BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR : 3051/ PDT.G/ 2011/ PA. SBY TENTANG H{AD{A>NAH DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA

HAK ASUH ANAK DALAM PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. 1 Dalam

BAB IV. Analisis Peran LBH Jawa Tengah Dalam Memberikan Bantuan Hukum. Terhadap Upaya Eksekusi Hak Hadlanah Dan Nafkah Anak

ABSTRAK. Fatimah, Rabiatul Adawiah, M. Rifqi Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 0138/Pdt.G/2013/PA.Mlg TENTANG PENOLAKAN HAK ASUH ANAK OLEH SUAMI YANG DICERAI GUGAT

1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia terus berupaya meningkatkan dan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB IV. Hakim dalam memutuskan suatu perkara yang ditanganinya, selain. memuat alasan dan dasar dalam putusannya, juga harus memuat pasal atau

EKSEKUSI PUTUSAN KEWAJIBAN AYAH ATAS NAFKAF ANAK PASCA PERCERAIAN (Studi Kasus Pada Mahkamah Syar iyah Idi)

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP HAK ASUH ANAK DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG

P U T U S A N Nomor 0290/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor 0040/Pdt.G/2014/PA.Pkc

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

P U T U S A N Nomor : 027/Pdt.G/2009/PA.Dgl

BAB I PENDAHULUAN. Pemeliharaan anak dalam istilah fikih disebut hadhanah, diartikan sebagai mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. yang damai, tentram, bahagia, penuh kasih sayang antara suami dan istri.

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ

ب س م الله ال رح م ن ال رح یم

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

HAK PEMELIHARAAN ATAS ANAK (HADHANAH) AKIBAT PERCERAIAN DITINJAU DARI HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB V PEMBAHASAN. penelitian, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu fokus penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

BAB IV. A. Persamaan antara Ketentuan Batas Usia Anak Dalam Hak H{ad}a>nah Pasca

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.

P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara, yang berpuncak pada

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM. PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA SUMENEP TENTANG PENENTUAN TEMPAT TINGGAL BERSAMA OLEH ORANG TUA SEBAGAI

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial yang harus diakui keberadaanya, dalam membentuk keluarga, masyarakat dan negara. Anak juga merupakan

pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Desa MDKR Kecamatan KU Kabupaten Lampung Utara, selanjutnya disebut sebagai Termohon

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu individu ataupun masyarakat tidak akan tumbuh menjadi

PUTUSAN Nomor 1191/Pdt.G/2014/PA.Pas

P U T U S A N. Nomor 0007/Pdt.G/2016/PTA Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai naluri untuk bisa hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI DALAM PUTUSAN NO. 718 K/AG/2012

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

P U T U S A N Nomor 0485/Pdt.G/2015/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0094/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

AKIBAT PERCERAIAN DISEBABKAN TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Studi Kasus Putusan Nomor : 1098/Pdt.G/2008/PA.Dmk Di Pengadilan Agama Demak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

AD{AL DENGAN ALASAN CALON SUAMI SEORANG MUALLAF DAN

Nomor: 0217/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

P U T U S A N. Nomor : 64/Pdt.G/2011/MS-Aceh

BAB I PENDAHULUAN. tua dapat setelah adanya pernikahan.keinginan mempunyai anak bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan segala

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

PUTUSAN Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Akan tetapi pada kenyataanya cita-cita perkawinan sebagaimana tertuang di dalam pasal 1 Undang Undang Perkawinan tersebut sering kali tidak tercapai dan berakibat putusnya perkawinan. Pasal 41 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyebutkan adanya akibat perceraian yaitu: a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anakanaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan. b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataannya tidak dapat memberi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut. Seorang anak di dalam perkembanganya tentu saja membutuhkan kasih sayang dan bimbingan yang baik dari orangtuanya. Orangtua dalam hal ini sangatlah berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan si anak, baik pertumbuhan fisik maupun perkembangan mental. Keterpaduan kerjasama antara ayah dan ibu dalam melakukan tugas ini adalah hal yang paling diharapkan. Jalinan kerjasama antara keduanya hanya akan bisa diwujudkan selama kedua orangtua itu masih tetap dalam hubungan suami istri. Kendatipun tugas hadhanah sesuai dengan tabiatnya akan lebih banyak dilakukan oleh pihak ibu, namun 1

