TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Panen Fakultas Pertanian UMY di Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Pascapanen Program studi Agroteknologi Universitas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Maret 2017 sampai April. B.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Agroteknologi. B.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

II. MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 di Laboratorium Paska Panen Fakultas Pertanian UMY di Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cabe varietas TM-99 :zeolit dengan ukuran No.2, KMnO 4, larutan NaOH 0,1 N, reagen Nelson A, Arsenomolibdat, reagen Nelson B, plastik klip yang transparan, kain kassa, larutan iod 0,01N, media tumbuh mikrobia (NA dan PDA), alkohol 70%, aquadest, indikator PP (Phenolptalein), spirtus, Mama Lemon dan Amilum 2. Alat Alat yang digunakan selama penelitian adalah Penetrometer wadah pencucian, nampan, lemari pendingin, sprayer, spektrofotometer, kain kasa, erlenmeyer, tabung reaksi, labu takar, glassware, driglasky, pengaduk, pisau, pipet tetes, pipet ukur, regenerator, water bath, botol suntik, tabung reaksi, kertas payung, mikropipet, cawan petri, blender, tissue, pemanas (kompor), autoklaf, bunsen, jarum ose, biuret, penjepit tabung reaksi, saringan, indexs warna, sprayer, coloni counter, timbangan analitik dan Titrasi Iod 15

16 C. Metode Penelitian Percobaan ini disusun dalam metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakuan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : P0 : KMnO 4 konsentrasi 0,00 % P1 : KMnO 4 konsentrasi 0,05 % P2 : KMnO 4 konsentrasi 0,10 % P3 : KMnO 4 konsentrasi 0,15 % Sehingga diperoleh 4 perlakuan yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 12 perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 7 buah cabai yang terdiri dari 21 buah sampel dan 21 buah korban perlakuan. Total buah yang digunakan untuk 12 perlakuan adalah 420 buah. D. Tata Cara Penelitian Penelitian dilakukan dalam 2 tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan bahan Cabai Merah Keriting dan aplikasi KMnO 4 pada Cabai Merah Keriting 1. Tahap Pertama : a. Persiapan bahan Cabai Merah Keriting Tahap ini meliputi pemanenan, pemilahan yang baik atau buruk, pencucian dan grading cabai merah keriting. Buah cabai merah keriting untuk bahan percobaan diperoleh dari petani di Dusun Jodag Sumberadi, Yogyakarta. Sortasi dilakukan untuk mendapatkan cabai yang seragam. Cabai yang diinginkan adalah cabai yang berwarna merah cerah dengan ukuran minimal 11 cm, bentuknya lurus, dan bebas dari penyakit/tidak

17 rusak. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah cabai merah keriting segar (Cabai Hibrida - TM 99) yang diambil langsung dari petani di daerah Yogyakarta pada musim panen bulan September. Cabai dipanen mulai pukul 07.00 WIB dan dibawa ke tempat sortasi sekitar pukul 10.00 WIB. Cabai berasal dari kebun yang sama dengan penanganan yang sama mulai dari benih, pemupukan, pemanenan sampai pengangkutan hasil panen dari lapang. Cabai yang baru dipanen diberi perlakuan pendinginan pendahuluan (pre-cooling) selama ±2 jam dengan cara dihamparkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari sambil dilakukan sortasi untuk memisahkan bagian yang tidak layak seperti patah/memar, terkena hama/penyakit dan busuk. Cabai yang sudah terkumpul kemudian dilakukan sortasi dengan tujuan untuk memisahkan antara cabai yang berkualitas baik, keseragaman ukuran dan tingkat kemasakan buah dengan buah yang berkualitas jelek. Cabai yang dipilih memiliki keseragaman warna dan bebas dari penyakit serta kerusakan mekanis maupun busuk. Adapun alasan dalam pemilihan cabai ini adalah mengingat bahwa cabai yang rusak bila disimpan dengan cabai yang bagus akan menulari cabai yang bagus sehingga akan ikut rusak walaupun sudah disimpan dengan metode yang tepat. Kemudian dilakukan trimming terhadap cabai merah keriting segar dengan cara membuang daun yang terikut saat pemanenan. Hal ini dilakukan agar mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh mikroba yang terdapat pada daun cabai merah keriting. Kemudian dilakukan pencucian dengan Mama Lemon supaya kotoran yang

