KATA PENGANTAR. RS sangat cepat berkembang dan well proven baik di kalangan akademik, pemerintah, swasta

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. proven baik di kalangan akademik, goverment, swasta dan stakeholder pada umumnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KULIAH ICD KE 4 PEMROSESAN DATA

PRAKTIKUM INTERPRETASI CITRA DIJITAL. Ratna Saraswati

TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

BAB III BAHAN DAN METODE

PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *)

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

BUKU AJAR. : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik. Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Halaman INTISARI... Ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR PERSAMAAN...

BAB 4. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

ix

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Subset citra QuickBird (uint16).

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

ABSTRAK. Kata Kunci: kebakaran hutan, penginderaan jauh, satelit Landsat, brightness temperature

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH TERAPAN KALIBRASI RADIOMETRIK PADA CITRA LANDSAT 8 DENGAN MENGGUNAKAN ENVI 5.1

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Remote Sensing KKNI 2017

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Informasi Geospasial SKKNI IG 2016 SUB-BIDANG PENGINDERAAN JAUH PROJO DANOEDORO

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI RADIOMETRIK CITRA

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

Hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR filterisasi Kuan. dengan ukuran kernel size 9x dengan ukuran kernel size 3x

METODOLOGI PENELITIAN

DETEKSI EKOSISTEM MANGROVE DI CILACAP, JAWA TENGAH DENGAN CITRA SATELIT ALOS

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN

Pembelajaran/ Media. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi. - Tes Lisan. Media, Komputer, LCD. - Essai. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi

ISSN Jalan Udayana, Singaraja-Bali address: Jl. Prof Dr Soemantri Brodjonogoro 1-Bandar Lampung

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Penginderaan Jauh

TUTORIAL TEKNIK PENENTUAN SUDUT MATAHARI PADA CITRA SATELIT MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI

PENGINDERAAN JAUH DENGAN NILAI INDEKS FAKTOR UNTUK IDENTIFIKASI MANGROVE DI BATAM (Studi Kasus Gugusan Pulau Jandaberhias)

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LAPAN PEDOMAN PEMANFAATAN DATA LANDSAT-8 UNTUK DETEKSI DAERAH TERBAKAR (BURNED AREA)

Citra Satelit IKONOS

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

RINGKASAN PROGRAM PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN TAHUN 2013

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

3. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian. Lokasi pengamatan konsentrasi klorofil-a dan sebaran suhu permukaan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMBINASI BAND PADA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DENGAN PERANGKAT LUNAK BILKO OLEH: : HILDA ARSSY WIGA CINTYA

MATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG PENGINDERAAN JAUH 2017

Uji Akurasi Produk Reflektan-Permukaan Landsat Menggunakan Data In situ di Danau Kasumigaura, Jepang

Pertemuan 2 Representasi Citra

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

[Type the document title]

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Identifikasi Mangrove dan Kerapatan Mangrove. Tutorial Ringkas Identifikasi Ekosistem Mangrove dan Pemetaan Kerapatan Mangrove

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PERUNTUKAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA ASTER (Landuse Identification and Classification Using ASTER Multispectral Data)

Transkripsi:

