PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KERAMIK SEBAGAI TAMBAHAN AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN ASPAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUK GYPSUM SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN ASPAL EFFECT OF GYPSUM POWDER AS A FILLER IN ASPHALT MIXTURE

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN POLYURETHANE TERHADAP STABILITAS CAMPURAN BERASPAL BERPORI

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

PENGARUH TEPUNG KANJI SEBAGAI ZAT ADITIF TERHADAP NILAI STABILITAS DAN NILAI KELELEHAN PADA CAMPURAN ASPAL

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

NASKAH SEMINAR INTISARI

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

BAB IV METODE PENELITIAN

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

GRAFIK PENGGABUNGAN AGREGAT

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

PENGARUH ABU VULKANIK GUNUNG SINABUNG SEBAGAI BAHAN PENGGANTI FILLER AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL.

B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH SIFAT FISIK AGREGAT TERHADAP RONGGA DALAM CAMPURAN BERASPAL PANAS

PENGARUH PENAMBAHAN FILLER GRANIT DAN KERAMIK PADA CAMPURAN LASTON AC-WC TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL

DAFTAR PUSTAKA. Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi Umum Divisi VI. Jakarta.

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI KADAR AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ABSTRAK

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

BAB III LANDASAN TEORI

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA CAMPURAN LASTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL (105M)

PENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI

PENGARUH LIMBAH KARET BAN SEBAGAI CAMPURAN ASPAL TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL, PADA JENIS PERKERASAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 1-9

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KERAMIK SEBAGAI TAMBAHAN AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN ASPAL THE EFFECT OF USING CERAMIC POWDERS AS ADDITIONAL FINE AGREGATES IN ASPHALT MIXTURE Sandro Laia 1, William Sanjaya 2, Ronald Regen Ruhulesin 3, Rachmansyah 4 Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Tanjung Duren Raya No. 4, Jakarta Barat 11470 1 sandrolaia@ymail.com, 2 william.2013ts001@civitas.ukrida.ac.id, 3 ronald.2013ts011@civitas.ukrida.ac.id, 4 rachmansyah@ukrida.ac.id Abstrak Meningkatkan stabilitas jalan raya merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, agar jalan yang dilalui oleh kendaraan tidak mudah rusak. Serbuk keramik yang digunakan untuk meningkatkan stabilitas dengan menggunakan komposisi 10%, 15%, dan 20% dari agregat halus. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa penambahan serbuk keramik dapat meningkatkan stabilitas dari campuran benda uji dengan nilai awal 893,75 kg dengan campuran 10% keramik pada agregat halus dan 1097,27 kg dengan campuran 20% keramik pada agregat halus. Dengan pengaruh penambahan serbuk keramik terhadap density, VMA, dan VFA, campuran tidak menunjukkan pengaruh yang berbanding lurus. Penambahan serbuk keramik cukup meningkatkan stabilitas dan alir atau flow dari spesifikasi yang diharapkan. Untuk persentase rongga udara, VMA dan VFA belum memenuhi kriteria atau masuk spesifikasi. Kata Kunci: serbuk keramik, campuran aspal, stabilitas Abstract Increasing pavement stability is very crucial in order to avoid road damages. Ceramic powder used in this research aimed at increasing the stability by using the compositions of 10%, 15%, and 20% of fine aggregates. The results concluded that the addition of ceramic powder could increase the stability of sample mixtures with an initial value of 893.75 kg for the addition of 10% ceramic powder to fine aggregates and 1097.27 kg for the 20% ceramic powder to fine aggregates. The effects of ceramic powder addition towards the density, VMA, and VFA did not show a linear correlation. The addition of ceramic powder only improved the stability and flow of the expected specifications. The VIM, VMA, and VFA had not yet met the specifications. Keywords: Ceramic powder, asphalt mixtures, stability Tanggal Terima Naskah : 19 Desember 2015 Tanggal Persetujuan Naskah : 04 Maret 2016 149

