BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BUPATI POLEWALI MANDAR

SOSIALISASI LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (LK3)

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan menyenangkan bagi anggota keluarga, di sanalah mereka saling

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Standar Operasional Prosedur. Pendampingan dan Rujukan Perempuan Korban Kekerasan Yayasan Sanggar Suara Perempuan SoE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti merumuskan kesimpulan yang

K O M I S I I N F O R M A S I

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

2. Korban/Pendamping mengisi formulir yang telah tersedia

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL: UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Harkristuti Harkrisnowo Direktur Jenderal HAM Kementrian Hukum dan HAM RI

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM DAN KEGIATAN KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MALANG TAHUN 2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III PERMASALAHAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

115 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UCAPAN TERIMAKASIH...

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL. Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Latar Belakang. Sementara itu guna meningkatkan peran daerah dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Pemerintah telah menerbitkan

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAR ISIAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN TAHUN 2011

PEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menjadi tolak ukur kemajuan Negara. Secara umum, Indonesia merupakan

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

OLEH : DINAS SOSIAL DIY

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

DRAFT WAWANCARA. A. INFORMAN PANGKAL (Staf/ Divisi Anak dan Perempuan Yayasan Pusaka

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Instrumen Wawancara. (Penerapan Metode Konseling Islami Dalam Menangani Konflik Suami Isteri Di BP4 Kota Yogyakarta)

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di

INTISARI. Kata kunci : Organisasi, Kelembagaan, Kapasitas Kelembagaan, Perlindungan Perempuan dan Anak.

BAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekretaris Dekan tentunya mempunyai

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

BUKU 2 INSTRUMEN IMPLEMENTASI UU PKDRT ASPEK PENCEGAHAN

BEBAS PASUNG PUSKESMAS TELUK LUBUK

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB dan PP)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan mengenai Peran LK3 Sekar Melati dalam Menangani Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kota Yogyakarta, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan persoalan kekerasan berbasis gender yang paling sering dihadapi oleh banyak perempuan di dunia. Upaya penghapusan dan penanganan kasus KDRT saat ini menjadi isu global dan pemerintah mulai serius dalam menangani kasus tersebut dengan mengeluarkan UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) dan melalui Kementrian Sosial RI mengeluarkan Permensos No. 84/HUK/2010 dan Permensos No. 16 Tahun 2013 tentang Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3). LK3 adalah sebuah organisasi sosial yang membantu menangani permasalahan yang dialami individu, keluarga, maupun masyarakat, yang salah satunya membantu keluarga yang mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Salah satu LK3 yang menangani kasus KDRT di Kota Yogyakarta adalah LK3 Sekar Melati. 2. LK3 Sekar Melati mempunyai 4 peran dalam upaya menangani kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kota Yoagyakarta yaitu: a. Peran Pencegahan yang dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan mengenalkan 110

LK3 Sekar Melati. Selain itu untuk membantu agar masalah KDRT yang dialami sebuah keluarga tidak berkembang semakin parah, LK3 memberikan layanan konsultasi gratis baik konsultasi hukum maupun konsultasi psikologi. b. Peran pemberdayaan yang dilakukan dengan melakukan pelatihan dan pemberian bantuan stimulan sejumlah uang yang kemudian diwujudkan dalam bentuk barang pada klien korban KDRT. Adanya program pemberian bantuan stimulan tersebut dapat membantu perekonomian dan merangsang kemandirian klien sehingga terlihat adanya perubahan perilaku klien dari yang semula tidak berdaya menjadi mandiri dan mempunyai usaha guna melangsungkan hidup dan minimal mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap suami yang notabene merupakan pelaku kekerasan. c. Peran perlindungan yang dilakukan dengan membantu mediasi antara korban dengan pelaku serta tokoh masyarakat di sekitar tempat tinggal korban guna mengawasi dan memantau agar tindak kekerasan tidak terulang dan berakibat fatal. Selain itu, melakukan advokasi dengan mendampingi klien yang kasus kekerasannya sampai ke ranah hukum seperti pengajuan perceraian, mulai dari awal sampai kasusnya diputus oleh hakim pengadilan. d. Peran penunjang yang dilakukan adalah membantu dan mendukung lembaga lain dalam upaya penanganan KDRT di Kota Yogyakarta dengan menerima rujukan dari Lembaga lain maupun memberi rujukan 111