i

H a l ii

KATA PENGANTAR Buku berjudul Penginderaan Jauh: Metode Pengolahan dan Interpretasi Citra Satelit memaparkan konsep dasar tentang prinsip dan tahapan dalam pengolahan dan interpretasi citra dan sekaligus tutorial pengolahan Citra Satelit. Penulisan buku ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan teoritis bagi masyarakat di Indonesia, utamanya bagi mahasiswa S1 dari semua bidang ilmu yang menggunakan teknologi atau teknik penginderaan jauh. Penginderaan jauh atau Remote sensing merupakan teknologi/teknik untuk mengukur atau mendapatkan informasi tentang suatu objek/fitur/benda di permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek yang diukur. Teknologi ini sangat bermanfaat untuk mempelajari dan menyelesaikan berbagai permasalahan keseharian kita di berbagai bidang kehidupan. Teknologi RS sangat cepat berkembang dan well proven baik di kalangan akademik, pemerintah, swasta dan stakeholder pada umumnya. Salah satu hasil dari Teknologi RS dan GIS adalah apa yang sehari-hari kita lihat di dalam Google Earth. Buku ini adalah buku kami yang ke dua tentang Penginderaan Jauh. Buku Pertama berjudul: Teori dan Praktek Penginderaan Jauh diterbitkan oleh Andi Publisher Th 2014. Buku kedua merupakan lanjutan dari buku pertama. Buku kedua lebih fokus pada pembahasan tentang tahapan metodologi di dalam pengolahan dan interpretasi citra. Buku ini akan menjawab: bagaimana tahap pengolahan yang perlu kita lakukan ketika kita bekerja dengan Citra Satelit dan Bagiamana cara menginterpretasikan-nya? Karena keterbatasan waktu dan sumberdaya yang ada, tidak semua konsep terkait dengan metodologi Pengindeaan Jauh tercantum dalam buku ini. Topik yang belum dibahas dalam buku ini, akan kami tulis dalam buku ke selanjutnya. Konsep tersebut dirangkum ke dalam 5 (lima) bagian, dan diuraikan lebih lanjut ke dalam tujuh belas (17) bab teori. Buku ini juga dilengkapi dengan: tutorial, perangkat lunak open source untuk pengolahan citra dan dan sampel data citra. Tutorial pengolahan citra juga dapat dilakukan menggunakan software lain baik open source maupun komersial yang banyak tersedia di internet/pasaran. Penyertaan Tutorial, Perangkat lunak OSS-RS, dan sampel data sematamata bertujuan agar pembaca dapat mempraktekan pengetahuan teoritis-nya secara langsung. Semoga tutorial ini bermanfaat bagi banyak pihak. Kritik dan saran tetap kami perlukan untuk perbaikan tutorial ini. Jember, 01 Pebruari 2016 iii

KATA PENGANTAR: DAFTAR ISI PENDAHULUAN DAFTAR ISI i ii xi BAGIAN-1: 2 PRINSIP METODOLOGI PENGINDERAAN JAUH 2 BAB 1 3 KONSEP METODOLOGI UNTUK PENGINDERAAN JAUH 3 1.1 PERUMUSAN MASALAH 4 1.2 IDENTIFIKASI DATA YANG DIBUTUHKAN 5 1.2.1 Pengukuran Lapang 5 1.2.2 Data Kolateral 6 1.2.3 Data penginderaan jauh 6 1.3 PRINSIP ANALISA DATA RS 13 1.3.1 Pengolahan Citra secara Analog (Visual) 14 1.3.2 Pengolahan Citra secara Digital 16 1.4 PRESENTASI INFORMASI 16 1.5 RINGKASAN 17 1.6 PERTANYAAN UMPAN BALIK 18 BAB 2 21 ELEMEN INTERPRETASI CITRA 21 2.1 MENGAPA MENGGUNAKAN REMOTE SENSING? 21 2.1.1 Perspektif Luasan/Kewilayahan 21 2.1.2 Karakterisasi Objek di Permukaan Bumi 24 2.1.3 Interpretasi tiga (3) Dimensi 26 2.1.4 Melihat diluar Penglihatan Mata 27 2.1.5 Merekam Perubahan (Change detection) 27 2.2 ELEMEN INTERPRETASI CITRA 28 2.2.1 Hirarki 28 2.2.2 Lokasi (x,y) 30 2.2.3 Tone dan Warna 31 H a l iv

2.2.4 Ukuran 33 2.2.5 Bentuk 34 2.2.6 Tekstur 35 2.2.7 Pola 36 2.2.8 BAYANGAN 38 2.2.9 HEIGHT & DEPTH 39 2.2.10 SITE, SITUATASI, ASOSIASI 39 2.3 METODOLOGI INTERPRETASI 40 2.3.1 Penggunaan Informasi pelengkap 40 2.3.2 Penggunaan pengetahuan dan pengalaman 40 2.3.3 Penggunaan Multi-concept 40 2.4 RINGKASAN 42 2.5 PERTANYAAN UMPAN BALIK 43 BAGIAN-II 46 KARAKTERISTIK CITRA & SENSOR 46 BAB 3 47 KARAKTERISTIK DATA CITRA 47 3.1 KONSEP CITRA DIGITAL 47 3.2 FORMAT CITRA DIGITAL 49 3.2.1 Band Interleaved By Line Format (BIL) 50 3.2.2 Band Interleaved By Pixel (BIP) 51 3.2.3 Band Sequential Format (BSQ) 53 3.3 JENIS PRODUK CITRA SATELIT 55 3.4 PENYIMPANAN DAN VOLUME DATA CITRA 57 3.5 RINGKASAN 64 BAB 4 66 KONSEP KETELITIAN PADA DATA CITRA 66 4.1 KETELITIAN SPASIAL 66 4.2 KETELITIAN SPEKTRAL 74 4.2.1 RESPON SPEKTRAL OBJEK 74 4.2.2 KARAKTERISTIK SPEKTRAL SUATU SENSOR 77 4.3 KETELITIAN RADIOMETRIK 89 4.4 KETELITIAN TEMPORAL 90 4.5 RINGKASAN 92 v