Vol. 05 No. 18, Apr Jun 2016 1. PENDAHULUAN Infrastruktur memiliki peranan yang penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional (Rencana Kerja Pemerintah, 2012). Jalan raya merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam menunjang kegiatan manusia seharihari [1]. Tanpa adanya infrstruktur jalan yang mendukung maka akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mengalami keterlambatan. Pembangunan infrastruktur jalan raya harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI). Di dalam peraturan SNI telah diatur berbagai syarat untuk membangun infrastruktur jalan raya yang memiliki perkerasan lentur (flexible pavement) maupun perkerasan kaku (Rigid pavement). Selain memiliki perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, jalan raya juga harus memiliki stabilitas yang tinggi. Tujuannya adalah agar jalan yang akan dilalui kendaraan bermuatan berat tidak menyebabkan kerusakan terhadap jalan. Untuk mengatahui stabilitas dalam sebuah pengujian maka dilakukan pengujian campuran aspal dengan menggunakan alat Marshall. Untuk mengetahui stabilitas terhadap campuran aspal, maka dalam pengujian ini digunakan serbuk keramik yang dicampur ke dalam agregat halus dengan komposisi 10%, 15%, dan 20% serbuk keramik [2]. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan suatu campuran aspal yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam kriteria perencanaan, salah satu kriteria itu ialah stabilitas. 2. KONSEP DASAR Bahan mentah keramik bersifat keras, ringan, tegar, tahan api dan korosi. Bahan mentah keramik adalah kumpulan mineral atau batuan yang merupakan bahan dasar dari pembuatan keramik, baik dari keadaan asli maupun setelah diproses. Dalam pembuatannya, keramik menggunakan bahan-bahan senyawa anorganik dan non-logam. Bahan mentah keramik alam, antara lain koalin, lempung, feldspar, kuarsa, pyrophilit, toseki, dan lain-lain. Lempung merupakan bahan yang terjadi akibat dari pelapukan batuan beku atau batuan sedimen, yang merupakan bahan mentah terpenting dalam pemuatan keramik. Karena serbuk keramik yang cukup halus maka dilakukan sebuah eksperimen dimana serbuk keramik tersebut sebagai bahan pengisi (Filler) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap stabilitas benda uji di laboratorium. Serbuk keramik yang digunakan mengacu pada gradasi yang lolos saringan No. 200 [3]. Campuran beraspal panas terdiri dari kombinasi agregat, bahan pengisi (bila diperlukan), dan aspal yang dicampur secara panas pada temperatur tertentu. Komposisi bahan dalam campuran beraspal panas terlebih dahulu harus direncanakan sehingga setelah terpasang oleh perkerasan beraspal yang memenuhi kriteria, misalnya stabilitas yang cukup, lapisan beraspal harus mampu mendukung beban lalu lintas yang melewatinya tanpa mengalami deformasi permanen dan deformasi plastis selama umur rencana. Durabilitas, lapisan beraspal mempunyai keawetan yang cukup akibat pengaruh cuaca dan beban lalu lintas. Kelenturan yang cukup, lapisan beraspal harus mampu menahan lendutan akibat beban lalu lintas tanpa mengalami retak (crack). Kedap air, lapisan beraspal kedap air sehingga tidak ada rembesan air yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya yang dapat mempengaruhi struktur bawah. Kekesatan yang cukup, kekesatan permukaan lapisan beraspal berhubungan erat dengan keselamatan pengguna jalan. Ketahanan terhadap retak lelah, lapisan beraspal harus mampu menahan beban berulang dari beban lalu lintas selama umur rencana yang telah ditetapkan. 150

Pengaruh Penggunaan Serbuk Keramik 3. METODE PENELITIAN Pengujian dilakukan dengan menggunakan Kadar Aspal Optimum sebesar 5%. Pengujian menggunakan serbuk keramik sebagai bahan yang sebanding dengan agregat halus dengan kadar 10%, 15%, dan 20% dari berat agregat halus. Serbuk keramik yang digunakan adalah fraksi tambahan dimana ukuran butiran adalah lolos dari saringan nomor 16. Persiapan serbuk keramik diperoleh dengan cara keramik dimasukkan ke dalam alat Los Angeles dan diputar dengan 12 bola-bola baja untuk memperoleh butiran serbuk keramik. Persiapan serbuk keramik juga termasuk perhitungan berat jenis sesuai Gambar 1. Diagram alir penelitian 151

