Dalam kehidupan dan aktivitas rnanusia, Iahan merupakan salah satu. kepentingan dan kegiatan manusia, lahan dirnanfaatkan antara lain untuk pemukiman,

dokumen-dokumen yang mirip
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

BERITA RESMI STATISTIK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BERITA RESMI STATISTIK

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

Penelitian dilakukan di kawasan Daerah Aliran Tiworo yang. terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Lawa, Kecamatan Kusambi dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Pangan Nasional Tahun

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PENERAPAN DIVERSIFIKASI USAHATANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Dalam kehidupan dan aktivitas rnanusia, Iahan merupakan salah satu sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan yang amat penting. Untuk berbagai kepentingan dan kegiatan manusia, lahan dirnanfaatkan antara lain untuk pemukiman, tempat bangunan fasilitas sosial, pertanian, peternakan, kehutanan, pertambangan dan jaringan jalan. Sejak Pelita 1 tahun 1969, dari tahun ke tahun lahan menjadi sumberdaya fisik yang semakin langka yang digunakan dalam proses pembangunan. Dengan semakin terbatasnya lahan, maka masalah peruntukan dan tata guna Lahan semakin rumit. Hal ini disebabkan luas lahan yang tersedia adalah tetap, sedangkan kebutuhan lahan untuk berbagai sektor kegiatan selalu bertambah sejalan dengan Iaju pembangunan dan perturnbuhan penduduk. Selain disebabkan faktor kegiatan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan distribusi penduduk yang tidak serasi dan tidak merata, juga sangat berperan dalam timbdnya masalah lahan. Hal ini lebih nyata terlihat di daerah pedesaan, karena sebagian besar (sekitar 80%) penduduk tinggal di pedesaan dengan surnber mata pencaharian utamanya dari bidang pertanian (BPS, 1995). Dengan demikian desa sangat berpotensi besar untuk te jadinya konflik rnasalah lahan. Untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk, pemerintah telah berusaha meningkatkan produksi bahan pangan, baik rnelalui ekstensifikasi, diversifikasi maupun intensifikasi pertanian. Cara ekstensifikasi di lakukan di daerah-daerah di

iuar Jawa, seperti pernbukaan lahan pasang surut untuk persawahan, pembukaan lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan Tengah, sedangkan intensifikasi dilaksanakan di daerah-daerah yang mempunyai prasarana/sarana produksi yang memungkinkan dilakukannya intensifikasi tersebut. Usaha-usaha intensifikasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi per satuan has. Hal ini berarti meningkatkan kemampuan lahan pertanian untuk mendukung atau menyokong kehidupan penduduk di daerah tersebut. Disarnping memberikan dampak positif yaitu dengan meningkatkan produksi dan daya dukung (currying capacify) per satuan Iuas, intensifikasi pertanian juga ada kemungkinan memberikan dampak negatif, seperti kemungkinan te jadinya pencemaran atau polusi sebagai akibat penggunaan pestisida dan herbisida secara berlebihan serta terjadinya eutrofikasi pada sungai yang menyebabkan tertutupnya sungai oleh gulma sebagai akibat dari penggunaan pupuk N yang berlebihan. Dengan adanya pertambahan penduduk dan peningkatan pembangunan di berbagai bidang, terutama di bidang pertanian, sering tejadi terlampauinya daya dukung lahan (over carrying capacity), sehingga akan mengarah pada eksploitasi sumberdaya alam yang lain, seperti sumberdaya hutan. Menurut Manan, et al (2000) tingkat eksploitasi sumberdaya alarn yang te jadi di Suiawesi Tenggara terutama pada kawasan DAS sangat memprihatinkan, terutama dalam eksploitasi hutan menjadi pemukiman transmigrasi, penebangan liar, pencurian kayu, pembakaran hutan dan perladangan berpindah, sehingga akan menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan. Disamping daya dukung suatu lahan tersebut terlampaui karena kegiatan pertanian, juga disebabkan oleh faktor fisik dari lahan tersebut yang kurang

mendukung seperti keadaan kesuburan tanah yang rendah, topografi yang tidak rata, dan iklim yang kurang wcok dan faktor non fisik lainnya, seperti teknologi dan faktor sosial ekonomi. Berhubungan dengan keadaan diatas, maka perlu adanya evaluasi tentang kondisi lingkungan, produktivitas lahan pertanian serta besarnya daya dukung Iahan pertanian, sesuai dengan teknologi yang diterapkan petani dan keadaan sosial ekonominya. Apabila daya dukung lahan pertanian dalam suatu wilayah tertentu sudah diketahui, maka pemerintah daerah sebagai badan pengambil kebijakan akan dapat memutuskan langkah-langkah yang perlu diambil, guna rnencegah hal-ha1 yang tidak dikehendaki Penelitian daya dukung lahan ini dilakukan di kawasan DAS Tiworo, karena DAS ini digunakan sebagai sumber air bagi kehidupan masyarakat, terutama untuk lahan pertanian, yang diusahakan dengan tanaman pangan yaitu padi, jagung, umbiumbian, kacang-kacangan dan sayur-sayuran Disamping itu kondisi DAS Tiworo tersebut menurut laporan dari hasil penelitian Manan, et al. (2000) telah mengalami kerusakan dengan terjadinya konversi hutan sebesar 10-20% dari luas hutan setiap tahun. Lahan di kawasan DAS Tiworo digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan usahatani dan sebagian besar merupakan lahan kering. Jenis tanaman yang di kembangkan adalah tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, umbi-umbian dan tanaman perkebunan. Jenis tanaman pangan yang diusahakan adalah jagung, padi ladang, padi sawah, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Tanaman sayuran meliputi kacang panjang, sawi, kol, terong dan tomat. Jenis buah-buahan yaitu jeruk

