Pendapatan ( I II ) 2.923.043 Sumber : Data primer, 2008 Berdasarkan model persamaan di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1) nilai koefisien konstanta sebesar 124,181 dengan tanda positif yang berarti jika tidak ada ternak yang dijual dan tidak ada ternak yang dikorbankan maka pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak kambing adalah sebesar Rp. 124.181,- ; 2) nilai koefisien X 3 sebesar 1380,905 dengan tanda positif menunjukkan bahwa setiap ada pertambahan jumlah ternak yang dijual sebesar satu ST maka pendapatan meningkat sebesar Rp. 1.380,905,- (ceteris paribus) ; 3) nilai koefisien X 5 sebesar 2181,851 dengan tanda positif menunjukkan bahwa setiap ada pertambahan jumlah ternak yang dikorbankan sebesar satu ST maka pendapatan meningkat sebesar Rp. 2.181,851,- (ceteris paribus). Untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah ternak yang dijual (X 3) dan jumlah ternak yang dikorbankan (X 5) secara bersama-sama terhadap pendapatan usaha ternak kambing, dilakukan analisis varians seperti pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Daftar Analisis Varians Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Ternak Kambing di Kabupaten Manggarai Timur, Tahun 2008 Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Fhitung Ftabel 5% 1% Regresi 2 3892979,878 101,649** 3,15 4,98 Acak 60 7785959,756 38298,436 Total 62 10083865,944 Sumber : Data primer (Diolah).

Melkianus D. S. Randu, Sumbangan Usaha Ternak 17 Berdasarkan tabel 3, diketahui nilai F hitung berbeda sangat nyata (P < 0,01) sehingga H 0 ditolak. Dengan demikian H 1 (Minimal salah satu variabel yang diidentifikasi berpengaruh terhadap pendapatan usaha ternak kambing) diterima. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa persamaan regresi yang diperoleh dapat digunakan untuk menduga nilai pendapatan (Y) usaha ternak kambing apabila variabel jumlah ternak yang dijual (X 3) dan variabel jumlah ternak yang dikorbankan (X 5) diketahui. Nilai R 2 hasil analisis sebesar 0,885 menjelaskan bahwa 88,50 % variasi pendapatan pada usaha ternak kambing dipengaruhi oleh jumlah ternak yang dijual dan jumlah ternak yang dikorbankan sedangkan sisanya 11,50 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini seperti jumlah ternak yang mati, lama pemeliharaan ternak dan sebagainya. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tanaman Kakao. Hasil analisis korelasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tanaman kakao di Kabupaten Manggarai Timur pada tahun 2008, diketahui terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada taraf nyata 1 % (P<0,01) antara variabel luas lahan tanaman kakao (X 1) dan variabel jumlah produksi tanaman kakao (X 3) dengan pendapatan usaha tanaman kakao. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian regresi linear ganda menggunakan program bantu SPSS versi 14.0, diperoleh model persamaan berikut ini : Y = -771,072 660,134 X 1 + 19,061 X 3 (R 2 = 0,953) (-6,161**) (-3,882**) (30,509**) Berdasarkan model persamaan di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut : 1) nilai koefisien konstanta sebesar 771,072 dengan tanda negatif menjelaskan bahwa jika tidak ada peningkatan luas lahan tanaman kakao dan jumlah produksi tanaman kakao maka pendapatan yang diperoleh dari usaha tanaman kakao akan berkurang sebesar Rp. 771.072,- ; 2) nilai koefisien X 1 sebesar -660,134 dengan tanda negatif menunjukkan bahwa setiap ada peningkatan luas lahan tanaman kakao sebesar 1 Ha maka pendapatan akan berkurang sebesar Rp. 660.134,- (ceteris paribus) ; 3) nilai koefisien X 3 sebesar 19,061 dengan tanda positif menunjukkan bahwa setiap ada peningkatan jumlah produksi