Vol. 05 No. 18, Apr Jun 2016 Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus [4] dan pengujian analisis saringan agregat [5]. Perancangan Mix Design dilakukan untuk memperoleh rancangan campuran yang masuk spesifikasi dari campuran. Berat tiap komposisi diperoleh setelah dilakukan perhitungan termasuk aspal dan keramik sebagai 10%, 15%, atau 20% dari agregat halus. Pembuatan benda uji sebanyak 15 buah dengan tiap kadar masing-masing 5 buah dengan berat 1.200 gram per benda uji. Pembuatan dan pengujian benda uji termasuk Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall [6], Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal [7], dan Pengujian Kadar Beraspal dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Centrifuge Extractor [8]. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian pertama adalah pengujian berat jenis keramik sesuai Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus [4], dan pengujian analisa saringan agregat [5]. Tabel 1. Hasil perhitungan berat jenis keramik Berat jenis curah kering 2,338 gram Berat jenis curah 2,381 gram Berat jenis semu 2443 gram Penyerapan 1.83% Penyerapan agregat dinyatakan dalam %, yaitu seberapa serbuk keramik menyerap zat cair. Kadar Aspal (%) 4,64 4,58 4,52 Tabel 2. Perhitungan berat jenis maksimum (maximum specific gravity) Jenis 10% HB4 15% HB4 20% HB4 Massa dari Wadah dengan Air pada Suhu 25ᵒ C (gram) Massa Air dan Benda pada Suhu 25ᵒ C (gram) Maximum Spesific Grafity (gram/cm3) D E 300(300+D-E) 865 1044 2,5 865 1045 2,5 865 1044 2,5 861 1042 2,5 865 1046 2,5 861 1043 2,5 865 1036 2,3 865 1045 2,5 81 1039 2,5 865 1034 2,3 861 1032 2,3 865 1042 2,4 861 1039 2,5 865 1039 2,3 861 1040 2,5 152

Density (gr/cm3) Pengaruh Penggunaan Serbuk Keramik Perhitungan berat jenis maksimum sesuai dengan metode pada Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal [7]. Benda uji 300 gram yang telah dibuat juga sebelumnya dilakukan Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall [6]. Tabel 3. Pemilihan tiga sampel terbaik Sample No. Tipe Kadar Keramik (%) Gmb (gr/cm3) VIM VMA VFA (%) (%) (%) Stability Adjusted Flow Adjusted 1 2.27 8.47 11.30 25.05 859.08 4 2 10% HB4 2.60 2.24 10.50 12.55 16.29 1037.38 5 3 2.25 10.59 11.90 10.99 784.79 4 Rata-rata 2.25 9.85 11.92 17.44 893.75 4.33 4 2.17 6.62 15.02 55.90 879.34 3 5 15% HB4 3.85 2.19 10.88 14.24 23.60 1086.01 3 6 2.14 6.38 16.10 60.36 1021.17 4 Rata-rata 2.17 7.96 15.12 46.62 995.51 3.33 7 2.26 2.86 11.49 75.09 1053.59 5 8 20% HB20 5.06 2.31 5.36 9.56 43.97 1249.45 4 9 2.25 8.42 11.77 28.45 988.76 4 Rata-rata 2.27 5.55 10.94 49.17 1097.27 4.33 Dari Hasil pengujian Marshall diambil sample masing-masing tiga buah dari komposisi campuran serbuk keramik. Dari pengujian yang dilakukan, masing-masing benda yang nilai stabilitasnya tinggi merupakan sample yang cukup rapi atau tidak terdapat pori-pori pada benda ujinya. 2.25 2.27 Series1, 15.00, 2.17 Gambar 2. Kadar keramik terhadap density Hasil density yang dihasilkan dengan menggunakan kadar serbuk keramik 10% mencapai 2,25 gm/cm 3, sedangkan pada kadar campuran 15% serbuk keramik menurun dari 2,25 gm/cm 3 menjadi 2,17 gm/cm 3, akan tetapi pada kadar campuran 20% naik menjadi 2,27 gm/cm 3. 153