bagi klien korban KDRT yang kasusnya tidak dapat diselesaikan oleh lembaga sebelumnya. Selain itu, upaya kerjasama yang dilakukan adalah melalui forum-forum untuk saling bertukar informasi, memberi saran dan masukan, serta memecahkan hambatan yang dialami anggota forum dalam penanganan kekerasan sehingga dapat dijadikan sarana pembelajaran. 6.2. Saran Sebelum memaparkan mengenai saran yang dapat diberikan terhadap peran LK3 Sekar Melati dalam menangani kasus Kekerasan Dalam Rmah Tangga di Kota Yogyakarta, berikut disampaikan beberapa kelebihan, kekurangan, serta gap yang terjadi dalam pelaksanaan penanganan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan oleh LK3 Sekar Melati. Tabel 6.1 Kelebihan, Kekurangan, dan Gap dalam Penanganan Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga oleh LK3 Sekar Melati Kelebihan Kekurangan Gap A. Peran Pencegahan 1. Layanan mobil keliling dan sosialisasi menjadi sarana jemput bola untuk mengatasi masalah klien, dan pemberian layanan dapat langsung dilakukan sehingga memudahkan klien. 2. Membantu masalah klien agar tidak 1. Konsultan berhalangan hadir sesuai dengan jadwal konsultasi karena bersamaan dengan jadwal sidang klien atau rapat. 2. Keterbatasan ruang konsultasi karena tidak ada fasilitas seperti kipas angin yang membuat klien kurang nyaman karena panas/gerah. 1. Kurangnya responsiveness atau ketanggapan pihak LK3karena konsultasi tidak dapat segera dilakukan berkaitan dengan tidak adanya konsultan yang bersangkutan, sehingga Asas Kekinian belum dapat diterapkan secara 112

berkembang lebih parah. 3. Menjadi teman bicara bagi klien yang dapat dipercaya karena menjamin segala kerahasiaan klien. B. Peran Pemberdayaan 1. Menambah wawasan dan ketrampilan klien, melatih kemandirian dan meningkatkan perekonomian keluarga klien korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 3. Ruang tamu yang berbatasan langsung dengan ruang kerja BNN sehingga membuat tamu kurang nyaman saat menunggu giliran untuk berkonsultasi. 4. Suasana kantor yang ramai karena digunakan bersama oleh 4 lembaga, sehingga proses konsultasi kerap kali terganggu saat lembaga lain mengadakan pertemuan yang suaranya cukup riuh. 1. Proses awal seleksi klien dilakukan dengan pemanggilan klien, akan tetapi beberapa klien kerap berganti nomor hp tanpa memberi informasi pada LK3, sehingga pihak LK3 kehilangan jejak terhadap klien yang berpotensi mendapat bantuan. 2. Monitoring klien penerima bantuan yang seharusnya dilakukan setiap 3 bulan sekali belum dapat dilakukan maksimal. 2. Aspek tangibles yang meliputi fasilitas fisik dari LK3 Sekar Melati memang sudah tersedia, akan tetapi belum memenuhi kebutuhan dan memberikan kenyamanan klien. 1. Program masih belum dapat tepat sasaran, karena beberapa klien yang sudah dipilih oleh LK3 tidak dapat dihubungi, dan tidak diketahui keberadaannya, padahal mereka memenuhi syarat untuk menerima bantuan. 2. Belum adanya konsistensi dari LK3 dalam menjalankan program kerja Lembaga terkait dengan 113