18 menempel hilang kemudian ditiriskan/dikeringkan dengan tissue. Penirisan bertujuan untuk menghilangkan sisa air yang menempel pada permukaan cabai merah keriting. b. Perlakuan Setiap perlakuan terdiri dari tujuh cabai yang dikemas dalam kantong plastik klip yang transparan bersamaan dengan pasir zeolit yang sudah dibungkus kain kassa, dengan tiga ulangan dan pengamatan secara destruktif sebanyak empat kali. Selain satuan-satuan percobaan dengan perlakuan, juga disiapkan buah cek, yaitu cabai tanpa diberi perlakuan apapun. Tahap-tahap dalam pemberian perlakuan adalah sebagai berikut: 1) Cabai dan zeolit di letakkan pada masing-masing baki/nampan untuk dikemas Cabai dan zeolit di letakkan pada masing-masing baki/nampan untuk dikemas dengan plastik klip yang transparan. Setelah kering, cabai merah keriting setiap satuan percobaan dikemas dan ditambah dengan bahan penyerap etilen sesuai perlakuan (pasir zeolite seberat 3 gram yang sudah dibungkus kain kassa). Pengacakan dilakukan pada saat pengemasan, dengan asumsi bahwa buah seragam kematangannya. 2. Tahap kedua : a. Aplikasi KMnO 4 pada Cabai Merah Keriting Larutan KMnO 4 jenuh dibuat dengan melarutkan KMnO 4 serbuk (konsentrasi sesuai masing-masing perlakuan yaitu 0,5 g, 1 g, dan 1,5 g) dalam 1 L air. Selanjutnya cara yang diajukan Scoot

19 (Pantastico,1997), bahan penyerap larutan KMnO 4 (pasir zeolit 3 gram) direndam dalam larutan KMnO 4 dengan konsentrasi sesuai perlakuan selama 30 menit di dalam gelas beaker, kemudian dikeringanginkan kurang lebih 3 jam hingga benar-benar kering dan dikemas dengan kain kassa. Cabai dan zeolit di letakkan pada masingmasing baki/nampan untuk dikemas. Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit dengan ukuran No.2, berwarna hijau kebirubiruan. Setelah direndam dalam larutan KMnO 4, zeolit berwarna ungu muda. Buah cabai merah keriting yang akan disimpan, dimasukan ke dalam plastik klip transparan yang telah dilapisi Mika Porous (kain kassa) yang telah dicelupkan ke dalam larutan KMnO 4 dengan kadar (0,5 g, 1 g, dan 1,5 g). b. Penyimpanan Buah cabai merah keriting yang sudah diaplikasi KMnO 4, kemudian diletakkan sesuai dengan perlakuan yakni suhu rendah 8 o C di ruang pendingin atau cool storage. c. Pengamatan Pengamatan pada buah dilakukan 7 hari sekali, pada hari ke 0, ke 7, ke 14, dan ke 21 pada cabai korban yaitu kekerasan, uji asam titrasi, uji kadar vitamin C, uji gula reduksi dan uji mikrobiologi.buah disimpan selama 21 hari dan akan diamati : Susut berat, warna, dan kesegaran dilakukan pada hari ke-0, ke-3, ke-6, ke-9, ke-12, ke-15, ke-