VFA (%) VMA (%) VIM (%) Vol. 05 No. 18, Apr Jun 2016 9.85 Series1, 15.00, 7.96 5.55 Gambar 3. Kadar keramik terhadap VIM Hasil VIM yang dihasilkan dengan menggunakan kadar serbuk keramik 10% mencapai 9,85%, sedangkan pada kadar campuran 15% serbuk keramik VIM 7,96% dan pada kadar campuran 20% sebesar 5,55%. Semakin banyak serbuk keramik yang digunakan, presentase VIM-nya turun. Series1, 15.00, 15.12 11.92 10.94 Gambar 4. Kadar keramik terhadap VMA VMA yang dihasilkan dengan menggunakan kadar serbuk keramik 10% mencapai 11,92%, sedangkan pada kadar campuran 15% serbuk keramik VMA 15,12% dan pada kadar campuran 20% adalah 10,94%. Series1, 15.00, 49.17 46.62 17.44 Gambar 5. Kadar keramik terhadap VFA Hasil VFA yang dihasilkan dengan menggunakan kadar serbuk keramik 10% mencapai 17,44%, sedangkan pada kadar campuran 15% serbuk keramik VFA 46,62% dan pada kadar campuran 20%, yaitu 49,17%. 154

Flow (mm) Stability (kg) Pengaruh Penggunaan Serbuk Keramik 893.75 Series1, 15.00, 1097.27 995.51 Gambar 6. Kadar keramik terhadap stabilitas Stabilitas yang dihasilkan dengan menggunakan kadar serbuk keramik 10% mencapai 893,75 kg sedangkan pada kadar campuran 15% serbuk keramik stabilitasnya 995,51, pada kadar campuran 20% mencapai 1097,27 kg. 4.33 4.33 Series1, 15.00, 3.33 Gambar 7. Kadar keramik terhadap flow Alir (flow) yang dihasilkan dengan menggunakan kadar serbuk keramik 10% adalah 4,33 mm, sedangkan pada kadar campuran 15% serbuk keramik alirnya 3,33 mm dan pada kadar campuran 20% adalah 4,33 mm. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa penambahan serbuk keramik dapat meningkatkan stabilitas dari campuran benda uji dengan nilai awal 893,75 pada campuran 10% serbuk keramik pada agregat halus menjadi 1097,27 pada campuran 20% serbuk keramik dari agregat halus. Penambahan serbuk keramik dapat menurunkan persentase rongga udara dalam campuran benda uji dengan nilai awal 893,75 pada campuran 10% keramik pada agregat halus menjadi 1097,27 pada campuran 20% keramik dari agregat halus. Pengaruh penambahan serbuk keramik terhadap density, VMA, dan VFA campuran tidak menunjukkan pengaruh yang berbanding lurus. Penambahan serbuk keramik cukup meningkatkan stabilitas dan alir dari spesifikasi yang diharapkan sedangkan untuk persentase rongga udara, VMA, dan VFA belum memenuhi kriteria atau belum masuk spesifikasi. 155

Vol. 05 No. 18, Apr Jun 2016 REFERENSI [1]. Hardiyatmo, Hary Christady. 2011. Perancangan Perkerasan Jalan dan Penyelidikan Tanah. Gajah Mada University Press: Yogyaka [2]. Saodang, Hamirhan. 2005. Geometrik Jalan Raya. Penerbit Nova: Bandung [3]. Sukirman, Silvia. 2012 Beton Aspal Campuran Panas, edisi kedua cetakan ketiga, Institut Teknologi Nasional: Bandung [4]. SNI 1970:2008, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus [5]. SNI 03-1968-1990, Metode Pengujian Analisa Saringan Agregat. [6]. SNI 2489:2006, Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall, [7]. SNI03-6893-2002, Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal [8]. SNI 3640:1994, Pengujian Kadar Beraspal Dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Centrifuge Extractor 156