tanaman kakao sebesar 1 Kg maka pendapatan akan meningkat sebesar Rp. 19.061,- (ceteris paribus). Nilai negatif luas lahan diduga akibat belum adanya kombinasi yang tepat antara luas lahan dengan jarak tanam sehingga berdampak pada produksi dan serangan hama kakao. Untuk mengetahui pengaruh variabel luas lahan dan jumlah produksi tanaman kakao secara bersama-sama terhadap pendapatan usaha tanaman kakao, dilakukan analisis varians seperti pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Daftar Analisis Varians Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tanaman Kakao di Kabupaten Manggarai Timur, Tahun 2008. Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Fhitung Ftabel 5% 1% Regresi 2 180433695,356 90216847,678 606,589** 3,15 4,98 Acak 60 8923680,623 148728,010 Total 62 189357375,979 Sumber : Data primer (Diolah)

18 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 2, HALAMAN 11-18 Berdasarkan tabel 4, diketahui nilai F hitung (606,589**) berbeda sangat nyata (P < 0,01) sehingga H 0 ditolak. Dengan demikian H 1 (Minimal salah satu variabel yang diidentifikasi berpengaruh terhadap pendapatan usaha tanaman kakao) diterima. Hal ini berarti persamaan regresi dapat digunakan untuk menduga nilai pendapatan (Y) usaha tanaman kakao jika luas lahan tanaman kakao (X 1) dan jumlah produksi kakao (X 3) diketahui. Nilai R 2 hasil analisis sebesar 0,953 menjelaskan bahwa 95,30 % variasi pendapatan usaha tanaman kakao dipengaruhi oleh luas lahan tanaman kakao dan jumlah produksi tanaman kakao, sedangkan sisanya 04,70 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini seperti : jumlah pupuk yang digunakan, jumlah pohon yang mati dan sebagainya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Usaha ternak kambing menyumbangkan pendapatan sebesar Rp. 992.753,- (25,35 %) dan usaha tanaman kakao menyumbangkan pendapatan sebesar Rp. 2.923.043,- (74,65 %) dari total pendapatan petani di Kabupaten Manggarai Timur pada tahun 2008; 2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan petani dari usaha ternak kambing di Kabupaten Manggarai Timur adalah jumlah ternak yang dijual dan jumlah ternak yang dikorbankan; 3) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan petani dari usaha tanaman kakao di Kabupaten Manggarai Timur adalah luas lahan tanaman kakao dan jumlah produksi tanaman kakao. DAFTAR PUSTAKA Anonimous.,2007. Kabupaten Manggarai dalam Angka (Manggarai Regency in Figures) 2006/2007. Katalog BPS : 1403.5313. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai. Anonimous.,2007. Data Potensi Dalam Rangka Pemekaran Kabupaten Manggarai dan Calon daerah Otonom Baru Kabupaten Manggarai Timur. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai. Apriyantono, Anton (03 Mei 2007), Sambutan Menteri Pertanian RI Pada Acara Workshop Evaluasi UPT Lingkup Ditjen Peternakan Tanggal 1 Desember 2006 di Bandung, Jawa Barat, http://peternakan.litbang.deptan. go.id. Santosa, P. B dan Ashari. 2007. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Soekartawi., 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia Press (UI- Press). Jakarta. Soetriono, Rijanto dan Suwandari, A., 2002. Pengantar Ilmu Pertanian : Agraris, Agribisnis dan Industri. Bayumedia Publishing. Malang. Sudjana., 2005. Metoda Statistika. Edisi-6. Penerbit Tarsito. Bandung. Suratiyah, K., 2006. Ilmu Usahatani. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Tiro, M., I.M.S. Aryanta., M.F. Lalus., J.G. Sogen dan A. Keban., 1991. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berbagai Jenis Usaha Ternak dalam Menghasilkan Pendapatan Tunai bagi Peternak di Kabupaten TTS. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Undana.Kupang.