peranan ayah tidak bisa diabaikan. Tugas ayah adalah memenuhi segala kebutuhan yang memperlancar tugas hadhanah maupun dalam menciptakan suasana damai dalam rumah tangga. 1 Putusnya perkawinan karena perceraian tidak akan memutuskan kewajiban orang tua atas anak mereka. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya demi kepentingan si anak. Akan tetapi dapat menjadi masalah apabila ibu dan bapak tersebut berebut hak asuh atas anak (Hak Hadhanah). Kompilasi Hukum Islam telah menyebutkan bahwa pemegang hak asuh utama anak belum mumayyiz diberikan kepada si Ibu. Akan tetapi pemberian hak asuh kepada ibu tersebut juga memiliki batasan dan halangan. Ibu tidak secara mutlak selalu berhak untuk mengasuh anak belum mumayyiz apabila terjadi perceraian. Pengaturan mengenai hak hadhanah kepada ibu non-muslim tidak diatur secara spesifik di dalam hukum positif Indonesia. Pengaturan yang paling mendekati dan dapat mencakup keadaan tersebut adalah pasal 156 KHI. Di dalam Pasal 156 KHI disebutkan bahwa apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan, Pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula. Kriteria tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani sebagaimana di atur dalam KHI tersebut menjadi dasar hukum 1 M.Zein Satria Effendi., 2010, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Kencana, Jakarta, hlm.167 2

yang dapat mencakup keadaan murtadnya sang ibu. Hukum positif Indonesia juga masih memiliki aturan lain berkaitan dengan hak hadhanah. Aturan itu terdapat pada Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014. Di dalam Undang- Undang tersebut dinyatakan bahwa permasalahan siapa yang memegang hak asuh atas anak pada intinya harus bermuara demi kebaikan si anak. Siapapun yang mengasuh anak tersebut haruslah dapat menjamin tumbuh kembang dan kelangsungan hidup si anak dengan baik. Pasal 14 UU ini menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 210/K/AG/1996 mengandung abstraksi hukum bahwa agama merupakan syarat untuk menentukan gugur tidaknya hak seorang ibu atas pemeliharaan dan pengasuhan (hadhanah) terhadap anaknya yang belum mumayyiz, karena seorang ibu yang menjadi non muslimah tidak memenuhi syarat lagi sebagai pemegang hadhanah. Menurut Yurisprudensi ini, seorang ibu yang non-muslim secara otomatis telah gugur haknya untuk melakukan Hadhanah terhadap anaknya yang beragama Islam. Sehingga hak hadhanah akan dialihkan ke orang lain yang berhak. Akan tetapi terdapat sebuah putusan pengadilan yang memutuskan berbeda dengan yurisprudensi tersebut. Putusan tersebut adalah putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR. di dalam putusan tersebut, majelis hakim memberikan hak asuh anak kepada seorang ibu yang telah terbukti di persidangan murtad dari 3

agama Islam. Di dalam perkara tersebut, pemohon selaky suami mengajukan permohonan cerai talak kepada istrinya selaku termohon disertai dengan permohonan hak asuh anak atas ketiga anak mereka. Permohonan cerai talak tersebut didasarkan kepada murtadnya termohon dari agama Islam. Murtadnya termohon ini juga menjadi dasar pemohon untuk meminta hak asuh anak diberikan kepada pemohon. Akan tetapi, di dalam jawabanya termohon menolak untuk memberikan hak asuh ketiga anak mereka kepada pemohon dengan alasan bahwa pemohon pernah terbukti bersalah melakukan tindak pidana penelantaran anak. Atas dua fakta hukum tersebut, terdapat dua keadaan yang sama-sama bertentangan dengan kaidah fiqih berkaitan dengan syarat orang yang hendak melakukan tugas hadhanah. Orang yang hendak melakukan tugas hadhanah menurut sebagian besar ahli fiqih harus beragama Islam. Oleh karena itu ibu yang murtad tidak berhak untuk melakukan tugas hadhanah. Syarat lainya adalah orang tersebut dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas hadhanah, artinya dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak yang diasuhnya. Berdasarkan syarat tersebut, maka seharusnya orang yang terbukti pernah menelantarkan anakanaknya juga tidak berhak untuk menjalankan tugas hadhanah. Fiqih masih terdapat perbedaan ketentuan mengenai hak hadhanah. Salah satunya terdapat perbedaan antara ahli fiqih satu dan yang lainya berkaitan dengan halangan seseorang untuk menjadi pemegang hak asuh atas anak. Perbedaan tersebut juga terdapat di dalam ketentuan mengenai syarat beragama Islam bagi calon pemegang hak hadhanah. Golongan Hanafi, Ibnu Qasim, Maliki serta Abu tsaur berpendapat bahwa hadhanah tetap dapat dilakukan oleh pengasuh yang 4