dan mangga serta jenis tanaman umbi-umbian berupa ubi jalar, ubikayu dan talas. Jenis tanaman perkebunan yang dominan yaitu kakao, jambu mete dan kelapa. Dengan pola tanarn yang dilakukan petani, luas lahan yang dimiliki tingkat konsumsi petani, teknologi seria tingkat produksi yang dicapai periu untuk diketahui, apakah daya dukung lahan yang ada pada kawasan DAS Tiworo masih cukup besar atau sudah dilampaui. Berdasarkan uraian pada Latar belakang, maka untuk dapat menyususn rencana pengelolaan kawasan DAS Tiworo perlu diketahui hal-ha1 sebagai berikut: (1) Besarnya daya dukung lahan pada masing-masing bagian huh, tengah dan hilir kawasan Daerah Aliran Sungai dan (2) Faktor-faktor lingkungan yang mempengasuhi daya dukung lahan tersebut. 1.2. Tuj uan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besarnya daya dukung lahan pada bagian hulu, tengah dan hilir kawasan Daerah Miran Sungai @AS) Tiworo Kabupaten Muna. 2. Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk sekarang ditinjau dari daya dukung lahan pada bagian hulu, tengah dan hilir kawasan DAS Tiworo. 3. Untuk mengetahui keragaman sifat-sifat tanah di dalam bagian kawasan dan antar bagian kawasan DAS Tiworo. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap besarnya daya dukung lahan di kawasan DAS Tiworo. 5. Untuk mengoptimalkan produksi tanaman pangan di daerah kawasan DAS Tiworo.

1.3. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pengambil kebijakan daiam: 1. Menyusun perencanaan pembangunan, khususnya di sektor pertanian melalui optimalisasi penggunaan lahan khususnya pada kawasan DAS Tiworo. 2. Menentukan kebijakan dalam perencanaan tata ruang dan kependudukan di kawasan DAS Tiworo. 1.4. Hipotesis Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedan daya dukung lahan dan sifat-sifat tanah antara bagian hulu, tengah dan hilir dalam kawasan DAS Tiworo. 2. Berbagai faktor lingkungan akan mempengaruhi besarnya daya dukung lahan di kawasan DAS tersebut. 1.5. Batasan dan Asumsi DaIam peneiitian ini digunakan batasan dan asurnsi sebagai berikut: 1. Daya dukung lahan adaiah judah penduduk yang dapat didukung atau disokong oleh suatu luas sumberdaya lahan pada lingkungan tertentu dalam keadaan makmur, sesuai dengan teknologi dan pengelolaan usahatani yang dilakukan petani 2. Desa lahan kering adalah desa yang lahan keringnya berupa tegalan lebih luas dari lahan sawah, sedangkan desa lahan sawah adalah desa yang lahan sawahnya lebih luas dari lahan keringltegalan.

Sumberdaya lahan pertanian adalah lahan-lahan pertanian yang diusahakan sebagai tempat menjalankan usahatani tanaman pangan utama, seperti padi, (padi sawah dan padl ladang) jagung, ubi kayu, sayur-sayuran dan kacangkacangan. Kemakmuran adalah suatu kondisi tingkat kehidupan penduduk yang dengan hasil sumberdaya yang ada, yang dikelola dengan suatu tingkat teknologi tertentu, dapat menjamin tingkat kehidupannya secara wajar. SaIah satu indikator utama adalah pendapatan perkapita Unit penelitian (unit analisis/unit elementer) adalah desa. Besarnya daya dukung, dihitung berdasarkan produksi tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Lahan pertanian adalah lahan sawah dan tegalan. Daya dukung lahan yang diperoleh merupakan gambaran atau bagian dari daya dukung lahan daerah yang diteliti dan bersifat aktual (dalam kondisi sekarang). Faktor Iingkungan yang diamati adalah (1) lingkungan fisik, rneliputi kesuburan tanah, kemiringan lereng dan curah hujan, (2) lingkungan sosial, (3) ekonomi dan (4) teknologi. Dalam menghitung daya dukung lahan suatu wilayah diasumsikan bahwa semua hasil dari tanaman yang ditanam tidak ada yang keluar, sernuanya habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah yang diteliti. Dengan kata lain ekspor keluar daerah penelitian sama dengan no]. Diasumsikan bahwa tidak ada pemasukan dari wilayah lain untuk jenis tanaman pangan yang &teliti. Jadi impor dari luar daerah penelitian sama

dengan nol. 12. Pembagian kawasan DAS didasarkan pada Iuas seluruh kawasan DAS dibagi menjadi tiga bagian yang sarna besar berdasarkan posisinya yaitu huly tengah dan hilir. Skema hubungan faktor lingkungan dan, dukung lahan dapat dilihat pada Gambar 1. teknoiogi dengan besarnya daya

Gambar 1. Skema Hubungan Faktor Lingkungan Fisik, Sosial Ekonomi dan Teknologi dengw Paya dukung Lahan (dimodifikasi dari Agustono, 1984)