20 18, dan ke-21. Kekerasan, vitamin C, uji gula reduksi, asam titrasi, dan uji mikrobiologi dilakukan pada hari ke-0, ke-7, ke-14, ke-21 Alur penelitian pada tahap pertama dapat dideskripsikan pada gambar sebagai berikut: Cabai masak fisiologis Pemetikan Pengangkutan Sortasi Pencucian Pengeringan Pembuatan larutan KMnO 4 Perlakuan konsentrasi KMnO 4 dan pengemasan Penyimpanan Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

21 d. Sterilisasi Alat Sterilisasi alat menggunakan autoklaf pada tekanan 1 atm dengan suhu 121 o C selama 15-30 menit. Alat-alat yang disterilkan dibungkus dengan kertas payung sebelum dimasukkan dalam autoklaf. Alat yang disterilkan antara lain petridish, erlenmeyer, tabung reaksi, drygalsky, batang pengaduk. e. Pembuatan Media Pembuatan media NA yaitu dengan melarutkan peptone 5 gram dan beef ekstrak atau yeast ekstrak sebanyak 3 gram dalam aquades 1000 ml dengan api kecil dan diaduk secara continue sampai homogen. Tambahkan agar-agar sebanyak 15 gram. Setelah homogen, medium diukur ph 7,2 lalu disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 o C dan tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Pembuatan media PDA diawali dengan mengupas kentang, lalu dipotong-potong dan ditimbang sebesar 200 g, tambahkan air 1000 ml dan direbus hingga matang dan mengeluarkan cairan. Hasil ekstrak kentang dimasukkan ke dalam gelas beaker 1000 ml, lalu tambahkan Dextrose dan agar kemudian diaduk sampai homogen diatas api kecil. Kemudian dilakukan pengecekan ph larutan dengan ph 6-7. Larutan media kemudian disterilkan dengan autoklaf pada 121 o C dengan tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Tuangkan larutan ke dalam tabung reaksi sebanyak 8 ml dan letakkan dalam posisi miring.

22 f. Isolasi Mikroba Pembusuk Cabai Menimbang sampel buah cabai yang telah busuk sebanyak 1 g. Sampel yang telah ditimbang, dihaluskan menggunakan mortar dan pastle (penumbukan) kemudian dibuat suspense sampai dengan konsentrasi 10-3, 10-4, dan 10-5 (PDA) dan 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6 (NA). Ambil 1 ml dari pengenceran yang terakhir dan tuangkan ke dalam cawan petri yang selanjutnya diinokulasikan ke masing-masing media NA dan PDA (medium PDA sebelumnya telah ditambahkan Cloramfenikol sebanyak 1 kapsul ke dalam 250 ml PDA) diinkubasikan pada suhu kamar sebanyak 2 x 24 jam. a. Parameter Penelitian 1. Susut Berat (g) Pengamatan susut berat dilakukan pada hari ke-0, ke-3, ke-6, ke-9, ke- 12, ke-15, ke-18 dan ke-21 dengan menggunakan metode penimbangan buah dengan menggunakan timbangan digital untuk mengetahui selisih berat awal dengan berat setelah pemyimpanan. Rumus susut berat sebagai berikut: Susut berat = x 100% Keterangan : a = berat sebelum disimpan/berat awal (g) b = berat setelah disimpan (g) (Sudaro, 2000) 2. Persentase Kesegaran Buah (%) Persentase kesegaran buah dilakukan pada hari ke-0, ke-3, ke-6, ke-9, ke-12, ke-15, ke-18 dan ke-21. Untuk mengetahui buah cabai dinyatakan