BAB 5 95 CITRA PANKHROMATIK & MULTISPEKTRAL 95 5.1 CITRA PANCHROMATIK 95 5.2 CITRA MULTISPEKTRAL 96 5.3 LANDSAT 1 SD 7 98 5.4 LANDSAT 8 102 5.5 ASTER 108 5.6 MODIS 112 BAGIAN-III 117 ALUR PENGOLAHAN CITRA DAN KONSEP STATISTIK 117 BAB-6 118 PENANGANAN DATA PENGINDERAAN JAUH 118 6.1 ALUR PENANGANAN CITRA 118 6.2 KUALITAS CITRA 119 6.3 TAHAPAN PROSES PENGOLAHAN CITRA 121 BAB-7 128 DISTRIBUSI FREKUENSI DAN HISTOGRAM 128 7.1 FREKUENSI KEJADAIN 129 7.2 DISTRIBUSI PROBABILITAS 130 7.3 UKURAN DISTRIBUSI 132 7.4 HISTOGRAM CITRA 135 BAB-8 139 PUSAT KECENDERUNGAN DAN SEBARAN DATA 139 8.1 UKURAN PUSAT KECENDERUNGAN 139 8.1.1 Rerata 139 8.1.2 Median 141 8.1.3 Modus (Mode) 141 8.2 MENYATAKAN SEBARAN DATA 141 8.2.1 Range dan Quantile 141 8.2.2 Variansi dan Standard Deviasi 142 H a l vi

BAB-9 148 KORELASI DAN KOVARIAN 148 9.1 KORELASI 148 9.2 KOVARIAN 151 9.3 CONTOH PERHITUNGAN KOVARIAN 154 BAGIAN-IV 157 TAHAP PRA-PENGOLAHAN : 157 KOREKSI RADIOMETRIK, KOREKSI GEOMETRIK DAN VISUALISASI 157 BAB-10 158 KOREKSI RADIOMETRIK 158 10.1 SUMBER KESALAHAN RADIOMETRIK 158 10.1.1 Pengaruh Atmosfer terhadap radiasi 159 10.1.2 Pengaruh Atmosfer pada citra 160 10.1.3 Pengaruh Instrumen 161 10.2 METODE KOREKSI RADIOMETRIK 163 10.2.1 Koreksi Secara Absolut 164 10.2.2 Koreksi Relatif 165 10.2.3 Metode Regresi 166 BAB-11 171 KOREKSI GEOMETRIK 171 11.1 PENGERTIAN KESALAHAN GEOMETRIK 171 11.2 SUMBER KESALAHAN GEOMETRIK 172 11.2.1 IFOV dan Pembentukan Piksel 173 11.2.2 Pengaruh Rotasi Bumi 174 11.2.3 Distorsi Panoramik 174 11.2.4 Lengkung permukaan bumi 175 11.2.5 Variasi pada ketinggian, kecepatan dan posisi 175 11.3 METODE KOREKSI GEOMETRIK 176 11.3.1 Interpolasi Spasial 177 11.3.2 Interpolasi intensitas 178 11.4 REGISTRASI CITRA 181 11.4.1 Registrasi : Image ke Peta 181 11.4.2 Registrasi : Citra ke Citra 182 vii

