BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara bisnisnya. Perubahan proses bisnis dari bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. Penelitian ini digunakan untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ini, Inovasi dan teknologi yang semakin cepat setiap saat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berakibat pada krisis keuangan namun juga berakibat pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memberikan comparative advantage dibandingkan negara lain yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha memberi konsekuensi kepada persaingan yang semakin kompetitif, berubah. Penerapan knowledge management dalam knowledge based

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

BAB I PENDAHULUAN. satunya dikelola oleh sektor pertambangan. Sektor pertambangan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

HUBUNGAN INTELLECTUAL CAPITAL DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah pula dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan berdasarkan data Susenas 2014 dan 2015, jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa (Hidayatullah.com). Jumlah penduduk yang tinggi dan angka pendidikan yang juga terus meningkat 8,1 juta penduduk tamatan universitas tahun 2013, 8,9 juta penduduk tamatan universitas tahun 2014 dan 10 juta penduduk tamatan universitas tahun 2015 (www.bps.go.id). Dengan miningkatnya penduduk dengan tamatan universitas maka semakin banyak pula penduduk usia produktif yang dapat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang dimanfaatkan perusahaan untuk mulai mengubah cara berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan (knowledge based business) agar perusahaan dapat terus bertahan dari persaingan bisnis yang sangat ketat dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa. Perusahaan perusahaan yang menerapkan 1

2 knowledge based business menciptakan suatu cara dengan mengelola pengetahuan sebagai sarana untuk mampu mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan perusahaan. Karakteristik ekonomi yang berbasis pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowledge management), dimana keberhasilan suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Perusahaan diharapkan dapat memformulasikan dan mengelola berbagai strategi dalam memanfaatkan potensi maksimal dari pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya lainnya. Kemampuan bersaing perusahaan tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva tidak berwujud tetapi lebih kepada inovasi, sistem informasi dan pengelolaan organisasi dan sumber daya yang dimilikinya. Berubahnya pandangan ekonomi menjadi ekonomi yang berbasis pengetahuan telah meningkatkan perhatian pada pengelolaan intangible asset yang baik (Harrison dan Sullivan, 2000). Asset tidak berwujud dinilai sebagai asset yang berharga, langka, tidak bisa disubtitusikan dan sulit untuk ditiru. Itulah sebabnya mereka diperlakukan sebagai asset strategis yang mampu menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan kinerja keuangan yang unggul (Barney, 1991 dalam Andini, 2014). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran asset pengetahuan adalah intellectual capital (IC) yang telah menjadi fokus perhatian

3 diberbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000). Hal ini menimbulkan tantangan bagi bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Pulic (1998) dalam Ulum et al. (2008) tidak mengukur secara langsung modal intelektual perusahaan tetapi mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (value added intellectual coefficient VAIC TM ). Komponen utama dari VAIC TM dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA value added capital employed), human capital (VAHU value added human capital) dan structural capital (STVA structural capital value added). Pulic (1998) menyatakan bahwa intellectual ability yang kemudian disebut dengan VAIC TM menunjukkan sejauh mana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah dimanfaatkan secara efisien oleh perusahaan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk dapat bertahan dan eksis di ajang persaingan. Kini perusahaan perusahaan mengakui pentingnya modal intelektual yang bersifat tidak nyata untuk dijadikan penggerak utama dalam pengembangan bisnisnya. Peningkatan modal intelektual sebagai akibat dari perkembangan ekonomi baru yang dikendalikan oleh teknologi informasi dan pengetahuan sebagai alat ukur untuk menentukan nilai perusahaan. Peranan modal intelektual semakin strategis, bahkan sebagai peran kunci dalam upaya melakukan lompatan

4 peningkatan nilai di berbagai perusahaan. Kesadaran perusahaan dalam mengendalikan modal intelektual sehingga memunculkan wacana bisnis knowledge based company. Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas yang memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Modal intelektual sendiri merupakan informasi penting yang bersifat voluntary. Modal intelektual telah dianggap sebagai sumber terkemuka keunggulan kompetitif untuk berbagai organisasi yang mempengaruhi tingkat inovasi dan kreativitas. Hal ini menyebabkan peningkatan kinerja usaha dan pertumbuhan ekonomi negara (Nik Maheran et al., 2006 dalam Taliyang et al. 2011). Modal intelektual perusahaan dapat dianggap sebagai bentuk unaccounted capital dalam sistem akuntansi tradisional meskipun beberapa diantaranya, misalnya goodwill, patent, copy right dan trade mark diakui sebagai aktiva tidak berwujud (Purnomosidhi, 2006). Di Indonesia, secara implicit modal intelektual telah diakui dan dibahas dalam Peryataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19 (Revisi 2015) tentang asset tak berwujud yang merupakan adopsi dari International Accounting Standard (IAS) 38 tentang intangible assets. Di dalam standar tersebut, modal intelektual tidak disebut secara eksplisit, namun komponen komponen modal intelektual (misalnya goodwill) dijabarkan bagaimana perlakuan akuntansinya. Namun demikian, PSAK 19 (revisi 2015) tidak mengatur seluruh komponen modal intelektual. Bahkan menurut standar ini, goodwill yang dihasilkan secara internal