23 rusak bila kulitnya kisut, tekstur melunak, warna buah berubah, dan ditumbuhi mikrobia secara nilai mutu visual atau visual quality rating (VQR) menggunakan metode scoring yang dapat dilihat secara visual kerusakan, dinyatakan dengan persentase. 3. Uji Warna Pengujian warna dilakukan dengan menggunakan Munsell Color Charts For Plant Tissues. Pada Munsell Color Charts For Plant Tissues digunakan skala 1 sebagai nilai tertinggi dan skala 4 untuk nilai terendah. Pengujian tersebut dilakukan dengan skala penilaian sebagai berikut : Skala Keterangan 1 3/10-3/8 2 3/8-3/6 3 3/6-3/5 4 3/5 3/6 4. Kekerasan buah (gram/detik) (Mochtadi, 1992) Kekerasan diukur dengan penetrometer berdasar daya tembus jarum terhadap buah sebelum dikupas dan diamati pada hari ke-0, ke-7, ke-14 dan ke-21. Buah diletakkan kemudian ditusukkan pada tiga yaitu: bagian ujung, tengah dan pangkal sebanyak tiga kali ulangan pada tiap pengukuran dan

24 kemudian dirata-ratakan. Nilai pengukuran dinyatakan dalam (N/mm 2 ). Nilai pengukuran dapat dihitung menggunakan rumus : Kelunakan = gaya /luas Lu s = πr2 = d2/4 Keterangan: d = diameter batang penetrometer (mm) gaya = kedalaman jarum menembus sampel 5. Kadar Vitamin C (mg) Pengukuran kadar vitamin C dilakukan pada hari ke-0 (sebelum dilakukan penyimpanan), ke-0, ke-7, ke-14 dan ke-21 dengan menggunakan metode titrasi Iod (Sudarmadji dkk, 1989), yaitu: mengambil contoh sampel sebanyak 10 gram lalu mengencerkan sampai 250 ml. Mengambil filtrate sebanyak 25 ml, menambahkan 2 ml larutan Amilum (1 %) sebagai indikator. Titrasi dengan 0,01 N larutan Iodium standar sampai terbentuk warna biru konstan. Pengukuran dilakukan dengan metode titrasi Iod. Perlindungan kandungan vitamin C dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a x b Vitamin C (%) = 0,01 x 0,08 x 100 Berat sampel (mg) Keterangan: a = Volume titrasi sampel seluruhnya b = Konsentrasi larutan Iod (N) 6. Total Asam Tertitrasi (AOAC, 2000)

25 Total asam tertitrasi diukur pada hari ke-0, ke-7,ke-14 dan ke-21 Penentuan total asam tertitrasi dilakukan dengan menghancurkan buah cabai sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan akuades lalu digojok kemudian disaring dengan kain saring dan didapatkan filtrat buah cabai merah. Filtrat lalu diambil 20 ml dengan pipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 1-2 tetes indikator phenolphthalein (PP) 1 % maka diperoleh larutan buah cabai merah. Langkah selanjutnya yaitu dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga berwarna merah muda. Selanjutnya hasil titrasi dihitung menggunakan rumus : Total asam (%) = ml s m l t m s mp l Keterangan: FP = Faktor Pengenceran BM = Berat Molekul N = Normalitas 7. Kadar Gula Reduksi (%) Uji gula reduksi diamati pada hari ke-0, ke-7, ke-14 dan ke-21 Uji kadar gula reduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi dalam Gardjito (2003). Kadar gula reduksi ditentukan dengan menggunakan metode Spectrophotometer (Nelson Somogyi) dengan cara yakni sebagai berikut : a. Sampel dihaluskan dan ditimbang sebanyak 1g. b. Bahan cair dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan aquades sampai tanda dan larutan Pb asetat setetes demi setetes, sehingga penetesan terakhir tidak keruh lagi.

26 c. Ditambahkan dengan Na oksalat anhidrid secukupnya yang berfungsi sebagai untuk menghilangkan kelebihan Pb, selanjutnya digojog dan disaring. d. Diencerkan menjadi 100 kali dengan cara mengencerkan 1 ml filtrat pada labu ukur 100 ml dengan aquades sampai dengan tanda. e. 1 ml larutan contoh yang jenuh kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 1 ml regensia Nelson. f. Dipanaskan sampai mendidih selama 20 menit. g. Semua tabung diambil dan didinginkan dengan memasukkan ke dalam gelas piala. h. Tambahkan 1 ml reagensia Arsenomolibdat dan 7 ml aquades, setelah dingin digojog sampai homogeny menggunakan vortex. i. Dit r p d Optical Density ( D) p d p nj n lom n 754 nm (Lamiran IV. B.1). Hasil peneraan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : % Gula reduksi (ml/mg) : il i p 100 n Keterangan : x = Nilai regresi mg kadar gula reduksi yang diperoleh dari pengamatan Fp = Faktor pengenceran (ml) N = Berat sampel (mg) 8. Uji Mikrobiologis (CFU/ml)