BAB-12 185 MENAMPILKAN CITRA 185 12.1 CITRA HITAM-PUTIH 185 12.2 PSEUDO-COLOUR COMPOSITE 186 12.3 KOMPOSISI CITRA BERWARNA 187 12.4 WARNA ALAMI DAN TIDAK-ALAMI 189 12.5 FOTOGRAFI NORMAL DAN FALSE COLOUR 195 BAGIAN-V 198 TAHAP PENGOLAHAN CITRA 198 BAB 13 199 PENINGKATAN KENAMPAKAN CITRA 199 13.1 MANIPULASI KONTRAS DAN HISTOGRAM 200 13.1.1 Kontras 200 13.1.2 Histogram 201 13.2 PEREGANGAN KONTRAS 202 13.2.1 Peningkatan kontras secara linear 203 13.2.2 Peningkatan kontras: Non-Linear 207 13.3 FILTER SPASIAL 208 13.3.1 Filter Pass Rendah vs Pass-Tinggi 208 13.3.2 Penajaman batas 211 BAB-14 213 TRANSFORMASI CITRA 213 14.1 OPERATOR MATEMATIK 213 14.2 PERBANDINGAN SPEKTRAL 215 14.3 TASSEL CAP TRANFORMATION 216 14.4 ANALISA KOMPONEN UTAMA 219 BAB-15 225 KLASIFIKASI CITRA 225 15.1 KELAS INFORMASI DAN KELAS SPEKTRAL 227 15.2 KLASIFIKASI TERBIMBING 229 H a l viii

15.2.1 Training Area 230 15.2.2 Pemilihan Algorithma Klasifikasi 237 15.2.3 Luaran Peta 237 15.3 KLASIFIKASI TIDAK TERBIMBING 238 15.3.1 Konsep Pengukuran Jarak 238 15.3.2 Cara kerja Algoritma 245 15.3.3 Kelebihan dan Kekurangan 247 15.4 KLASIFIKASI HYBRID 248 BAB-16 251 EVALUASI KETELITIAN PROSES KLASIFIKASI 251 16.1 DEFINISI DAN URGENSI 251 16.2 SUMBER KESALAHAN 253 16.3 KARAKTERISTIK KESALAHAN 254 16.4 MATRIK KESALAHAN 256 16.4.1 Konsep Matrik Kesalahan 256 16.4.2 Cara Membuat 257 16.5 UKURAN TINGKAT AKURASI 263 BAB-17 267 INTEGRASI DATA 267 17.1 INTEGRASI DATA MULTI-TEMPORAL 267 17.2 PENGGABUNGAN DATA 272 17.2.1 Pan-Sharpening 272 17.2.2 Data Fusion 274 17.3 INTEGRASI RS DAN GIS 278 17.3.1 Integrasi data citra dengan SIG 278 17.3.2 Integrasi data raster dan data vector 281 17.3.3 Model integrasi aktual 284 BAGIAN-VI 288 TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA ASTER MENGGUNAKAN OSS RS ILWIS 288 BAB 18 289 SEKILAS TENTANG CITRA ASTER 289 18.1 TERRA INSTRUMEN 290 18.2 INSTRUMENT ASTER 291 ix

18.2.1 Sub-Sistem VNIR 293 18.2.2 Sub-Sistem SWIR 294 18.2.3 Sub-Sistem TIR 295 18.3 SPEKTRAL BAND DAN SPESIFIKASI ASTER 297 BAB 19 300 TYPE DATA - CITRA ASTER 300 19.1 TINGKAT PENGOLAHAN CITRA 300 19.2 KETERSEDIAAN DATA 303 19.2.1 ASTER Level 1 Data Products 303 19.2.2 ASTER Level 2 and 4 Higher Level Data Products 303 19.3 ASTER LEVEL-1A 304 19.4 ASTER LEVEL-1B 305 19.5 ASTER LEVEL-2 308 19.5.1 Decorrelation Stretch: VNIR, SWIR, & TIR 308 19.5.2 Brightness Temperature 310 19.5.3 Surface Radiance/Reflectance VNIR & SWIR 311 19.5.4 Surface Radiance: VNIR, SWIR, & TIR 312 19.5.5 Temperature/Surface Emissivity 313 19.5.6 Surface Kinetic Temperature 314 19.5.7 Polar Surface & Cloud Classification 315 19.6 ASTER LEVEL 3: DEM 315 19.7 RINGKASAN 316 BAB 20 318 ALUR UMUM PENGOLAHAN CITRA ASTER 318 20.1 TAHAP PENGOLAHAN ASTER 318 20.2 TAHAP PRA-PENGOLAHAN 319 20.3 TAHAP PENGOLAHAN 320 20.3 POST-PROSESING CITRA ASTER 321 BAB 21 323 PRE-PROCESSING 323 21.1 CROSS-TALK 323 21.2 KONVERSI NILAI DIGITAL KE RADIANSI 327 H a l x