kafir, selama bukan kafir murtad. Sementara golongan Syafi i, Hanbali dan sebagian besar ahli fiqih lainya mensyaratkan orang yang hendak menjalankan tugas hadhanah harus beragama Islam. 2 Berangkat dari permasalahan di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian hukum berkaitan dengan perkara pemberian hak hadhanah atas anak belum mumayyiz kepada ibu non-muslim. Penulis akan menganalisis putusan yang berkaitan dengan hal itu yaitu putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor.1/Pdt.G/2013/PA.MUR, untuk selanjutnya penulis tuangkan dalam Penulisan hukum yang berjudul : ANALISIS PEMBERIAN HAK HADHANAH ATAS ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA IBU NON- MUSLIM (Studi kasus Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor.1/Pdt.G/2013/PA.MUR) B. Rumusan Masalah 1. Apa pertimbangan dan dasar hukum yang digunakan hakim dalam Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor.1/Pdt.G/2013/PA.MUR berkaitan dengan pemberian hak hadhanah atas anak belum mumayyiz kepada ibu non-muslim? 2. Apakah pertimbangan dan dasar hukum yang digunakan hakim dalam Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR sesuai dengan ketentuan dalam kaidah fiqih tentang hadhanah? 2 Sayyid Sabiq, 2007, Fiqh Sunnah, Pena Pundi Aksara, Jakarta, Hlm. 237 5

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dirumuskan maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif : a. Untuk mengetahui pertimbangan dan dasar hukum yang digunakan oleh hakim dalam memberikan putusan berkaitan dengan hak hadhanah atas anak belum mumayyiz kepada ibu Non-Muslim dalam perkara Pengadilan Agama Maumere Nomor.1/Pdt.G/2013/PA.MUR. b. Untuk mengetahui apakah Putusan Pengadilan Agama Maumere Nomor 1/Pdt.G/2013/PA.MUR sesuai dengan ketentuan Fiqih tentang hak hadhanah 2. Tujuan Subyektif : Untuk memperoleh data serta informasi yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dalam rangka penyusunan Penulisan Hukum sebagai syarat untuk dapat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada D. Keaslian Penelitian Penulis menemukan beberapa penelitian yang memiliki kesamaan tema secara umum dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamahsyari dari Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011 dengan judul : Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak 6

(Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor 1829/Pdt.G/2008/PAJT). 3 Penelitian tersebut berfokus kepada permasalahan kewajiban-kewajiban bapak sebagai pemegang hak hadhanah atas anak belum mumayyiz dan tidak memfokuskan kepada penyebab hak asuh anak diberikan kepada bapak. Penelitian tersebut merupakan studi putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur No 1829/Pdt.G/2008/PAJT. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah bahwa penelitian ini hanya berfokus kepada kewajiban bapak setelah mendapat hak asuh atas anak belum mumayyiz dan aspek-aspek keperdataan setelah hal itu terjadi. Sementara dalam penelitian yang akan penulis lakukan, penulis akan membahas mengenai ketentuan yang berkaitan dengan hak hadhanah atas anak belum mumayyiz kepada ibu non-muslim. Penulis juga akan menggali segala sumber hukum yang berkaitan dengan hal tersebut serta segala dasar hukum yang dapat digunakan oleh hakim untuk memutus perkara. 2. Penelitian yang di lakukan oleh David Idris Habibie dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2011 yang berjudul : Tinjauan Makasid Syariah Imam Asy Syatibi Terhadap Hak Asuh Anak (hadanah) Bagi Ibu Yang Murtad. 4 Dalam penelitian ini ditekankan kepada pembahasan makasid asy syariah apabila hak asuh anak di berikan kepada Ibu yang murtad. Penelitian ini lebih memfokuskan kepada 3 Zamahsyari Ahmad, 2011, Pelimpahan Hak Asuh Anak Kepada Bapak (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor 1829/Pdt.G/2008/PAJT), Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4 Habibie David Idris, 2011, Tinjauan Makasid Asy-Syariah Imam Asy Syatibi Terhadap Hak Asuh Anak (Hadanah) Bagi Ibu Yang Murtad, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 7

maslahat ataupun mudharat apabila hak asuh anak diberikan kepada ibu yang murtad. Penelitian ini lebih memfokuskan kepada penelitian kepustakaan yaitu dari kitab-kitab Fiqih. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah bahwa penelitian ini memfokuskan kepada dampak bagi si anak apabila hak asuh anak diberikan kepada ibu yang murtad. Penelitian ini tidak membahas sama sekali dari aspek hukum mengapa hak asuh anak tersebut dapat diberikan kepada ibu yang murtad. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan berfokus kepada segala kemungkinan yang mungkin timbul dalam perkara hak hadhanah atas anak kepada ibu yang murtad. Penelitian yang akan penulis lakukan akan menggali dasar hukum baik dalam fiqih maupun hukum positif Indonesia berkaitan dengan permasalahan ini dengan studi analisis putusan hakim Pengadilan Agama. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Immamatul Azimah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011 dengan judul : Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (analis putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 0305/Pdt.G/2010/PA.JS). 5 Di dalam penelitian ini dibahas mengenai siapa yang paling berhak untuk mendapatkan hak asuh atas anak. Yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah pembahasan mengenai kondisi si anak dalam putusan yang di ambil oleh hakim. Penelitian ini membahas mengenai apakah hakim memperhatikan kondisi psikis si anak sebagai 5 Imamatul Azimah, 2011, Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (analis putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 0305/Pdt.G/2010/PAJS), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8

