BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

Melinda Hotmauly Br Manik, Darsiharjo, dan Fitri Rahmafitria:

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sektor andalan dalam pembangunan Indonesia dan pembangunan daerah

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Serangan teroris yang terjadi tahun 2002 dan 2005 menimbulkan penurunan angka

BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DAFTAR ISI Halaman. BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian xviii

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

persaingan tidak lagi lokal namun sudah menglobal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara yang sedang berkembang adalah pariwisata 1. termasuk salah satu negara berkembang yang berprospek cerah dan patut

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Integrasi Produk Pariwisata Indonesia Berbasis Environmental Supply Chain Management

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk bersenang-senang. Di setiap pelosok

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman dalam hal kebudayaan dan sumber daya alamnya. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat yang dimiliki oleh Indonesia untuk dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung maupun mengelilingi Indonesia untuk menelusuri keindahan alam dan budayanya. Industri perhotelan ataupun pariwisata di Indonesia semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Hal ini pun dapat didukung dengan penentuan lokasi yang strategis maupun banyaknya fasilitas dan sarana hiburan yang terdapat di kota tersebut, sehingga menambah daya tarik bagi hotel maupun kota wisata tersebut. Hal ini pun menyebabkan banyaknya pengusaha yang membangun chain hotel maupun resort serta berbagai macam restoran dan destinasi yang beragam. Namun tidak semua pihak melakukan tanggung jawab sepenuhnya. Tak lepas dari keindahan pulau-pulau yang dimiliki oleh Indonesia, Bali yang dikenal juga sebagai pulau dewata merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang memiliki banyak pengunjung baik domestik maupun mancanegara dikarenakan keindahan pantai dan kebudayaan serta adat istiadat dan keagamaan yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Bali memiliki banyak sekali hotel maupun resort dari bintang lima hingga hotel-hotel melati, dan banyaknya restaurant maupun destination dining yang sangat menarik untuk dikunjungi, berbagai pertunjukkan budaya seperti tari kecak atau tari legong, serta berbagai destinasi wisata selain pantai seperti kebun binatang ataupun rafting. Perkembangan pariwisata nasional salah satunya dapat kita lihat melalui jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Provinsi Bali melalui data statistik yang diberitahukan oleh Dinas Pariwisata Pemerintahan Provinsi Bali dengan data kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik dari tahun 2008-2012 pada tabel 1.1.

2 Tahun Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Provinsi Bali Wisatawan Wisatawan Jumlah Mancanegara Domestik Wisatawan 2008 1.968.892 2.898.794 4.867.686 2009 2.229.945 3.521.135 5.751.080 2010 2.493.058 4.646.343 7.139.401 2011 2.756.579 5.675.121 8.431.700 2012 2.892.019 6.063.558 8.955.577 Sumber: Dinas Pariwisata Pemerintahan Provinsi Bali Melihat banyaknya jumlah kunjungan wisatawan ke provinsi Bali dapat menyimpulkan bahwa Prov. Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan tabel informasi data yang diinformasikan oleh Badan Pusat Statistik pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Melalui Pintu Masuk Bandara Pintu Masuk 2012 2013 Soekarno-Hatta 2.053.850 2.240.502 Ngurah Rai 2.902.25 3.241.889 Batam 1.219.608 1.335.430 Kualanamu/Polonia 205.845 225.550 Tanjung Pinang 103.785 99.593 Tanjung Uban 336.547 318.514 Husein Sastranegara 146.736 176.318 Sumber: Badan Pusat Statistik No. 12/02/Th. XVII, 3 Februari 2014

3 Melihat dari banyaknya kunjungan ke pulau Bali ini di khawatirkan akan membawa dampak buruk seperti kerusakan lingkungan, sehingga sebagian dari masyarakat masih ada yang memiliki pemikiran negatif terhadap pembangunan pariwisata saat ini. Mereka beranggapan bahwa pariwisata akan merusak lingkungan dan membawa dampak buruk bagi kebudayaan yang sudah mereka pegang selama ini seperti banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dan yang dipercaya dapat mengubah kultur dan budaya masyarakat sekitar yang menganggap bahwa kebudayaan bebas yang dibawa oleh wisatawan mancanegara dapat merusak kebudayaan masyarakat sekitar. Namun tidak salah bila masyarakat memiliki pemikiran seperti itu. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yaitu secara ekonomis, sosial dan budaya, namun jika pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat, seperti permasalahan dimana masyarkat memperebutkan air dikarenakan pihak hotel atau resort yang menggunakan banyak asupan air sehingga mengurangi sumber air masyarakat, ataupun juga seperti pembuangan limbah sembarangan. Undang-Undang R.I. No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan agar sumber daya dan modal kepariwisataan dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Dalam peraturan daerah provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan budaya bali dalam bab 1 pasal 1 point 14 mengatakan: Kepariwisataan Budaya Bali adalah kepariwisataan Bali yang berlandaskan kepada Kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah

