BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah asupan nutrisi pada

I. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbricoides dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia, dengan rata-rata kejadian

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat. menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

xvii Universitas Sumatera Utara

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN.

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

SKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Soil-transmitted helminthiasis merupakan. kejadian infeksi satu atau lebih dari 4 spesies cacing

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terbentang antara 6 o garis Lintang Utara sampai 11 o. terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak di SDN Barengan,

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

ABSTRAK. Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Giardia intestinalis. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit diare akibat infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit

Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING ASKARIASIS LUMBRICOIDES PADA MURID SDN 201/IV DI KELURAHAN SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI

PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREVALENSI KECACINGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA SISWA SDN I KROMENGAN KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan

Faktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichuria), dan

UNIVERSITAS INDONESIA

Kata kunci: Infeksi, Personal Hygiene, Soil Trasmitted Helminth

ABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH

Universitas Sumatera Utara

Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lalat adalah serangga jenis Arthropoda yang masuk dalam ordo Diptera.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan masih menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan, gizi, kecerdasan, produktifitas penderita dan secara ekonomi menyebabkan banyak kerugian (Ditjen PP dan PL, 2012). Pemerintah telah berusaha melakukan upaya pemberantasan penyakit kecacingan dengan pemberian obat massal, promosi gaya hidup sehat dan sanitasi yang bersih. Namun, masyarakat Indonesia masih banyak menderita penyakit ini, terutama anak-anak. Oleh sebab itu, perlu dilakukan terus upaya untuk memberantas penyakit kecacingan (Beritasatu, 2015). Penyakit kecacingan adalah salah satu penyakit endemik yang disebabkan oleh infeksi satu atau lebih jenis cacing (Zulkoni, 2011). Prevalensi penyakit kecacingan masih tinggi terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis. Hal ini disebabkan telur dan larva cacing dapat berkembang dengan baik di tanah yang basah dan hangat. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan penyebab penyakit kecacingan terbanyak di dunia, terutama spesies cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duuodenale), dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, lebih dari 1,5 milyar orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi STH. Angka kejadian terbesar berada di sub-sahara Afrika, Amerika, China dan Asia Timur. 1 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki kelembapan udara yang tinggi. Keadaan ini sangat mendukung Soil Transmitted Helminths untuk dapat berkembang dengan baik (Seja, 2015). Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia belum merata sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan masih belum baik. Hal ini yang menyebabkan penularan telur cacing lebih mudah di Indoneisa sehingga masyarakat dapat mengalami penyakit kecacingan (Kusmi, 2014). Prevalensi penyakit kecacingan berdasarkan laporan survei tahun 2004 pada 10 provinsi, didapatkan hasil bahwa prevalensi tertinggi berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat (83,6%), Sumatera Barat (82,3%), dan Sumatera Utara (60,4%). Angka nasional penyakit kecacingan adalah 30,35% dengan penjabaran prevalensi cacing gelang 17,75%, cacing cambuk 17,74% dan cacing tambang 6,46% (Ditjen PPM dan PL, 2004). Angka kejadian penyakit kecacingan berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Padang dari tahun 2012 sampai 2015 masih banyak. Jumlah penderita pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 ditemukan sebanyak 533, 1331, 1250, dan 776 kasus. Angka kejadian tertinggi dari 11 kecamatan yang ada di kota Padang pada tiga tahun terakhir ini berada di kecamatan Koto Tangah, yaitu sebanyak 690 kasus pada tahun 2013, 663 kasus pada tahun 2014, dan 341 kasus pada tahun 2015. (LB.1 DKK Padang 2012, 2013, 2014, dan 2015). Pemerintah menetapkan target untuk menurunkan prevalensi penyakit kecacingan menjadi <20% pada tahun 2015 (Depkes, 2010). Namun, target tersebut belum berhasil tercapai karena prevalensi penyakit kecacingan di Indonesia pada tahun 2015 adalah 28,12%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan terus upaya untuk mengurangi penyakit 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

kecacingan dengan cara minum obat cacing, promosi gaya hidup sehat dan sanitasi yang bersih (Beritasatu, 2015). Anak usia sekolah adalah calon generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan potensial untuk masa depan. Hal ini menyebabkan kesehatan anak sangat perlu diperhatikan dan dipersiapkan agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik dan intelektual. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak sekolah adalah kelompok usia yang paling sering menderita penyakit kecacingan (Anwar, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Andini (2015) menunjukkan bahwa prevalensi terbanyak siswa yang positif terinfeksi telur STH adalah kelas I, II, dan III. Hal ini disebabkan anak-anak banyak berinteraksi dengan tanah saat bermain. Selain itu, pengetahuan yang masih kurang pada anak mengenai cara infeksi penyakit kecacingan adalah faktor dasar yang mempengaruhi perilaku anak dalam menjaga kebersihan tubuh. Data dari Ditjen PP dan PL pada tahun 2009, sebanyak 31,8% siswa-siswi sekolah dasar menderita penyakit kecacingan. Penyakit kecacingan dapat menyebabkan penurunan kesehatan, gizi dan produktivitas pada penderita. Penyakit ini jarang menyebabkan kematian, namun infeksi yang kronis bisa menimbulkan penurunan gizi, pertumbuhan terhambat, anemia, defisiensi vitamin A dan penurunan daya tahan tubuh (Damayanti, 2009) Morbiditas akibat penyakit kecacingan berhubungan dengan jumlah cacing yang menginfeksi tubuh. Infeksi yang ringan belum menimbulkan gejala, sedangkan infeksi yang lebih berat dapat menyebabkan beberapa gejala berupa diare, sakit perut, lesu, kelemahan, gangguan kognitif dan perkembangan fisik (WHO, 2016). Anak yang menderita penyakit kecacingan akan mengalami gangguan konsentrasi 3 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