21.3 DARK-PIXEL CORRECTION 336 BAB 22 344 IMAGE ENHANCEMENT, REGSITRASI DAN GEOREFERENSI 344 22.1 IMAGE ENHANCEMENT 344 22.2 MENENTUKAN SISTEM KOORDINAT 350 22.3 GEOREFERENCE 355 BAB 23 360 PENGGABUNGAN DAN KOMPOSIT CITRA 360 23.1 PENGGABUNGAN CITRA 360 23.1.1 Membuat Resample 360 23.1.2 Mosaicking 365 23.2 MEMBUAT CITRA KOMPOSIT 369 BAB 24 374 KLASIFIKASI CITRA 374 24.1 KLASIFIKASI TIDAK TERBIMBING 374 24.2 KLASIFIKASI TERBIMBING 377 24.2.1 Membuat Sampel 377 24.2.2 Klasifikasi 387 BAGIAN-VII 392 TUTORIAL PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN OSS RS BEAM 392 BAB-25 393 SEKILAS TENTANG BEAM 393 25.1 KOMPONEN BEAM 393 25.1.2 Sensor, Platform dan Format data 393 25.2 FUNGSI UTAMA VISAT BEAM 395 25.2.1 Visualisasi 395 25.2.2 Analisis 397 25.2.3 Tool untuk Geo-processing 398 25.2.3 BEAM Versi 5 399 xi

BAB-26 404 MENU DAN SUB-MENU BEAM 404 26.1 MENU UTAMA BEAM 404 26.2 MENU FILE 405 26.3 MENU EDIT 406 26.4 MENU VIEW 407 26.5 MENU ANALYSIS 408 26.6 MENU UTILITIES 409 26.7 MENU PROCESSING 411 26.8 MENU WINDOW 413 26.9 MENU HELP 414 BAB-27 420 MEMBUKA DAN MENAMPILKAN CITRA 420 27.1 MEMULAI BEAM 420 27.2 VISUALISASI MULTI-KANAL DAN RGB 421 27.3 MENAMPILKAN DENGAN WINDOW 424 27.4 MANIPULASI TAMPILAN DAN WARNA 426 27.5 MENYIMPAN DAN MEMBUKA SESI 429 27.4 MEMBUKA FILE DENGAN SUB-MENU IMPORT 431 BAB-28 433 ANALISIS STATISTIK DAN HISTOGRAM 433 BAB-29 435 PEREGANGAN KONTRAS DAN HISTOGRAM CITRA 435 DAFTAR PUSTAKA 439 A. TEXBOOK DAN MANUAL 439 B. JURNAL ILMIAH TERKAIT 463 C. WEBSITE 463 H a l xii

PENDAHULUAN Bagaimana sebaiknya buku ini digunakan Teknologi Penginderaan Jauh (atau remote sensing) merupakan teknologi yang sangat cepat berkembang. Teknik/Teknologi Remote Sensing sebagai suatu Tool sudah lama dan banyak dipakai pada hampir semua bidang kehidupan. Umumnya, penerapan Remote Sensing diintegrasikan dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). A. Tujuan Penulisan Buku Buku ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan pengantar atau bekal teori tentang metodologi pengolahan dan interpretasi dan tutorial tentang dasar-dasar pengolahan Citra Satelit. B. Khalayak Sasaran 1. Mahasiswa Program Sarjana Sasaran utama pembaca adalah mahasiswa program S-1 di seluruh Indonesia. Program studi atau bidang ilmu yang dapat menggunakan remote sensing antara lain: PS Teknik Pertanian, Agro-Teknologi, Sosial Ekonomi/Agribisnis, Teknologi Industri Pertanian, Teknik Sipil, Geodesi, Geologi, Planologi, Hidrologi, Geografi, MIPA (Fisika, Biologi, Matematika), Ekonomi, Sejarah dan budaya, dan bidang studi lainnya. 2. Mahasiswa Program Pasca Sarjana Mahasiswa pasca sarjana dari berbagai bidang studi dapat menggunakan pengetahuan teori dan tutorial yang termuat di dalam buku ini, sebagai pengetahuan dasar sebelum melangkah lebih jauh. 3. Dosen Program Studi Dosen pengampu mata kuliah yang memuat materi tentang remote sensing dapat menggunakan konsep-konsep teoritis yang ada di buku dalam proses belajar-mengajar. Tutorial yang ada sudah diterapkan pada kursus/pelatihan tentang SIG dan Remote Sensing yang diselenggarakan oleh atau bekerjasama dengan Universitas Jember. Materi tutorial/praktikum disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk praktek mandiri mahasiswa, demo di kelas, maupun praktikum terbimbing di laboratorium komputer. xiii