4 Tri Hita Karana sebagai potensi utama dengan menggunakan kepariwisataan sebagai wahana aktualisasinya, sehingga terwujud hubungan timbal-balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan yang membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kelestarian budaya dan lingkungan. Menurut Anom pengembangan kepariwisataan di Bali diharapkan dapat meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pendapatan negara, daerah, dan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat lokal dengan terus mewujudkan pelestarian lingkungan dan revitalisasi sosial budaya masyarakat. Sektor pariwisata merupakan salah satu lokomotif perekonomian Bali dan merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dari pajak hotel dan restauran, untuk itu harus terus diupayakan peningkatan sektor pariwisata sesuai dengan potensi daerah bersinergi dengan sektor lain maupun dengan koordinasi yang baik antar kabupaten/kota di Bali serta semua stakeholders pariwisata agar pembangunan kepariwisataan Bali bisa berkelanjutan. Dalam mengatasi hal-hal negatif seperti disebutkan di atas maka saat ini beberapa perusahaan memiliki departemen yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan atau kewajiban sosial perusahaan yang kita kenal sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam beberapa perusahaan ada yang memiliki departemen Corporate Social Responsibility (CSR) langsung, ada juga yang ditangani oleh Public Relation Department dan ada juga yang ditangani oleh bagian Human Resources. Definisi Corporate Social Responsibility menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Namun masih banyak perusahaan yang belum menerapkan program tanggung jawab sosial ini pada perusahaannya atau ada juga yang menjadikan

5 program ini sebagai ajang promosi untuk meningkatkan citra perusahaan mereka di mata masyarakat, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada kemungkinan beberapa perusahaan yang sudah menerapkan program ini tetap saja tidak berhasil. Pada saat ini pembangunan pariwisata sebagian besar sudah menerapkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yaitu pembangunan yang menerapkan tanggung jawab sosial, dimana perusahaan tidak hanya mencari keuntungan untuk pribadi melainkan keuntungan yang didapatkan perusahaan dapat menjadi keuntungan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. World Tourism Organization (WTO) mengungkapkan bahwa pembangunan berkelanjutan harus menganut empat prinsip yaitu Ecological Sustainability, Cultural Sustainability, Economic Sustainability dan Local Sustainability baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Di samping keberlanjutan sumber daya alam dan ekonomi, maka keberlanjutan kebudayaan merupakan sumber daya yang sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan. Pariwisata berkelanjutan akan tercapai bilamana ada kesinambungan pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya manusia, serta keberlanjutan ekonomi secara adil dan merata. Diharapkan hubungan di antara tiga elemen pariwisata, yaitu masyarakat setempat, wisatawan, dan sumber daya dapat berjalan secara seimbang dan harmonis serta terjaga kualitasnya. Penggalian sumber kekayaan alam harus diusahakan tidak merusak lingkungan, sehingga harus dilaksanakan dengan kebijakan menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Untuk dapat menciptakan pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sumber alam harus memperlihatkan keseimbangan lingkungan dan kelestarian kemampuannya, sehingga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat maupun bagi kepentingan generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan merupakan program nasional, bahkan program dunia sebagaimana dicetuskan oleh Komisi Khusus yang dibentuk PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yakni Komisi Dunia Lingkungan Hidup