27 Uji mikrobiologi dilakukan dengan menghitung total mikroba menggunakan metode plate count (Jutono dkk, 1980). Untuk melihat dari cendawan menggunakan media PDA sedangkan bakteri menggunakan NA. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 7, 14 dan ke 21 dengan cara sebagai berikut: a. Seri pengenceran NA: 1. Seri pengenceran a) Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1 g, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril, digojog sampai homogen dengan vortex. b) Diencerkan 10-3, diambil 1 ml hasil penyaringan pada langkah pertama, c) Kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen d) Diencerkan 10-4, diambil 1 ml hasil pengenceran 10-3, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen e) Diencerkan 10-5, diambil 1 ml hasil pengenceran 10-4, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen f) Diencerkan 10-6, diambil 1 ml hasil pengenceran 10-5, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen.

28 2. Menyiapkan petridish yang diisi 8 ml dan masing-masing petridish diberi label pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6. 3. Masing-masing suspensi hasil pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6 diinokulasikan pada petridish yang berisi medium NA sebanyak 0,1 ml. 4. Suspensi mikrobia diratakan dengan dryglasky 5. Petridish yang berisi suspense mikrobia diinkubasikan selama 2 hari pada suhu kamar. 6. Jumlah mikrobia yang tumbuh dihitung dengan Coloni counter. b. Seri pengenceran PDA : 1) Seri pengenceran a) Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1 g, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril, digojog sampai homogen dengan vortex. b) Diencerkan 10-3, diambil 1 ml hasil penyaringan pada langkah pertama, c) Kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen d) Diencerkan 10-4, diambil 1 ml hasil pengenceran 10-3, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen

29 e) Diencerkan 10-5, diambil 1 ml hasil pengenceran 10-4, kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan digojog sampai homogen. 2) Menyiapkan petridish yang diisi 8 ml dan masing-masing petridish diberi label pengenceran 10-3, 10-4,dan 10-5. 3) Masing-masing suspensi hasil pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5 diinokulasikan pada petridish yang berisi medium PDA sebanyak 0,1 ml. 4) Suspensi mikrobia diratakan dengan dryglasky 5) Petridish yang berisi suspense mikrobia diinkubasikan selama 2 hari pada suhu kamar. 6) Jumlah mikrobia yang tumbuh dihitung dengan Coloni counter. Jumlah sel koloni yang terdapat dalam sampel dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : s l = koloni 1/ 1/ inokul si (CFU/ml) Perhitungan mikroba dengan plate count harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut : 1) Jumlah koloni tiap cendawan petri antara 30-300 koloni 2) Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas cawan petri (spreader) 3) Perbandingan jumlah koloni dari pengenceran sebelumnya jika sama atau lebih kecil 2 maka hasilnya dirata-rata, dan jika lebih besar 2

30 maka yang dipakai adalah jumlah koloni dari hasil pengenceran sebelumnya 4) Jika dengan ulangan memenuhi syarat, maka hasilnya dirata-rata b. Analisis Data Analisis data susut berat, kekerasan, asam tertitrasi, kadar vitamin c, kadar gula reduksi dan mikrobiologi dilakukan menggunakan Analysis of Variance ( V ) d n n t r f ny t α = 5 %. p il t rd p t p n ruh y n si nifik n dari perlakuan yang dicobakan, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan Duncan Multiple Range Test (D RT) d n n α = 5 %.