C. Peran Perlindungan 1. Membantu klien dalam penyelesaian masalah secara kekeluargaan dengan menjadi mediator. 2. Membantu klien korban KDRT yang kurang mampu secara finansial dalam mengurus permasalahannya yang harus diselesaikan melalui pengadilan. D. Peran Penunjang 1. Tercipta kerjasama antar LK3 dan lembaga sosial lainnya yang juga menangani kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga sehingga penanganan kasus menjadi lebih mudah dan maksimal. secara kontinyu karena masih terbatas dilakukan pada klien yang baru menerima bantuan, sehingga beberapa klien lama usahanya tidak lagi dijalankan. 1. Kurangnya personil tim hukum ketika jadwal sidang beberapa klien bersamaan dalam satu hari, karena selain harus mendampingi klien di persidangan, terdapat jadwal piket yang telah ditetapkan untuk berjaga di Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, dan Lembaga Pemasyarakatan. 1. Sebagai lembaga yang menerima rujukan dari lembaga lain dan karena merupakan satu-satunya LK3 yang mendapat program bantuan hukum gratis, maka banyak sekali rujukan yang diterima LK3 sehingga kasus yang ditangani LK3 menjadi menumpuk monitoring klien. 1. Kurangnya responsiveness atau ketanggapan LK3 terhadap banyaknya kasus dan klien yang masuk sehingga menyebabkan pelayanan terhadap klien belum maksimal. 1. Kurangnya inisiatif dari lembaga lain untuk mengikuti programprogram bantuan yang diberikan pemerintah yang dapat menunjang kinerja mereka dalam menangani kekerasan dalam rumah tangga 114

dan berimbas pada lamanya proses penyelesaian kasus klien. Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan. Apabila peran dan fungsi LK3 Sekar Melati dapat berjalan dengan optimal, maka dapat menekan jumlah korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang ada di Kota Yogyakarta. Berikut beberapa saran yang dapat diberikan: 1. Berkaitan dengan kurangnya petugas, maka LK3 dapat enambah jumlah tenaga konsultan untuk mengantisipasi agar klien tidak terlantar karena tidak adanya konsultan. 2. Untuk mengatasi permasalahan mengenai belum maksimalnya fasilitas fisik yang dimiliki LK3, maka LK3 dapat mencari sponsor ataupun donatur selama tidak bertentangan dengan peraturan dan ketentuan lembaga, untuk melengkapi fasilitas layanan demi kenyamanan klien. 3. Selain membenahi fasilitas fisik, demi kenyamanan klien berkaitan dengan gedung yang dipakai bersama, LK3 dapat memberikan penjelasan dan pengertian pada lembaga lain untuk saling menghormati, toleransi, dan menghargai sesama pengguna gedung agar kegiatan masing-masing lembaga dapat berjalan lancar. 4. Untuk mengefisienkan proses seleksi klien calon penerima bantuan, maka pada pertengahan tahun LK3 sudah dapat melakukan pemilihan calon peserta pelatihan yang potensial, karena program bantuan biasanya diadakan akhir tahun. Jika hal tersebut dilakukan sedini mungkin, maka akan terdapat cukup waktu untuk menyeleksi klien secara teliti. LK3 akan mempunyai list atau daftar klien calon peserta pelatihan yang akan memudahkan pemilihan klien ketika ada program pelatihan. 115

5. Dalam monitoring klien, hendaknya dilakukan secara rutin setiap 3 bulan sekali agar dapat mengetahui perkembangan klien baik klien lama maupun klien baru. Hal ini untuk menghindari adanya penyimpangan terhadap bantuan karena pada beberapa klien lama, usaha mereka tidak lagi dijalankan. 6. Untuk meningkatkan ketanggapan LK3, dilakukan dengan menambah personil tim hukum dan menyiagakan tim hukum di kantor LK3 dengan pembagian jadwal dan tugas, juga memberikan sanksi yang tegas pada petugas yang tidak hadir pada jadwal kerjanya, sehingga hal tersebut dapat menunjukan profesional LK3 dan klien dapat segera ditangani permasalahannya. 7. Untuk mengurangi penumpukan klien pada satu lembaga, pada saat pertemuan forum, LK3 Sekar Melati dapat menyarankan lembaga atau LK3 lain untuk mengajukan proposal dan persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan program bantuan hukum gratis dari Kementrian Hukum dan HAM RI sehingga, ketika klien mereka mengalami kasus hukum, klien tidak harus dirujuk ke lembaga lain dan kasus dapat ditangani dengan lebih efektif. Apabila saran-saran tersebut dapat dilaksanakan, maka diharapkan kinerja LK3 Sekar Melati dan lembaga-lembaga lain yang menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga dapat lebih baik daripada sebelumnya. 116