6 dan Pembangunan (World Commision on Environment and Development) pada tahun 1987 dalam laporannya yang berjudul Hari Depan Kita Bersama (Our Common Future). Sebagai program nasional, maka menjadi kewajiban setiap orang untuk menyukseskannya dengan jalan berpikir berperilaku maupun berkarya yang didasarkan pada prinsip-prinsip hukum lingkungan (Putra, dkk, 2003, hlm. 151-152). Diharapkan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility memiliki konsep pembangunan yang berkelanjutan, sehingga hasilnya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan itu sendiri melainkan dapat dirasakan juga oleh masyarakat sekitar dan juga berdampak positif bagi lingkungan sehingga keberlanjutan lingkungan dapat tetap terjamin sekalipun dengan adanya pembangunan dalam bidang pariwisata. Banyan Tree Ungasan Bali merupakan salah satu resort bintang lima di Pulau Bali yang merupakan resort terbaik dengan mendapatkan penghargaan Indonesia Villa of the Year 2011/2012 oleh Indonesia Travel and Tourism Foundation. Selain itu Banyan Tree memiliki banyak cabang di berbagai negara seperti Cina, Korea Selatan, Thailand, Mexico, dll. Dengan adanya penghargaan ini tentu saja resort ini memiliki manajemen dan program yang baik, salah satunya dapat kita lihat melalui program corporate social responsibility yang mereka miliki. Ditambah dengan diraihnya penghargaan Tri Hita Karana 2013 dan juga Silver Certified 2014 oleh Earthcheck, yang dapat membuktikan bahwa Banyan Tree Resort Ungasan Bali merupakan salah satu resort bintang lima yang menerapkan konsep pelestarian lingkungan dan berjalan sesuai dengan ajaran agama Hindu sebagaiamana yang tercantum dalam peraturan daerah Prov. Bali mengenai kepariwisataan budaya. Beberapa program corporate social responsibility yang sedang dilakukan oleh Banyan Tree Ungasan Resort Bali yaitu seperti penanaman pohon yang dilaksanakan setiap tahunnya, seedling yang setiap tahunnya menambah 3 orang anak, pelatihan Bahasa Inggris di resort untu anak-anak sekolah, penerapan Tri Hita Karana sebagai kewajiban resort dalam malaksanakan peraturan daerah, perekrutan karyawan lokal, pelaksanaan kesenian daerah tari

7 kecak dan legong di resort dengan menggunakan seniman lokal Desa Ungasan, kemudian melakukan acara keagamaan sesuai dengan adat setempat seperti pelaksanaan upacara memperingati hari jadi pura di resort. Program CSR yang dilakukan oleh Banyan Tree Ungasan Resort ini telah dilaksanakan dari tahun 2010 sesudah satu tahun resort ini beroperasi hingga saat ini dan juga Banyan Tree Resort memiliki program Green Imperative Fund yaitu program pengumpulan dana untuk program sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan perusahaan dalam menyediakan dukungan keuangan untuk lingkungan yang tak layak dan proyek berbasis masyarakat yang didapatkan dari sumbangan tamu yang menginap di Banyan Tree Resort yang dipatok dengan harga USD 2 setiap malamnya, tetapi itu berdasarkan kemauan dari tamu tersebut jika memang ingin menyumbang lebih atau tidak menyumbang sama sekali, tanpa adanya paksaan. Hal ini merupakan tindakan sosial yang dilakukan juga atau sudah ditetapkan oleh Banyan Tree Global atau beberapa chain resort Banyan Tree. Melihat pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Dampak Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Banyan Tree Resort dalam Mendukung Konsep Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan Bali. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang berkaitan dengan dampak program corporate social responsibility dalam mendukung konsep sustainable tourism development yang dibatasi hanya untuk masyarakat di Banjar Kelod desa Ungasan. Rumusan masalah dari judul tersebut yaitu: 1. Bagaimana program Corporate Social Responsibility (CSR) Banyan Tree Ungasan Resort? 2. Bagaimana kondisi pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) di Banjar Kelod, Desa Ungasan Bali sebelum dan

8 sesudah pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort? 3. Adakah perbedaan secara signifikan terhadap kondisi Sustainable Tourism Development di Banjar Kelod, Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Menganalisis program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Bali. 2. Menganalisis pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) di Desa Ungasan Bali sebelum dan sesudah pelaksanaan program Corporate Social Banyan Tree. 3. Menganalisis perubahan atau perbedaan secara signifikan terhadap Sustainable Tourism Development di Banjar Kelod, Desa Ungasan Bali sesudah pelaksanaan program Corporate Social Responsibility Banyan Tree Ungasan Resort. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang disiplin ilmu Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia Bandung mengenai pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dan Sustainable Tourism Development. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran dan bahan masukan bagi pengelola Banyan Tree Ungasan Bali dalam mengembangkan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility di masa mendatang.

9 1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian yang akan diangkat, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Berisi mengenai kajian mengenai corporate social responsibility dan sustainable tourism development. Serta berisi uraian kerangka pemikiran, dan hipotesis sementara penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi mengenai pembahasan metode penelitian yang digunakan, analisis, dan operasional konsep. BAB IV : HASIL PENELITIAN Berisi ulasan pokok mengenai pelaksanaan corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort dan dampaknya dalam mendukung konsep sustainable tourism development di desa Ungasan Bali. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Berisi mengenai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam pokok permasalahan. Penulisan diakhiri dengan saran-saran yang bersifat praktis maupun teoritis.