akibat dari putusan yang akan diberikan oleh hakim dalam hal ini adalah pemberian hak asuh anak kepada si bapak. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah bahwa penelitian ini memfokuskan kepada kondisi kejiwaan dan psikis si anak. Penelitian ini juga membahas pertimbangan-pertimbangan masa depan anak dalam perspektif hakim yang memutus perkara ini yaitu hakim pengadilan Agama Jakarta Selatan. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan adalah membahas mengenai dasar hukum dari hak hadhanah atas anak belum mumayyiz kepada ibu non-muslim. Penulis tidak akan memfokuskan kepada kondisi si anak sebagai akibat dari perceraian. Penulis akan lebih membahas dari segi hukum yang berlaku bukan dari kondisi psikologi anak sebagaimana terdapat dalam penelitian tersebut. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2013 dengan judul : Putusnya Perkawinan Karena Murtadnya Salah Satu Pihak (Analisis Yuridis Normatif terhadap Putusan Pengadilan Agama No.0411/Pdt.G/2011/PA.Kota Bengkulu). 6 Penelitian ini membahas mengenai murtadnya salah satu pihak sebagai alasan dalam putusnya sebuah perkawinan. Penelitian ini berhubungan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu berkaitan dengan murtadnya ibu. Akan tetapi yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah bahwa penelitian ini hanya membahas mengenai putusnya perkawinan karena murtadnya salah 6 Nur Aini, 2013, Putusnya Perkawinan Karena Murtadnya Salah Satu Pihak (Analisis Yuridis Normatif terhadap Putusan Pengadilan Agama No.0411/Pdt.G/2011/PA.Kota Bengkulu), Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. 9

satu pihak. Penelitian ini berfokus kepada mengapa murtadnya salah satu pihak menjadi alasan putusnya perkawinan. Yang membedakan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah bahwa penelitian ini membahas putusnya perkawinan karena salah satu pihak murtad dan juga dampak dari putusnya perkawinan itu secara umum. Dalam penelitian ini tidak dibahas secara khusus dan mendalam berkaitan dengan dampak dalam masalah hak asuh anak belum mumayyiz sebagai akibat putusnya perkawinan karena murtad. Sementara penelitian yang akan penulis lakukan berfokus kepada dampak spesifik dari putusnya perkawinan karena murtadnya salah satu pihak yaitu berkaitan dengan hak asuh anak yang belum mumayyiz. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Farida Nur Hayati pada tahun 2013 dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul : Hak asuh (hadhanah) anak angkat akibat perceraian orang tua. 7 Penelitian ini hanya membahas mengenai ketentuan hak hadhanah atas anak angkat sebagai akibat perceraian. Penelitian ini membahas mengenai apakah anak angkat memiliki ketentuan yang sama dengan anak kandung apabila terjadi perceraian antara kedua orangtua angkatnya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan karena penelitian ini hanya membahas mengenai hak asuh anak atas anak angkat dan tidak membahas berkaitan dengan hak asuh anak kepada ibu yang murtad atau Non-Muslim sebagaimana yang akan diteliti oleh penulis. 7 Nur hayati, 2013, Hak asuh (hadhanah) anak angkat akibat perceraian orang tua, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 10

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat baik secara ilmu pengetahuan maupun bagi pembangunan, adapun manfaatnya sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan bahwa dengan dilakukannya penelitian ini dapat menambah khasanah wawasan bagian perkembangan ilmu hukum di Indonesia khususnya perkembangan dalam hukum Keluarga Islam, yaitu : a. Dapat memudahkan untuk memahami tentang hukum keluarga Islam b. Dapat memudahkan untuk memahami tentang pemberian hak hadhanah atas anak belum mumayyiz kepada ibu non-muslim. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Regulator diharapkan penelitian ini dapat sebagai bahan evaluasi dimana perlu adanya peraturan yang lebih jelas berkaitan dengan hak hadhanah sehingga terdapat landasan hukum yang jelas dalam hukum positif Indonesia berkaitan dengan hak hadhanah. b. Bagi masyarakat diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pengetahuan serta upaya pencegahan di dalam perkara hak asuh anak sebagai akibat putusnya perkawinan karena perceraian. 11