4. Profesional dan stakeholder Para profesional yang telah bekerja pada bidang masing-masing dan ingin memperdalam pengetahuan-nya, dapat menggunakan buku ini sebagai referensi. C. Komponen buku : Tidak semua hal yang berkaitan dengan Remote Sensing termuat dalam buku ini. Buku ini, karena keterbatasan waktu dibuat sesingkat mungkin dan hanya memuat beberapa materi pokok atau konsep-konsep dasar saja. Hal lain yang belum tertulis di dalam buku ini, InsyaAlloh akan dimuat pada seri buku yang sama pada tahun mendatang. Komponen buku terdiri dari tiga komponen : (1) Hardcopy, (2) Softcopy Tutorial dan (3) Softcopy berisi: sampel data dan sampel software open source. Buku Komponen 1 berupa hardcopy yang dicetak dalam format kertas, untuk memudahkan pemahaman teori yang disajikan. Buku Komponen 2, kami sertakan berupa softcopy file Tutorial_Ilwis.pdf dan Tutorial_BEAM.pdf dengan harapan dapat memotong biaya produksi, mengurangi harga jual, dan fleksibel dalam penggunaan. Komponen 3, berupa file-file sampel data dan software pelengkap buku yang digunakan dalam tutorial. D. Organisasi Materi : Materi pembahasan di dalam buku ini dibagi ke dalam 7 bagian. Ke tujuh (7) bagian tersebut diuraikan lebih lanuut ke dalam 30 bab. Ringkasan materi tiap bagian diuraikan sebagai berikut: Bagian-1, berjudul Prinsip Metodologi dalam Penginderaan Jauh, berisi dua (2) bab yang memuat prinsip metodologi yang digunakan dalam aplikasi penginderaan jauh. Bab 1, berjudul Konsep metodologi untuk penginderaan jauh, membahas tentang langkah metodologi yang umumnya dipakai dalam penginderaan jauh, mencakup: perumasan masalah, identifikasi data yang dibutuhkan, prinsip tahapan dalam analisi data PJ, dan Presentasi informasi. Bab-2 berjudul Elemen Interpretasi Citra, membahas tentang mangapa kita menggunakan penginderaan jauh dan elemen interpretasi yang umum digunakan untuk mengenali dan menginterpretasikan objek di permukaan bumi dan di citra (misalnya: bentuk, ukuran, warna, tone, teksture, asosiasi, dll). Bagian-2, berjudul Karakteristik Citra dan Sensor, terdiri dari 3 bab. Bab-3 berjudul Karakteristik Data Citra membahas tentang konsep, jenis format, dan jenis product citra satelit H a l xiv

(citra digital). Bab-4 berjudul Konsep Ketelitian pada Data Citra, membahas tentang perbedaan, implikasi dan konsekuensi dari karakteristik ketelitian spasial, spektral (radiometrik), dan temporal suatu Citra. Konsep ketelitian adalah hal mendasar yang perlu diperhatikan sebelum kita menerapkan atau membeli suatu citra untuk menyelesaikan masalah tertentu. Konsep ketelitian spasial, ketelitian spektral, ketelitian radiometrik, dan ketelitian temporal dibahas lebih detail pada bab ini. Bab-5 berjudul Citra Pankhromatik dan MultiSpektral, menguraikan tentang karakteristik citra pancromatoic dan beberapa citra multispektral. Bagian-3, berjudul Alur Pengolahan Citra dan Konsep Statistik, terdiri dari 4 bab. Bab-6 berjudul: Penanganan Data Penginderaan Jauh membahas sekilas tentang tahapan metodologi yang umum dilakukan dan istilah terkait dengan proses pengolahan, analisis dan interpretasi citra. Bab-7 berjudul: Distribusi Frekuensi dan Histogram memaparkan konsep secara ringkas tentang distribusi ferkuensi dan contoh histogram pada citra. Bab-8 berjudul: Pusat Kecenderungan dan sebaran data mengulang secara ringkas konsep statistik tentang ukuran pusat kecenderungan dan sebaran data (rerata, maksimum, minimum, deviasi standar, dll). Bab-9 berjudul: Korelasi dan Kovarian. Data citra multi-spektral terdiri dari beberapa lapisan yangdikenal sebagai band atau kanal. Di dalam satu kanal terdiri dari sejumlah baris x sejumlah kolom piksel. Interpretasi citra sering melibatkan interaksi tidak hanya antar piksel di dalam satu kanal, tetapi juga sering melibatkan sejumlah piksel pada sejumlah kanal. Dalam hal ini pemahaman terhadap konsep korelasi dan kovarian sangat diperlukan sebelum melakukan analisis dan interpretasi lebih mendalam tentang suatu citra. Bagian-4, berjudul : Tahap Pra-pengolahan: Koreksi Radiometrik, Koreksi Geometrik dan Visualisasi, terdiri dari tiga bab. Bab-10 berjudul: Koreksi Radiometrik membahas secara ringkas penyebab kesalahan radiometrik dan metode koreksi radiometrik. Bab-11 berjudul: Koreksi Geometrik dan membahas tentang: pengertian kesalahan geometrik, sumber kesalahan geometrik, dan metode koreksi geometrik. Bab-12 berjudul: Menampilkan citra, membahas pengertian dan preistilahan terkait dengan citra hitam-putih (gray scale), Komposisi citra warna,warna alami dan tidak alami, fotografi normal dan false colour. Bagian-5, berjudul : Tahap Pengolahan Citra, terdiri dari 5 bab. Bab-13 berjudul : Peningkatan Kenampakan Citra, membahas tentang metode manipulasi kontras dan histogram, peregangan histogram, filter spasial, dan penajaman batas. Bab-14 berjudul: Transformasi Citra, membahas beberapa teknik yang umum digunakan untuk transformasi citra, mencakup: operator matematik, perbandingan spektral, Tassel Cap tarnsformation, dan analisa komponen utama. Bab-15 berjudul : Klasifikasi Citra, membahas tentang: Kelas informasi dan kelas spektral, klasifikasi tidak terbimbing dan klasifikasi terbimbing. Bab-16 xv

berjudul Evaluasi Ketelitian Proses Klasifikasi membahas tentang : Definisi dan urgensi evaluasi, sumber kesalahan, karakteristik kesalahan, matrik kesalahan dan ukuran tingkat akurasi. Bab-17 berjudul : Integrasi Data, membahas tentang berbagai teknik yang umum digunakan untuk integrasi data penginderaan jauh mencakup: Integrasi data multitemporal,penggabungan data (data fusion) dan integrasi RS dan GIS. Bagian-6, berjudul : Tutorial Pengolahan Citra Aster menggunakan OSS RS - ILWIS, terdiri dari 7 bab, yang menjelaskan langakah detail bagaimana menggunakan ILWIS untuk mengolah data ASTER dari tahap awal sd proses klasifikasi. Bagian-7, berjudul : Tutorial Pengolahan Citra menggunakan OSS RS - BEAM, terdiri dari 5 bab, yang menjelaskan langkah detail bagaimana menggunakan OSS-RS BEAM untuk menampilkan, memanipulasi dan pre-treatmen data citra. E. Bagaimana Menggunakan Buku ini : Buku dapat digunakan untuk belajar Mandiri oleh mahasiswa, baik untuk memperdalam pengetahuan teori maupun meningkatkan ketrampilan teknik pengolahan citra. Buku juga dapat digunakan oleh para Dosen untuk mengajar teori di kelas, dan melakukan training/pelatihan di Laboratorium. Bahan presentasi berupa file PPT/PPTx dapat diperoleh dengan menghubungi penulis, dengan alamat: Prof. Dr. Indarto, STP, DEA Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan (Lab TPKL) PS Teknik Pertanian FTP Univ. Jember Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto - Jember 68121 Telp/Fax: 0331 321785 E-mail: indarto.ftp@unej.ac.id Telp Rumah : 0331 355 7579, Hp: 0813 4444 5615, 085749797995 H a l xvi