5 tidak dapat diakui sebagai goodwill. Terkait dengan hal ini, PSAK 22 (revisi 2015) tentang kombinasi bisnis yang merupakan adopsi dari IFRS 3 tentang business combination menyatakan bahwa goodwill yang muncul dari akuisisi tidak lagi boleh diamortisasi melainkan harus dikenai uji penurunan nilai setiap tahun dengan cara pengujian yang dijelaskan dalam PSAK 48 (revisi 2014) tentang penurunan nilai asset. PSAK 19 (revisi 2015) menyebutkan bahwa asset tak berwujud diakui jika dan hanya jika (Ikatan Akuntansi Indonesi, 2015): 1) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari asset tersebut, dan 2) biaya perolehan asset tersebut dapat diukur secara andal. Persyaratan ini sulit dipenuhi, sehingga sampai saat ini modal intelektual belum dapat dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini tentu menyulitkan bagi (calon) investor untuk dapat melakukan analisis dan penilaian asset atas prospek perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan potensi modal intelektual yang dimiliki. Beberapa penelitian tentang modal intelektual telah membuktikan bahwa modal intelektual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian di Indonesia, diantaranya Ulum et al. (2008) telah menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan 130 perusahaan sektor perbankan dengan metode Partial Least Square (PLS), kinerja keuangan perusahaan di masa depan dan juga menguji pengaruh rata rata pertumbuhan intellectual capital (ROGIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Kinerja keuangan perusahaan diproksikan oleh Return on Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO) dan Growth Revenue (GR). Hasil

6 penelitian oleh Ulum ini membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja kuangan masa depan perusahaa sektor perbankan. Tetapi Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan masa depan. Penelitian mengenai modal intelektual terus berkembang, dihubungkan dengan variable lain yaitu dikaitkan dengan tingkat efisiensi biaya yang dapat dikelola oleh perusahaan tersebut. Salah satunya yaitu penelitian Sarayuth Saengchan (2008). Penelitian Sarayuth Saengchan (2008) meneliti peran modal intelektual dalam menciptakan nilai dalam industri perbankan di Thailand. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki secara empiris hubungan antara efisiensi penciptaan nilai dan kinerja keuangan perusahaan dengan menangkap persepsi modal intelektual dalam industri perbankan dan mengidentifikasi nilai dari variabel dalam organisasi bank ini. Data diambil dari Bank of Thailand dan Bursa Efek Thailand. Menggunakan metode Pulic yaitu Value Added Intellectual Coeffisient (VAIC TM ), variable independen VAIC TM, variable dependen yaitu Return on Asset (ROA) dan biaya untuk asset (Cost to Asset CTA). Penelitian mengenai pengungkapan modal intelektual sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya Taliyang et al. pada tahun 2011.Taliyang et al. (2011) menyatakan bahwa standard variables, seperti umur, ukuran, leverage, profitabilitas, kepemilikan dan pertumbuhan pada modal intelektual mempengaruhi pengungkapan modal intelektual di Malaysia.

7 Santoso (2012) juga menguji mengenai pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap kinerja perusahaan dengan mengambil sampel dari perusahaan besar yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 dan satu tahun berikutnya menyatakan bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Indonesia pada tahun 2007 dan 2008. Demikian juga dengan pengungkapan modal intelektual, perusahaan di Indonesia masih mengandalkan peningkatan value added nya melalui efisiensi modal fisik dan bukan modal intelektual. Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian terdahulu, maka peneliti ingin meneliti mengenai pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap kinerja perusahaan namun dengan sampel perusahaan yang lebih khusus yakni bidang perbankan, karena industri perbankan adalah salah satu sektor yang paling intensif modal intelektualnya. Dengan judul penelitian PENGARUH KINERJA MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi empiris terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 2015). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

8 1. Apakah value added capital employed (VACA) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA)? 2. Apakah value added human capital (VAHU) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA)? 3. Apakah structural capital value added (STVA) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA)? 4. Apakah pengungkapan modal intelektual berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan. Secara detail tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apakah value added capital employed (VACA) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) 2) Untuk mengetahui apakah value added human capital (VAHU) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) 3) Untuk mengetahui apakah structural capital value added (STVA) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) 4) Untuk mengetahui apakah pengungkapan modal intelektual berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)

9 2. Kontribusi penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai: 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaannya, khususnya melalui pengelolaan intelektualnya agar dapat terus bersaing di pasar global. 2) Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang modal intelektual dan kinerja keuangan.