belajar dan gangguan tumbuh kembang sehingga akan mempengaruhi kemampuan anak dalam menerima pelajaran sekolah (Supali dkk, 2008). Soil Transmitted Helminths dapat bertransmisi dari telur yang ada di dalam feses penderita penyakit kecacingan. Cacing dewasa yang hidup di usus manusia mampu menghasilkan ribuan telur setiap hari. Hal ini menyebabkan telur dapat mengontaminasi tanah pada area dengan sanitasi yang kurang baik. STH dapat masuk ke tubuh manusia dengan bermacam cara, yaitu dari telur yang menempel pada sayuran yang tidak dicuci bersih dan tidak dimasak, air yang terkontaminasi telur cacing, dan anak-anak yang bermain di tanah yang telah terkontaminasi telur STH (WHO, 2016). Selain itu, cacing tambang juga bisa menginfeksi manusia dengan cara penetrasi larva infekif melalui kulit. Penularan STH tidak bisa terjadi secara langsung dari penderita atau dari feses yang baru. Hal ini disebabkan karena telur yang berada di feses tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga minggu berada di tanah agar menjadi matang dan bersifat infektif. (WHO, 2016). Angka kejadian penyakit kecacingan sangat erat kaitannya dengan kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sanitasi dan personal hygiene dengan infeksi STH. Kebersihan pribadi yang sangat perlu diperhatikan pada anak-anak adalah kebersihan kuku jari tangan. Kuku panjang adalah tempat tersering terselipnya telur cacing saat anak bermain tanah. Apabila anak tidak mencuci tangan dengan bersih sebelum makan, maka akan memperbesar kemungkinan masuknya telur cacing ke dalam tubuh. Oleh karena itu, pemeriksaan telur cacing di dalam kuku juga memiliki peranan dalam mendeteksi dan mencegah penyakit kecacingan (Seja, 2015). 4 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pengendalian penyakit kecacingan sangat penting dilakukan untuk menurunkan prevalensi penyakit ini agar dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam mewujudkan Indonesia yang sehat. Cara utama dalam mengendalikan penyakit kecacingan adalah dengan memutus mata rantai lingkungan hidup cacing yang bisa dilakukan pada tingkatan cacing di lingkungan, tubuh manusia, sosial dan budaya (Anwar, 2014). Upaya dalam mengatasi kejadian penyakit kecacingan, tidak cukup dengan melakukan pengobatan saja. Namun, ada faktor-faktor lain yang berperan dalam menunjang penyakit ini, yaitu keadaan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, perkembangan ekologi dan higienitas masyarakat yang buruk (Eryani, 2015). Sekolah Dasar Negeri 27 Anak Air, Koto Tangah, Padang adalah salah satu sekolah dasar yang berada di dalam kawasan kecamatan Koto Tangah. Lingkungan di sekitar sekolah bersemak dan berawa-rawa. Selain itu, saluran air di lingkungan depan sekolah tersumbat dan sampah berserakan di jalan. Kondisi lingkungan sekitar sekolah tersebut memungkinkan telur STH untuk dapat berkembang dengan baik. Sarana dan prasarana mencuci tangan telah disediakan di sekolah sebanyak 3 buah westafel, namun tidak semuanya bisa digunakan dengan baik. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Padang, sekitar 42% siswa berasal dari keluarga miskin. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiguna (2008) di kota Semarang, bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penulis berinisiatif melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan 5 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

gambaran telur Soil Transmitted Helminths pada kuku jari tangan siswa SDN 27 Anak Air, Koto Tangah, Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah bagaimana hubungan antara personal hygiene dengan gambaran telur Soil Transmitted Helminths pada kuku jari tangan siswa SDN 27 Anak Air, Koto Tangah, Padang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.2 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan gambaran telur Soil Transmitted Helminths pada kuku jari tangan siswa SDN 27 Anak Air, Koto Tangah, Padang. 1.3.1 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui gambaran telur Soil Transmitted Helminths pada kuku jari tangan siswa SDN 27 Anak Air. 2. Mengetahui gambaran personal hygiene pada siswa SDN 27 Anak Air. 3. Mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan gambaran telur Soil Transmitted Helminths pada kuku jari tangan siswa SDN 27 Anak Air. 6 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai bahan informasi dalam upaya melakukan pencegahan penyakit kecacingan, terutama pada anak SD. 1.4.2 Manfaat bagi Sekolah Dasar 1. Memberikan informasi mengenai frekuensi dari infeksi cacing dengan teridentifikasi telur cacing pada kuku jari tangan siswa SD. 2. Memberikan informasi kepada pihak terkait dalam melakukan pencegahan penyakit kecacingan, seperti mengadakan program pemeriksaan dan pemotongan kuku secara teratur pada siswa SD. 1.2.3 Manfaat bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai perilaku higiene yang baik untuk mencegah penyakit kecacingan, khususnya dalam menjaga kebersihan kuku. 1.2.4 Manfaat bagi Peneliti 1. Sebagai pembelajaran dalam menyusun dan melakukan penelitian. 2. Sebagai pemenuhan salah satu syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran. 3. Mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai Soil Transmitted Helminth dan personal hygiene. 7 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas